Tabel 5. Ringkasan Kegiatan Kampanye yang telah dilakukan
Kegiatan Lokasi Target Audience Capaian perubahan
Kunjungan sekolah 10 SD/MI 1000 anak-anak 60 guru (600 perempuan, 420 laki-laki)
Pelatihan Tungku Hemat Kayu
Desa Sukomakmur 30 orang (12 Perempuan, 18 laki-laki)
Pengurangan tekanan kepada hutan, peningkatan kegiatan konservasi Kegiatan seni Budaya Desa Sukomakmur,
Krumpakan
Aksi penjagaan air dalam ritual seni dan budaya Pendampingan kelompok
Konservasi Krumpakan, Sutopati, Sukomakmur, Sambak Pemuda, kelompok wanatani ( total 84 orang, 12 perempuan, 72 laki-laki) Penguatan 1 kelompok konservasi dan Terbentuknya 3 kelompok konservasi
Dakwah di Radio Magelang Masyarakat umum di Magelang
Perluasan informasi lewat agama ke seluruh wilayah Magelang
Pemutaran Lagu di Radio Magelang Masyarakat umum di Magelang
Perluasan informasi lewat agama ke seluruh wilayah Magelang Pendampingan Kelompok Ibu-Ibu Sukomulyo dan Sukomakmur 25 perempuan anggota PKK
Peningkatan peran ibu-ibu dalam konservasi dan pendidikan lingkungan hidup bagi keluarga Dukungan Pers Seluruh Kawasan Daerah Perluasan informasi aksi
konservasi dan dukungan perubahan
Pekan Penanaman
Kawasan Seluruh Kawasan Daerah Partisipasi masyarakat dan stakeholder dalam penjagaan kawasan Lomba Masak Konservasi Desa Sukomulyo Ibu-ibu PKK dan
Pemerintah desa (Total lebih dari 500 orang)
Peningkatan peran Ibu-ibu dalam rehabilitasi kebun dan pekarangan
Pelatihan Interpreter Desa Sutopati 22 orang ( 15
laki-laki, 7 perempuan) Peningkatan kemampuan pengelola wisata dalam edukasi lingkungan hidup Workshop Kelola Kebun
dan Hutan Lestari Seluruh desa Total peserta 40 orang (4 perempuan dan 36 orang laki-laki)
Resolusi persoalan pengelolaan hutan dengan pemangku kebijakan dan stakeholder yang lain.
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)
40
12) Kunjungan sekolah
Kunjungan sekolah (school visit) berwujud kegiatan edukasi kepada anak-anak sekolah yang melibakan peran guru, kelompok konservasi, pemerintah desa dan anak-anak. Kunjungan sekolah selain bertujuan untuk edukasi lingkungan hidup juga menjadi sarana untuk mengenalkan metode pembelajaran lingkungan hidup kepada sekolah untuk
diterapkan kepada anak-anak didik. Lokasi yang diambil adalah
mengunjungi setidaknya 10 SD/MI di kawasan minimal 1 SD/MI per Desa. Kegiatan kunjungan yang telah dilakukan mengambil lokasi di SD Sutopati 2 dan SD Sutopati 3 serta MI Sukomakmur. Selanjutnya lokasi yang dikunjungi adalah SD Sutopati 1 dan SD Sutopati 4 Desa Sutopati, MI Sukomulyo, SD Banjargaung, MI Krumpakan, SD Mangunrejo dan SD Sambak.
