• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN, PERSYARATAN DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH

3.1. Kegiatan Bantuan Pemerintah

Kegiatan dan output kegiatan Bantuan Pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 ditampung pada DIPA Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, yaitu:

1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

Kegiatan ini untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi dan jagung. Bantuan Pemerintah yang diberikan yaitu fasilitas penerapan budidaya padi, fasilitas penerapan budidaya jagung dan tunda bayar/penyelesaian tunggakan kegiatan budidaya padi dan/atau jagung tahun 2016.

a. Fasilitas Penerapan Budidaya Padi

Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan budidaya padi meliputi :

- Bantuan Budidaya Padi Inbrida Sawah/Tadah Hujan/Lahan Kering

- Bantuan Budidaya Pengembangan Padi Khusus

- Bantuan Budidaya Padi Hibrida

- Bantuan Budidaya Padi Sub Optimal/Hazton

- Bantuan Budidaya Padi Salibu

20 - Bantuan Budidaya Pengembangan Desa

Pertanian Organik Untuk Padi

- Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) b. Fasilitas Penerapan Budidaya Jagung

- Bantuan Budidaya Jagung Hibrida

- Bantuan Budidaya Jagung Komposit

2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Kegiatan ini untuk mendorong peningkatan produksi kedelai. Bantuan Pemerintah yang diberikan melalui kegiatan ini antara lain fasilitasi penerapan budidaya kedelai, dan tunda bayar/penyelesaian tunggakan PAT/intensifikasi kedelai serta komoditas aneka kacang dan umbi lainnya tahun 2016.

Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan budidaya kedelai meliputi:

a. Peningkatan Produksi Kedelai

b. Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Budidaya Jenuh Air (BJA).

3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

Kegiatan ini untuk menumbuhkembangkan produsen benih tanaman pangan dalam rangka mendukung ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat melalui bantuan desa mandiri benih, tunda bayar/penyelesaian tunggakan kegiatan bantuan

21

benih padi inbrida dan jagung hibrida tahun 2016, dan pemberian penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi.

Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penyediaan benih bersertifikat meliputi :

a. Penguatan Desa Mandiri Benih

- Bantuan Benih Sumber

- Bantuan Biaya Sertifikasi

b. Pengembangan Desa Mandiri Benih

- Biaya Sarana Produksi dan Lainnya

- Sarana Peralatan Mesin Pengolahan dan Pengemasan Benih

- Gudang Penyimpanan Benih

- Lantai Jemur

c. Bantuan Benih Padi Inbrida

d. Bantuan Pemerintah untuk Penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi

4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI

Kegiatan ini untuk memperkuat perlindungan tanaman pangan dalam rangka mengamankan pertanaman dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Bantuan Pemerintah yang diberikan dalam kegiatan ini adalah kegiatan penerapan pengendalian hama

22

terpadu (PPHT) dan penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI).

Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI meliputi :

a. Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Padi b.Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Jagung c. Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Kedelai d.Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi

(Pembuatan sumur pantek dan pompa air)

e. Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi (Pembuatan Biopori)

f. Bantuan Sarana Pestisida dan/atau Herbisida 5. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengamankan produksi tanaman pangan dari susut hasil dan meningkatkan daya saing. Bantuan Pemerintah yang diberikan yaitu fasilitas sarana pascapanen tanaman pangan dan fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan, termasuk memfasilitasi tunda bayar/penyelesaian tunggakan sarana tahun 2016. 1. Fasilitas Sarana Pascapanen Tanaman Pangan

Bantuan Pemerintah untuk fasilitas sarana pascapanen tanaman pangan meliputi :

a. Combine Harvester Kecil b. Combine Harvester Sedang

23

c. Combine Harvester Besar

d. Vertikal Dryer Padi + Bangunan Kapasitas 6 Ton/proses

e. RMU Beras Organik

f. RMU + Packing Daerah Perbatasan

g. Sarana Penanganan dan Pengemasan Beras Bermutu (Grading dan Packing)

h. Corn Combine Harvester i. Corn Sheller

j. Power Thresher Multiguna

2. Fasilitas Penerapan Standardisasi Dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan meliputi:

a. Sertifikasi Organik;

b. Sertifikasi Non Organik (Beras Non Organik) 6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

Bantuan Pemerintah yang diberikan melalui kegiatan dukungan manajemen dan teknis lainnya adalah penghargaan untuk Mantri Tani/KCD berprestasi.

