• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Penelitian Kualitas Periwayat serta Menyimpulkan hasil Penelitian Sanad

KEGIATAN TAKHRIJ HADIS-HADIS DALAM TAFSIR AL-

3. Kegiatan Penelitian Kualitas Periwayat serta Menyimpulkan hasil Penelitian Sanad

Al-Tirmidzî (w. 279 H)

Nama lengkap: Muhammad bin ‘Îsâ bin Saurah bin Mûsâ bin ad-Duhâk (Abû ‘Îsâ al-Tirmidzî ad-Darîr al-Hâfiz, Sâhib al-Jâmi’.

Gurunya: Muhammad bin Basyâr, ‘Abd al-Rahmân bin Waqâd, Muhammad bin ‘Abd al-A’lâ, Qutaibah, dll.

Muridnya: Abû Ja’far bin Muhammad bin Ahmad an-Nasafî, Makî bin Nûh al-Nasafî, Husein bin Yûsuf al-Farabrî, dll.

Pandangan ulama hadis terhadap dirinya :

1. Idrîs: Beliau adalah seorang ulama yang menuntut ilmu hadis, seorang pengarang kitab dan seorang sejarawan68.

2. Al-Hâkim Abû ‘Abdullâh: Saya mendengar ‘Umar bin ‘Akh berkata: Imam Bukhârî wafat dan tidak meninggalkan seorang ulama pengganti seperti Abû ‘Îsâ al-Tirmidzî dalam bidang ilmu, penghafal hadis, dan sering berdiskusi dengan para ulama.

3. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam kitab تﺎﻘﺜﻟا

4. Ibnu Hajar mengecam Ibnu Hazm dan menilainya sebagai kesombongan Ibnu Hazm terhadap ulama terpercaya dan ternama.69

68 Al-Asqalânî, Tahdzib at-Tahdzib, jilid. 9, h. 344

5. Al-Hâfiz Abû ‘Abbâs Ja’far bin Muhammad al-Mustagfirî: Beliau wafat pada malam Selasa bulan Rajab tahun 279 H.70

Terdapat pertemuan dengan gurunya ‘Abd al-Rahmân bin Waqâd, Para ulama menilai positif (ta’dil) tingkat pertama disamping penilaian positif lainnya, dan Beliau juga menerima hadis dengan cara tahdîts ( ﺎﻨﺛﺪﺣ ). Oleh karena itu, periwayatannya dapat diterima.

‘Abd al-Rahmân bin Waqâd (w. 247 H)

Nama lengkap: ‘Abd Rahmân bin Waqâd Muslim al-Baghdadî (Abû Muslim al-Wâqidî al-‘Athârî).

Gurunya: ‘Abd al-Mâlik bin Wâlid bin Ma’dân. Abî Muslim bin ‘Ubaidillâh bin Sa’îd, Faraz bin Fadlah, Muhammad bin Ismâ’îl bin Abî Fudaik, Muhammad bin Hasan al-Syaibanî.

Muridnya: Tirmidzî, Ibrâhîm bin ‘Abdullâh bin Junaidî, Abû Azhâr Ahmad bin Azhâr Naisaburî, Ahmad bin Husein bin Ishâq al-Shufî al-Sagîr, Ahmad bin Muhammad al-Duba’Î, Abû Bakar bin ‘Abdullâh bin Abî Dâud, ‘Abbâs bin Muhammad al-Darûrî.

Pandangan ulama hadis terhadap dirinya:

1. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam kitab تﺎﻘﺜﻟا.

2. Hâjab bin al-Arkîn berkata : bahwa ‘Abd al-Rahmân bin al-Wâqad wafat pada tahun 247 H.71

Terdapat pertemuan dengan gurunya Walîd bin Muslim dan muridnya al-Tirmidzî, Para ulama menilainya positif (ta’dil) tingkat pertama, disamping penilaian positif lainnya, dan beliau juga menerima

70Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i al-Rijâl, jilid. 25, h. 220

71Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i al-Rijâl, jilid. 15, h. 413-414. Lihat juga, al-‘Asqalanî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 5, h. 72

hadis dengan cara tahdîts ( ﺎﻨﺛﺪﺣ ). Oleh karena itu, periwayatannya dapat diterima.