1 Kutipan dari hasil kunjungan sekolah:
” Kunjungan sekolah memberi masukan kepada sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup kepada anak-anak. Kreatif, interaktif dan menarik. Anak-anak secara langsung dilibatkan dalam kegiatan sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan” Ashrofi ( kepala sekolah MI Sukomulyo)
13) Pelatihan Tungku Hemat energi
Tungku hemat bahan bakar merupakan alat yang dapat membantu masyarakat untuk menghemat penggunaan kayu bakar sehingga sangat efektif untuk mengurangi kegiatan penebangan liar yang terjadi di Desa Sukomakmur. Dengan tungku hemat energi maka pemakaian kayu bakar untuk industri rumah tangga dapat ditekan hingga 40 %. Sedangkan untuk pemakaian kebutuhan rumah tangga dapat ditekan hingga mencapai 60% - 80%. Dengan demikian kegiatan pemotongan kayu di hutan lindung setidaknya dapat ditekan. Pendekatan pun dilakukan melalui para ibu yang tergabung dalam kelompok PKK dan Dasa Wisma. Rangkaian diskusi dilakukan sehingga terkumpullah 20 orang ibu dan 20 orang bapak warga Desa Sukomakmur (6 dusun), dibantu 2 narasumber dan 5 fasilitator yang bersedia berlatih bersama untuk membuat tungku hemat kayu bakar ini. Manfaat yang ditawarkan dengan menggunakan tungku ini membuat para ibu bersemangat untuk mengembangkan teknologi ini.
Pelatihan dan pembelajaran tungku hemat energi dilakukan di desa Sukomakmur, dimana para peserta pelatihan selanjutnya menjadi agen dalam penyebarluasan pemakaian tungku. Sampai sekarang setidaknya 55 orang KK (dari berapa desa?berapa dusun?) telah menggunakan tungku hemat kayu bakar.
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)
41
Inovasi sederhana tersebut dapat mengurangi tekanan terhadap hutan sebagai akibat konsumsi yang besar pada kayu, dijalankan dengan merubah bentuk dan susunan tungku hingga lebih efisien dalam melakukan pembakaran. Tungku diperkenalkan telah dimodifikasi sedemikian rupa oleh jaringan kerja tungku Indonesia (JKTI), ARECROP, Yayasan Dian Desa sehingga lebih sedikit menggunakan kayu tetapi menghasilkan panas yang lebih besar.
Tungku ini idealnya terbuat dari tanah liat, namun karena materi ini tidak tersedia di Sukomakmur maka semen menjadi bahan baku alternative. Tungku dengan 2 lubang berbentuk kotak dengan ukuran 30 cm X 70 cm X 20 cm. Perbedaan tungku ini dari tungku yang biasa digunakan oleh ibu-ibu di Sukomakmur adalah dari konstruksi aliran energi, yang dirancang sedemikian rupa
sehingga terjadi pembakaran yang lebih efektif. Biaya produksi satu buah tungku sekitar Rp 60,000. Sementara manfaat dan kelebihan yang ditawarkan adalah berkurangnya asap karena pembakaran lebih efektif, serta berkurangnya penggunaan kayu bakar hingga 50%. Bagi para ibu, ini bukan saja mengurangi pengeluaran harian, tapi juga memberikan waktu yang lebih berkualitas bagi anak dan keluarga.
Adopsi teknologi baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan saja meringankan dan memberi kenyamanan bagi para ibu, memberikan waktu yang berkualitas bagi keluarga namun juga dalam jangka panjang berkontribusi terhadap lestarinya hutan Potorono yang masih tersisa.
14) Kegiatan seni dan budaya
Untuk membangun kesadaran dan bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai konservasi, edukasi tentang konservasi juga dijalankan dengan menyisipkan kegiatan-kegiatan konservasi dalam kegiatan seni dan budaya masyarakat. Proses penyadaran dijalankan dengan melibatkan peran tokoh-tokoh masyarakat melalui seni dan budaya setempat. Kampanye Pride telah mendorong swadaya dan partisipasi
masyarakat desa Sukomakmur untuk memulai menjaga kawasan mata air lewat upacara ”Merti
Banyu ( Menjaga Air )” dan ”Merti
Kali (Menjaga Sungai)” selain upacara ”Merti Bumi (Menjaga Tanah)” yang telah dilaksanakan pada setiap tahun sebelumnya.
15) Pendampingan Kelompok konservasi
Dalam mendukung proses pengembangan pengetahuan masyarakat umum tentang
konservasi sumberdaya alam, dijalankan “Kampanye Bangga Melestarikan Alam”.
