• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kehidupan Sosial Politik Masyarakat Kelurahan Sidorame Timur Seperti dikatakan pada Bab sebelumnya, masyarakat kelurahan Sidorame Timur Seperti dikatakan pada Bab sebelumnya, masyarakat kelurahan Sidorame Timur

Bab III. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

6. Kelurahan Sidorame Timur 7.Kelurahan Sidorame Barat I

2.3. Kelurahan Sidorame Timur

2.3.2. Kehidupan Sosial Politik Masyarakat Kelurahan Sidorame Timur Seperti dikatakan pada Bab sebelumnya, masyarakat kelurahan Sidorame Timur Seperti dikatakan pada Bab sebelumnya, masyarakat kelurahan Sidorame Timur

pada umumnya merupakan masyarakat pendatang, baik dari sekitaran Kota Medan seperti Tapanuli, Simalungun, Karo dan Nias, maupun daerah lainnya di Sumatera seperti Padang dan Aceh.

Para pendatang hidup berkelompok pada awalnya, sehingga di kelurahan Sidorame Timur sampai hari ini kita masih menemukan daerah-daerah yang tersegmentasi secara kultural. Misalnya ada sebutan lorong maninjau, lalu ada gang banten dan sebutan-sebutan lainnya yang sejenis. Dalam segmentasi-segmentasi itu kita bisa menemukan dimana dalam satu gang/lorong diisi sepenuhnya oleh satu etnis saja. Kalaupun ada warga yang datang dari etnis lain merupakan hasil asimilasi dengan etnis warga yang ada pada lorong tersebut.

Segmentasi berdasarkan etnisitas tersebut pada akhirnya juga menciptakan segementasi daerah berdasarkan Agama. Di lingkungan IV kelurahan ini misalnya, lebih dari 80% warganya beragama Protestan, namun ada juga di lingkungan XIII dimana 95% warganya beragama Islam.

Keberadaan segmentasi tersebut pada kenyataannya menular juga pada segmentasi secara politik warga kelurahan Sidorame Timur. Pada masa orde baru

misalnya, warga masyarakat dengan mudah dapat dipetakan, dimana yang merupakan wilayah pemilih Partai Persatuan Pembangunan, maupun wilayah pemilih Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia. Bahkan sampai saat ini misalnya, dimana merupakan masa keemasan politik pencitraan, jejak-jejak politik aliran tersebut masih bisa ditemukan. Sebagai contoh misalnya ketika dalam

partangiangan bukan hal yang tabu ketika mengarahkan dukungan berdasarkan sentimen etnisitas maupun agama.45

Pergerakan kelompok kristen juga tak kalah menariknya di kelurahan Sidorame Timur. Menurut Sintua Halomoan Girsang yang merupakan salah satu pemuka agama dari gereja HKBP, meski sulit menemukan relasi antara Partai Kuatnya politik aliran pada warga kelurahan Sidorame Timur tidak lepas dari peran sentral pemuka agama seperti ustadz dan pendeta dalam kehidupan sosial politik warga kelurahan Sidorame Timur. Dari salah satu pemuka agama yang sudah cukup lama berdomisili di kelurahan Sidorame Timur, H. Abdurrahman Sinaga yang juga seorang mualaf didapatkan informasi bahwa sentralnya peran pemuka agama dalam proses rekrutmen politik terjadi pada masa orde baru. Dimana pada waktu itu pemuka agama yang paling mungkin untuk mengimbangi kekuatan hegemoni Golkar. Para pemuka agama Islam yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) misalnya, melakukan rekrutmen politik sampai kepada kelompok terkecil melalui jaringan pengajian-pengajian, karena hanya itu lah cara yang bisa dilakukan diluar masa kampanye politik pada waktu itu.

45

Partangiangan adalah suatu bentuk peribadatan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang beragama Protestan yang berasal dari etnis batak toba.

Demokrasi Indonesia (PDI) dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) tapi sulit dipungkiri bahwa banyak warga HKBP berafiliasi ke PDI pada waktu itu. Forum-forum peribadatan HKBP seperti partangiangan pada waktu itu sering sekali disusupi oleh para pendukung PDI sehingga bisa dikatakan bahwa forum-forum itu juga dijadikan sebagai wadah rekrutmen bagi PDI.46

Disamping itu, Golkar juga menggunakan organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila, FKPPI dan Pemuda Panca Marga sebagai terminal kader maupun sebagai pengawas pergerakan politik partai politik lainnya. Organisasi

Kongres PDI yang pernah dilaksanakan di Asrama Haji Medan misalnya. Menurut Jepta Pardede, lebih dari 200 orang yang rata-rata pemuda dari kelurahan Sidorame Timur ikut meramaikan kongres pada waktu itu dengan mendukung Megawati Soekarno Putri. Ke-200 pemuda itu sempat mengabadikan moment itu dengan photo bersama dengan Megawati Soekarno Putri. Lebih dari 150 orang dari 200 orang pemuda tersebut merupakan pemuda HKBP yang tergabung dalam NAPOSO BULUNG HKBP Sidorame Timur.

Kelompok pendukung penguasa orde baru di kelurahan Sidorame Timur pada waktu itu datang dari kelompok-kelompok pamong praja, militer dan elemen-elemen kekuasaan orde baru lainnya. Kekuatan Golkar pada waktu itu di kelurahan Sidorame Timur juga diperkuat oleh kelompok masyarakat keturunan Tapanuli Selatan yang pada umumnya berprofesi sebagai pegawai negeri.

