• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN KOMODITAS JAHE MERAH (STUDI KASUS DI PASAR SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) DESA SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN KOMODITAS JAHE MERAH (STUDI KASUS DI PASAR SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) DESA SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG)"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN KOMODITAS JAHE MERAH

(STUDI KASUS DI PASAR SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) DESA SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG)

JASMIN 105961116016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(2)

STRATEGI PEMASARAN KOMODITAS JAHE MERAH

(STUDI KASUS DI PASAR SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) DESA SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG)

JASMIN 105961116016

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjan Pertanian Strata Satu ( S-1 )

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MAKASSAR 2022

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Strategi Pemasaran Komoditas Jahe Merah (Studi Kasus di Pasar Sub Terminal Agribisnis (STA) Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang)

Nama : Jasmin

Stanbuk :105961116016 Program studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P. Sumarni B, S.P., M.Si.

NIDN. 0911067001 NIDN. 0931129002

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis

Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.

NIDN. 0926036803 NIDN. 0921037003

(4)

HALAMAN KOMISI PENGUJI

Judul : Strategi Pemasaran Komoditas Jahe Merah ( Studi Kasus di Pasar Sub Terminal Agribisnis ( STA) Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang)

Nama : Jasmin

Stanbuk 105961116016

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Mohammad Natsir, S.p., M. P.

Ketua sidang

2. Sumarni B, S.P., M.Si.

Sekertaris

3. Ir. Hj. Nailah, M . Si.

Anggota

4. Rasdiana Mudatsir , S.P ., M.Si Anggota

Tanggal Lulusan : . . .

(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsin yang berjudul Strategi Pemasaran Komoditas Jahe Merah ( Studi Kasus di Pasar Sub Terminal Agribisnis(STA) Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang) adalah benar merupakan hasil karya yang belum belum di ajukan dalam bentuk apapun kepada bentuk perguruan tinggi manapun. Semua bersumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak di terbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan dicamtumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, April 2022

Jasmin 105961116016

(6)

ABSTRACT

JASMIN. 105961116016. Marketing Strategy for Red Ginger Commodity (Case Study in Agribusiness Sub Terminal Market (STA) Sumillan Village, Alla District, Enrekang Regency). Accompanied by Mohammad Natsir and Sumarni B.

This study aims: 1. To identify the internal and external factor of the red ginger marketing process in the Agribusiness Sub Terminal Market In Sumillan Village, Alla District, Enrekang Regency. 2. To identify the actions and marketingstrategies of red ginger in the Agribusiness Sub Terminal Market in Sumillan Village Alla District Enrekang Regency.

Determination of informants is done by using a purposive sampling technique, namely the sampling technique is based on a specific goal or people who really have the criteria as informants include 15 traders.

The results of the study show that: The strategies used in the marketing process of red ginger from internal factors are: the high price of red ginger and the undoubted quality of red ginger. External factors are: Many industries that need red ginger and the need for support from the government to improve the knowledge and skills of traders and the use of design technology in order to attract consumer interest and compete with competitors

Keywords: Marketing Strategy, SWOT Analysis, Red Ginger.

(7)

ABSTRAK

JASMIN. 105961116016. Stategi Pemasaran Komoditas Jahe Merah ( Studi Kasus di Pasar Sub Terminal Agribisnis (STA) Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupate Enrekang). Didampingi oleh Mohammad Natsir dan Sumarni. B.

Penilitian ini bertujuan :1. Untuk mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal proses pemasaran jahe merah di Pasar Sub Terminal Agribisnis (STA) Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. 2. Untuk mengidentifikasi tindakan dan strategi pemasaran jahe merah di Pasar Sub Terminal Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel tujuan ( purposive sampling ) yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu atau orang yang betul-betul memiliki kriteria sebagai informan meliputi 15 pedagang .

Hasil penelitian menujukkan bahwa strategi yang dilakukan dalam proses pemasaran jahe merah dari faktor internal adalah harga komoditas jahe merah yang tinggi dan kualitas jahe merah yang tidak diragukan lagi. Faktor Eksternal adalah banyak industri yang membutuhkan jahe merah dan perlunya dukungan dari pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pedagang dan pemanfaatan teknologi desain agar dapat menarik minat konsumen maupun bersaing dengan kompetitor.

Kata Kunci : Strategi Pemasaran , Analisis SWOT, Jahe Merah.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tak lupa pula penulis ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh berkah.

Judul Skripsi penelitiann adalah Strategi Pemasaran Komoditas Jahe Merah Studi Kasus di Pasar STA Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Proposal ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sarjana S1 Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis sangat berharap semoga dengan adanya Skripsi ini penulis dapat memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis miliki. Kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya Skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat;

1. Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.P Selaku pembimbing Utama dan Sumarni. B .S.P., M.Si Selaku Pembimbing Pendamping yang telah membimbing saya dalam penulisan Skripsi ini.

2. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., Selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

3. Ibu Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Semua teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 19 April 2022

Jasmin

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...I HALAMAN PENGESAHAN ... III HALAMAN KOMISI PENGUJI ... IV ABSTRACT ... VI KATA PENGANTAR ... VIII DAFTAR ISI ...X DAFTAR TABEL ... XII DAFTAR GAMBAR ... XIII

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penilitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Komoditas Jahe Merah ... 4

2.2 Konsep Pemasaran Pertanian ... 6

2.3 Teori dan Strategi Pemasaran ... 10

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 16

III. METODE PENELITIAN ... 24

(11)

3.1 Lokasi Waktu dan Penelitian ... 24

3.2 Teknik Penentuan Informan ... 24

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Teknik Analisis Data ... 26

3.6 Definisi Operasional ... 30

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 32

4.1. Letak Geografis Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 32

4.2. Keadaan Demografis ... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

5.1. Strategi Pengembangan Pemasaran Jahe merah ... 37

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

6.1. Kesimpulan ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ...61

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Area Produksi Kabupaten Enrekang ... 2

Tabel 2.1 Peredaan Karakteristik Barang dan Jasa ... 10

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 16

Tabel 3.1 Matriks Faktor Strategi Internal ... 32

Tabel 3.2 Matriks Faktor Strategi Eksternal ... 32

Tabel 3.3 Analisis SWOT ... 33

Tabel 3.4 Matriks Internal dan Eksternal ... 34

Tabel 5.1 Identitas Responden Pedagang Jahe Merah Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Sumilan Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang ... 34

Tabel 5.2 Tingkat Pendidikan Pedagang Jahe Merah di Desa Sumilan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 35

Tabel 5.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Jahe Merah di Desa Sumilan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 35

Tabel 5.4 Matriks Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pemasaran Jahe Merah ... 36

