• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

1.4 Kegunaan Penilitian

Adapun kegunaan penilitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi petani khususnya yang bergerak dalam bidang pemasaran komoditas jahe untuk meningkatkan pengetahuan mengenai strategi pemasaran komoditas jahe.

2. Penelitian ini diharapkan agar memberikan pengetahuan serta dapat dijadikan bahan tinjaun awal untuk menentukan penelitian serupa dimasa yang akan datang.

I. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Jahe Merah

Jahe diperkirakan berasal dari Negeri India, namun ada keyakinan lain yang menyatakan bahwa jahe berasal dari Tiongkok Selatan. Penyebaran jahe dari India ke Asia Tenggara, Jepang, Cina, hingga sampai Timur Tengah adalah dibawa oleh para saudagar pada zaman dahulu dalam perdagangan rempah-rempah. Dan pada masa penjajahan, jahe menjadi komoditas terkenal di benua Eropa karena dapat memberikan rasa pedas pada masakan dan memberikan rasa hangat pada tubuh, (Setyaningrum, 2013).

Jahe merah mempunyai rimbang lebih kecil dibandingkan dengan jahe gajah ataupun jahe kecil warnah merah sampai jingga mudah seratnya agak kasar aromanya tajam dan rasanya sangat pedas panjang akar 17,03 – 24,06 cm, diameter akar 5,36 – 5,46 mm, panjang rimpang 12,33 – 12,60 cm, tinggi rimpang 5,86 – 7,03 cm, dan berat rimpang 0,29 – 1,17 kg. Jahe merah mempunyai batang agak keras berbentuk bulat agak kecil, berwarna hijau kemerahan di selubungi oleh pelepah daun dan tinggi tanaman 14,05 – 48,23 cm. Jahe merah mempunyai daun berseling seling teratur. Warna daun lebih hijau (gelap) di bandingkan dengan jahe gajah ataupun jahe kecil. Permukaan daun atas berwarna hijau muda di bandingkan dengan bagian bawah luas daun 32,55 – 51 18 mm panjang daun 24,30 – 24, 79 cm, lebar daun 2,79 – 7,87 cm, (Endyah, 2010).

Syarat tumbuh tanaman jahe merah (zingiber officinale var) Tanaman jahe akan menghasilkan produksi secara optimal apabila di tanam pada tempat dan

lingkungan yang memenuhi persyaratan tumbuhnya. Selain itu varitas jahe secara ginetik memiliki sifat produktifitas tinggi juga dapat mempengaruhi produksi.

Untuk mendapatkan hasil yang baik kondisi lahan juga di perhatikan baik dari tingkat kesuburan maupun topografinya. Tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik pada tinggi tempat sekitar 200 – 600 m di atas permukaan laut. Akan tetapi tanaman jahe juga masih tumbuh dengan baik sampai ketinggian 900 m. Curah hujan rata rata yang di butuhkan tanaman jahe sekitar 2.500 – 4.000 mm atau dengan bulan basah 7 – 9 bulan. Suhu tahunan optimal untuk pertumbuhan jahe rata – rata sekitar 25 – 30 c.

Kondisi tanah yang baik bagi tanaman jahe adalah tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung organic. Jenis tanah yang cocok yaitu tanah latosol merah coklat atau andosol. Sementara itu tekstur tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jahe adalah tanah berstruktur lembung lembung liat berpasir, lembung berdebu serta lembung berliat. Untuk darajat keasaman, pH tanah yang di butuhkan adalah 6,8 – 7,4. Walaupun demikian tanaman jahe masih bisa tumbuh dengan baik pH tanah minimal 4,5. Kelerengan atau kemiringan tanah tempat tumbuhnya tanaman jahe juga harus di perhatikan. Hal ini terkait dengan perakaran yang dangkal dari tanaman jahe tentu mempengaruhi kekuatan terhadap tanaman yang tumbuh terhadap lahan lahan berlereng. Khasiat dan Manfaat jahe merah menurut lentera dalam Tri (2010) jahe merah sebagai bahan baku obat dengan rasanya panas dan pedas. Telah terbukti khasiat dalam 15 menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti minuman penghangat tubuh pelegah tenggorokan, mencegah mual, antimabok, penambahan nafsu makan,

menurunkan tekanan darah dan manfaat lainya. Minyak atsiri jahe merah berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Rasanya yang tajam dapat merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe merah dipakai untuk mengobati salesma, batuk, diare, dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe merah juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.