Walîd bin Muslim (w. 194 H)

Nama lengkap: Walîd bin Muslim Qurasyî (Abû Abbâs al-Dimasqî Maulâ Banî ‘Ummayyah). Ada keterangan nama lain dari Walîd yakni (Maulâ) ‘Abbâs bin Muhammad bin ‘Alî bin ‘Abdullâh bin ‘Abbâs bin Abî Mutalib al-Hasyîmî.

Gurunya: Mulaikah, Abî Rafi’ bin Ismâ’îl bin Râfi’ al-Madanî, Bakhtarî bin ‘Ubaid, ‘Abd al-Rahmân bin Tsâbit bin Tsubân, Malik bin Anas, Lais bin Tsâbit, Zuhair bin Muhammad, Zaed bin Waqâd, Walîd bin Muhammad al-Muwaqqarî, Abû Bakar bin ‘Abdullâh bin Abî Maryam.

Muridnya: Ibrâhîm bin Ayûb Huranî, Ibrâhîm bin Mundzir al-Hizâmî, Ahmad bin Hanbal, ‘Alî bin al-Madânî, Ishâq bin Abî Ibrahîm Hujjâj bin al-Rayânî, Muhammad bin ‘Abdullâh al-Ramlî, Abû Ya’lâ Muhammad bin al-Salâh al-Tawwazî, Abd Rahmân bin Waqâd al-Wâqidî, Ya’kûb bin Ka’ab al-Halabî, Muhammad bin Yazîd al-Kûfî, Mûsâ bin Ya’kûb al-Nasibî. Yazîd bin Qubais.

Pandangan ulama hadis terhadap dirinya: 1. Muhammad bin Sa’îd berkata: ﺚﯾﺪﺤﻟا ﺮﯿﺜﻛ ﺔﻘﺛ

2. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam kitab تﺎﻘﺜﻟا. 3. Abû Hatîm: ﺔﻘﺛ.

4. Ahmad bin Hanbal dari ayahnya mengatakan bahwa tidak ada seorang pun dari orang Syam yang lebih berakal kecuali Walîd bin Muslim.

5. ‘Abdullâh bin ‘Alî berkata bahwa tidak ada seorang pun dari orang-orang Syam yang menyerupainya karena dia telah dipenuhi oleh hadis-hadis sahîh. Beliau lahir pada tahun 109 H. dan wafat pada tahun 194 H, pada usia 85 tahun.72

Terdapat pertemuan dengan muridnya ‘Abd al-Rahmân bin Waqâd al-Wâqidî, Para ulama menilainya positif (ta’dil) tingkat pertama, disamping penilaian positif lainya, Beliau juga menerima hadis dengan cara ‘an‘anah ( ﻦﻋ ). Oleh karena itu, periwayatannya dapat diterima. Zuhair bin Muhammad (w. 162 H)

Nama lengkap: Zuhair bin Muhammad al-Tamîmî al-Anbârî (Abû Mundir Khurasân al-Marwazî al-Kharaqî ).

Gurunya: Abbân bin Abî ‘Ayyâs, Ismâ’îl bin Wardân, Asîd bin Abî Asîd al-Marrâd, Ja’far bin Muhammad al-Sadîk, Humaid al-Tâwîl, Muhammad al-Munkadir, Mûsâ bin Wardân, Mûsâ bin Zubair Mansûr bin ‘Abd al-Rahmân al-Hajabî, Abû Hâzm Salâmah bin Dinâr.

