• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri

Dalam dokumen Surabaya Kota Sehat Tahun 2012 (Halaman 55-60)

Tahun 2012

Indikator pokok

Indikator untuk menilai keadaan kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri adalah sebagai berikut :

Adanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat, tersedianya tempat-tempat umum yang laik sehat, tersedianya permukiman, perumahan dan bangunan sehat, tersedianya jaringan penyediaan air bersih, terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja, pencegahan kecelakaan dan rudapaksa, tersedianya pelayanan kesehatan keluarga (KB), ketersediaan akses pembinaan kesehatan jiwa masyarakat dan pola asuh anak, adanya kegiatan kesehatan olahraga dan kebugaran, tersedianya program anti tembakau, terselenggaranya

imunisasi, terjaminnya pelayanan pengobatan dan perawatan,

pemberantasan malaria, pemberantasan penyakit DBD, Pemberantasan penyakit TB Paru, Pemberantasan Diare, Pemcegahan penyakit degenaratif, tersedianya jaminan gizi dan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat.

1. Adanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Tingkat kesehatan masyarakat suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh pola hidup dan lingkungan yang ada di sekitar. Surabaya

sebagai kota metropolis dan urban memiliki potensi

pengembangan dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Pada tahun 2010 tercatat bahwa sebesar 68.59 persen rumah tangga yang ada di Kota Surabaya telah melaksanakan PHBS dengan baik.

2. Tersedianya tempat-tempat umum yang laik sehat

Pada sebagian besar tempat umum di kota Surabaya seperti hotel, restoran, terminal, pusat-pusat perbelanjaan telah diwajibkan menerapkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2008 Tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok (KTR dan KTM) yang pelaksanaan diawasi oleh instansi lintas sector terkait seperti Dinas Kesehatan dan Satpol PP. Selain itu, aspek kebersihan dan kesehatan terhadap tempat-tempat umum menjadi sdalah satu program utama Dinas Kesehatan diantaranya melalui pemeriksaan sanitasi dan surveylance tempat-tempat umum.

3. Tersedianya permukiman, perumahan dan bangunan sehat

Salah satu solusi terhadap permasalahan permukiman, utamanya di kota-kota besar adalah dengan pembangunan rumah susun sehat yang terintegrasi dengan sarana penunjang lainnya seperti, taman, sarana rekreasi, pusat kuliner sehat dan sarana lainnya

guna meningkatkan kesehatan jiwa dan raga penghuninya. Saat ini di Kota Surabay tercatat adanya penyediaan 8 rusun dengan luas lahan yang disediakan mencapai + 193 ribu m2 yang dibangun 2011 hingga 2015 untuk penyediaan tempat tinggal yang layak dengan mempertimbangkan aspek keseimbangan lingkungan sekitar bagi penduduk Kota Surabaya.

4. Terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja, pencegahan kecelakaan dan rudapaksa

Guna meningkatkan keselamatan pekerja, Dinas Kesehatan telah membentuk suatu kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan awareness tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada tahap awa kegiatan ini difokuskan di wilayah Surabaya Utara yang merupakan basis wilayah tenaga kerja dengan resiko yang cukup tinggi.

5. Tersedianya pelayanan kesehatan keluarga (KB)

Fokus pelayanan KB di Kota Surabaya yaitu pada peningkatan partisipasi akseptor pria, dimana jumlah peserta KB disbanding jumlah Pasangan Usia Subur mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain Gebyar KB dalam rangka revitalisasi program KB, Lomba Keluarga Harmonis, IMP, PLKB teladan dalam rangka Keluarga Nasional, Penialian angka kredit PLKB, Rapat Kerja daerah Program KB, dan Sosialisasi KB Lestari dan KB Pria.

6. Tersedianya akses pembinaan kesehatan jiwa masyarakat dan pola asuh anak

Akses pembinaan kesehatan jiwa masyarakat dan pola asuh anak selama ini diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan yang ada di posyandu maupun pos PAUD terpadu. Adapun dukungan

Pemerintah Kota dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud

diantaranya dalam bentuk pemberian insentif dan penyediaan sarana prasarana penunjang.

