• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Identitas Responden

Identitas responden pedagang menggambarkan suatu kondisi atau keadaan status dari pedagang tersebut. Identitas responden yang diuraikan dalam pembahasan berikut dapat memberikan informasi dari berbagai aspek keadaan pedagang yang diduga memiliki hubungan karakteristik pedagang dan kemampuan pedagang dalam jahe merah. Berbagai aspek karakteristik yang dimaksud dapat dilihat dari segi umur, luas lahan, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman berpemasaran.

5.1.1. Umur Responden Pedagang

Umur sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha penjualan jahe merah, terutama dalam kemampuan fisik dan pola pikir. Umumnya pedagang jahe merah yang berusia lebih mudah cenderung lebih berani mengambil resiko, jika dibandingkan dengan pedagang jahe merah yang berusia tua. Tetapi semakin tua usia pedagang jahe merah, maka kemampuan kerjanya relative menurun.

Walaupun disisi lain pedagang yang berusia tua biasanya lebih banyak memiliki pengamalaman untuk mengolah usaha dibanding dengan yang relatif muda.

Tingkat umur merupakan salah satu faktor menentukan bagi pedagang jahe merah.

Umur responden pedagang bervariasi sehingga untuk mengetahui tingkatan umur dan persentase pedagang responden dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Identitas Respon Pedagang Jahe Merah Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

No Umur Responden (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 22-31 2 13.3

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 5.1, menunjukkan bahwa klasifikasi umur responden jahe merah di Desa Sumillan terbanyak pada umur 22-31 tahun dengan jumlah 2 orang dengan persentase 13.3% karena pada usia tersebut masih terbilang produktif dalam berdagang jahe merah. Umur responden 32-41 tahun dengan jumlah 5 orang dengan persentase 33.4% dan juga masih dikatakan terbilang produktif dalam berdagang jahe merah dan umur 42-51 dan umur 62-71 dengan jumlah masing-masing 3 orang dengan persentase 20% pada usia tersebut produktifitas untuk pedagang jahe merah menurun.

5.1.2. Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penilaian khusus terhadap kemajuan suatu bangsa pada umumnya dan daerah atau desa pada khususnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang, maka tingkat kemajuan suatu daerah tersebut relatif tinggi. Faktor pendidkan akan mempermudah suatu inovasi dan teknologi baru sehingga dapat dikatakan bahwa secara relatif pedagang yang mempunyai tingkat pendidikan akan mengolah usahanya dengan baik pula dibandingkan dengan responden yang pendidikannya rendah. Tingkat pendidikan pedagang jahe merah di Desa Sumillan dapat dilihat pada Tabel 5.2

Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Pedagang Jahe Merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Tamat SD 3 20

2 Tamat SMP 5 33.3

3 Tamat SMA 7 46.7

Jumlah 15 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 5.2, tingkat pendidikan responden di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yang tamat SD sebanyak 3 orang dengan persentase 20%, tamat SMP sebanyak 5 orang dengan persentase 33.3% dan tamat SMA 7 orang dengan persentase 46.7%, hal ini dikarenakan faktor ekonomi yang kurang memungkinkan untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga pedagang cenderung berpengaruh pada kegiatan operasional pemasaran, karena keluarga yamg relatif besar merupakan sumber tenaga keluarga. Keadaan tanggungan keluarga pedagang jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Jahe Merah di Desa Sumillan No Jumlah Tanggungan Keluarga

(Orang) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 2-3 5 33.3

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 5.3, jumlah tanggungan keluarga pedagang jahe

merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang terbanyak antara 2-3 orang dengan jumlah 5 jiwa atau orang dengan persentase 2-32-3.2-3%, tanggungan keluarga 4-5 dengan jumlah 6 orang dengan persentase 40%, tanggungan keluarga 6-7 dengan jumlah 3 orang dengan persentase 20% dan jumlah tanggungan keluarga 8-9 orang dengan persentase 6.7%.

5.1. Strategi Pemasaran Jahe merah

Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dalam penyusunan strategi pengembangan pemasaran jahe merah peneliti melakukan analisis SWOT denagn terlebih dahulu mengidentifikasi faktor kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunies) dan ancaman (Threats).

