• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kehidupan Ekonomi Masyarakat Batavia

Dalam dokumen Konversi agama Muslim Tionghoa di Batavia (Halaman 37-46)

BAB II MASYARAKAT BATAVIA

C. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Batavia

Batavia merupakan pusat perdagangan internasional bentukan

Belanda.Sebagai pusat perdagangan yang berskala internasional, banyak pedagang-pedagang asing yang berdagang di Batavia, salah satunya adalah orang-orang Cina.Pada awal kedatangannya, banyak diantara orang-orang-orang-orang Cina tersebut yang hanya berniat untuk berdagang.Namun, seiring berjalannya waktu, mereka seringkali menetap di Batavia sekedar untuk menunggu iklim yang baik untuk kembali ke negara asal mereka.Selain itu, tidak sedikit orang-orang Cina yang merasa nyaman tinggal di Batavia.Selain disebut sebagai kota perdagangan, Bataviatidak lebih dari sebuah kota perbudakan. Kala itu perbudakan mendapat tempat yang subur karena memiliki payung legalitas dari pemerintah kolonial. Penyebabnya pemerintah memiliki kepentingan untuk menempatkan pekerja

murah untuk mengembangkan Batavia menjadi kota dagang.51

Akibatnya budak tidak hanya didatangkan dari berbagai pulau di luar Jawa seperti Maluku, Sulawesi atupun Bali, melainkan juga dari luar negeri seperti India, Srilanka, hingga Filipina. Para budak ini kemudian diperjualbelikan oleh tuan-tuan mereka. Di kemudian hari kedatangan para budak di batavia memunculkan masalah kemasyarakatan tersendiri di Batavia, mulai dari

50

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.Sejarah Daerah DKI Jakarta. Jakarta: Depdikbud 1997-1998.

51

Hembing Wijayakusuma, Pembantaian Massal 1740; Tragedi Berdarah Angke, Penerbit Pustaka Populer Obor, Jakarta, 2005.Hal 118.

29 pergundikan, kriminal, hingga kekerasan.Kemunculan budak dan pendatang ke

Batavia telah menjadikan kota ini sebuah kuali adukan (melting pot).52

Pada 1602 Belanda mendirikan VOC atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau perusahaan dagang Belanda yang aktif di Asia Tenggara. Sebagai perseroan terbatas.VOC memperoleh monopoli perdagangan dari pemerintah Belanda.Artinya, wewenang negara dialihkan kepada perusahaan dagang swasta, misalnya untuk mengadakan perjanjian perdagangan dan politik, melancarkan

perang, dan membangun pangkalan.53

Kegiatan VOC mulai diorganisasi dan monopoli perdagangan mulai diterapkan setelah ditetapkannya Gubernur Jenderal yang pertama, yaitu Pieter Both.Dia menentukan pusat kedudukan VOC di Ambon. Pilihan itu didasari pertimbangan bahwa dari Ambon kegiatan untuk menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku akan lebih mudah dilakukan. Dalam perkembangannya Pieter Both memindahkan pusat kedudukan VOC ke Jayakarta dengan alasan strategis dan akan lebih mudah menyingkirkan Portugis yang berkedudukan di Malaka waktu itu.

Untuk melaksanakan rencana tersebut, Pieter Both meminta izin kepada Pangeran Jayakarta untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta, yang termasuk wilayah kekuasaan Banten. Namun, beberapa tahun kemudian EIC dari Inggris juga diizinkan mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Akibatnya muncul persaingan antara VOC dan EIC.Saat terjadi persaingan VOC dan EIC Jan Pieter

52

Ibid. hal 120.

53

Johan Fabricius, Cerita Tuan Tanah Batavia Abad ke-19. Terj, Mansup Jakarta 2008.Hal 95.

30 Zoon Coen diangkat menjadi gubernur jenderal. Untuk memenangkan persaingan,

ia mendirikan benteng VOC di Jayakarta, yang diberi nama Batavia.54

Kemudian ia menghasut penguasa Banten Ranamenggala, untuk memecat Pangeran Jayakarta dan sekaligus menutup izin berdagang EIC. Sejak tanggal 31 Mei 1619, VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta. Dan sejak saat itu pula nama Jayakarta berubah menjadi Batavia. Melalui Batavia VOC memperluas pengaruhnya ke berbagai wilayah di Indonesia.Perluasan pengaruh itu disertai penerapan monopoli perdagangan.Dengan kekuatan militer dan keahlian memecah belah, sejumlah wilayah tunduk pada pengaruh VOC.