24

3.2. Persyaratan Penerima Bantuan

Secara umum, persyaratan penerima bantuan pemerintah sangat tergantung pada karakteristik di lapangan dan diberikan kepada kelompok tani/gapoktan dan/atau pihak lain yang diatur secara eksplisit. Pemberian bantuan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki persyaratan teknis sebagai berikut:

1. Penerapan Budidaya Padi

Penerima bantuan pemerintah pada kegiatan produksi padi dan pengembangan UPPO adalah Kelompok Tani/Gapoktan/lembaga lainnya yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:

 Poktan/Gapoktan/Lembaga lainnya yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA.

 Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/ Penyuluh.

 Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu

25

minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

 Kelompok tani/gapoktan bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Seluruh bantuan yang telah diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan.

 Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya melalui swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai peraturan perundangan.

 Penggunaan bantuan diutamakan pada lahan Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dan/atau Perluasan Areal Tanam (PAT) tanaman pangan (lahan sawah irigasi, lahan sawah rawa, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering) dan lahan non tanaman pangan seperti lahan inhutani, lahan transmigrasi, dan lain-lain, sedangkan untuk beberapa Provinsi/Kabupaten/Kota yang arealnya sangat terbatas dan tidak memungkinkan pelaksanaan kegiatan pada lokasi

26

PIP dan atau PAT, maka dimungkinkan kegiatan tersebut di alokasikan pada areal eksisting dengan syarat peningkatan produktivitas menjadi tujuan utama kegiatan dan memberikan kontribusi yang signifikan.

 Untuk Gapoktan atau Kelompok Tani penerima bantuan budidaya padi organik/desa pertanian organik, harus memiliki komitmen mengikuti proses sesuai dengan SNI 6729 : 2016 tentang Sistem Pertanian Organik.

 Penerima bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) diutamakan pada lahan Desa Pertanian Organik tahun 2016, 2017 dan rencana tahun 2018, Desa Organik Swadaya, Desa Organik di Daerah Perbatasan, lokasi lainnya yang mendukung peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (pajale) atau lokasi lainnya sesuai rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/Provinsi.

 Penerima bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) harus menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/rumah kompos dan kandang yang dikukuhkan dengan surat pernyataan Hibah Tanah/Hak Guna Pakai atau dengan perjanjian lainnya.

27

 Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui Mekanisme Transfer Uang maka kelompok tani/gapoktan, harus memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat. Rekening bank dimaksud adalah rekening kelompok tani/gapoktan penerima bantuan. Jika menggunakan rekening gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.

 Kelompok tani/gapoktan pelaksana kegiatan, membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya. Mekanisme pengembalian, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

 Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya, jika kegiatan tersebut mencapai tujuan, secara swadaya atau pendanaan lainnya sesuai peraturan yang berlaku.

28

2. Penerapan Budidaya Jagung

Persyaratan penerima bantuan budidaya jagung sebagai berikut:

 Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi Profesi/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/ LMDH yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh dinas pertanian, yang ditetapkan PPK dan disahkan oleh KPA.

 Kelompok penerima bantuan yang sudah terdaftar pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi, dapat membeli pupuk bersubsidi sesuai harga pupuk bersubsidi.

 Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan/atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/Penyuluh.

 Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarap/

29

penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

 Kelompok penerima bantuan dapat di lahan perkebunan (BUMN, swasta, perkebunan rakyat), kawasan hutan (perhutani/inhutani), lahan milik lembaga pemerintah/lembaga Non pemerintah, lahan adat/ulayat, lahan masyarakat, lahan Perluasan Areal Tanam (PAT) baru/lahan pengembangan 2016 dan lain-lain.

 Apabila lahan yang digunakan milik perusahaan/HGU swasta atau BUMN/BUMD atau Perum Perhutani/Inhutani, maka Badan Hukum pemilik lahan tidak berhak mendapat bantuan benih jagung dan sarana produksi. Bantuan hanya boleh diberikan kepada petani/ pelaksana.

Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui Mekanisme Transfer Uang

 Kelompok tani/gapoktan dan lembaga lainnya, harus memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat. Rekening bank dimaksud adalah rekening kelompok tani/gapoktan penerima bantuan. Jika menggunakan rekening gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar diatur

30

lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.

 Kelompok tani/gapoktan atau lembaga lainnya pelaksana kegiatan, membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya. Mekanisme pengembalian, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

3. Penerapan Budidaya Kedelai

Penerima Bantuan Pemerintah pengelolaan produksi kedelai dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah kelompok tani/Gapoktan yang telah ditetapkan sebagai pelaksana program pengelolaan produksi kedelai. Dana bantuan akan diberikan dalam bentuk transfer uang. Kelompok tani/ Gapoktan penerima Bantuan Pemerintah diseleksi dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Surat Keputusan penerima Bantuan Pemerintah dan disahkan oleh KPA sebagai dasar untuk pemberian bantuan.

Persyaratan kelompok tani/Gapoktan/LMDH/ Lembaga lainnya penerima Bantuan Pemerintah

31

pelaksana kegiatan pengelolaan produksi kedelai adalah sebagai berikut:

 Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi Profesi/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/ LMDH yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh dinas pertanian.

 Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan atau Kepala UPTD dan/atau Petugas Lapangan/Penyuluh.

 Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan ataupun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

 Kelompok tani/gapoktan bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Seluruh bantuan yang telah

32

diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan.

 Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya melalui swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai peraturan perundangan.

 Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga lainnya diutamakan yang dapat melaksanakan perluasan areal tanam baik di lahan bukaan baru atau melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) karena penggunaan lahan tersebut masih belum optimal dan berpeluang untuk dapat ditingkatkan.

 Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga lainnya dengan kemampuan penerapan teknologi usaha taninya masih belum optimal sehingga produktivitas yang dihasilkan rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil dari varietas yang ditanam, namun masih berpeluang untuk ditingkatkan dengan penerapan teknologi usahatani yang lebih baik.

 Kelompok tani/Gapoktan/LMDH/Lembaga lainnya penerima Bantuan Pemerintah, harus mampu mengelola dana Bantuan Pemerintah

33

meliputi pengelolaan keuangan, pengadaan barang secara transparan, efektif dan efisien, penyaluran bantuan kepada anggotanya, penata usahaan uang dan barang, penyetoran pajak, pembuatan laporan dan pertanggung jawaban pemanfaatan bantuan. Bersedia mengadakan perjanjian kerjasama dengan Pejabat Pembuat Komitmen, membuat berita acara serah terima barang, menyusun laporan, menyetorkan pajak dan sisa uang yang tidak dimanfaatkan.

 Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi spesifik lokasi sesuai petunjuk teknis.

4. Desa Mandiri Benih

Persyaratan pemberian bantuan desa mandiri benih sebagai berikut:

 Kelompok penerima bantuan adalah kelompok tani, kelompok penangkar atau gabungan kelompok tani dengan kelompok penangkar penerima kegiatan Desa Mandiri Benih Tahun Anggaran 2015, 2016 dan 2017 yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh dinas pertanian, ditetapkan PPK dan disahkan oleh KPA.

34

 Bersedia melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya sarana produksi apabila bantuan yang diberikan tidak mencukupi.

 Bersedia menyediakan lahan untuk tempat membangun gudang dan lantai jemur dan lahan tersebut bukan lahan sengketa.

 Memiliki rekening kelompok di Bank Pemerintah (BUMN, BUMD atau Bank Daerah) terdekat, dan bagi yang belum memiliki harus membuka rekening kelompok di Bank tersebut.

 Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana tersebut apabila tidak sesuai dengan peruntukannya.

 Benih dari hasil kegiatan ini dimanfaatkan oleh petani/kelompok tani setempat sehingga desa yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan benihnya secara mandiri. Mekanisme pemanfaatan benih tersebut agar dimusyawarahkan bersama petani/kelompok tani setempat.

5. Bantuan Benih Padi Inbrida

Persyaratan lokasi dan penerima bantuan benih padi inbrida sebagai berikut:

35

 Poktan/Gapoktan/Lembaga lainnya yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA.