Berdasarkan Tabel 5.4 di bawah, menunjukkan faktor internal dan eksternal jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Faktor internal terdiri dari 5 kekuatan dan 3 kelemahan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari 5 peluang dan 3 ancaman.

Tabel 5.4. Matriks Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pemasaran Jahe Merah Faktor Internal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Khasiat jahe merah yang memiliki beragam manfaat untuk kesehatan 2. Harga komoditi jahe merah yang tinggi 3. Sebagai bahan baku kebutuhan industri 4. Tenaga kerja yang banyak

5. Produksi jahe merah banyak

1. Banyak saluran pemasaran

2. Pengetahuan dan keterampilan pedagang yang rendah

3. Informasi teknologi yang kurang memadai sehingga mempegaruhi promosi

Faktor Eksternal

Peluang (O) Ancaman (T)

1. Banyak industri yang membutuhkan jahe merah

2. Memberikan Keuntungan atau Laba yang Besar dalam Menjalankan Pemasaran Jahe merah

3. Jahe merah merupakan salah satu komoditas yang memiliki peluang ekspor

4. Dukungan pemerintah dalam hal mensuplai keluar daerah

5. Akses trasportasi yang memadai

1. Produksi jahe merah dari kabupaten lain

2. Harga yang berfluktuasif 3. Adanya pesaing baru

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022 a. Identifikasi Faktor Internal Kekuatan

1. Khasiat Jahe merah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan

Khasiat jahe merah yang banyak digunakan sebagai herbal memang sudah tidak diragukan lagi untuk kesehatan. Jahe sering kali dikonsumsi dalam bentuk minuman yang menghangatkan tubuh, namun tanaman ini juga bisa ditambahkan ke dalam makanan atau dicampur dengan obat lainnya sehingga menghasilkan makanan yang menyehatkan tubuh. Secara umum jahe merah mampu meredakan

gangguan pencernaan mulai dari mengatasi mual, muntah hingga meredakan gejala flu dan demam. Termasuk ke dalam keluarga Zingiberaceae. Karena lebih sering digunakan sebagai obat, kandungan gingerol dalam jahe merah lebih banyak dan lebih kuat. Penelitian yang diterbitkan dalam PubMed Central Journal of Ethnopharmacology menyebutkan bahwa kandungan anti virus pada jahe mampu menyembuhkan masalah kesehatan pernapasan pada manusia karena infeksi virus.

Menurut hasil wawancara Ibu Hj Qaila (umur 58 tahun) mengatakan bahwa :

“Jahe merah rasanya lebih pedas dan beraroma tajam dari jahe gajah dan jahe biasa, makanya banyak yang cari”.

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat yang dimiliki jahe merah untuk Kesehatan menjadi salah satu peluang mudah untuk memasarkan jahe merah lebih luas lagi.

2. Harga komoditi jahe merah yang tinggi

Jahe menjadi salah satu rempah-rempah yang paling banyak diminati sebab banyaknya khasiat dan manfaatnya yang tentunya sangat bagus untuk tubuh. Oleh karena itu jahe memiliki harga jual yang terbilang sangat stabil namun akhir-akhir meningkat disebabkan permintaan pasar yang terbilang tinggi.

Harga komoditas jehe merah merah di Pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang oleh pedagang pengumpul sebesar Rp.

20.000/kg dari pedagang pengecer sebesar Rp 25.000/kg sedangkan dari pedagang besar di jual dengan harga Rp 35.000/kg namun memiliki harga yang tidak stabil.

Menurut hasil wawancara bapak Majid (umur 39 tahun) mengatakan:

“ Jahe merah dari Desa Sumillan kualitasnya sangat baik dan besar sehingga banyak pedagang luar yang datang untuk membeli untuk di pasarkan kembali keluar daerah ”.

Dari hasil wawancara diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa jahe merah di Desa Sumillan memiliki premium kualitas dan tekstur jahe yang besar dibandingkan daerah lainnya.