Untuk menjalankan monopoli perdagangan VOC membuat peraturan

sebagai berikut55 :

1. Petani rempah-rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen, hak jual beli hanya dimiliki VOC.

2. Panen rempah-rempah harus dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan oleh VOC.

3. Barang kebutuhan sehari-hari seperti peralatan rumah tangga, garam dan kain harus dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan oleh VOC.

VOC mempunyai hak ekstirpasi56 dan melakukan pelayaran Hongi57 untuk

mengendalikan monopoli perdagangan.Dua hal itu merupakan strategi VOC untuk mengendalikan monopolinya.Ambisi besar JP Coen.sang pendiri VOC

54

Ibid hal 105.

55

Resink, 350 Tahun. Hal 132.

56

Hak ekstirpasi adalah hak untuk menumpas pohon rempah-rempah yang dianggap berlebihan agar harga rempah-rempah di pasar mancanegara tetap tinggi.

57

Pelayaran Hongi adalah pelayaran bersenjata lengkap untuk mengawasi pohon rempah-rempah yang berlebihan dan mencegah petani rempah-rempah-rempah-rempah berhubungan dengan pembeli lain.

31 adalah membuat Batavia menjadi pusat perdagangan Asia yang besar. Dari empat pusat dagang, yakni Persia, India dan Ceylon, Maluku, dan Jepang, barang-barang banyak mengalir ke gudang Batavia. Karena maju, para direktur membagikan rata-rata dividen 10 persen setahun selama 30 tahun pertama keberadaan VOC. Ini berarti pembagian total 20 Juta gulden. Para pemegang saham tidak tahu bahwa selama periode itu.

Dengan berdirinya kota Batavia sebagai markas besar VOC, maka kedudukan VOC semakin kuat. VOC terus mengadakan perluasan wilayah

kekuasaannya.Untuk mendapatkan keuntungan sebasar-besarnya melalui

perdagangan, VOC melaksanakan sistem monopoli.Pelaksanaan sistem monopoli VOC lebih keras dari pada bangsa Portugis, terutama di Maluku.Untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan monopolinya, VOC melakukan pelayaran hongi.

Praktik monopoli dan pelayaran Hongi seperti tersebut di atas yang kemudian menimbulkan kebencian di kalangan rakyat. Rakyat yang hidup tertekan dan tertindas, akhirnya melakukan perlawanan terhadap VOC.Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia diangkatlah jabatan Gubernur Jenderal VOC antara lain:

1. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon.

2. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.

32 Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku.Akibat hak monopoli yang dimilikinya, VOC memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.

Bagaimana cara Belanda memperoleh monopoli perdagangan di

Indonesia? Cara yang dilakukan VOC adalah58:

1. Melakukan pelayaran Hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan Denmark.Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.

2. Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman, milik rakyat.Tujuannya adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi).

3. Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte Leverantien

4. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten

58

33 Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah-rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut.Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh daerah Priangan.

Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalamii kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.

1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi

2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa.

3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak

4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan

5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.

6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.

Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.

VOC dibubarkan dengan alasan :

a. Kesulitan keuangan karena korupsi, banyaknya biaya untuk menggaji pegawai, membayar deviden dan menghadapi peperangan di berbagai daerah

34 b. Menghadapi persaingan perusahaan dagang asing

c. Berdirinya Republik Bataaf yang menghendaki perdagangan bebas bukan monopoli

VOC telah berhutang lebih dari 10 juta gulden di Belanda.Akibatnya, para pemegang saham menerima lebih daripada yang seharusnya.Sampai tahun 1630 keuntungan riil VOC sangat kecil.Barulah setelah itu hingga tahun 1654.menurut Bernard H.M. Mekke dalam Nusantara, keuntungan mencapai 101 juta gulden.sementara ongkos yang dikeluarkan adalah 76 Juta gulden. Dengan demikian masih ada keuntungan sebesar 25 juta gulden.Lalu sebanyak 9.7 juta gulden dikirim ke Eropa dan sisanya disimpan di Batavia. Pada tahun 1700-an