Kegiatan ini dijalankan dengan mengikutsertakan berbagai elemen masyarakat yang
peduli dengan keberlanjutan sumberdaya alamnya.
Konservasi berarti menyelamatkan kehidupan dengan mempertahankan keseimbangan
alam dan mengangkat peran serta banyak orang untuk menjalankannya. Peran ini
diharapkan membawa dampak dalam wujud aksi bersama untuk melestarikan alam.
Sebagai kegiatan bersama dan hak banyak orang sudah sewajarnya apabila dukungan
dalam penyebarluasan informasi konservasi untuk mendukung aksi konservasi juga
dijalankan. Dukungan tidak hanya dapat berupa materiil, tetapi juga dapat berwujud
spiritual serta ilmu pengetahuan dan bimbingan.
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)
42
Kampanye Bangga Melestarikan Alam, yang menjadi ikatan kerjasama antara
ESP_USAID dengan YBL MastA menjalankan aksinya dengan dukungan-dukungan dari
beberapa pihak termasuk dengan kelompok-kelompok konservasi yang telah ada. Salah
satunya adalah kerja sama dalam kegiatan “Bersih Hutan Kampanye Bangga
Melestarikan Alam” dengan media factsheet konservasi hasil kerjasama YBL MastA
dengan Sambak Nature tanggal 20 Mei 2007. Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian
kegiatan Kampanye Bangga Melestarikan Alam untuk mendampingi kelompok konservasi
dalam menjalankan aksinya. Lebih dari 150 peserta yang berasal dari beberapa desa
dan kecamatan baik dari kecamatan Kajoran, Kecamatan Salaman, Kecamatan
Borobudur, Kecamatan Kaliangkrik bahkan juga peserta yang berasal dari Kecamatan
Kepil kabupaten Wonosobo turut andil dalam kegiatan ini.
Kegiatan yang tidak hanya sebatas jalan-jalan ini diwarnai juga dengan aksi dialog dan
diskusi dengan media Factsheet konservasi. Kegiatan ini akan terus dilanjutkan dengan
pelibatan segmen-segmen masyarakat yang lain,
termasuk ke sekolah-sekolah.
Selanjutnya terdapat 3 kelompok konservasi terbentuk selama masa kegiatan kampanye. Masing-masing memiliki kegiatan yang berbeda yaitu patroli hutan, kelompok konservasi pengelola kawasan wisata dan kelompok swadaya masyarakat untuk konservasi lingkungan hidup. Patroli hutan terbentuk di desa Sukomakmur sebagai bagian dari kegiatan LMDH untuk mengusahakan kondisi hutan lindung menjadi lebih baik. Hal yang penting dari kegiatan Pride Campaign adalah tergeraknya masyarakat kawasan untuk melestarikan alam dengan aksi seperti penanaman tanaman lokal di kawasan hutan yang memiliki vegetasi rendah, memelihara kawasan sekitar mata air, terbentuknya kelompok pelestari hutan, serta perlindungan biodiversity kawasan. Aksi-aksi tersebut terbangun secara swadaya dan kesadaran masyarakat.
Kelompok konservasi pengelola kawasan wisata terbentuk di desa Sutopati sebagai bagian dari desa yang berperan untuk edukasi lingkungan hidup bagi pengunjung kawasan serta pendukung kegiatan-kegiatan konservasi lainnya. Hasilnya adalah terlatihnya 22 org pengelola wisata untuk mengembangkan wisata yang berbasis kelestarian sumberdaya alam, serta aksi-aksi konservasi. Aksi nyata di lapangan menjadi indikator perubahan perilaku masyarakat untuk sadar konservasi, Interpretasi merupakan alat untuk menjalankan wisata yang berbasis kelestarian
keanekaragaman hayati.
Kelompok swadaya masyarakat yang timbul, terbentuk di desa krumpakan yang bertujuan untuk mengembalikan keasrian hutan berikut penjagaan pengelolaan lingkungan desa. Kelompok – kelompok tersebut menjalankan aksinya diorganisir dan difasilitasi oleh Desa dan dukungan dari pemimpin-pemimpin desa, selain fasilitasi beberapa penguatan
pengorganisasian oleh Tim Pride YBL MASTA. Keberlanjutan kegiatan kelompok selanjutnya menjadi bagian dari desa untuk melakukan kegiatan-kegiatan berhubungan dengan konservasi kawasan hutan desanya.