2.2 Konsep Pemasaran Pertanian

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial yang di dalamnya terdapat individu atau kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain (Kotler, 1997).

Adapun konsep dalam pemasaran yaitu : 1. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan pelaku usaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya secara alamia melalui percapaian kesejahteraan memiliki kebutuhan dasar yang bersifat hetorogen. Berdasarkan intensitas manusia memiliki beberapa kebutuhan yaitu kebutuhan sekunder dan primer sesuai dengan apa yang mereka inginkan untuk keberlangsungan usahanya.

Keinginan merupakan hasrat seseorang untuk mendapatkan target usaha untuk mempertahankan harga pasar yang produktif. Semakin tinggi gaya hidup

seseorang maka semakin tinggi pula kebutuhan yang ingin dicapai. Namun karena adanya keterbatasan dana waktu dan tenaga maka dibutuhkan sebuah terobosan kelompok untuk saling menutupi keinginan yang akan dicapai.

Permintaan adalah suatu kenginan konsumen untuk mendapatkan sesuatu baik jasa maupun materi untuk menutupi kebutuhan kebutuhan pasar.

2. Pasar Sasaran, Positioning dan Segmentasi Pasar

Pasar sasaran adalah salah satu strategi pemasaran dalam mengelompokkan konsumen dari produk berdasarkan kesamaan minat tindak laku, geografis, demografis dengan tujuan untuk membuat strategi pemasaran menjadi lebih baik dan memudahkan dalam penjualan produk.

Positioning yaitu dimana perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang diposisikan didalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama.

positioning menempatkan produk di benak konsumen dengan cara komunikasi yang dibangun oleh pemasar sehingga menciptakan hubunga yang positif dengan konsumen.

Segmentasi pasar adalah suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat di identifikasi dalam sebuah pasar dengan, keingian daya pembeli, lokasi geografis dan kebiasaan pembelian yang serupa.

3. Penawaran dan merek

Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi, dan pengalaman. Merek (brand) adalah suatu penawaran dari sumber yang diketahui sehingga semua perusahaan berjuang untuk membangun cita merek yang kuat.

4. Nilai dan Kepuasan

Nilai adalah manfaat yang diharapkan orang dengan menggunakan produk atau layanan. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk atau hasil dalam kaitanya ekpestasi atau dalam kata lain produk yang dipasarkan mememiliki kualitas produk yang produktif dan dapat bersaing di pasar modern.

5. Saluran Pemasaran

Untuk mencapai pasar sasaran, pemasaran menggunakan tiga jenis saluran pemasaran yaitu:

a. Saluran komukasi untuk menyampaikan dan menerima pesan dari pembeli sasaran.

b. Saluran distribusi untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau penggunan.

c. Saluran layanan untuk melakukan transaksi dengan calon pembelin 6. Rantai Pasokan

Rantai Pasokan adalah saluran yang lebih panjang yang membentang dari bahan mentah hingga komponen sampai produk akhir yang dihantarkan ke pembeli akhir.

7. Persaingan

Persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial yang dipertimbangkan oleh seseorang pembeli.

8. Lingkungan Pemasaraan

Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas.

Lingkungan tugas mencakup para pelaku yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan promosi penawaran. Lingkungan luas terdiri dari: lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan fisik, lingkungan teknologi, lingkungan politik hukum, dan lingkungan sosial budaya.