Tabel 5.5 Matriks Internal Strategi Faktor Analisis System (IFAS) ... 47

Tabel 5.6 Matrik Eksternal Strategi Faktor Analisi system EFAS ... 49

Tabel 5.7 Perhitungan Analisis SWOT Untuk Strategi Pemasaran Jahe Merah di Desa Sumilan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 50

Tabel 5.8 Matriks SWOT ... 53

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penilitian Strategi Pemasaran Komoditas Jahe

Merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 27 Gambar 5.1 Matriks Posisi Strategi Pemasaran Jehe Merah di Desa Sumillan

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 51

(14)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jahe merupakan tanaman obat yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki tiga jenis jahe yang biasa diperdagangkan, yaitu jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah. Dari ketiga jenis jahe tersebut, jahe merah memiliki komponen kimia yang lebih unggul, terutama kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi, (Aryanta, 2019)

Strategi yang dapat diterapkan yaitu memperluas jangkauan pemasaran dengan menambah outlet rekanan dan juga memperbaiki kemasan produk untuk meningkatkan minat konsumen terhadap produk olahan jahe merah Kabupaten Enrekang merupakan daerah penghasil rempah rempah yang bernilai komersial tinggi dan memberikan kontribusi penting dalam perekonomian daerah karena merupakan produk pertanian yang di butuhkan untuk bahan obat dan bahan masakan Enrekang merupakan salah satu penghasil rempah rempah terbaik salah satunya jahe merah. Kabupaten Enrekang menjadi pusat sentral produksi dan pemasaran komoditas jahe merah di Sulawasi Selatan. Hal ini dapat di lihat dari luas lahan dan produksi setiap tahunya dari data beberapa tahun terakhir.

Produksi jahe merah dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari tahun ke tahun penurunan pertama pada tahun 2014 sebesar (104.655) dan mengalami penurunan pada tahun 2015 ( 86.200), 2016 (86.200), 2017 (12.840) tapi mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 110.800 Ton dengan luas lahan 329 Ha . Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 1.1

(15)

Tabel 1.1 Luas Area dan Produksi di Kabupaten Enrekang

Tahun Luas Area (Ha) Produksi (Ton)

2014 263 104.655

2015 238 86.200

2016 238 86.200

2017 321 12.840

2018 329 110.800

Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang, 2020

Pemasaran sebagaimana diketahui adalah bagian dari sistem agribisnis.

Tanpa pemasaran maka produk pertanian seperti jahe tidak dapat terdistribusi dengan baik. Pemasaran menurut Kotler (1997) adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain.

Pemasaran jahe merah di Enrekang tidak hanya dijual di pasar induk tapi juga dapat di pasarkan di luar daerah atau ke manca Negara. Namun di samping itu terjadi perbedaan harga karena rata rata petani tidak mengetahui harga yang sebenarnya sehingga hal yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian

“Strategi Pemasaran Komoditas Jahe Merah Pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

(16)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dirumuskan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana potensi faktor internal dan faktor eksternal dalam proses pemasaran komoditas jahe merah di pasar STA Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang?

2. Bagaimana tindakan dan strategi pemasaran dalam proses pemasaran komoditas Jahe Merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penelitia ini yaitu;

1. Untuk mengidentifikasi potensi faktor internal dan faktor eksternal proses pemasaran komoditas jahe merah di pasar STA Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

2. Untuk mengidentitifikasi tindakan dan strategi pemasaran jahe merah di pasar STA Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

1.4 Kegunaan Penilitian

Adapun kegunaan penilitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi petani khususnya yang bergerak dalam bidang pemasaran komoditas jahe untuk meningkatkan pengetahuan mengenai strategi pemasaran komoditas jahe.

2. Penelitian ini diharapkan agar memberikan pengetahuan serta dapat dijadikan bahan tinjaun awal untuk menentukan penelitian serupa dimasa yang akan datang.

(17)

I. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Jahe Merah

Jahe diperkirakan berasal dari Negeri India, namun ada keyakinan lain yang menyatakan bahwa jahe berasal dari Tiongkok Selatan. Penyebaran jahe dari India ke Asia Tenggara, Jepang, Cina, hingga sampai Timur Tengah adalah dibawa oleh para saudagar pada zaman dahulu dalam perdagangan rempah-rempah. Dan pada masa penjajahan, jahe menjadi komoditas terkenal di benua Eropa karena dapat memberikan rasa pedas pada masakan dan memberikan rasa hangat pada tubuh, (Setyaningrum, 2013).

Jahe merah mempunyai rimbang lebih kecil dibandingkan dengan jahe gajah ataupun jahe kecil warnah merah sampai jingga mudah seratnya agak kasar aromanya tajam dan rasanya sangat pedas panjang akar 17,03 – 24,06 cm, diameter akar 5,36 – 5,46 mm, panjang rimpang 12,33 – 12,60 cm, tinggi rimpang 5,86 – 7,03 cm, dan berat rimpang 0,29 – 1,17 kg. Jahe merah mempunyai batang agak keras berbentuk bulat agak kecil, berwarna hijau kemerahan di selubungi oleh pelepah daun dan tinggi tanaman 14,05 – 48,23 cm. Jahe merah mempunyai daun berseling seling teratur. Warna daun lebih hijau (gelap) di bandingkan dengan jahe gajah ataupun jahe kecil. Permukaan daun atas berwarna hijau muda di bandingkan dengan bagian bawah luas daun 32,55 – 51 18 mm panjang daun 24,30 – 24, 79 cm, lebar daun 2,79 – 7,87 cm, (Endyah, 2010).

Syarat tumbuh tanaman jahe merah (zingiber officinale var) Tanaman jahe akan menghasilkan produksi secara optimal apabila di tanam pada tempat dan

(18)

lingkungan yang memenuhi persyaratan tumbuhnya. Selain itu varitas jahe secara ginetik memiliki sifat produktifitas tinggi juga dapat mempengaruhi produksi.

Untuk mendapatkan hasil yang baik kondisi lahan juga di perhatikan baik dari tingkat kesuburan maupun topografinya. Tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik pada tinggi tempat sekitar 200 – 600 m di atas permukaan laut. Akan tetapi tanaman jahe juga masih tumbuh dengan baik sampai ketinggian 900 m. Curah hujan rata rata yang di butuhkan tanaman jahe sekitar 2.500 – 4.000 mm atau dengan bulan basah 7 – 9 bulan. Suhu tahunan optimal untuk pertumbuhan jahe rata – rata sekitar 25 – 30 c.