3. Sebagai bahan baku kebutuhan industri industry

Besarnya peluang menanam jahe merah untuk di pasarkan karena menjadi salah satu tanaman obat dan tanaman jahe merah dapat diolah menjadi minuman herbal yang berupa ekstrak powder jahe merah. Pengolahan jahe merah menjadi minuman herbal sangat berpotensi besar disamping karna kandungan jahe merah yang bagus sehingga banyak industri yang membutuhkan jahe merah utuk di jadikan obat dan bumbu masakan.

Usaha pengolahan jahe merah ini dapat mengubah bentuk dari produk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya. Industri pengolahan komoditi hasil pertanian merupakan satu-satunya pilihan untuk membantu kalangan pedagang di tanah air guna memperbaiki nasib mereka.

Melalui pengembangan industri pengolahan hasil pertanian itulah akan terjadi proses nilai tambah terhadap berbagai komoditi pertanian yang akan mampu mensejahterakan pedagang terkhususnya untuk komoditas jehe merah.

4. Tenaga kerja yang banyak

Tersedianya tenaga kerja yang banyak dalam proses pemasaran maupun pengangkutan jahe merah ini memudahkan pedagang untuk pendistribusikan jahe merah keluar daerah di samping itu kentungan yang besar yang di dapatkan

pedagang menambah daya tarik tersendiri dikalangan pekerja untuk mengambil kesempatan besar untuk menjual belikan jahe merah tersebut. Tenaga kerja ini berasal dari masyarakat sekitar yang ingin meraup untuk di bidang pemasaran jahe merah .

5. Produksi jahe yang banyak

Produksi jahe merah di Kabupaten Enrekang yang melimpah di dukung oleh kondisi luas lahan dan tanah yang subur memiliki keuntungan besar kepada petani dan pedagang. Dari data tahun 2021 produksi jahe merah mencapai 97,56 Ton .

Menurut hasil wawancara salah satu petani sekaligus pedagang jehe merah di pasar STA Agribisnis Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Bapak Hadir mengatakan;

“ Produksi jahe merah sangatlah besar dikarenakan jahe merah cocok di budidayakan di kabupaten enrekang”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa jahe merah di Kabupaten Enrekang sangat banyak

b. Identifikasi Faktor Internal Kelemahan

1. Banyaknya saluran pemasaran

Banyak lembaga pemasaran yang terlibat sehingga dalam memasarkan jahe merah tersebut memiliki kendala seperti harga yang tidak stabil dikarenakan banyak pedagang luar yang main curang dan perang harga untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya. Menurut hasil wawancara bapak Ippang dia berkata;

“ Banyak sekali pedagang yang mempermainkan harga sehingga memicu pedagang dari luar enggan untuk menggambil tetap jahe merah di pasar ini”.

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa banyaknya saluran pemasaran dapat mengurangi pendapatan dari pedagang lokal itu sendiri karena adanya oknum yang tidak bertanggung jawab memainkan harga.

2. Pengetahuan dan keterampilan pedagang yang rendah

Kurangnya pengetahuan dari pedangang dalam proses pemasaran jahe merah memiliki dampak negatif untuk petani dan pedagang secara tidak langsung dapat merugikan dan mengurangi penghasilan mereka. Proses pemasaran yang masih tergolong tradisonal dan apa adanya hanya mengandalkan modal kepercayaan sesama pedagang memicu seringnya kena penipuan. Kurangnya keterampilan dalam proses jual belih jahe merah berdampak besar kepada penyaluran jahe merah ke distributor lain dampaknya dapat memicu menumpuknya jahe merah di pasar.

3. Informasi tegnologi yang kurang memadai

Kurangnya informasi teknologi yang di dapatkan pedagang membuat pedagang sangat kesulita dalam mengetahui kondisi pasar di luar daerah terutama tentang harga jual jehe merah akibatnya banyak pedagang yang menjual jahe dengan harga yang tidak seadanya. Kurangnya informasi dan teknologi berdampak pada kurangnya promosi ke pihak pedagang luar daerah

Promosi merupakan kegiatan yang penting untuk dilaksanakan perusahaan dalam memasarkan produk maupun jasa yang ditawarkan. Promosi merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan biaya relative besar maka harus memiliki perencanaan yang matang agar biaya yang dikeluarkan sesuai dengan peningkatan penjualan. Efektif suatu promosi akan ditentukan dengan tinggi rendahnya hasil penjualan barang. Dengan hasil penjualan sebagai indicator akan mempermudah perusahaan dalam melihat seberapa efektif promosi yang dilaksanakan.