Umumnya produk yang dipasarkan dapat berupa barang ataupun jasa yang memiliki perbedaan karasteristik. Barang adalah sebuah produk fisik secara terlihat atau berwujud sehingga dapat berpindah dari tangan penjual ke tangan pembeli, sedangkan jasa adalah setiap aktivitas atau pekerjaan jasa yang ditawarkan dari suatu pihak ke pihak lainnya. Adapun perbedaan karasteristik barang dan jasa adalah sebagai berikut:

Tabel. 2.1 Perbedaan Karasteristik Barang dan Jasa

No Barang Jasa

1. Produk berwujud Produk tidak berwujud 2. Produk bisa dijual kembali Jasa sulit dijual kembali

3 Produk bisa disimpan Banyak jasa tidak bisa disimpan 4 Produksi terpisah dengan konsumsi Produksi dan komsumsi bisa secara

simultan

5 Aspek mutu mudah diukur Banyak aspek mutu sulit diukur 6 Penjualan terpisah dengan produksi Penjualan menjadi bagian dari jasa 7 Produksi bisa diangkut Interaksi pelanggan tinggi

8 Fasilitas penting untuk biaya Penyedia, bukan produk, bisa diangkut 9 Mudah melakukan otomatisasi Fasilitas penting untuk pelanggan 10. Penerimaan dihasilkan dari produk Sulit untuk melakukan otomatisasi Sumber: Heizer, 2008

2.3 Teori dan Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan produsen barang atau jasa secara berkesinambungan. Beberapa konsep yang digunakan dalam strategi pemasaran

1. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar merupakan proses mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok kelompok pembeli yang berbeda karena setiap konsumen memiliki kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda.

2. Market Positioning

Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan oleh karena perusahaan harus punya pola spesifik untuk mendapatkan posisi kuat dalam pasar,yaitu memiliki segmen yang paling menguntungkan contohnya yaitu membangun kepercayaan pada konsumen bahwa produk yang di perjual belikan memiliki kualitas yang bagus.

3. Targeting

Targeting adalah strategi memasuki pasar yang di jadikan sasaran penjualan 4. Marketing Mix Strategy

Kumpulan dari beberapa variabel yang telah di gunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen meliputi product, price, place, promotin, participant, process, people physical evidence.

5.Timing Strategy

Penentuan yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang perlu di perhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik Terlebih dahulu harus dilakukan persiapan baik di bidang produksi dan menentukan waktu yang tepat untuk mendistribusikan produk ke pasar. (H Wijaya, 2016).

2.4 Analisis SWOT

2.4.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan strategis untuk dapat mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha mencapai tujuan, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), ancaman

(threats). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini, (Rangkuti, 2004).

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness). Analisis SWOT ini berperan penting dalam bisnis karena tujuannya untuk membuat kerangka suatu situasi dan kondisi dalam suatu perusahaan dari sudut pandang SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

2.4.2 Unsur – Unsur SWOT

Faktor internal meliputi kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness), sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats). 2 faktor yang mempengaruhi Analisis SWOT yaitu sebagai berikut :

1. Faktor internal adalah suatu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dari perusahaan itu sendiri 15 yang dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan.

2. Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar perusahaan (ancaman dan peluang) yang dapat berpengaruh terhadap performa perusahaan tersebut, (Rangkuti, 2004).

2.4.3 Model Analisis SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor eksternal dimasukkan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisis Summary). Setelah matrik faktor strategi internal dan eksternal selesai disusun, kemudian hasilnya dimasukkan dalam model kuantitatif, yaitu matrik SWOT untuk merumuskan strategi kompetitif perusahaan, (Rangkuti, 2004).

2.4.4 Matrik SWOT

Matriks SWOT adalah alat yang dapat membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi 16 perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategi, (Rangkuti, 2004).

1. Strategi SO (Strength-Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST (Strenghts-Threats) Adalah Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weknesses-Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weknesses-Threats) Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.4.5 Strategi Kompetitif

Keberhasilan suatu strategi yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh seberapa besar tingkat kesesuaian strategi tersebut dengan perubahan lingkungan, pesaing, serta situasi organisasi faktor faktor dalam merumuskan strategi: Dalam Kondisi Posisi Persaingan 17 yang Kuat Membanggun Kekuatan Kompetitif, (Rangkuti, 2013).