VOC mulai memonopoli tanaman komersial, khususnya kopi.59

Namun secara sewenangwenang mereka menurunkan harga produk -mentah di Batavia dari 50 gulden menjadi 12 gulden per pikul. Bahkan untuk memaksa harga lebih turun, para pejabat VOC memperkenalkan pembedaan canggih terhadap Pikul Gunung seberat 102 kg dan Pikul Batavia seberat 56 k. Para produsen dipaksa menyerahkan jumiah kopi dalam ukuran Pikul Gunung tapi dibayar dalam Pikul Batavia. Dengan manipulasi Itu para pejabat VOC tentu saja

memperoleh untung besar.60

Ekonomi Batavia secara kasar dapat dibagi dalam dua kategori: kegiatan bisnis perdagangan, kerajinan tangan, pasar dan pertokoan di dalam kota, serta pertanian dan industri pedesaan di kawasan luar kota (Ommelanden). Kegiatan

59

http://www.jakarta.go.id/v2/news/2014/03/kota-batavia-masa-voc(diakses pada hari Selasa, 10 Maret 2015).

60

http://bataviadigital.pnri.go.id/kisah/?box=detail&id_record=17&npage=1&search_key =&search_val=&status_key=&dpage=1 (diakses pada hari Minggu, 15 Maret 2015).

35 perdagangan VOC yang semarak mendukung sejumlah sektor kunci pada ekonomi kota termasuk pengangkutan barang di pelabuhan, pengelolaan pergudangan, logistik, perbaikan dan pemeliharaan kapal-kapal di galangan kapal

milik angkatan laut yang terletak di Pulau Onrust.61Beberapa kontrak yang dibuat

antara pemilik kapal swasta dan para investor bercerita tentang jangkauan yang

boleh diarungi dunia usaha maritim swasta.62

Ekonomi dan perburuhan di Batavia sebagian besar bergantung pada pemanfaatan tenaga kerja paksa yang melibatkan ribuan budak. Separuh penduduk kota adalah budak yang mayoritasnya didatangkan dari pasar-pasar budak tradisional di India, Sulawesi dan Bali serta pulau-pulau di Indonesia bagian timur. Kebanyakan budak merupakan milik pribadi dan sebagian besar pemiliknya adalah warga Asia serta usahawan kecil di bidang pertanian.

Ekonomi setempat di kawasan luar kota mencakup pula produksi gula, beras dan sejumlah sayur mayur dan buah-buahan. Ribuan kontrak kecil yang dibuat antara para pemilik lahan pertanian dan pekerja, antara para pedagang dan produsen semuanya menjadi saksi betapa rajinnya orang Betawi, yaitu warga (Muslim) Asia bebas dari berbagai keturunan campuran. Warga Asia bebas yang beragama Nasrani kebanyakan keturunan India, para Mardiker, mereka

61

Pulau Onrust merupakan bagian dari Kepulauan Seribu Jakarta. Pulau Onrust menjadi salah satu destinasi wisata tempat bersejarah di Kepulauan Seribu.Pada tahun 1615 Belanda membangun Dermaga dan galangan kapal yang tujuannya untuk memperbaiki kapal VOC tentunya dengan izin dari Pangeran Jayakarta. Kemudian pada tahun 1658, Belanda membangun benteng kecil dan pada tahun 1671 Belanda memperluas benteng di Pulau Onrust tersebut menjadi bentuk persegi lima sekaligus membangun gudang serta kincir angin. Kemudian pada tahun 1911 peranan Pulau Onrust beralih menjadi tempat untuk Karantina Jama’ah Haji dengan bangunan Karantina seperti Rumah Sakit, yang pada waktu itu para jama’ah haji diwajibkan ikut karantina

selama 5 hari di Pulau Onrust. Pada tahun 1972 Pulau Onrust ditetapkan menjadi Suaka Purbakala oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.

62

http://www.sejarah-nusantara.anri.go.id/id/hartakarun/category/27/ (diakses pada hari Rabu, 11 Februari 2015).

36 merupakan pemilik lahan dan pedagang yang aktip dan banyak di antara mereka tinggal di dalam lingkungannya masing-masing di sebelah Timur di luar tembok kota dan sejumlah lagi di kampong-kampong Tugu dan Depok. Dengan mempelajari daftar pemilik lahan penulis dapat mengetahui identitas para

penduduk Portugis yang paling awal tinggal di Tugu di akhir abad ketujuhbelas.63

63

http://www.sejarah-nusantara.anri.go.id/id/hartakarun/category/30/ (diaksees pada hari Rabu, 11 Februari 2015).

37

Dalam dokumen Konversi agama Muslim Tionghoa di Batavia (Halaman 37-46)

Dokumen terkait