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)
43
16) Pelatihan Interpretasi
Pelatihan interpretasi adalah kegiatan yang dijalankan
untuk edukasi lingkungan hidup bagi pengelola kawasan
wisata. Kegiatan tersebut melibatkan setidaknya 22 orang
anggota pengelola yang selanjutnya menjadi agen dalam
kegiatan-kegiatan konservasi lainnya. Kegiatan dijalankan
selama 3 hari dengan tema”Pengembangan Jalur Treking
Warung Hidup dengan Interpretasi”
Salah satu kegiatan kelompok yang dirangkum dalam rencana kegiatan kelompok adalah mengharuskan setiap pengunjung (terutama di kawasan wana wisata) untuk ikut berperan dalam reboisasi kawasan seperti menanam pohon sejenis Jambu batu, Suren, pakis, damar di berbagai tempat termasuk di kawasan wana wisata dan Curug (air terjun) silawe.
17) Pendampingan kelompok Ibu-ibu
Selama bulan Puasa, Ibu-ibu di Sukomakmur mencoba untuk berkegiatan yang dipandang mampu merubah pola pemikiran. Selama ini pemikiran ibu-ibu hanya bertumpu pada kegiatan pertanian sayuran, memasak, serta “ngopeni anak” (mengasuh anak). Belum ada kegiatan yang bertujuan mampu bermanfaat lebih untuk keluarga. Beberapa alasan penting yang diungkapkan adalah \waktu yang telah habis untuk kegiatan pertanian untuk mendukung ekonomi keluarga.
Keinginan untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk lebih meningkatkan kualitas hidup keluarga dilakukan oleh setidaknya 10 orang ibu-ibu yang mewakili gabungan kelompok DASA WISMA dusun-dusun. Kesepuluh ibu-ibu tersebut berkeinginan untuk menjadikan dirinya menjadi pelopor bagi ibu-ibu yang lain agar mampu melakukan kegiatan yang berarti setidaknya bagi keluarga.
Selama bulan puasa, bersama dengan YBL MastA, perwakilan ibu-ibu di desa Sukomakmur melakukan kegiatan yang bertujuan umum untuk penyelamatan dan pemanfaatan lingkungan hidup. Kegiatan itu dimulai dengan percobaan untuk membuat pupuk cair organic yang diharapkan dapat mendukung kegiatan pertaniannya. Pemanfaatan tanaman-tanaman yang dianggap tidak berguna seperti gedebok pisang, bunga-bungaan, bongkol bamboo bahkan sampah rumahtangga diujicoba untuk dijadikan pupuk organic cair.
Kegiatan pembuatan pupuk cair organic ini dimulai dengan 4 kali pertemuan dan diakhiri dengan berlatih bersama membuat pupuk.
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)
44
18) Dakwah konservasi
Kegiatan penyebaran informasi dan ajakan untuk bangga meletarikan alam dijalankan dengan media dakwah lewat radio saat bulan puasa. Kegiatan tersebut disebut mutiara ramadhan yang mengambil bahasan tentang pentingnya melestarikan lingkungan hidup. Mutiara ramadhan disiarkan setiap hari selama sebulan penuh di bulan puasa. Dakwah Konservasi mengambil waktu sebelum berbuka puasa. Kegiatan tersebut dijalankan untuk melanjutkan kegiatan lembar dakwah sehingga mampu menjangkau audience lebih luas. Kegiatan Dakwah konservasi di Radio
melibatkan3 orang ulama, 1 stasiun radio. Selama 1 bulan siaran, dakwah konservasi telah mencakup seluruh Kabupaten Magelang
Sekilas dakwah:
ASAL MUASAL AIR
Jika pada waktu ini kita membaca ayat-ayat Qur-an yang mengenai air dan kehidupan manusia ayat demi ayat, semuanya akan nampak kepada kita sebagai ayat-ayat yang menunjukkan hal yang sudah jelas. Sebabnya adalah sederhana; pada zaman kita sekarang ini, kita semua mengetahui siklus air dalam alam, meskipun pengetahuan kita itu tidak tepat keseluruhannya.