2.4.6 Jenis Strategi Kompetitif

Untuk mengetahui daya saingnya disetiap kekuatan, porter menyarankan perusahaan untuk menggunakan salah satu dari tiga srategi: diferensiasi, kepemimpinan biaya, atau focus karasteristik perusahaan yang bisa di kaitkan dengan setiap strtegi. Strategi diferensiasi pesaing baru melalui loyalitas pelanggan yang sulit di atasi, (fredi, 2013).

2.4.7 Merumuskan Strategi Kompetitif

Cara yang efektif untuk merumuskan strategi adalah lima kekuatan dan strategi kompetitif (Michel E Porter, 2008) meneliti sejumlah perusahaan dan sejumlah perusahaan dan menyatakan bahwa strategi tingkat usaha merupakan hasil dari lima kekuatan kompotitif di lingkungan perusahaan. Kekuatan-kekuatan kompetitif yang ada dilingkungan perusahaan dan menunjukan pengaruh teknologi internet terhadap setiap kekuatan. Kekuatan-kekuatan ini membantu menentukan posisi perusahaan versus pesaingnya di dunia industry.

2.4.8 Matrik Internal Eksternal (IE)

Matriks Internal-Eksternal (Matriks IE) merupakan alat perumusan strategi pada tahap pencocokan yang berfokus pada penciptaan strategi alternatif dengan memadukan hasil pembobotan Matriks IFE dan Matriks EFE. Sumbu X dari Matriks IE merupakan skor bobot total Matriks IFE dan sumbu Y dari matriks IE merupakan skor bobot total Matriks EFE. Matriks IE memiliki Sembilan sel yang masing-masing sel-nya mengimplikasikan strategi tertentu.

Menurut Rangkuti (2001) parameter yang digunakan dalam matriks ini meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi.Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Perusahaan dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yaitu :

1. Rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini.

2. Divisi yang masuk dalam sel III, V, VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan.

3. Rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi.

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang di lakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.

Adapun Kajian Penelitian Terdahulu yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan

1. Analisis strategi

1. Jaringan distribusi yang kuat.

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan

2005) 2. Kualitas produk yang

baik

3. Repotasi produk yang baik dan di kenal oleh konsumen.

7. Harga jual produk yang lebih murah. Sedangkan

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan 4. Iklim dan cuaca kurang

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan

Analisis SWOT Dalam menentuan strategi strategi yang tepat dalam dan peluang yang ada serta meminimalisasi

2.6 Kerangka Pikir Penelitian

Strategi pemasaran mempunyai peranan penting bagi para petani jahe merah untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan. Oleh karena itu petani jahe merah dalam memilih strategi pemasaran setelah pasca panen harus melalui proses perencanaan, perhitungan, dan pertimbangan yang sesuai dan tepat

sasaran dengan menggunakan peluang serta kekuatan dari produk yang akan dipasarkan oleh petani untuk menghindari ancaman setelah mengetahui kelemahan dari produk yang akan dipasarkan. Pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang merupakan salah satu pasar penjualan jahe merah yang berpotensial untuk meningkatkan pendapatan petani jahe merah di desa tersebut. Akan tetapi para petani jahe merah masih kurang paham menentukan strategi-strategi yang baik dalam memasarkan hasil panen mereka, hal ini tentu mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan hidup petani yang ada di Kabupaten Enrekang.