Kondisi tanah yang baik bagi tanaman jahe adalah tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung organic. Jenis tanah yang cocok yaitu tanah latosol merah coklat atau andosol. Sementara itu tekstur tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jahe adalah tanah berstruktur lembung lembung liat berpasir, lembung berdebu serta lembung berliat. Untuk darajat keasaman, pH tanah yang di butuhkan adalah 6,8 – 7,4. Walaupun demikian tanaman jahe masih bisa tumbuh dengan baik pH tanah minimal 4,5. Kelerengan atau kemiringan tanah tempat tumbuhnya tanaman jahe juga harus di perhatikan. Hal ini terkait dengan perakaran yang dangkal dari tanaman jahe tentu mempengaruhi kekuatan terhadap tanaman yang tumbuh terhadap lahan lahan berlereng. Khasiat dan Manfaat jahe merah menurut lentera dalam Tri (2010) jahe merah sebagai bahan baku obat dengan rasanya panas dan pedas. Telah terbukti khasiat dalam 15 menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti minuman penghangat tubuh pelegah tenggorokan, mencegah mual, antimabok, penambahan nafsu makan,

(19)

menurunkan tekanan darah dan manfaat lainya. Minyak atsiri jahe merah berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Rasanya yang tajam dapat merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe merah dipakai untuk mengobati salesma, batuk, diare, dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe merah juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.

2.2 Konsep Pemasaran Pertanian

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial yang di dalamnya terdapat individu atau kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain (Kotler, 1997).

Adapun konsep dalam pemasaran yaitu : 1. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan pelaku usaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya secara alamia melalui percapaian kesejahteraan memiliki kebutuhan dasar yang bersifat hetorogen. Berdasarkan intensitas manusia memiliki beberapa kebutuhan yaitu kebutuhan sekunder dan primer sesuai dengan apa yang mereka inginkan untuk keberlangsungan usahanya.

Keinginan merupakan hasrat seseorang untuk mendapatkan target usaha untuk mempertahankan harga pasar yang produktif. Semakin tinggi gaya hidup

(20)

seseorang maka semakin tinggi pula kebutuhan yang ingin dicapai. Namun karena adanya keterbatasan dana waktu dan tenaga maka dibutuhkan sebuah terobosan kelompok untuk saling menutupi keinginan yang akan dicapai.

Permintaan adalah suatu kenginan konsumen untuk mendapatkan sesuatu baik jasa maupun materi untuk menutupi kebutuhan kebutuhan pasar.

2. Pasar Sasaran, Positioning dan Segmentasi Pasar

Pasar sasaran adalah salah satu strategi pemasaran dalam mengelompokkan konsumen dari produk berdasarkan kesamaan minat tindak laku, geografis, demografis dengan tujuan untuk membuat strategi pemasaran menjadi lebih baik dan memudahkan dalam penjualan produk.

Positioning yaitu dimana perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang diposisikan didalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama.

positioning menempatkan produk di benak konsumen dengan cara komunikasi yang dibangun oleh pemasar sehingga menciptakan hubunga yang positif dengan konsumen.

Segmentasi pasar adalah suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat di identifikasi dalam sebuah pasar dengan, keingian daya pembeli, lokasi geografis dan kebiasaan pembelian yang serupa.

(21)

3. Penawaran dan merek

Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi, dan pengalaman. Merek (brand) adalah suatu penawaran dari sumber yang diketahui sehingga semua perusahaan berjuang untuk membangun cita merek yang kuat.

4. Nilai dan Kepuasan

Nilai adalah manfaat yang diharapkan orang dengan menggunakan produk atau layanan. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk atau hasil dalam kaitanya ekpestasi atau dalam kata lain produk yang dipasarkan mememiliki kualitas produk yang produktif dan dapat bersaing di pasar modern.

5. Saluran Pemasaran

Untuk mencapai pasar sasaran, pemasaran menggunakan tiga jenis saluran pemasaran yaitu:

a. Saluran komukasi untuk menyampaikan dan menerima pesan dari pembeli sasaran.

b. Saluran distribusi untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau penggunan.

c. Saluran layanan untuk melakukan transaksi dengan calon pembelin 6. Rantai Pasokan

Rantai Pasokan adalah saluran yang lebih panjang yang membentang dari bahan mentah hingga komponen sampai produk akhir yang dihantarkan ke pembeli akhir.

(22)

7. Persaingan

Persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial yang dipertimbangkan oleh seseorang pembeli.

8. Lingkungan Pemasaraan

Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas.

Lingkungan tugas mencakup para pelaku yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan promosi penawaran. Lingkungan luas terdiri dari: lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan fisik, lingkungan teknologi, lingkungan politik hukum, dan lingkungan sosial budaya.

Umumnya produk yang dipasarkan dapat berupa barang ataupun jasa yang memiliki perbedaan karasteristik. Barang adalah sebuah produk fisik secara terlihat atau berwujud sehingga dapat berpindah dari tangan penjual ke tangan pembeli, sedangkan jasa adalah setiap aktivitas atau pekerjaan jasa yang ditawarkan dari suatu pihak ke pihak lainnya. Adapun perbedaan karasteristik barang dan jasa adalah sebagai berikut:

(23)

Tabel. 2.1 Perbedaan Karasteristik Barang dan Jasa

No Barang Jasa

1. Produk berwujud Produk tidak berwujud 2. Produk bisa dijual kembali Jasa sulit dijual kembali

3 Produk bisa disimpan Banyak jasa tidak bisa disimpan 4 Produksi terpisah dengan konsumsi Produksi dan komsumsi bisa secara

simultan

5 Aspek mutu mudah diukur Banyak aspek mutu sulit diukur 6 Penjualan terpisah dengan produksi Penjualan menjadi bagian dari jasa 7 Produksi bisa diangkut Interaksi pelanggan tinggi

8 Fasilitas penting untuk biaya Penyedia, bukan produk, bisa diangkut 9 Mudah melakukan otomatisasi Fasilitas penting untuk pelanggan 10. Penerimaan dihasilkan dari produk Sulit untuk melakukan otomatisasi Sumber: Heizer, 2008

2.3 Teori dan Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan produsen barang atau jasa secara berkesinambungan. Beberapa konsep yang digunakan dalam strategi pemasaran

1. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar merupakan proses mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok kelompok pembeli yang berbeda karena setiap konsumen memiliki kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda.

(24)

2. Market Positioning

Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan oleh karena perusahaan harus punya pola spesifik untuk mendapatkan posisi kuat dalam pasar,yaitu memiliki segmen yang paling menguntungkan contohnya yaitu membangun kepercayaan pada konsumen bahwa produk yang di perjual belikan memiliki kualitas yang bagus.

3. Targeting

Targeting adalah strategi memasuki pasar yang di jadikan sasaran penjualan 4. Marketing Mix Strategy

Kumpulan dari beberapa variabel yang telah di gunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen meliputi product, price, place, promotin, participant, process, people physical evidence.

