• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Bank Umum Berdasarkan Modal Inti

Dalam dokumen Makalah Yang Ada Daftar Isi - Makalah (Halaman 154-160)

KETENTUAN POKOK

B. Ketentuan Kegiatan Usaha dan Beberapa Produk Bank

19. Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Bank Umum Berdasarkan Modal Inti

Bank dalam melakukan kegiatan usaha dan memperluas jaringan kantornya harus sesuai dengan kapasitas dasar yang dimiliki bank, yaitu modal inti. Dengan beroperasi sesuai dengan kapasitasnya, bank dipercaya dapat memiliki ketahanan yang lebih baik dan akan lebih eisien karena kegiatannya terfokus pada produk dan aktivitas yang memang menjadi keunggulannya.

Berdasarkan modal intinya kegiatan usaha bank dikelompokkan menjadi empat yaitu BUKU 1, BUKU 2, BUKU 3, atau BUKU 4. Sejalan dengan besaran modal intinya, kegiatan usaha yang terdapat pada BUKU 1 lebih bersifat layanan dasar perbankan (basic banking services). Kegiatan usaha pada BUKU 2 lebih luas daripada BUKU 1 dan demikian seterusnya hingga BUKU 4 yang mencakup kegiatan usaha penuh dan kompleks.

Bank juga harus memenuhi besaran target kredit produktif sesuai dengan kelompok kegiatan usahanya, mulai dari 55% untuk BUKU 1 sampai dengan 70% untuk BUKU 4. Persentase tersebut dihitung dari total portofolio kredit bank dan didalamnya termasuk kewajiban penyaluran kredit UMKM sebesar 20% dari total portofolio kredit.

Biaya Investasi Pembukaan Jaringan Kantor Bank

Jenis Kantor BUKU 1 dan BUKU 2 BUKU 3 dan BUKU 4

Kantor Cabang Rp8.000.000.000 Rp10.000.000.000 Kantor Wilayah yang

Bersifat Operasional Rp8.000.000.000 Rp10.000.000.000 Kantor Cabang

Pembantu Rp3.000.000.000 Rp4.000.000.000 Kantor Fungsional yang

Melakukan Kegiatan Operasional

Rp3.000.000.000 Rp4.000.000.000 Kantor Kas Rp1.000.000.000 Rp2.000.000.000 Kantor lainnya yang

bersifat operasional di luar negeri atau Kantor Perwakilan apabila melakukan kegiatan operasional

Rp1.000.000.000 Rp2.000.000.000 Gambar 8

Demikian pula lokasi di mana kantor bank berada memiliki faktor pengali (koeisien) yang berbeda. Untuk mempermudah perhitungan alokasi modal inti, wilayah Indonesia dibagi ke dalam enam zona, mulai dari zona I yang merupakan zona padat dengan koeisien tinggi sampai dengan zona VI yang merupakan zona dengan jumlah bank masih sedikit dan koeisien terendah.

Jika bank akan membuka jaringan kantor baru, maka jaringan kantor bank yang sudah ada saat ini diperhitungkan terlebih dahulu dengan modal inti bank, baru kemudian sisanya akan menentukan berapa banyak, jenis kantor apa, dan di mana lokasi kantor bank yang baru bisa dibuka. 20. Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor BUS dan UUS

Berdasarkan Modal Inti

a. Pembukaan jaringan kantor BUS dan UUS perlu didukung dengan kemampuan keuangan yang memadai, yang antara lain tercermin pada ketersediaan alokasi modal inti sesuai lokasi dan jenis kantor bank (Theoretical Capital), dengan tetap mempertimbangkan pengembangan perbankan syariah ke depan. Selain itu, dalam rangka perimbangan penyebaran jaringan kantor, bank didorong untuk melakukan perluasan ke wilayah yang kurang terlayani oleh jasa perbankan guna mendukung upaya pengembangan

Gambar 9

pembangunan nasional;

b. Delivery channel dan layanan syariah tidak diperhitungkan sebagai pembukaan jaringan kantor bank;

c. OJK mengelompokkan seluruh wilayah provinsi di Indonesia menjadi 6 zona, yaitu Zona 1 sampai dengan Zona 6, berdasarkan analisis tingkat kejenuhan bank dan pemerataan pembangunan dalam masing-masing zona;

d. OJK menetapkan biaya investasi pembukaan jaringan kantor berdasarkan jenis kantor bank untuk masing-masing BUKU. Biaya investasi BUKU 3 dan 4 lebih besar dari BUKU 1 dan 2. Pengelompokan BUKU untuk UUS didasarkan pada modal inti BU yang menjadi induknya; e. Bank memperhitungkan alokasi modal inti sesuai

lokasi dan jenis kantor untuk kantor yang sudah ada (existing) dan untuk rencana pembukaan jaringan kantor yang baru. Yang dimaksud dengan kantor bank yang sudah ada (existing) adalah kantor yang telah berdiri kurang atau sama dengan 2 tahun. Perhitungan alokasi modal inti untuk UUS menggunakan modal inti BU yang menjadi induknya;

