• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Pembinaan administrasi kepegawaian

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

2. Kegiatan Pembinaan administrasi kepegawaian

Gambaran pencapaian kinerja, target dan realisasi tahun 2017 dapat disajikan melalui tabel berikut ini:

Tabel 8

Pencapaian Kinerja Tahun 2017

Kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian

Sasaran Indikator RENSTRA Target Realisasi

Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian

Persentase pemenuhan kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Kesehatan

90% 84,9%

Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi, Administrator dan Pengawas di lingkungan Kementerian Kesehatan yang

kompetensinya sesuai persyaratan jabatan

80% 82,14 %

Persentase pegawai Kementerian

Kesehatan dengan nilai kinerja minimal baik

88% 98,66 %

Capaian kegiatan pembinaan administrasi kepegawaian dapat dijelaskan melalui gambaran capaian tiga indikator sebagai berikut :

Laporan Kinerja (LKJ) 22 Persentase pemenuhan kebutuhan SDM Aparatur Kesehatan dengan target sebesar 90%. Capaian indikator diukur melalui formulasi Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat (CPNS/P3K) dilingkungan Kementerian Kesehatan dibagi penetapan Formasi CPNS/PPPK dari Kementerian PAN dan RB dikali 100%. Pada tahun 2017, capaian indikator sebesar 84,90%, tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 90%, hal ini disebabkan ada beberapa formasi yang kosong dari pelamar atau pelamar yang telah lulus namun mengundurkan diri.

Persentase realisasi pada Tahun 2016 sebesar 97,70% diperoleh dari jumlah total PTT Kemenkes yang mengikuti seleksi CPNS Daerah (43.310 orang) dibandingkan total PTT Kemenkes yang menandatangani MoU untuk mengikuti seleksi CPNS Daerah (44.328 orang). Hal tersebut merupakan capaian juga pada tahun 2017 yang telah dicapai pada tahun sebelumnya.

Dasar penentuan jumlah orang kebutuhan pegawai ASN di lingkungan Kemenkes tahun 2017 yang akan diangkat menjadi CPNS Kemenkes TA 2017 adalah melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 69 Tanggal 31 Agustus 2017. Melalui keputusan tersebut dijabarkan bahwa pada tahun 2017, Kemenkes memperoleh 1.000 orang formasi CPNS yang direncanakan akan mengisi 19 jabatan untuk ditempatkan di 88 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kemenkes. Dari total jumlah 1.000 formasi yang dibutuhkan di tahun 2017 dibagi menjadi 4 jenis klasifikasi formasi, yaitu : Formasi Umum sebanyak 880 orang, Formasi Cumlaude sebesar 106 orang, Formasi Disabilitas sebanyak 4 orang dan 10 orang sisanya adalah Formasi Putra-Putri Papua/Papua Barat.

Gambar 3

Proses Seleksi CPNS Tahun 2017

Tabel 9

Jumlah PTT yang menandatangani MoU dan Mengikuti Seleksi CPNSD 2016 Jumlah PTT yang Menandatangani MoU CPNSD Jumlah PTT yang mengikuti seleksi CPNSD % 44.328 43.310 97,70%

2017 Formasi CPNS Peserta Lulus %

1000 849 84,9%

Laporan Kinerja (LKJ) 23 Seperti telah dijabarkan diatas bahwa pemenuhan kebutuhan ASN Kemenkes tidak dapat mencapai target (90%) yang telah ditentukan dikarenakan terdapat formasi jabatan yang tidak memiliki pendaftar; adanya beberapa formasi jabatan pada peminatan unit kerja yang sama dimana dari keseluruhan jumlah peserta yang mengikuti SKD namun seluruhnya memiliki nilai dibawah ambang batas yang telah ditetapkan; dan adanya peserta yang seharusnya berhak mengikuti SKD atau SKB untuk beberapa formasi jabatan pada peminatan unit kerja yang sama namun tidak hadir pada saat seleksi berlangsung.

2) Persentase pejabat pimpinan tinggi, administrator dan pengawas lingkungan Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan.

Indikator kedua dengan target sebesar 80% dengan cara perhitungan dari jumlah pejabat pimpinan tinggi, administrator dan pengawas yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan dibagi seluruh pejabat yang ada dikali 100%.

Capaian indikator kinerja Persentase Pejabat Struktural yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan tahun sebesar 82,14%, melebihi target yang telah ditetapkan. pada tahun 2016, Jumlah pejabat struktural yang telah memenuhi Kompetensi Jabatan sejumlah 1.856 pejabat struktural atau sebesar 81,40% dari jumlah pejabat struktural di lingkungan Kemenkes (2.280 pejabat struktural). Berdasarkan data Tahun 2017 Kementerian Kesehatan, terdapat 2.206 orang pejabat struktural, dan 1.812 pejabat telah memenuhi kompetensi sesuai persyaratan.