5.Timing Strategy

Penentuan yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang perlu di perhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik Terlebih dahulu harus dilakukan persiapan baik di bidang produksi dan menentukan waktu yang tepat untuk mendistribusikan produk ke pasar. (H Wijaya, 2016).

2.4 Analisis SWOT

2.4.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan strategis untuk dapat mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha mencapai tujuan, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), ancaman

(25)

(threats). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini, (Rangkuti, 2004).

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness). Analisis SWOT ini berperan penting dalam bisnis karena tujuannya untuk membuat kerangka suatu situasi dan kondisi dalam suatu perusahaan dari sudut pandang SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

2.4.2 Unsur – Unsur SWOT

Faktor internal meliputi kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness), sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats). 2 faktor yang mempengaruhi Analisis SWOT yaitu sebagai berikut :

1. Faktor internal adalah suatu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dari perusahaan itu sendiri 15 yang dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan.

(26)

2. Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar perusahaan (ancaman dan peluang) yang dapat berpengaruh terhadap performa perusahaan tersebut, (Rangkuti, 2004).

2.4.3 Model Analisis SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dimasukan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor eksternal dimasukkan kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisis Summary). Setelah matrik faktor strategi internal dan eksternal selesai disusun, kemudian hasilnya dimasukkan dalam model kuantitatif, yaitu matrik SWOT untuk merumuskan strategi kompetitif perusahaan, (Rangkuti, 2004).

2.4.4 Matrik SWOT

Matriks SWOT adalah alat yang dapat membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi 16 perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategi, (Rangkuti, 2004).

1. Strategi SO (Strength-Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.

(27)

2. Strategi ST (Strenghts-Threats) Adalah Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weknesses-Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weknesses-Threats) Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.4.5 Strategi Kompetitif

Keberhasilan suatu strategi yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh seberapa besar tingkat kesesuaian strategi tersebut dengan perubahan lingkungan, pesaing, serta situasi organisasi faktor faktor dalam merumuskan strategi: Dalam Kondisi Posisi Persaingan 17 yang Kuat Membanggun Kekuatan Kompetitif, (Rangkuti, 2013).

2.4.6 Jenis Strategi Kompetitif

Untuk mengetahui daya saingnya disetiap kekuatan, porter menyarankan perusahaan untuk menggunakan salah satu dari tiga srategi: diferensiasi, kepemimpinan biaya, atau focus karasteristik perusahaan yang bisa di kaitkan dengan setiap strtegi. Strategi diferensiasi pesaing baru melalui loyalitas pelanggan yang sulit di atasi, (fredi, 2013).

(28)

2.4.7 Merumuskan Strategi Kompetitif

Cara yang efektif untuk merumuskan strategi adalah lima kekuatan dan strategi kompetitif (Michel E Porter, 2008) meneliti sejumlah perusahaan dan sejumlah perusahaan dan menyatakan bahwa strategi tingkat usaha merupakan hasil dari lima kekuatan kompotitif di lingkungan perusahaan. Kekuatan-kekuatan kompetitif yang ada dilingkungan perusahaan dan menunjukan pengaruh teknologi internet terhadap setiap kekuatan. Kekuatan-kekuatan ini membantu menentukan posisi perusahaan versus pesaingnya di dunia industry.

2.4.8 Matrik Internal Eksternal (IE)

Matriks Internal-Eksternal (Matriks IE) merupakan alat perumusan strategi pada tahap pencocokan yang berfokus pada penciptaan strategi alternatif dengan memadukan hasil pembobotan Matriks IFE dan Matriks EFE. Sumbu X dari Matriks IE merupakan skor bobot total Matriks IFE dan sumbu Y dari matriks IE merupakan skor bobot total Matriks EFE. Matriks IE memiliki Sembilan sel yang masing-masing sel-nya mengimplikasikan strategi tertentu.

Menurut Rangkuti (2001) parameter yang digunakan dalam matriks ini meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi.Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Perusahaan dapat mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yaitu :

(29)

1. Rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini.

2. Divisi yang masuk dalam sel III, V, VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan.

3. Rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi.

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang di lakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.

Adapun Kajian Penelitian Terdahulu yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan

1. Analisis strategi Bersaing

Komoditas Sayuran di Yayasan Amanah Batasa Kabupaten Bogor Jawa Barat (Afifah Juliantari,

Analisis Deskriptif, Analisis SWOT

Berdasarkan analisis SWOT adapun factor internal yaitu terdiri dari kekuatan dari komoditas sayuran yayasan amanah batasan yaitu:

1. Jaringan distribusi yang kuat.

(30)

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan

2005) 2. Kualitas produk yang

baik

3. Repotasi produk yang baik dan di kenal oleh konsumen.

4. Pasokan bahan baku yang kontinyu.

5. Efisiansi produksi.

6. Pengendalian mutu produksi yang baik.

7. Harga jual produk yang lebih murah. Sedangkan factor kelemahan yaitu : a. Promosi produk yang

berkesinambungan masih kuran.

b. Kapasitas produksi yang terbatas

c. Manajemen SDM yang masih lemah

d. Kurangnya SIM (Sistem Informasi Manajemen) bagi perusahaan e. Kinerja R&D yang

lemah adapun faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, adapun faktor peluang dari Komoditas

Sayuran Yayasan Amanah Batasa yaitu:

1. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi

2. Permintaan produk yang tinggi

3. Produk mempunyai pangsa pasar yang luas 4. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat

(31)

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan 5. Perkembangan teknologi

informasi

6. Letak geografis yang menguntungkan

Sedangkan faktor ancaman yaitu :

1. Intensitas persaingan tinggi

2. Kenaikan pada tarif dasar listrik, telepon, dan BBM

3. Kerentanan terhadap inflasi

4. Kondisi

perekonomian,politik keamanan yang belum stabil.

Adapun alternatif strategi yang dapat

dipertimbangkan yaitu : 1. Melakukan penetrasi pasar

2. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan 3. Menempatkan tenaga

kerja yang ahli/terampil terutama dalam bidang pertanian, teknologi dan manajemen.

4. Melakukan kegiatan pengembangan produk dengan biaya rendah, agar permintaan pasar akan produk sayuran Yayasan Amanah Batasa dapat terpenuhi.

5. Meningkatkan keunggulan produk dengan menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas

(32)

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan produk agar Yayasan Amanah Batasa mampu menghadapi ancaman pendatang baru.

6. Memperluas jaringan pemasaran.

2 Strategi Pemasaran Biji Kakao Hasil Hasil Fermentasi di KOPBUN Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen (Mutia, Elfiana,

Martina, 2017).