46

Jemaat HKBP merupakan kelompok yang terbesar dari sekian banyak kelompok masyarakat di kelurahan Sidorame Timur. Kelompok ini memiliki hampir 5 gereja di kelurahan Ini. Meskipun mayoritas penduduk kelurahan Sidorame Timur beragama Islam, namun banyak warga yang tidak berafiliasi pada kelompok tertentu. Meskipun warga Muhammadiyah tidak mendominasi masyarakat muslim Kelurahan Sidorame Timur, namun Muhammadiyah merupakan kelompok islam yang terkuat di kelurahan ini.

seperti pemuda pancasila yang pada waktu itu berafiliasi dengan Golkar berkembang bagai jamur di musim hujan dengan hedonitas dan premanisme yang mereka tawarkan. Banyak pemuda yang pada awalnya berafiliasi dengan PDI pada waktu itu melalui HKBP maupun pemuda remaja mesjid yang berafiliasi ke PPP pada akhirnya bergabung ke pemuda pancasila dan berafiliasi ke Golkar. Pemuda Pancasila Kelurahan Sidorame Timur pernah menjadi salah satu basis terkuat dari Pemuda Pancasila di kecamatan Medan Timur pada masa orde baru.

Pada masa reformasi dan pasca reformasi, politik aliran yang kuat pada masyarakat kelurahan Sidorame Timur tidak serta merta hilang akibat proses pencitraan. Meski memang terpolarisasi oleh politik citra, namun seperti dikatakan sebelumnya bahwa jejak-jejak itu masih ditemukan, khususnya pada masyarakat yang mulai terlibat dalam proses politik pada masa orde baru.

Pada masa sekarang ini, kian hari politik aliran itu memang kian terpolariasasi. Nilai-nilai kultural dan agama kian terkikis dalam kehidupan masyarakat, baik itu karena proses asimilasi yang tak terbendung maupun akibat tontonan televisi yang kian hari kian tak mengandung nilai-nilai ke-Indonesiaan. Kelompok-kelompok kultural keagamaan yang dulunya sangat sentral dalam pergerakan politik warga kelurahan Sidorame Timur kini mulai jarang ditemui, jikapun ada, kelompok-kelompok keagamaan itu baik pemuda maupun kelompok tua lebih fokus pada kegiatan peribadatan saja. Para pemuda yang lebih tertarik bergabung pada organisasi majemuk dengan hedonitasnya menyebabkan tidak tertransformasinya nilai-nilai perjuangan politik masa lalu. Nilai-nilai perjuangan itu terputus pada generasi yang mulai tua.

Kelurahan Sidorame Timur sendiri memiliki sedikit keistimewaan. Keistimewaan itu adalah karena banyaknya politisi baik daerah maupun nasional yang berdomisili di sekitar kelurahan Sidorame Timur. Nama-nama seperti Romo Syafei yang sempat menjadi calon wakil gubernur mendampingi Abdul Wahab Dalimunthe yang kini menjadi anggota komisi II DPR-RI, lalu ada nama seperti Burhanuddin Napitupulu dari Partai Golkar yang saat ini memimpin komisi II DPR-RI, Soetan Batughana Siregar anggota DPR-RI dari Partai Demokrat yang menghabiskan masa SLTA nya di lingkungan XIII kelurahan Sidorame Timur dan memiliki banyak kerabat di kelurahan ini, Irmadi Lubis dari politisi PDI-P yang mencalonkan diri menjadi anggota DPR-RI pada pemilu legislatif 2009 yang lalu dan juga merupakan ketua umum Baitul Muslimin PDI-P secara nasional. Lalu ada nama Efendi Naibaho politisi PDI-P yang juga mencalonkan diri menjadi anggota DPR-RI pada pemilu legislatif 2009 yang lalu. Disamping itu juga ada nama-nama politisi lokal seperti Parlindungan Sipahutar, Oloan Harahap, CP. Nainggolan, Porman Naibaho, Agus Napitupulu, Landen Marbun, Sahat Goerning, Mulkhan Harahap, Daeng Malewa, Harmen Ginting yang juga bertempat tinggal di kelurahan Sidorame Timur maupun disekitar kelurahan Sidorame Timur.

Meski dari nama-nama diatas banyak yang merupakan generasi tua, namun keberadaan mereka menjadi salah satu hal yang mewarnai kehidupan sosial politik masyarakat kelurahan Sidorame Timur. Pada pemilu 2009 yang baru saja berlangsung misalnya, terjadi tarik menarik dukungan yang begitu hebat di kelurahan Sidorame Timur. Burhanuddin Napitupulu yang sejak merantau dari

tapanuli utara tinggal dikelurahan ini bersaing ketat dengan Soetan Batughana Siregar yang memiliki banyak kerabat di kelurahan ini.

Untuk lebih jauh melihat afiliasi politik masyarkat Kelurahan Sidorame Timur, ada baiknya kita melihat data politik pada rangkaian pemilihan umum baik itu pemilihan walikota, gubernur maupun pemilu legislatif dan presiden yang terakhir dilakukan. Data-data tersebut akan disajikan dalam sub bab selanjutnya.