7. Adanya kegiatan kesehatan olahraga dan kebugaran

Pelaksanaan kegiatan kesehatan olehraga dan kebugaran di Kota Surabaya dilakukan oleh hampri seluruh lapisan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan olahrga rutin dilaksanakan di kantor-kantor pemerintahan setiap jumat pagi. Di samping itu banyak lokasi-lokasi pusat perbelanjaan, taman dan tempat-tempat umum lainnya yang digunakan sebagai tempat berolahraga yang mudah dan murah bagi seluruh masyarakat Kota Surabaya. Kondisi ini meningkat drastis pada waktu pelaksanaan Car Free Day dan hari libur.

Program Anti Tembakau yang dilaksanakan di Kota Surabaya antara lain digunakan untuk penyediaan tempat dan fasilitas bagi perokok pada kantor-kantor instansi pemerintahan, rumah sakit daerah dan tempat-tempat umum seperti terminal dan pusat perbelanjaan. Lebih khusus lagi, program anti tembakau digunakan untuk pembiayaan alat-alat kesehatan dan sarana penunjang kesehatan pada puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah Kota Surabaya yaitu RSUD. dr. M. Soewandhie dan RSUD. Bhakti Dharma Husada. Selain itu, sejumlah permukiman juga mendeklarasikan wilayahnya sebagai wilayah bebas rokok (kampong bebas rokok).

9. Terselenggaranya imunisasi dan terjaminnya pelayanan pengobatan dan perawatan

Pelaksanaan imunisasi dan pelayanan kesehatan khususnya bagi Ibu dan Anak dioptimalkan melalui 2.794 posyandu yang tersebar hamper di setiap wilayah RW yang ada di Kota Surabaya. Guna

meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemeriksaan

kesehatan dan pemenuhan gizi yang seimbang bagi ibu dan anak, disediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu bayi dan balita di setiap posyandu secara Cuma-Cuma. Selain itu guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, Pemerintah Kota juga memberikan bantuan insentif bagi kader posyandu serta penyediaan sarana dan SDM terlatih dari puskesmas terdekat dalam kegiatan rutin posyandu.

10. Pemberantasan malaria, pemberantasan penyakit DBD, Pemberantasan penyakit TB Paru, Pemberantasan Diare, Pemcegahan penyakit degenaratif

Upaya penanggulangan penyakit menular seperti DBD, TB Paru, Diare dan penyakit degenerative lainnya merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan yang ada di Kota Surabaya. Penanganan dan pencegahan penyakit DBD dan malaria difokuskan dengan memberdayakan masyarakat itu sendiri, diantaranya melalui pembentukan Wamantik (Siswa Pemantau Jentik) dan Bumantik (ibu Pemantau Jentik) yang dilatih serta difasilitasi dengan kit untuk pencegahan dan pengenalan jentik. Sementara untuk penanganan penyakit degenerative antara lain dengan pemberian makanan tambahan serta pendampingan bagi penderita TB Paru, kanker paliatif, dan gizi buruk.

11. Adanya Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pemberian jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat telah diatur dalam peraturan walikota dimana seluruh penduduk Kota Surabaya berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar gratis di seluruh puskesmas dan jaringannya yang ada di Kota Surabaya. Sedangkan bagi penduduk miskin, jaminan pelayanan kesehatan diberikan melalui program Jamkesmas Non Kuota yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan 20 rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ada di Jawa Timur.

Adapun komitmen penyediaan anggaran untuk Program

Jamkesmas Non Kuota Pemerintah Kota Surabaya terus meningkat dalam kurun 5 tahun terakhir.

ALOKASI ANGGARAN JAMKESMAS NON KUOTA (dalam milyar rupiah)

II. Data khusus Surabaya Kota Sehat

Tatanan 8

Dalam dokumen Surabaya Kota Sehat Tahun 2012 (Halaman 55-60)

Dokumen terkait