Gambar 4

Persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan

Pada grafik di atas dapat dilihat pula bahwa dengan hasil capaian pada tahun 2017 yang masih on track serta menunjukkan kecenderungan meningkat. Diperkirakan target pada tahun 2019 sebesar 90% (target akhir periode Renstra Kemenkes 2015-2019) dapat dicapai.

Analisis Pencapaian Target:

60% 73,17% 70% 81,40% 80% 82,14% 85% 90% 0% 20% 40% 60% 80% 100% T ar ge t Re al is as i T ar ge t Re al is as i T ar ge t Re al is as i T ar ge t Re al is as i T ar ge t Re al is as i 2015 2016 2017 2018 2019

Laporan Kinerja (LKJ) 24 Dalam mendukung pencapaian atas realisasi pada indikator ini, telah dilakukan serangkaian kegiatan penunjang yaitu :

Dibalik pencapaian kinerja pada tahun 2017 yang menunjukkan hasil cukup baik, terdapat sejumlah kegiatan atau upaya yang telah dilakukan sebagai pendukung keberhasilan tersebut, yaitu:

a.

Melaksanakan proses pelaksanaan penilaian Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan atau BAPERJAKAT.

b.

Melaksanakan pengisian jabatan eselon I dan II yang dilaksanakan oleh Panitia Seleksi Terbuka (PANSEL) yang dalam penentuan mutasi dan promosi jabatan eselon I dan II juga memperhatikan kompetensi pejabat yang akan menduduki jabatan.

c.

Melakukan pemanggilan pejabat yang belum mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (DIKLATPIM).

3) Persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai kinerja minimal baik

Di awal tahun 2014, sistem penilaian kinerja pegawai mengalami perubahan dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) menjadi penilaian dengan menggunakan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja. Sedangkan pada tahun 2017 telah ditetapkan target sebesar 88% untuk Pegawai dengan kinerja minimal baik. Cara perhitungan yaitu jumlah CPNS dan PNS yang mempunyai hasil penilaian SKP dengan kriteria minimal baik dibagi seluruh CPNS dan PNS. Capaian pada tahun 2017 sebesar 98,66% (49.525 pegawai).

Analisis Pencapaian Target :

Dari hasil capaian Tahun 2017 yang menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, terdapat sejumlah kegiatan atau upaya yang telah dilakukan sebagai pendukung keberhasilan tersebut, yaitu :

a.

Melakukan updating database pegawai melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA).

b.

Melakukan evaluasi pelaksanaan evaluasi prestasi kinerja.

c.

Menyusun draft Permenkes tentang Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

d.

Menyusun draft Kepmenkes tentang Standar Teknis Kegiatan Sasaran Kerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

e.

Mengembangkan aplikasi SIPEKA (Sistem Pengukuran Kinerja Pegawai) yaitu aplikasi untuk seluruh pegawai yang bertujuan untuk melakukan pencatatan pekerjaan harian yang dapat secara langsung dilakukan penilaian oleh pejabat penilai baik itu capaian sasaran kerja pegawai maupun perilaku pegawai.

Gambar 5

Laporan Kinerja (LKJ) 25

Minimal Baik Tahun 2015-2019

Seperti terlihat pada grafik di atas hasil capaian pada tahun 2017 yang masih on track serta menunjukkan kecenderungan meningkat. Bila tren ini terus bertahan dapat diperkirakan target pada tahun 2019 sebesar 94% (target akhir periode Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019) optimis dapat tercapai. Meski hasilnya cukup baik, sejumlah hal masih perlu ditindaklanjuti untuk memudahkan proses penilaian SKP, yaitu:

1) Sosialisasi penggunaan aplikasi SIPEKA.

2) Sosialisasi Permenkes tentang Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

3) Sosialisasi Kepmenkes tentang Standar Teknis Kegiatan Sasaran Kerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

4) Pengembangan aplikasi PPKPNS terkait penilaian perilaku dengan metode 360°.

5) Membuat draft Petunjuk Teknis integrasi SKP dengan DUPAK.

Solusi dan Tindak Lanjut :

Untuk mendukung pencapaian sasaran indikator yang telah ditetapkan terkait Program Pembinaan Administrasi Kepegawaian, maka ditetapkan beberapa kegiatan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan Formasi Pegawai; b. Pelaksanaan Pengadaan CPNS;

c. Percepatan proses administrasi pengangkatan CPNS dan Alih Status/Peningkatan Status CPNS menjadi PNS;

d. Penyelesaian Kartu Pegawai (Karpeg) dan Kartu Istri/Suami (Karis/Karsu);

e. Pengangkatan dan Pengelolaan Administrasi Tenaga

PTT/PPPK/Penugasan Khusus;

f. Penyerahan Dokumen Penetapan Kebutuhan dan Hasil Seleksi ASN Di Lingkungan Pemerintah Daerah Dari PTT Kementerian Kesehatan; g. Pengelolaan Administrasi Kenaikan Pangkat;

h. Pengelolaan Administrasi Pemindahan dan Pemberhentian; i. Pengelolaan Administrasi Penilaian Kinerja Pegawai;

j. Pengelolaan Administrasi Jabatan Fungsional; 70% 75% 80% 85% 90% 95% 2015 2016 2017 2018 2019 80% 85% 88% 91% 94% 85,46% 89,96% 98,66% Target Realisasi