 Kelompok tani/gapoktan/Lembaga Pemerintah/ Lembaga Non Pemerintah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota.

 Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa, KCD dan/atau Petugas Lapangan/Penyuluh.

 Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan ataupun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

 Kelompok tani/gapoktan/lembaga pemerintah/ Lembaga non Pemerintah bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak

36

mencukupi. Seluruh bantuan yang telah diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan.

 Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya melalui swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai peraturan perundangan.

6. Pemberian Penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi

Persyaratan penerima Pemberian Penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi sebagai berikut:

 Diusulkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi tanaman pangan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

 Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih yang diusulkan adalah petugas perbenihan yang mempunyai prestasi tertinggi dalam melaksanakan pengawasan mutu benih, serta produsen benih dan balai benih lingkup UPTD Balai Benih Tanaman Pangan yang berprestasi di bidang produksi dan penyaluran benih.

37

 Belum pernah menjadi juara tingkat nasional dan tidak sedang dicalonkan dalam lomba lainnya lingkup Kementerian Pertanian pada waktu yang bersamaan.

7. Penerapan Penanganan DPI

Persyaratan pemberian bantuan penerapan penanganan DPI sebagai berikut:

 Kelompok Tani/Gapoktan yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi berwenang yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan memiliki motivasi di bidang penanganan DPI.

 Kelompok Tani/Gapoktan diutamakan memiliki 5 anggota yang memahami penanganan dampak perubahan iklim dan menguasai lahan minimal 10 Ha.

 Kelompok Tani/Gapoktan diprioritaskan di lokasi hamparan sawah yang berpotensi mengalami kebanjiran/kekeringan sebagai akibat Dampak Perubahan Iklim.

8. Penerapan PHT

Persyaratan pemberian bantuan penerapan PHT sebagai berikut:

 Kelompok Tani yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi berwenang yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan memiliki motivasi di bidang penanganan PHT.

38

 Kelompok Tani penerima diprioritaskan di lokasi endemis atau potensi serangan OPT dengan luasan minimal 25 Ha untuk padi, 15 Ha untuk jagung dan 10 Ha untuk kedelai.

 Kelompok tani yang memiliki peserta alumni SLPHT/PPHT minimal 5 orang yang berperan sebagai petani pengamat.

 Berada di daerah potensi tanaman pangan dan potensi serangan OPT.

9. Pestisida

Persyaratan pemberian bantuan pestisida sebagai berikut:

 Petani/Kelompok Tani/Gapoktan/Dinas Pertanian Provinsi/Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura.

 Bantuan pestisida disediakan sebagai stok dan dikeluarkan apabila ada permintaan dan atau keadaan lapangan yang membutuhkan penanganan segera dan diperkuat dengan laporan serta rekomendasi petugas POPT-PHP.

 Bantuan Herbisida diberikan kepada kelompok tani yang sudah dikukuhkan oleh Dinas Pertanian Provinsi pada lokasi percepatan tanam.

39

10.Bantuan Sarana Pascapanen dan Sertifikasi

a.Persyaratan Penerima Bantuan Sarana

Pascapanen

Pemberian bantuan sarana pascapanen memperhatikan aspek lokasi dan jenis penerima bantuan. Hal ini sangat penting karena terkait dengan persyaratan tata kelola dari bantuan tersebut.

1.Persyaratan Lokasi

- Memenuhi persyaratan teknis untuk operasional sarana pascapanen disesuaikan kondisi spesifikasi lokasi.

- Mendukung program dan kegiatan pengembangan budidaya padi, jagung dan kedelai di daerah sentra produksi dan atau wilayah pengembangan kawasan tanaman pangan.

- Memperhatikan ketersediaan dan kebutuhan sarana di wilayah tersebut dengan prioritas tingkat kejenuhan sarana pascapanen tanaman pangan yang masih rendah (< 80%).

- RMU Beras Organik berlokasi di daerah potensi beras organik untuk meningkatkan mutu dalam rangka mendukung ekspor beras organik.