f. Bank yang akan mengajukan rencana pembukaan jaringan kantor, wajib mencantumkan perhitungan ketersediaan alokasi modal inti dalam RBB dengan menggunakan modal inti posisi akhir bulan September;

g. OJK akan menilai posisi modal inti bank pada saat bank mengajukan permohonan rencana pembukaan jaringan kantor;

h. Bank yang memenuhi persyaratan TKS dan memiliki ketersediaan alokasi modal inti sesuai lokasi dan jenis kantor dapat melakukan pembukaan jaringan kantor dengan jumlah sesuai dengan ketersediaan alokasi modal inti;

i. Bank sebagaimana dimaksud dalam huruf f dapat memperoleh insentif tambahan jumlah pembukaan jaringan kantor apabila bank menyalurkan pembiayaan kepada UMKM paling

rendah 20% dan/atau UMK paling rendah 10% dari total portofolio pembiayaan. Penilaian pencapaian penyaluran pembiayaan kepada UMKM atau UMK untuk UUS dihitung dengan menggunakan jumlah penyaluran pembiayaan dan kredit kepada UMKM atau UMK yang dilakukan UUS dan BU yang menjadi induknya secara konsolidasi;

j. Bank yang memenuhi persyaratan TKS namun tidak memiliki ketersediaan alokasi modal inti sesuai lokasi dan jenis kantor, dapat melakukan pembukaan jaringan kantor apabila menyalurkan pembiayaan kepada UMKM paling rendah 20% atau UMK paling rendah 10% dari total portofolio pembiayaan, dan melakukan pemupukan modal; k. OJK juga mempertimbangkan pencapaian tingkat

eisiensi bank yang antara lain diukur melalui rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan rasio Net Operating Margin (NOM) untuk menetapkan jumlah pembukaan jaringan kantor bank. Khusus untuk UUS, penilaian pencapaian tingkat eisiensi (rasio BOPO dan Net Interest Margin) dihitung menggunakan pencapaian rasio eisiensi UUS dan BU yang menjadi induknya secara konsolidasi;

l. Perhitungan pencapaian penyaluran pembiayaan kepada UMKM dan/atau UMK yang digunakan dalam rencana pembukaan jaringan kantor pada RBB menggunakan data UMKM dan/atau UMK posisi akhir bulan September;

m. OJK akan menilai pencapaian tingkat eisiensi bank dan pencapaian penyaluran pembiayaan kepada UMKM dan/atau UMK, baik pada saat penilaian rencana pembukaan jaringan kantor dalam RBB maupun pada saat bank mengajukan permohonan rencana pembukaan jaringan kantor; n. Dalam rangka meningkatkan pemerataan jaringan kantor bank oleh BUKU 3 atau BUKU 4 diatur sebagai berikut:

• Pembukaan 3 KC di Zona 1 atau 2, wajib diikuti dengan pembukaan 1 KC (kovensional atau syariah) di Zona 5 atau 6; dan/atau

• Pembukaan 3 KCP di Zona 1 atau 2, wajib diikuti dengan pembukaan 1 KCP (kovensional atau syariah) atau 1 KC (kovensional atau syariah) di Zona 5 atau 6.

o. Kewajiban pembukaan KC atau KCP di Zona 5 atau 6 sebagaimana dimaksud dalam huruf n untuk BU yang memiliki UUS dengan ketentuan:

• Dalam hal pembukaan 3 KC atau KCP di Zona 1 atau 2 merupakan kantor konvensional maka kewajiban sebagaimana dimaksud dalam huruf i dan ii wajib diikuti dengan pembukaan 1 KC atau KCP berupa KC atau KCP konvensional atau syariah;

• Dalam hal pembukaan 3 KC atau KCP di Zona 1 atau 2 merupakan kantor syariah maka kewajiban sebagaimana dimaksud dalam huruf i dan ii wajib diikuti dengan pembukaan 1 KC atau KCP syariah. p. Perhitungan 3 KC atau 3 KCP di Zona 1 atau

2 dihitung secara kumulatif sejak berlakunya ketentuan ini. Bank yang belum merealisasikan kewajiban pembukaan KC dan/atau KCP di Zona 5 atau 6 tidak dapat melakukan pembukaan KC atau KCP di Zona 1, 2, 3 dan 4;

q. Kewajiban perimbangan pembukaan jaringan kantor, tidak berlaku bagi bank yang dimiliki oleh Pemda dan melakukan pembukaan KC atau KCP di Zona 1 atau 2 yang merupakan wilayah provinsi tempat kedudukan kantor pusatnya. Wilayah provinsi tempat kedudukan kantor pusat bank meliputi pula provinsi hasil pemekaran wilayah sepanjang Pemerintah Provinsi hasil pemekaran wilayah belum memiliki saham mayoritas pada bank yang berkantor pusat di provinsi hasil pemekaran; dan

r. Bank yang telah memiliki jaringan kantor di dalam dan luar negeri sebelum ketentuan ini berlaku, dapat tetap mengoperasikan jaringan kantor tersebut.

D. Ketentuan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Dalam dokumen Makalah Yang Ada Daftar Isi - Makalah (Halaman 154-160)