Laporan Kinerja (LKJ) 26 k. Advokasi dan Koordinasi dengan Instansi/Unit Pembina;

l. Percepatan Inpassing Analis Kepegawaian;

m. Pemetaan Konsep Dalam Rangka Pelaksanaan Assessment PNS Kementerian Kesehatan;

n. Pemberian penghargaan dan General Check Up Pegawai; o. Penegakan Hukuman Disiplin Pegawai;

p. Pemberian Ijin Perceraian dan Surat Keterangan Perceraian;

Analisis sumber Daya A. Sumber Daya

Dalam rangka mencapai kinerjanya, Biro Kepegawaian didukung oleh beberapa sumber daya, antara lain sumber daya manusia, sumber daya anggaran dan sumber daya sarana dan prasarana.

1. Sumber Daya Manusia

Keadaan pegawai di lingkungan Biro Kepegawaian pertanggal 30 Desember 2017 berjumlah 148 orang PNS. Apabila dilihat dari trend

keadaan pegawai tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 terjadi penurunan dari segi jumlah, hal ini dikarenakan adanya Pegawai PNS yang telah memasuki batas usia pensiun, mutasi dan promosi, serta tidak adanya penambahan pegawai baru dari jalur seleksi CPNS

Capaian realisasi anggaran Biro Kepegawaian pada tahun 2017 adalah sebesar 97,39% atau Rp. 41.033.108.156,- (empat puluh satu milyar tiga puluh tiga juta seratus delapan ribu lima Rupiah) dari pagu efisiensi sebesar Rp. 42.132.278.000,- (empat puluh dua milyar Seratus tiga puluh dua juta dua ratus tujuh puluh delapan ribu Rupiah).

Alokasi anggaran yang dikelola oleh Biro Kepegawaian dibanding dengan tahun 2016 mengalami penurunan, trend alokasi anggaran pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016 mengalami penurunan anggaran sebesar Rp. 2,88 milyar, namun dari segi realisasi anggaran tahun 2017 apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami kenaikan yang sangat signifikan, bahkan angka prosentase melampaui target yang ditetapkan (95%) dengan realisasai akhir sebesar 97,39%.

2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan administrasi kepegawaian, Biro Kepegawaian terus berupaya untuk melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kantor.

Nilai Aset Lancar berupa barang Persediaan per 31 Desember 2017 sebesar Rp.145.626.800,- merupakan barang habis pakai berupa ATK, Cetakan Kop Surat, MAP dan Amplop Dinas serta hasil cetakan leaflet

tentang alur, prosedur, mekanisme dan persyaratan proses pengelolaan administrasi kepegawaian, yang didistribusikan di Unit Layanan Terpadu

Laporan Kinerja (LKJ) 27 (ULT) di lantai dan para pelaksana program kegiatan untuk diserahkan ke masing-masing Unit Pelaksana Teknis di Daerah.

Aset Tetap berupa peralatan dan mesin dengan nilai sebesar Rp.12.330.343.205,- merupakan total nilai perolehan sarana dan prasarana kerja yang masih berfungsi/layak pakai berupa kendaraan dinas roda empat, kendaraan operasional roda empat, kendaraan operasional roda dua dan peralatan kantor lainnya (meubelair, PC unit, server, dll). Pada Tahun 2017 terjadi akumulasi penyusutan nilai BMN sebesar minus Rp.9.410.940.245. Akumulasi penyusutan tersebut dihitung secara otomatis melalui Aplikasi SIMAKBMN yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan. Terjadinya akumulasi penyusutan tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan penyusutan dari Kementerian Keuangan berdasarkan PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN berupa Aset Tetap pada entitas Pemerintah Pusat dan Surat Direktur Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Nomor S-2/KN/2014 hal Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi Penyusutan BMN dan Penyusunan Laporan Barang Pengguna Tahunan Tahun 2013.

Berkenaan dengan adanya akumulasi penyusutan tersebut, maka nilai netto aset tetap berupa peralatan dan mesin pada satker Biro Kepegawaian per 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp.2.919.402.960,-. Adapun Aset Lainnya yang terdiri dari Aset Tak Terwujud berupa Aplikasi Sistem Layanan Kepegawaian (SILK) dan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA) per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 1.555.750.000,-. Pada Tahun 2017 terjadi akumulasi penyusutan sebesar Rp.1.503.006.250,- sehingga nilai netto aset tak berwujud setelah terjadinya penyusutan menjadi sebesar Rp.52.743.750,-

Penghargaan Biro Kepegawaian tahun 2017

1)

BKN Award

Laporan Kinerja (LKJ) 28

3)

ISO 9001:2015

Dokumen terkait