40 - RMU wilayah perbatasan berlokasi di daerah perbatasan untuk mendukung kemandirian pangan di wilayahnya dan ekspor beras ke negara tetangga yang berbatasan dengan wilayah tersebut.

2.Persyaratan Penerima

Penerima bantuan sarana pascapanen meliputi Kelompok tani/Gapoktan, UPJA, Lembaga Lainnya, dan Pemerintah Daerah dalam bentuk Brigade dengan penjelasan sebagai berikut:

a)Kelompok tani/Gapoktan/UPJA/Lembaga Lainnya

- Kelompok Tani/Gapoktan/UPJA atau Lembaga Lainnya yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang, dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian.

- Bersedia memanfaatkan, mengelola dan mampu mengoptimalkan bantuan, serta bertanggungjawab dalam memanfaatkan dan merawat bantuan sarana pascapanen yang diterimanya dengan baik.

- Kelompok penerima dalam memanfaatkan bantuan harus berintegrasi dengan unit pengelola alsintan/UPJA dalam atau di luar

41

kelompok dan bersedia memobilisasi sarana yang diterima secara bersama untuk mendukung panen secara serentak.

- Khusus penerima bantuan sarana pengering

(dryer) dan RMU harus mampu

menyediakan lahan untuk menempatkan

dryer dan RMU, yang dikukuhkan dengan

surat pernyataan hibah atau hak guna pakai.

- Penerima RMU beras organik harus menyusun RUK sesuai dengan anggaran yang tersedia.

- Memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung program peningkatan produksi pertanian.

- Penerima bantuan bersedia memasarkan sebagian hasil produksi kepada Pemerintah untuk mendukung stok pangan nasional.

- Bersedia menandatangani Pakta Integritas dalam rangka mempergunakan dan mempertanggungjawabkan hibah dari Pemerintah.

b)Pemerintah Daerah

- Penerima dan pengelola sarana alsintan adalah Pemerintah Daerah Provinsi/

42

Kabupaten/Kota dalam hal ini Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.

- Pengelolaan alsintan dalam bentuk Brigade dan harus dilengkapi struktur organisasi pengelolaan brigade.

- Bantuan alsintan mendukung Brigade dalam operasionalnya diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.

- Pengelolaan Brigade oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dilaksanakan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi.

- Bersedia menyediakan biaya operasional pelaksanaan brigade alsintan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota antara lain:

(1) gudang/garasi penyimpanan dan perawatan alsintan; (2) kemampuan memobilisasi alsintan dan (3) kemampuan membiayai pemeliharaan alsin.

- Pengelolaan sarana pascapanen oleh Brigade diatur oleh Dinas Pertanian Provinsi /Kabupaten/Kota sesuai peraturan yang berlaku.

43

b. Persyaratan Penerima Bantuan Sertifikasi

 Kelompoktani yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian

 Bersedia, mau dan mampu mendorong akses pasar, baik domestik maupun ekspor.

 Memiliki komitmen untuk mengembangkan sistem pertanian organik diwilayah sekitarnya.

 Memiliki komitmen dalam melakukan kerjasama atau kemitraan.

11.Pemberian Penghargaan Mantri Tani Berprestasi Kriteria dan persyaratan pemberian penghargaan mantri tani berprestasi yaitu :

 Mantri Tani yang berprestasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terutama dalam koordinasi pelaksanaan pembangunan pertanian di wilayahnya, pengumpulan, pencatatan dan pelaporan data statistik pertanian. Dalam melaksanakan tugas, mantri tani dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan pejabat yang berwenang di wilayahnya.

 Telah menduduki jabatan sebagai mantri tani minimal 3 tahun terakhir.

 Tidak sedang diusulkan sebagai calon penerima penghargaan yang sejenis pada saat yang bersamaan.

44

3.3. Penetapan Penerima Bantuan

Tahapan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

Tahapan penetapan penerima Bantuan Pemerintah meliputi:

a. PPK melakukan seleksi penerima Bantuan Pemerintah berdasarkan kriteria /persyaratan yang telah ditetapkan. Seleksi penerima Bantuan Pemerintah dapat dilaksanakan sebelum tahun anggaran berjalan.

b. PPK menetapkan Surat Keputusan penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA. Surat keputusan