c. Identifikasi Faktor Eksternal Peluang

1. Banyak industri yang membutuhkan jahe merah

Umumnya jahe diburu sebagai tanaman obat atau biofarmaka oleh pebisnis jamu tradisional atau industri farmasi. Tak hanya pasar lokal, pasar ekspor jahe pun terus menggeliat mengingat industri herbal secara global terus tumbuh. Ada tiga jenis jahe yang dihasilkan di Tanah Air, yakni jahe emprit, jahe gajah, dan jahe merah.

Hanya saja, permintaan yang besar ini tak diimbangi dengan kemampuan produksi petani untuk menghasilkan dalam jumlah banyak. Produksi jahe untuk

tahun 2016 ini diperkirakan stagnan diangka 150.000-170.000 ton atau sama seperti tahun lalu. Padahal, tren produksi jahe sejatinya mulai naik sejak tahun 2013 lalu, namun kembali menurun di tahun 2014 dan hingga kini relatif stabil.

2. Memberikan Keuntungan atau Laba yang Besar dalam Menjalankan Pemasaran Jahe merah

Memberikan keuntungan dalam menjalankan pemasaran jahe merah di Desa Sumillan karena pedagang memperoleh keuntungan yang sangat besar dimana permintaan pasar yang meningkat sehingga mudah untuk dipasarkan dan harga jual jahe merah dipasaran cukup tinggi, sehingga keuntungan yang didapatkan juga sangat terbilang besar. Menurut hasil wawancara bapak Rehan (umur 71 tahun) mengatakan :

“Selama membudidayakan tanaman jahe merah saya sudah memperoleh keuntungan yang cukup besar karena jahe merah mudah di pasarkan dan harga jual yang tinggi”.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan pemasaran jahe merah di Desa Sumillan sangat menguntungkan karena memperoleh keuntungan atau laba yang besar bagi pedagang jahe merah.

Maka dari itu permintaan pasar dan harga jual jahe merah lebih tinggi.

3. Jahe merah merupakan salah satu komoditas yang memiliki peluang ekspor Jahe sebagai salah satu tanaman rempah untuk menyedapkan masakan dan sistem pengobatan tradisional. Di perniagaan internasional, biasanya jahe dijual atau diekspor dalam bentuk kering, bubuk, rimpang atau di awetkan. Selain itu, ada pula yang mengolahnya menjadi koresin dan minyak astiri. Terutama untuk jahe gajah dan jahe merah. Karena keunggulan dan mutunya jahe merah sering

menjadi incaran pasar mancanegara. Jadi permintaan ekspornya sangat besar dan selalu terbuka lebar. Kedua jenis produk holtikutura ini sangat digemari pasar mancanegara dan permintaanya selalu naik setiap tahun.

Di Indonesia kegiatan ekspor jahe merah dan jahe gajah terus mengalami peningkatan dengan prosentase rata-rata sekitar 32,75% setiap tahun. Padahal menurut catatan yang ada, pangsa pasar jahe dari Indonesia atas pasar internasional jumlahnya sangat sedikit hanya 0,8% saja. Sehingga dapat dikatakan, peluang pasar ekspornya masih sangat luas untuk dikembangkan.

4. Dukungan Pemerintah dalam hal mensuplai keluar daerah

Adanya dukungan pemerintah dalam mengembangkan perkebunan jahe merah. Bersama Pemerintah Kabupaten Enrekang, para koordinator desa, PPL (Penyuluh Pertanian), dan dinas terkait seperti dinas pertanian dan ketahanan pangan terus mendorong komoditi jahe merah yang merupakan tanaman yang tidak sulit dalam budidayanya untuk dikerjakan sebagai sampingan tetapi serius.

Dimasa pandemic 2020 Tiga bulan terakhir tim Penyuluh Pertanian ini terus sosialisasikan kepada masyarakat untuk persiapan media tanam, berkoordinasi dengan semua pihak khususnya Bank Sumsel untuk mempersiapkan program KUR bantuan modal bagi pedagang jahe merah..