Analisis SWOT Matriks IE, Matrik SWOT

Berdasarkan identifikasi adapun faktor internal terdiri dari faktor kekuatan dan kelemahan ,adapun faktor kekuatan dan kelemahan ,adapun faktor kekuatan dari biji kakao hasil fermentasi di

KOPBUN Kecamatan juli kabupaten Beruen yaitu:

1. Semangat kerja tinggi 2. Produk berkualitas 3. Pelayanan yang baik 4. Menggunakan teknologi

modern

Sedangkan faktor kelemahan yaitu:

1. Modal terbatas 2. Kapasitas produksi terbatas

3. Label kurang menarik 4. Kurangnya promosi Adapun faktor eksternal terdiri dari faktor peluang dan faktor ancaman, adapun faktor peluang yaitu :

1. Permintaan meningkat 2. Harga jual meningkat 3. Adanya kerjasama

dengan petani

4. Luasnya potensi pasar.

Sedangkan

faktor ancaman yaitu : 1. Keterbatasan bahan baku 2. Tumbuhnya persaingan 3. Kualitas biji terkadang

tidak sesuai dengan kont 4. Iklim dan cuaca kurang

(33)

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan mendukung

Adapun strategi yang diperoleh dari hasil analisis diatas yaitu :

1. Mempertahankan semangat kerja agar dapat memenuhi jumlah permintaan yang

meningkat.

2. Tetap mempertahankan harga jual yang

meningkat dengan memberi pelayanan yang baik terhadap konsumen 3. Melakukan kerjasama

dengan petani

menggunakan teknologi sebagai media

4. Mempertahankan dan memperluas lokasi pemasaran guna untuk mencapai produk yang berkualitas.

3. Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini di

Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur), (Desti Furi Purnama, 2009).

Penentuan bobot matriks IFE &

EFE, Matriks IE, Matriks SWOT, Matriks QSPM.

Berdasarkan analisis faktor internal usaha produk olahan wortel KWT Kartini berada pada posisi rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan kelemahan usahanya.

Kekuatan utama KWT Kartini yaitu variasi produk, sedangkan kelemahan utama KWT Kartini yaitu harga jual produk. Berdasarkan analisis faktor eksternal usaha produk olahan wortel KWT Kartini berada pada posisi sedang dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Peluang utama KWT Kartini yaitu ketersediaan bahan baku,

(34)

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Pembahasan dan adapun kelemahan utamanya yaitu biaya energy yang meningkat.

Berdasarkan Matriks IE KWT Kartini berada pada kelompok usaha hold and maintain strategy (strategi mempertahankan dan memelihara), sehingga strategi yang dapat

dilakukan adalah penetrasi pasar Berdasarkan hasil analisis SWOT maka diperoleh diperoleh enam strategi aplikatif dari strategi penetrasi pasar.

Berdasarkan Matriks QSPM, diperoleh strategi pemasaran prioritas usaha pengolahan wortel KWT Kartini yaitu memperbaiki tampilan produk melalui perbaikan kemasan.

4. Strategi Pemasaran komoditas Pada Desa Sapanang Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba, (Asri T 2019).

Analisis SWOT Dalam menentuan strategi strategi yang tepat dalam memasarkan komoditas lada akan di lakukan dengan analisis SWOT dalam bentuk matrik. Di mana analisi ini dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada serta meminimalisasi

2.6 Kerangka Pikir Penelitian

Strategi pemasaran mempunyai peranan penting bagi para petani jahe merah untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan. Oleh karena itu petani jahe merah dalam memilih strategi pemasaran setelah pasca panen harus melalui proses perencanaan, perhitungan, dan pertimbangan yang sesuai dan tepat

(35)

sasaran dengan menggunakan peluang serta kekuatan dari produk yang akan dipasarkan oleh petani untuk menghindari ancaman setelah mengetahui kelemahan dari produk yang akan dipasarkan. Pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang merupakan salah satu pasar penjualan jahe merah yang berpotensial untuk meningkatkan pendapatan petani jahe merah di desa tersebut. Akan tetapi para petani jahe merah masih kurang paham menentukan strategi-strategi yang baik dalam memasarkan hasil panen mereka, hal ini tentu mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan hidup petani yang ada di Kabupaten Enrekang.

Cara yang tepat dalam menentukan strategi-strategi yang tepat dalam memasarkan komoditas jahe merah ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT dalam bentuk matriks, dimana analisis ini secara sistematis dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan mampu meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats) yang dimiliki dalam proses pemasaran di pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Perumusan kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(36)

Strategi Pemasaran

Ancaman (T) Eksternal Peluang(o)

Eksternal Kelemahan ( w)

Internal Kekuatan (s)

Internal

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Strategi Pemasaran Komoditas Jahe Merah di Pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Analisis SWOT Pemasaran

Panen Jahe Merah

(37)

II. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Waktu dan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pasar Sub Terminal Agribisnis (STA) Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang mulai pada bulan Desember 2021 sampai dengan bulan Januari 2022. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah penghasil dan pemasok jahe merah.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Informan adalah orang yang bisa memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun tehnik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampel tujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu (orang yang dipilih betul-betul memiliki kreteria sebagai informan). Informan ini dibutuhkan untuk mengetahui kondisi yang sesuai dengan Strategi pemasaran komoditas jahe merah di pasar STA Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Teknik yang digunakan dalam pemilihan informan dilakukan dengan cara sengaja menunjuk langsung informan dengan dasar pertimbangan informan tersebut dianggap bisa memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan data penelitian. Informan dalam penilitian ini sebanyak 15 pedagang.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data

(38)

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan berupa data lisan dengan penjelasan mengenai pembahasan.

3.3.2. Sumber Data 1. Data Primer

Data Primer merupakan data hasil wawancara yang diperoleh dari berbagai informan yang terkait dengan petani dalam pemasaran, lembaga pemasaran (Pedagang Pengumpul dan Pedagang Besar).

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan diperoleh peneliti melalui data-data statistik Badan Pusat Statistik, laporan dari Dinas Pertanian, laporan hasil-hasil penelitian perguruan tinggi, lembaga penelitian dan sebagainya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi sebagai berikut :

3.4.1 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data di mana peneliti terlibat langsung untuk mengamati strategi pemasaran komoditas jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

(39)

3.4.2 Wawancara

Wawancara merupakan dialog secara langsung untuk memperoleh data dari responden individu sumber daya manusia yang terpilih relevan dengan penelitian yang dilakukan di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

3.4.3 Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen atau bahan-bahan tertulis, cetak, rekam peristiwa yang berhubungan dengan hal lain yang ingin diteliti. Teknik studi dokumentasi dilakukan dengan cara menganalisis dokumen-dokumen yang ada di lembaga yang berkaitan dengan data.

3.5 Teknik Analisis Data

Semua data yang berhasil dikumpulkan berupa catatan lapangan, komentar peneliti, uraian informan penelitian, dokumen-dokumen berupa laporan, artikel, dan sumber data lainnya yang terkait dengan pemasaran jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Selanjutnya dianalisis menggunakan analisis SWOT dengan melakukan analisis situasi terkait pemasaran jahe merah sebagai berikut, (Suhartina 2016).