Tetapi jika kita memikirkan konsep-konsep lama yang
bermacam-macam mengenai hal ini, kita akan mengetahui bahwa ayat-ayat Qur-an tidak menyebutkan hal-hal yang ada
hubungannya dengan konsep mistik yang tersiar dan yang mempengaruhi pemikiran filsafat secara lebih besar daripada hasil-nasil pengamatan. Jika orang-orang zaman dahulu telah dapat memperoleh pengetahuan praktis yang bermanfaat, untuk memperbaiki pengairan air, walaupun pengetahuan itu terbatas, di lain fihak mereka itu mempunyai gambaran tentang siklus air yang tak akan dapat diterima oleh orang sekarang.
Dalam ayat-ayat berikut dijelaskan bahwa air menjadi pokok terjadinya kehidupan di bumi ini. Air diciptakan-NYA dan telah menjadi pokok penghidupan bagi semua makhluk. Dalam ayat-ayat Qur-an tidak terdapat bimbingan yang salah yang diterima orang pada zaman Nabi Muhammad.
Silahkan baca ayat-ayat di bawah ini.
Surat 50 ayat 9 s/d 11:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang bersusun-susun untuk menjadi rizki bagi hamba-hamba (Kami). Dan Kami hidupkan dengan air itu, tanah yang mati (kering). Seperti itulah
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)
45
Surat 23 ayat 18:
[Tulisan Arab]
Artinya: "Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami berkuasa (pula)
rnenghilangkannya. Lalu dengan air itu Kami
tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur. Di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan dari kebun-kebun itu kamu mendapat makanan."
19) Pemutaran lagu di radio
Lagu konservasi yang telah disusun sebagai media ajakan menjalankan penjagaan lingkungan hidup disiarkan melalui 1 radio komersial (CBS FM) dan 2 radio komunitas ( RWS/radio wong sambak dan Suara UMM/universias muhammadiyah magelang). Pemutaran lagu dijalankan setiap minggu 2 kali (CBS) mulai bulan Juli 2007 hingga Desember 2008. sedangkan diputar di RWS setiap hari dari bulan juli 2007 dan seminggu beberapa kali di Suara UMM selama 4 bulan. Program spot radio dipilih dengan alasan radio merupakan media kampanye yang efektif untuk menjangkau lebih banyak orang dengan program spot radio ataupun dialog-dialog konservasi.
20) . Pekan Penanaman kawasan
Sebagai wujud nyata dari kebanggaan masyarakat dalam konservasi kawasan, dilakukan kegiatan pekan penanaman kawasan yang berjudul hari hijau potorono untuk Indonesia hijau 2010. Selama 3 hari kegiatan, hamper 5000 orang terlibat langsung dalam kegiatan. Sebanyak 13000 batang dari 11 jenis bibit pohon berasal dari swadaya dan bantuan pihak –pihak terkait telah ditanam.
Aksi ini dijalankan di seluruh kawasan dengan total bibit yang di tanam mencapai (CV tunas jaya 150 btg, PT tropika 1500 btg, YBL masta 5800 btg, swadaya masyarakat 2230 btg, perum perhutani 2000 btg, PDAM 1000 batang). Pencanangan aksi tanam pohon didukung oleh partisipan mulai dari masyarakat 8 desa (Sukomakmur, Sutopati, Sukorejo, Sukomulyo, Krumpakan, Banjaragung, Mangunrejo dan Sambak), PDAM, Universitas Tidar Magelang, Universitas Muhammadiyah Magelang, YBL MastA, ESP_USAID, KIPPK, Dinas Pertanian, Muspika kajoran, Koramil, Polsek, PLN, BRI, Format Lintang, PKK, SD/MI, DPRD Kabupaten Magelang, Sekretaris Daerah, Radio dan Percetakan. Kegiatan ini juga didukung dan diliput oleh 4 stasiun TV ( Trans 7, Trans TV, TPI dan RCTI) serta media cetak Suara Merdeka.