Dari dokumen yang disiapkan oleh para pedagang jahe merah, sebanyak 400 pedagang dari 13 Kelurahan yang meliputi 125 orang ibu rumah tangga dan 268 orang profesi lain, untuk memulai penanaman budi daya jahe merah pada bulan Maret dan pertengahan April 2021, menandatangani Kesepakatan

Bersama Pengelolaan Keuangan dan Pelayanan Jasa Perbankan Serta Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tanaman Jahe Merah.

5. Akses transportasi memadai

Akses trasportasi memiliki peran sangat penting dalam kegiatan pemasaran karena menyediakan akses bagi masyarakat pedagang untuk memenuhi kebutuhan pasar, untuk mengangkut hasil panen dari kebun ke pasar maupun mengangkut keluar daerah. Menurut bapak Acci dia mengatakan.

“ Banyak sekali mobil sewaan yang siap untuk mengangkut jahe merah keluar dari pasar untuk di bawa ke daerah lain“.

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pentingnya alat transportasi untuk mendistribusikan jahe merah keluar daerah untuk di pasarkan kembali ke daerah lain

d. Identifikasi Faktor Eksternal Ancaman

1. Produksi jahe merah di kabupaten lain

Semakin banyaknya jahe merah dari luar dapat megancam jahe merah di pasar terutama persoalan harga yang susah di kendalikan pedagang kesulitan menjual jahe merah karna tidak tau lagi daerah mana yang membutuhkan jahe merah imbasya jahe merah menumpuk di pasar

2. Harga jahe merah yang berfluktuasi/berfluktuatif

Adanya harga jahe merah yang mengalami fluktuasi yang di peroleh pedagang. Hal tersebut dipengaruhi tingginya tingkat permintaan dan rendahnya penyediaan jahe diwaktu-waktu tertentu. Sedangkan ketika jahe merah meroket hargnay maka jumlah ketersediaan biasanya terbatas.

3. Adanya pesaing baru

Mengembangkan pemasaran hasil tani jahe merah tentunya akan menghadapi berbagai ancaman yang salah satunya munculnya pesaing baru yang bergerak pada bidang usaha yang sama yakni jahe gajah. Dampak dari adanya pesaing baru masuk ke pasar terhadap kebijakan di bidang operasi dapat bervariasi bergantung pada jenis produk/jasa yang ditawarkan.

Persaingan dalam dunia usaha adalah hal yang wajar.

Hadirnya pesaing baru dapat menjadi ancaman bagi pelaku usaha lama, karena dengan demikian pelanggan akan memiliki lebih banyak pilihan dan lebih cermat dalam memutuskan pembelian. Pesaing baru akan membuat para pelaku usaha berlomba-lomba untuk menawarkan berbagai macam keunggulan, harga, dan manfaat produk yang dipasarkannya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Dalam menghadapi adanya pesaing baru, maka suatu pemilik usaha harus cerdik dalam membuat suatu ikatan antara produk yang ditawarkan dengan konsumen. Dengan demikian, pelaku usaha perlu menentukan strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat bertahan dan unggul dalam persaingan.

Maka strategi terkait produk memerlukan perencanaan yang matang. Hal ini termasuk dengan cara menyesuaikan kebijakan operasional yang telah ada agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan pembelian produk. Umumnya unsur-unsur yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu produk (kualitas, kemasan, dan lainnya), harga, promosi, dan tempat.

Salah satu contohnya yaitu kualitas, dengan adanya pesaing baru, maka kebijakan operasional berubah untuk dapat mempertahankan pelanggannya dengan memproduksi/menjual produk dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya atau dengan penawaran yang lebih menarik.

Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irfan Zidni AS (2017) Strategi Pemasaran “H. Arifin” di Desa Sunju Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal adalah strategi mengiklankan produk, mengadakan layanan antar gratis bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar, memenuhi kapasitas produksi secara maksimal, dan menambah karyawan pemasaran dan membeli komputer.