3.5.1 Identifikasi

Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman (faktor eksternal) maupun kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang dimiliki petani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

(40)

3.5.2 Penentuan faktor internal

Menentukan faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

a. Bobot

Penentuan bobot didasarkan pada akumulasi dari kekuatan dengan kelemahan dan akumulasi antara peluang dan ancaman. Nilai pada bobot ditentukan dari hasil wawancara antara peneliti dengan petani jehe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

b. Rating

Penentuan rating berdasarkan diskusi peneliti dengan petani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan alla Kabupaten Enrekang. Bobot dan skor setiap elemen dijumlahkan. Untuk kekuatan dijumlahkan dengan kelemahan, sedangkan peluang dijumlahkan dengan ancaman skor =Rating x Bobot.

3.5.3. IFAS & EFAS a. IFAS

Mengkaji faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki petani jahe merah. Setelah menentukan faktor kekuatan dan kelemahan petani jahe merah, selanjutnya adalah memberikan bobot dari masing-masing faktor internal tersebut dengan memberikan kuesioner kepada petani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

(41)

Tabel 3.1. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) Faktor Straregi

Internal Bobot Rating Bobot x

Rating Keterangan

Peluang X X X

Jumlah X X X

Ancaman X X X

Jumlah X X X

Total X X X

Sumber: Fredi (2004) b. EFAS

Mengkaji faktor – faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang dimiliki petani jahe merah di pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.s

Tabel 3.2 Matriks faktor Strategi Eksternal (EFAS) Faktor Strategi

Eksternal

Bobot Rating Bobot x Rating

Keterangan

Peluang X X X

Jumlah X X X

Ancaman X X X

Jumlah X X X

Total X X X

Sumber : Fredi ( 2014)

3.5.4 Analisis SWOT

Merumuskan strategi pemasaran dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki petani jahe merah, serta meminimalisasikan kelemahan dan ancaman yang akan menghambat pengembangan pemasaran jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

(42)

Tabel 3.3. Analisis SWOT

INTERNAL STRENGTHS (S)

 Tentukan 5-10 faktor- faktor kekuatan Internal

WEAKNESSES (W)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan EKSTERNAL

Internal

OPPORTUNIES (O)

 Tentukan 5-10 faktor peluang Eksternal

STRATEGI SO STRATEGI WO

 Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

 Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STREATHS(T) STRATEGI ST

 ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

 Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

 Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman 3.5.5. Internal – Eksternal ( IE)

Menghitung total skor pada matriks EFE dan IFE, total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y.

(43)

Tabel 3.4. Matriks Internal dan Eksternal (IE).

EFE 3 2 1

SCORE STRONG AVERAGE WEAK

HIGH

MEDIUM

LOW

4 3 2 1

IFE SCORE

3.5.6. Strategi

Menyusun pola rencana dan taktik tertentu dalam proses pemasaran jahe merah sehingga menghasilkan jumlah penjualan yang lebih tinggi.

3.6 Definisi Operasional

1. Pemasaran adalah proses jual beli antara petani jahe merah ke pedagang sampai ke konsumen.

2. Strategi adalah salah satu taktik atau cara untuk memasarkan jahe merah dengan baik dan benar sampai ke tangan konsumen.

1 2 3

GROWTH GROWTH RENTREN

(konsentrasi (Konsentrasi melalui CHME melalui integritas horizontal) (Diversifikas

integritas i

vertical) konglomera

si)

4 2 6

STABILITY GROWTH RENTREN

( hati hati) (konstrasi melalui CHME integritas Horisontal (Divertasi)

atau stabilitas)

7 8 9

GROWTH GROWTH RENTREN

(Diversifikasi (Diversifikasi CHME konsentrik) konglomerasi) (Bangkrut

atau likuidasi)

(44)

3. Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan untuk memperoleh strategi pemasaran sehingga mempermudah jalanya proses penjualan sekaligus mengurangi resiko yang akan terjadi.

4. Analisis Faktor Internal adalah suatu faktor yang berasal dari dalam suatu perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dari perusahaan:

a. Kekuatan (Strenght) adalah salah satu kemampuan yang dimiliki dalam memasarkan jahe merah sehingga meminimalkan resiko yang akan terjadi.

b. Kelemahan (Weaknesses) adalah salah satu keterbatasan yang dimiliki dalam kapasitasnya dalam memasarkan jahe merah.

5. Analisis Faktor Eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar perusahaan (ancaman dan peluang) yang dapat berpengaruh terhadap performa perusahaan. Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan:

a. Peluang (Opportunities) adalah salah satu kentungan atau kelebihan untuk memasarkan jahe merah yang lebih baik lagi

b. Ancaman (Threats) adalah kendala atau hambatan yang berpengaruh dalam proses pemasaran jahe merah.

6. Jahe merah adalah komoditas yang banyak dibudidayakan kabupaten Enrekang dan dipasarkan di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, yang merupakan rempah pada masakan tradisional, dan obat-obatan.

(45)

III. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak Geografis Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Kecamatan alla merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Enrekang sekitar 300 Km dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kecamatan alla memiliki permukaan yang berbukit – bukit dan bergunung-gunung, serta berada pada ketinggian 700-1.450 meter diatas permukaan laut. Tipe curah hujan basah (tipe B ) dengan derajat kekeringan 2,3 persen dengan tingkat curahan 1.390,1 mm/ tahun dan tingkat curah bulanan rata- rata 139 mm/bulan sedangkan rata-rata adalah 23ºC. Kondisi tanah Kecamatan alla cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman, baik tanaman hortikultura maupun tanaman jangka panjang.

Kecamatan Alla terdiri atas 5 desa 3 kelurahan yaitu:

Kelurahan Kambiolangi.

Kelurahan Buntu Sugi.

Kelurahan Kalosi.

Desa Bolang.

Desa Mata Allo.

Desa Pana.

Desa Sumillan.

Desa Taulo

Kecamatan alla mempunyai batas-batas wilayah yaitu ;

(46)

1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Baroko

2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Anggeraja Dan Malua 3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Curio

4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Masalle

4.2. Keadaan Demografis

1. Keadaan penduduk

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu Negara atau wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam Negara tidak bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang ekonomi,politik, sosial, pendidikan dan budaya. Sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik maupun non fisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun besar.

Jumlah penduduk di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dari data kantor kecamatan tahun 2012 Secara keseluruhan berjumlah 20.902 jiwa.