Cara yang tepat dalam menentukan strategi-strategi yang tepat dalam memasarkan komoditas jahe merah ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT dalam bentuk matriks, dimana analisis ini secara sistematis dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan mampu meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats) yang dimiliki dalam proses pemasaran di pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Perumusan kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Strategi Pemasaran

Ancaman (T) Eksternal Peluang(o)

Eksternal Kelemahan ( w)

Internal Kekuatan (s)

Internal

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Strategi Pemasaran Komoditas Jahe Merah di Pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Analisis SWOT Pemasaran

Panen Jahe Merah

II. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Waktu dan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pasar Sub Terminal Agribisnis (STA) Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang mulai pada bulan Desember 2021 sampai dengan bulan Januari 2022. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah penghasil dan pemasok jahe merah.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Informan adalah orang yang bisa memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun tehnik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampel tujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu (orang yang dipilih betul-betul memiliki kreteria sebagai informan). Informan ini dibutuhkan untuk mengetahui kondisi yang sesuai dengan Strategi pemasaran komoditas jahe merah di pasar STA Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Teknik yang digunakan dalam pemilihan informan dilakukan dengan cara sengaja menunjuk langsung informan dengan dasar pertimbangan informan tersebut dianggap bisa memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan data penelitian. Informan dalam penilitian ini sebanyak 15 pedagang.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan berupa data lisan dengan penjelasan mengenai pembahasan.

3.3.2. Sumber Data 1. Data Primer

Data Primer merupakan data hasil wawancara yang diperoleh dari berbagai informan yang terkait dengan petani dalam pemasaran, lembaga pemasaran (Pedagang Pengumpul dan Pedagang Besar).

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan diperoleh peneliti melalui data-data statistik Badan Pusat Statistik, laporan dari Dinas Pertanian, laporan hasil-hasil penelitian perguruan tinggi, lembaga penelitian dan sebagainya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi sebagai berikut :

3.4.1 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data di mana peneliti terlibat langsung untuk mengamati strategi pemasaran komoditas jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

3.4.2 Wawancara

Wawancara merupakan dialog secara langsung untuk memperoleh data dari responden individu sumber daya manusia yang terpilih relevan dengan penelitian yang dilakukan di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

3.4.3 Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen atau bahan-bahan tertulis, cetak, rekam peristiwa yang berhubungan dengan hal lain yang ingin diteliti. Teknik studi dokumentasi dilakukan dengan cara menganalisis dokumen-dokumen yang ada di lembaga yang berkaitan dengan data.

3.5 Teknik Analisis Data

Semua data yang berhasil dikumpulkan berupa catatan lapangan, komentar peneliti, uraian informan penelitian, dokumen-dokumen berupa laporan, artikel, dan sumber data lainnya yang terkait dengan pemasaran jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Selanjutnya dianalisis menggunakan analisis SWOT dengan melakukan analisis situasi terkait pemasaran jahe merah sebagai berikut, (Suhartina 2016).

3.5.1 Identifikasi

Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman (faktor eksternal) maupun kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang dimiliki petani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

3.5.2 Penentuan faktor internal

Menentukan faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

a. Bobot

Penentuan bobot didasarkan pada akumulasi dari kekuatan dengan kelemahan dan akumulasi antara peluang dan ancaman. Nilai pada bobot ditentukan dari hasil wawancara antara peneliti dengan petani jehe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

b. Rating

Penentuan rating berdasarkan diskusi peneliti dengan petani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan alla Kabupaten Enrekang. Bobot dan skor setiap elemen dijumlahkan. Untuk kekuatan dijumlahkan dengan kelemahan, sedangkan peluang dijumlahkan dengan ancaman skor =Rating x Bobot.

3.5.3. IFAS & EFAS a. IFAS

Mengkaji faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani jahe merah. Setelah menentukan faktor kekuatan dan kelemahan petani jahe merah, selanjutnya adalah memberikan bobot dari masing-masing faktor internal tersebut dengan memberikan kuesioner kepada petani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Tabel 3.1. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)

Tabel 3.2 Matriks faktor Strategi Eksternal (EFAS) Faktor Strategi

Merumuskan strategi pemasaran dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki petani jahe merah, serta meminimalisasikan kelemahan dan

Merumuskan strategi pemasaran dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki petani jahe merah, serta meminimalisasikan kelemahan dan

Dokumen terkait