Berdasarkan pada uraian diatas terdapat faktor eksternal terdiri atas peluang

(O) dan ancaman (T). Faktor peluang adalah situasi atau kondisi yang berasal dari luar kondisi sosial ekonomi yang dapat diperoleh melalui banyak industri yang membutuhkan jahe merah, memberikan Keuntungan atau Laba yang Besar dalam Menjalankan Pemasaran Jahe merah, banyaknya negara pengekspor jahe merah, dukungan pemerintah, dan kesadaran masyarakat akan rempah alami.

Sedangkan ancaman merupakan kondisi di luar yang dapat mengancam eksistensi hasil panen yang meliputi fasilitas penyimpan/penampung jahe terbatas (Gudang), harga yang berfluktuasif, dan adanya pesaing baru. Setelah dilakukan identifikasi fakter internal dan faktor eksternal selanjutnya dilihat dalam tabel perencanaan analisis faktor internal (IFAS) dan faktor eksternal (EFAS).

Berdasarkan hasil analisis data kuesioner yang telah dijawab oleh

responden, maka hasil penilaian responden terhadap faktor internal dalam usaha strategi pemasaran komoditi jahe merah di pasar STA Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yang dirangkum ke dalam matriks IFAS (Internal Faktor Analisis System), lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut:

Tabel 5.5. Matriks Internal Strategi Faktor Analisis System (IFAS) FAKTOR INTERNAL (STRENGTH &WEAKNESS)

Harga komoditas jahe merah yang tinggi 0.07 4 0.29 Sebagai bahan baku kebutuhan industri 0.06 3 0.20

Tenaga kerja yang banyak 0.06 3 0.18

Produksi jahe merah banyak 0.05 3 0.17

Sub Total 0.33 17 17

Kelemahan

Banyak saluran pemasaran 0.06 3 0.20

Pengetahuan dan keterampilan pedagang yang Rendah

0.05 3 0.16

Informasi teknologi yang kurang memadai 0.04 2 0.08

Sub Total 0.16 8 1.35

Jumlah 0.50 25 12.66

Sumber : Data diolah tahun 2020

Berdasarkan Tabel 5.5 dijelaskan bahwa dalam usahatani jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang terdapat 5 kekuatan dan 3 kelemahan yang ada pada pedagang responden. Data pada tabel menunjukkan bahwa bobot kekuatan yaitu 0,33 sedangkan pada bobot kelemahan yaitu 0,50.

Hal ini menunjukkan bahwa bobot kekuatan lebih besar dari pada bobot kelemahan.

Dalam pengembangan pemasaran jahe merah pada faktor kekuatan terendah yaitu produksi jahe merah yang banyak dengan bobot 0,05 yaitu sedangkan skor tertinggi pada faktor kekuatan khasiat jahe merah yang beragam manfaat untuk kesehatan dengan bobot 0,76. Skor tertinggi pada faktor kelemahan banyak saluran pemasaran dan maksimal dengan bobot 0,06 sedangkan skor terendah pada faktor kelemahan yaitu informasi teknologi yang kurang memadai dengan bobot 0,04.

Adapun persyaratan matriks EFAS (Eksternal Factor Analisis Summary) dari hasil penelitian startegi pengembangan pemasaran jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla terdapat pada Tabel 5.6 sebagai berikut.

Berdasarkan Tabel 5.6, dijelaskan bahwa pada analisis factor eksternal terdapat 5 peluang dan 3 ancaman. Pada analisis faktor eksternal bobot peluang sebesar 0,35 sedangakan bobot pada ancaman yaitu 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa bobot peluang lebih besar dibandingkan dengan bobot ancaman, berarti peluang ancaman pemasaran jahe merah di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Tabel 5.6. Matriks Eksternal Strategi Faktor Analisis System (EFAS) FAKTOR EKSTTERNAL (PELUANG DAN ANCAMAN)

Aspek Uraian Bobot Rating Skor

Peluang (O)

Banyak industri yang membutuhkan jahe merah

0.076 4 0.30

Memberikan Keuntungan atau Laba yang Besar dalam Menjalankan Pemasaran Jahe merah

0.073 4 0.29

Jahe merah merupakan salah satu komoditas yang memiliki peluang ekspor

0.072 4 0.29

Dukungan pemerintah dalam hal mensuplai

Dukungan pemerintah dalam hal mensuplai

Dokumen terkait