Muridnya: Bisrî bin Mansûr al-Salamî, ‘Abd al-Malik bin Muhammad San’ânî, Yahyâ bin Hârits Syairazî, Suaid bin ‘Abd al-Azîz, Abû Khudaifah Mûsâ bin Mas’ûd bin Mûsâ al-Hindî.

Penilaian para ulama hadis terhadap dirinya: 1. Hanbal bin Ishâq dari Ahmad bin Hanbal : ﺔﻘﺛ

2. Muhammad al-Bagdadî : ﺢﻟ ﺎﺻ ﺔﻘﺛ

3. ‘Utsmân bin Sa’îd al-Dârimî : ﺔﻘﺛ

4. Abu Bakar bin al-Marudî dari Ahmad bin Hanbal: سﺄﺑ ﮫﺑ ﺲﯿﻟ

72 Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i al-Rijâl, jilid 31, h. 86-99. Lihat juga, al-‘Asqalanî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid. 3, h. 302

5. Ibrâhîm bin Ya’kûb al-Juzjani dari Ahmad: Mustaqim al-Hadîts. 6. Abû Bakar dari Yahyâ bin Ma’în: سﺄﺑ ﮫﺑ ﺲﯿﻟ , ﺢﻟ ﺎﺻ73

Terdapat pertemuan dengan gurunya Muhammad al-Munkadir, ulama menilai positif (ta’dil) tingkat pertama, dan beliau juga menerima hadis dengan cara ‘an‘anah ( ﻦﻋ ). Oleh karena itu, periwayatannya dapat diterima.

Muhammad al-Munkadir (w. 130/131 H)

Nama lengkap: Muhammad Munkadir bin ‘Abdullâh bin al-Zuhair bin ‘Amr bin al-Hârits bin Harisah bin Sa’îd bin Taimî bin Murrah al-Qarasyî al-Taimî (Abû ‘Abdullâh), (Abû Bakar al-Madanî).

Gurunya: Ibrahîm bin ‘Abdullâh bin Husein, Anas bin Malik, Jâbir bin ‘Abdullâh, Humrân (Maulâ) ‘Utsmân Sa’îd al-Musîb, ‘Abdullâh bin Hunainî ‘Abdullâh bin ‘Umar bin al-Khâtib, ‘Urwah bin Zubair Muhammad bin Ka’âb al-Quradzî, Mas’ûd bin al-Hâkam al-Zaraqî.

Muridnya: Ibnu Akhîhi (Ibrahîm bin Bakar al-Munkadir Asamah bin Zaed Laits), ‘Îsmâil bin Rafi’ al Madanî, ‘Îsmâil bin Muslim al-Makkî, Hasan bin ‘Atiyah, Rauh bin al-Qasim, Zuhair bin Muhammad Tamîmî Anbârî, Sa’ad bin Ibrahîm, Sa’îd bin Salâmah bin Abî al-Husâm. Abû Hazm Salâmah bin Dinâr, al-Mundir, anaknya (al-Munkadir bin Muhammad bin al-Munkadir), Mûsâ bin ‘Uqbah, Abû ‘Awânah al- Waddâh bin ‘Abdullâh, Yûnus bin ‘Ubaid.

Pandangan ulama hadis terhadap dirinya: 1. ‘Abdullâh bin Zubair al-Humaidî: ﻆﻓﺎﺣ

2. Ishâq bin Mansûr dari Yahyâ bin Mu’în: ﺔﻘﺛ

3. Abû Hâtim: ﺔﻘﺛ

4. Al-Wâqidî, Muhammad bin Sa’îd dan yang lainnya: Beliau wafat pada tahun130 H.

5. Al-Bukhârî dari Hârûn bin Muhammad al-Farawî: Beliau wafat pada tahun 131 H.74

Terdapat pertemuan dengan muridnya Zuhair bin Muhammad dan gurunya Jâbir bin ‘Abdullâh. Para ulama menilai positif (ta’dil) tingkat pertama, disamping penilaian positif lainnya, Beliau juga menerima hadis dengan cara ‘an‘anah ( ﻦﻋ ). Oleh karena itu, periwayatannya dapat diterima.