(47)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas responden pedagang menggambarkan suatu kondisi atau keadaan status dari pedagang tersebut. Identitas responden yang diuraikan dalam pembahasan berikut dapat memberikan informasi dari berbagai aspek keadaan pedagang yang diduga memiliki hubungan karakteristik pedagang dan kemampuan pedagang dalam jahe merah. Berbagai aspek karakteristik yang dimaksud dapat dilihat dari segi umur, luas lahan, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman berpemasaran.

5.1.1. Umur Responden Pedagang

Umur sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha penjualan jahe merah, terutama dalam kemampuan fisik dan pola pikir. Umumnya pedagang jahe merah yang berusia lebih mudah cenderung lebih berani mengambil resiko, jika dibandingkan dengan pedagang jahe merah yang berusia tua. Tetapi semakin tua usia pedagang jahe merah, maka kemampuan kerjanya relative menurun.

Walaupun disisi lain pedagang yang berusia tua biasanya lebih banyak memiliki pengamalaman untuk mengolah usaha dibanding dengan yang relatif muda.

Tingkat umur merupakan salah satu faktor menentukan bagi pedagang jahe merah.

Umur responden pedagang bervariasi sehingga untuk mengetahui tingkatan umur dan persentase pedagang responden dapat dilihat pada Tabel 5.1.

(48)

Tabel 5.1 Identitas Respon Pedagang Jahe Merah Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

No Umur Responden (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 22-31 2 13.3

2 32-41 5 33.4

3 42-51 3 20

4 52-61 2 13.3

5 62-71 3 20

Jumlah 15 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 5.1, menunjukkan bahwa klasifikasi umur responden jahe merah di Desa Sumillan terbanyak pada umur 22-31 tahun dengan jumlah 2 orang dengan persentase 13.3% karena pada usia tersebut masih terbilang produktif dalam berdagang jahe merah. Umur responden 32-41 tahun dengan jumlah 5 orang dengan persentase 33.4% dan juga masih dikatakan terbilang produktif dalam berdagang jahe merah dan umur 42-51 dan umur 62-71 dengan jumlah masing-masing 3 orang dengan persentase 20% pada usia tersebut produktifitas untuk pedagang jahe merah menurun.

5.1.2. Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penilaian khusus terhadap kemajuan suatu bangsa pada umumnya dan daerah atau desa pada khususnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang, maka tingkat kemajuan suatu daerah tersebut relatif tinggi. Faktor pendidkan akan mempermudah suatu inovasi dan teknologi baru sehingga dapat dikatakan bahwa secara relatif pedagang yang mempunyai tingkat pendidikan akan mengolah usahanya dengan baik pula dibandingkan dengan responden yang pendidikannya rendah. Tingkat pendidikan pedagang jahe merah di Desa Sumillan dapat dilihat pada Tabel 5.2

(49)

Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Pedagang Jahe Merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Tamat SD 3 20

2 Tamat SMP 5 33.3

3 Tamat SMA 7 46.7

Jumlah 15 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 5.2, tingkat pendidikan responden di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yang tamat SD sebanyak 3 orang dengan persentase 20%, tamat SMP sebanyak 5 orang dengan persentase 33.3% dan tamat SMA 7 orang dengan persentase 46.7%, hal ini dikarenakan faktor ekonomi yang kurang memungkinkan untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga pedagang cenderung berpengaruh pada kegiatan operasional pemasaran, karena keluarga yamg relatif besar merupakan sumber tenaga keluarga. Keadaan tanggungan keluarga pedagang jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Jahe Merah di Desa Sumillan No Jumlah Tanggungan Keluarga

(Orang) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 2-3 5 33.3

2 4-5 6 40

3 6-7 3 20

4 8-9 1 6.7

5 10-11 - -

Jumlah 15 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 5.3, jumlah tanggungan keluarga pedagang jahe

(50)

merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang terbanyak antara 2- 3 orang dengan jumlah 5 jiwa atau orang dengan persentase 33.3%, tanggungan keluarga 4-5 dengan jumlah 6 orang dengan persentase 40%, tanggungan keluarga 6-7 dengan jumlah 3 orang dengan persentase 20% dan jumlah tanggungan keluarga 8-9 orang dengan persentase 6.7%.

5.1. Strategi Pemasaran Jahe merah

Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dalam penyusunan strategi pengembangan pemasaran jahe merah peneliti melakukan analisis SWOT denagn terlebih dahulu mengidentifikasi faktor kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunies) dan ancaman (Threats).

Berdasarkan Tabel 5.4 di bawah, menunjukkan faktor internal dan eksternal jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Faktor internal terdiri dari 5 kekuatan dan 3 kelemahan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari 5 peluang dan 3 ancaman.

(51)

Tabel 5.4. Matriks Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pemasaran Jahe Merah Faktor Internal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Khasiat jahe merah yang memiliki beragam manfaat untuk kesehatan 2. Harga komoditi jahe merah yang tinggi 3. Sebagai bahan baku kebutuhan industri 4. Tenaga kerja yang banyak

5. Produksi jahe merah banyak

1. Banyak saluran pemasaran

2. Pengetahuan dan keterampilan pedagang yang rendah

3. Informasi teknologi yang kurang memadai sehingga mempegaruhi promosi

Faktor Eksternal

Peluang (O) Ancaman (T)

1. Banyak industri yang membutuhkan jahe merah

2. Memberikan Keuntungan atau Laba yang Besar dalam Menjalankan Pemasaran Jahe merah

3. Jahe merah merupakan salah satu komoditas yang memiliki peluang ekspor

4. Dukungan pemerintah dalam hal mensuplai keluar daerah

5. Akses trasportasi yang memadai

1. Produksi jahe merah dari kabupaten lain

2. Harga yang berfluktuasif 3. Adanya pesaing baru

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022 a. Identifikasi Faktor Internal Kekuatan

1. Khasiat Jahe merah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan

Khasiat jahe merah yang banyak digunakan sebagai herbal memang sudah tidak diragukan lagi untuk kesehatan. Jahe sering kali dikonsumsi dalam bentuk minuman yang menghangatkan tubuh, namun tanaman ini juga bisa ditambahkan ke dalam makanan atau dicampur dengan obat lainnya sehingga menghasilkan makanan yang menyehatkan tubuh. Secara umum jahe merah mampu meredakan

(52)

gangguan pencernaan mulai dari mengatasi mual, muntah hingga meredakan gejala flu dan demam. Termasuk ke dalam keluarga Zingiberaceae. Karena lebih sering digunakan sebagai obat, kandungan gingerol dalam jahe merah lebih banyak dan lebih kuat. Penelitian yang diterbitkan dalam PubMed Central Journal of Ethnopharmacology menyebutkan bahwa kandungan anti virus pada jahe mampu menyembuhkan masalah kesehatan pernapasan pada manusia karena infeksi virus.