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)
46
21) Lomba Masak Konservasi
Setidaknya 8 tim ibu-ibu (satu tim terdiri dari 4 orang) dari 7 desa terlibat dalam kegiatan lomba masak konservasi. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah pemanfaatan sumberdaya pangan local. Hampir 500 orang mengikuti jalannya festival dan melibatkan 2 grup kesenian local, Kecamatan, Puskesmas, DPRD, Pemda dan PKK. Turut tampil dalam kegiatan adalah ELJA sebagai duta kawasan. Kegiatan tersebut diliput oleh 2 stasiun televisi (Trans TV dan Trans 7) dan disiarkan juga di Suara Merdeka.
Proses kegiatan ini dimulai dari aktivitas pendampingan kepada kelompok ibu-ibu mengenai berbagai macam sumberdaya alam yang dapat dikelola di desa. Pendampingan pengembangan kebun rumah tangga di dukung dengan adanya Buklet Kebun Sehat Untuk Rumah Tangga dan Masyarakat.
Melalui setidaknya 3 kali pertemuan perencanaan, akhirnya ditetapkan bahwa lomba masak akan diadakan di Desa Sukomulyo yang merujuk pada lokasi tepat di tengah-tengah desa-desa yang lain di Kawasan Potorono. Seluruh kepanitiaan di serahkan kepada PKK Desa Sukomulyo (78 orang perempuan).
Perencanaan Lomba Masak
22) Workshop Kelola kebun dan Hutan Lestari
Kegiatan Workshop kelola kebun dan hutan lestari merupakan kegiatan yang dijalankan untuk mempertemukan hasil dan inisiatif masyarakat dalam menjalankan kegiatan konservasi dengan berbagai pihak yang berkompeten antara lain Pemda Magelang dan Perum Perhutani Kedu Utara. Kegiatan tersebut melibatkan kepala desa, LMDH, PKK yang selanjutnya secara bersama menyusun rencana untuk tata ruang desa untuk pengembangan konservasi desa.
Kegiatan Workshop ini bertujuan untuk mengekplorasi ulang kegiatan-kegiatan Pride yang telah dijalankan di Lapangan. Menghadirkan narasumber yang berpotensi mampu mendukung kegiatan masyarakat yaitu dari jajaran Dinas Lingkungan Hidup, Dinas BAPPEDA, Perum Perhutani serta
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)
47
Dinas Tata Ruang Wilayah. Hari pertama merupakan sesi pemaparan dan diskusi dengan
Narasumber, berkaitan dengan infromasi yang berkenaan dengan sumberdaya dan potensi yang ada di Kawasan Potorono. Dalam sesi ini didapat beberapa informasi yang berkaitan dengan
1. PERDA tentang Tata Ruang wilayah, dalam hal ini Kawasan Potorono dimasukkan dalam kawasan Cagar Alam dan Budaya.
2. Adanya dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup berkenaan dengan insiatif yang dijalankan masyarakat dalam konservasi Hutan dan Mata air
3. Transaksi langsung dengan Perum Perhutani berkaitan dengan MoU kerjasama antara desa dengan Perum Perhutani dalam pengelolaan hutan
23) Papan Konservasi
Kegiatan yang dihasilkan secara 100% swadaya masyarakat, berupa alokasi dana dan tenaga dari masyarakat untuk mewujujudkan keteraturan lingkungan hidup di desa dengan papan konservasi. Kegiatan tersebut sebagai tindak lanjut dari kebijakan/peraturan desa tentang lingkungan hidup. Papan Konservasi tersebut menjadi bagian dari kesadaran konservasi yang mulai tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Dokumen Laporan Akhir Kampanye Bangga di Hutan Potorono-Sumbing, Magelang Panji Anom (YBL Masta)