Jâbir bin ‘Abdullâh (w. 68 H)

Nama lengkap: Jâbir bin ‘Abdullâh bin ‘Umar bin Harâm bin Sa’labah bin Ka’ab bin Ganâm bin Ka’ab bin Salâmah.

Gurunya: Rasulullah saw, selain mendapatkan hadis langsung dari Rasulullâh saw, beliau juga mendapatkan hadis dari para sahahat yang lainnya seperti Abu Bakar, Khalîd bin Wâlid, ‘Alî bin Abî Talib, ‘Umar bin Khattâb, Mu’ad bin Jabbâr, Abî Sa’îd al-Hudrî.

Muridnya adalah: Ibrâhîm bin ‘Abdulllâh al-Qardzî, Ibrâhîm bin ‘Abd ar-Rahmân bin ‘Abdullâh al-Makhzumi, Haris bin Râfi’, Muhammad bin Munkadir, Abû Bakar bin al-Munkadir, Wahâb bin Kaisan, Yahyâ bin Kaitsîr.

Pandangan ulama hadis tentang dirinya:

1. Abû Muhammad al-Madanî: Beliau seorang Sahabat Nabi saw. 2. Ibnu Hibbân memasukkannya dalam kitab تﺎﻘﺜﻟا.

3. Mus‘ab bin ‘Abdullâh al-Zubairî: Beliau salah seorang yang bertaqwa, dan seorang syahid pada perang Badr.

4. Jâbir meninggal dunia pada tahun 68 H. di Madinah75.

Terdapat pertemuan dengan muridnya Muhammad bin Munkadir dan gurunya Rasulullah saw. Para ulama menilai positif (ta’dil)tingkat pertama, disamping penilaian positif lainnya, Beliau menerima hadis dengan cara ‘an‘anah ( ﻦﻋ ). Menurut kesepapkatan jumhur ulama para sahabat Nabi semuanya ’adil, maka periwayatannya tidak diragukan lagi.

Penalitian sanad hadis riwayat Tirmidzî melalui ‘Abd al-Rahmân bin Waqâd, hingga Jâbir bin ‘Abdullâh, dapat disumpulkan bahwa seluruh periwayat dalam keadaan bersambung antara guru dengan murid, kecuali antara Walîd bin Muslim dengan Zuhair bin Muhammad. Komentar-komentar para kritikus hadis menyatakan bahwa semua periwayat bersifat ‘adil dan dabit, namun Abî ‘Îsâ menyatakan bahwa hadis riwayat al-Tirmidzî ini bersifat hadis gharib karena hadis ini hannya memiliki satu jalur. Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa Zuhair bin Muhammad di jalur ini adalah Zuhair yang menetap di Syam bukan Zuhair yang menetap di Irak. Sepertinya ada keterbalikan nama antara Zuhair bin Muhammad al-Manâkîr dengan Zuhair bin Muhammad al-Tamîmî. Muhammad bin Ismâ’îl al-Bukhârî berkata bahwa ahli Syam

75 Al-Mizî, Tahdzîb al-Kamâl fi Asmâ`i al-Rijâl, jilid. 4, h. 443-454. Lihat juga al-‘Asqalanî, Tahdzîb al-Tahdzîb, jilid 2, h. 37

meriwayatkan dari Zuhair bin Muhammad al-Manâkîr, sedangkan ahli Irak meriwayatkan hadis dari ulama hadis sekitar Irak. Hasan al-Banâ mengomentari tentang kedudukan sanad hadis ini dengan penilaian Hasan Gharîb.76 dari keterangan diatas penulis sependapat dengan Hasan al-Banâ yang menilai sanad hadis ini dengan kualitas Hasan Gharîb.

C. Hadis Ketiga: “Aku tinggalkan pada kamu sekalian ats-Tsaqalain yaitu

Dokumen terkait