Menurut hasil wawancara Ibu Hj Qaila (umur 58 tahun) mengatakan bahwa :

“Jahe merah rasanya lebih pedas dan beraroma tajam dari jahe gajah dan jahe biasa, makanya banyak yang cari”.

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat yang dimiliki jahe merah untuk Kesehatan menjadi salah satu peluang mudah untuk memasarkan jahe merah lebih luas lagi.

2. Harga komoditi jahe merah yang tinggi

Jahe menjadi salah satu rempah-rempah yang paling banyak diminati sebab banyaknya khasiat dan manfaatnya yang tentunya sangat bagus untuk tubuh. Oleh karena itu jahe memiliki harga jual yang terbilang sangat stabil namun akhir-akhir meningkat disebabkan permintaan pasar yang terbilang tinggi.

Harga komoditas jehe merah merah di Pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang oleh pedagang pengumpul sebesar Rp.

20.000/kg dari pedagang pengecer sebesar Rp 25.000/kg sedangkan dari pedagang besar di jual dengan harga Rp 35.000/kg namun memiliki harga yang tidak stabil.

Menurut hasil wawancara bapak Majid (umur 39 tahun) mengatakan:

(53)

“ Jahe merah dari Desa Sumillan kualitasnya sangat baik dan besar sehingga banyak pedagang luar yang datang untuk membeli untuk di pasarkan kembali keluar daerah ”.

Dari hasil wawancara diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa jahe merah di Desa Sumillan memiliki premium kualitas dan tekstur jahe yang besar dibandingkan daerah lainnya.

3. Sebagai bahan baku kebutuhan industri industry

Besarnya peluang menanam jahe merah untuk di pasarkan karena menjadi salah satu tanaman obat dan tanaman jahe merah dapat diolah menjadi minuman herbal yang berupa ekstrak powder jahe merah. Pengolahan jahe merah menjadi minuman herbal sangat berpotensi besar disamping karna kandungan jahe merah yang bagus sehingga banyak industri yang membutuhkan jahe merah utuk di jadikan obat dan bumbu masakan.

Usaha pengolahan jahe merah ini dapat mengubah bentuk dari produk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya. Industri pengolahan komoditi hasil pertanian merupakan satu-satunya pilihan untuk membantu kalangan pedagang di tanah air guna memperbaiki nasib mereka.

Melalui pengembangan industri pengolahan hasil pertanian itulah akan terjadi proses nilai tambah terhadap berbagai komoditi pertanian yang akan mampu mensejahterakan pedagang terkhususnya untuk komoditas jehe merah.

4. Tenaga kerja yang banyak

Tersedianya tenaga kerja yang banyak dalam proses pemasaran maupun pengangkutan jahe merah ini memudahkan pedagang untuk pendistribusikan jahe merah keluar daerah di samping itu kentungan yang besar yang di dapatkan

(54)

pedagang menambah daya tarik tersendiri dikalangan pekerja untuk mengambil kesempatan besar untuk menjual belikan jahe merah tersebut. Tenaga kerja ini berasal dari masyarakat sekitar yang ingin meraup untuk di bidang pemasaran jahe merah .

5. Produksi jahe yang banyak

Produksi jahe merah di Kabupaten Enrekang yang melimpah di dukung oleh kondisi luas lahan dan tanah yang subur memiliki keuntungan besar kepada petani dan pedagang. Dari data tahun 2021 produksi jahe merah mencapai 97,56 Ton .

Menurut hasil wawancara salah satu petani sekaligus pedagang jehe merah di pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Bapak Hadir mengatakan;

“ Produksi jahe merah sangatlah besar dikarenakan jahe merah cocok di budidayakan di kabupaten enrekang”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa jahe merah di Kabupaten Enrekang sangat banyak

(55)

b. Identifikasi Faktor Internal Kelemahan

1. Banyaknya saluran pemasaran

Banyak lembaga pemasaran yang terlibat sehingga dalam memasarkan jahe merah tersebut memiliki kendala seperti harga yang tidak stabil dikarenakan banyak pedagang luar yang main curang dan perang harga untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya. Menurut hasil wawancara bapak Ippang dia berkata;

“ Banyak sekali pedagang yang mempermainkan harga sehingga memicu pedagang dari luar enggan untuk menggambil tetap jahe merah di pasar ini”.

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa banyaknya saluran pemasaran dapat mengurangi pendapatan dari pedagang lokal itu sendiri karena adanya oknum yang tidak bertanggung jawab memainkan harga.

2. Pengetahuan dan keterampilan pedagang yang rendah

Kurangnya pengetahuan dari pedangang dalam proses pemasaran jahe merah memiliki dampak negatif untuk petani dan pedagang secara tidak langsung dapat merugikan dan mengurangi penghasilan mereka. Proses pemasaran yang masih tergolong tradisonal dan apa adanya hanya mengandalkan modal kepercayaan sesama pedagang memicu seringnya kena penipuan. Kurangnya keterampilan dalam proses jual belih jahe merah berdampak besar kepada penyaluran jahe merah ke distributor lain dampaknya dapat memicu menumpuknya jahe merah di pasar.

(56)

3. Informasi tegnologi yang kurang memadai

Kurangnya informasi teknologi yang di dapatkan pedagang membuat pedagang sangat kesulita dalam mengetahui kondisi pasar di luar daerah terutama tentang harga jual jehe merah akibatnya banyak pedagang yang menjual jahe dengan harga yang tidak seadanya. Kurangnya informasi dan teknologi berdampak pada kurangnya promosi ke pihak pedagang luar daerah

Promosi merupakan kegiatan yang penting untuk dilaksanakan perusahaan dalam memasarkan produk maupun jasa yang ditawarkan. Promosi merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan biaya relative besar maka harus memiliki perencanaan yang matang agar biaya yang dikeluarkan sesuai dengan peningkatan penjualan. Efektif suatu promosi akan ditentukan dengan tinggi rendahnya hasil penjualan barang. Dengan hasil penjualan sebagai indicator akan mempermudah perusahaan dalam melihat seberapa efektif promosi yang dilaksanakan.

c. Identifikasi Faktor Eksternal Peluang

1. Banyak industri yang membutuhkan jahe merah

Umumnya jahe diburu sebagai tanaman obat atau biofarmaka oleh pebisnis jamu tradisional atau industri farmasi. Tak hanya pasar lokal, pasar ekspor jahe pun terus menggeliat mengingat industri herbal secara global terus tumbuh. Ada tiga jenis jahe yang dihasilkan di Tanah Air, yakni jahe emprit, jahe gajah, dan jahe merah.

Hanya saja, permintaan yang besar ini tak diimbangi dengan kemampuan produksi petani untuk menghasilkan dalam jumlah banyak. Produksi jahe untuk

Referensi

Dokumen terkait