• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.2. Profil Informan

4.3.6. Kehidupan Sehari-hari Petani Dan Peranan Keluarga

Bekerja sebagai petani dan menjalani kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari peranan keluarga petani. Petani padi yang menjadi pemilik lahan terbatas di Desa Denai Kuala, umumnya adalah pendatang ataupun mendapatkan ladang dari hasil pemberian orang tua mereka terdahulu. Seiring berjalannya waktu sebagian dari petani tersebut ada yang memiliki tambahan tanah dan ada pula yang tidak. Harga tanah yang semakin lama bertambah mahal, membuat petani kesulitan untuk membeli tanah yang dapat digunakan mereka untuk bertani dan menjadi aset kepemilikan bagi mereka. Rumah yang petani tempati merupakan rumah milik mereka sendiri, ada yang mereka dapatkan dari pemberian orang tua mereka, ada juga yang mereka bangun sendiri serta sebagian kecil ada yang masih menumpang kepada orang tua.

Meskipun sebagian petani yang menjadi pemilik lahan terbatas di Desa Denai Kuala merupakan pendatang, tetapi mereka telah tinggal cukup lama di Desa Denai Kuala, dan menekuni pekerjaan sebagai petani bukan hanya pada saat itu saja tetapi telah dikuasai dan ditekuni mereka sejak kecil. Bertani di ladang dilakukan oleh mereka setiap hari dimulai dari pagi hari pada pukul 06.30 WIB hingga sore hari pukul 05.00 WIB, petani beristirahat dan pulang kerumah beberapa jam saja hanya pada waktu makan siang sekaligus untuk melaksanakan shalat zuhur. Pada setiap hari minggu merupakan hari libur

penuh bagi petani dan sering digunakan petani untuk beristirahat dan berkumpul bersama keluarga.

Berbagai macam kondisi sering dihadapi oleh petani dalam melakukan pekerjaannya sebagai petani, jika hambatan yang dialami mereka itu cukup besar tentunya akan mempengaruhi keberhasilan panen petani dan akan berdampak lebih lanjut kepada kehidupan keluarga petani. Contoh-contoh hambatan yang dialami oleh petani adalah ketika cuaca ekstrim yang tiba-tiba melanda atau serangan hama akan dapat merusak tanaman padi yang mereka tanam dan mempengaruhi keberhasilan panen mereka. Dampak lebih lanjut akan berimbas kepada keluarga petani, karena tentunya penghasilan yang didapatkan petani yang digunakan untuk keperluan keluarga menjadi terganggu. Petani dan keluarganya mampu bersikap dinamis dan beradaptasi pada setiap kondisi, hambatan yang dialami tidak mampu menyurutkan keluarga petani, meskipun harus berada pada kondisi yang sulit tetapi petani dan keluarga perlahan-lahan mampu bangkit dan memperbaiki keadaan.

Kesulitan mencari pupuk untuk kebutuhan petani saat menanam seringkali dialami, terkadang harga pupuk di pasaran menjadi tinggi ketika ketersediaan pupuk terbatas. Melalui penyaluran pupuk bersubsidi yang diberikan kepada kelompok tani setempat, cukup meringankan beban petani. Sarana yang digunakan oleh petani untuk mendukung pekerjaannya di ladang sebagian sudah modern, seperti penggunaan jetor untuk menggarap tanah mereka. meskipun jetor yang mereka gunakan merupakan sewaan yang harus menambah modal tanam petani menjadi tinggi, tetapi mereka tetap menggunakan jetor demi efisiensi waktu. Dengan menggunakan jetor waktu yang dibutuhkan untuk mengolah tanah di ladang mereka menjadi lebih cepat dan membuat petani dapat lebih cepat lagi untuk memulai pekerjaannya, sehingga meskipun menyewa

jetor akan menambah biaya produksi bagi petani padi pemilik lahan terbatas, tetapi hal tersebut lebih dipilih oleh petani tersebut.

Dalam melakukan pekerjaan sebagai petani juga tidak dapat dipisahkan dari budaya dan adat yang berlangsung. Pada petani di Desa Denai Kuala khususnya pada warga dusun III yang keseluruhannya merupakan suku jawa, masih ada adat dan budaya yang dijalankan oleh mereka sebelum memasuki masa tanam. Upacara adat ini dilakukan agar aktifitas mereka dalam bertani selama setahun tersebut tidak mengalami gangguan yang dapat menurunkan hasil panen mereka. Upacara tersebut dilakukan setiap tanggal 1 Suro pada tanggalan jawa, upacara dilakukan dengan memotong seekor kambing dan menanamkan kepala kambing tersebut ke dalam tanah, disertai doa-doa yang dipimpin oleh kepala dusun untuk ditujukan kepada Tuhan agar mereka dilindungi dan panen mereka selama satu tahun tersebut berhasil. Upacara adat tersebut dilakukan dengan cara sederhana saja, dan dana untuk melakukan upacara tersebut didapatkan dari urunan antar warga.

Umumnya keluarga juga memiliki peranan dalam membantu pekerjaan petani di ladang. Anak laki-laki semenjak kecil telah diajak oleh orang tua mereka untuk membantu bekerja di ladang agar semenjak kecil mereka mampu untuk bertani. Hal ini dilakukan juga agar sang anak terbiasa untuk bekerja keras dan mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang tua mereka untuk kehidupan mereka. Setiap siang hari sepulang sekolah hingga sore hari sang anak diwajibkan untuk bekerja di ladang membantu orang tua mereka, meskipun tidak terlalu lama waktu mereka di ladang tetapi telah membuat mereka terbiasa dan mereka menjadi cukup menguasai pekerjaan tersebut.

Keterlibatan istri dalam membantu pekerjaan di ladang juga tidak dapat dipisahkan, kondisi ini dapat digolongkan kedalam strategi aktif. Sebagian dari istri

membantu ketika di awal masa tanam dan membantu dalam menanam benih padi pada ladang mereka. saat pertengahan masa tanam juga mereka membantu suami mereka di ladang untuk merumput atau membersihkan tanaman padi dari gangguan tanaman liar dan rumput yang dapat mengganggu pertumbuhan padi, serta ketika memasuki masa panen istri petani turut aktif untuk membantu pekerjaan suami di ladang mereka. sebagian dari istri petani terdapat yang tidak turut aktif dalam membantu di ladang, tetapi umumnya mereka memiliki aktifitas lain yang juga dapat sedikit membantu perekonomian keluarga. Upaya penghematan dalam pengeluaran keuangan juga menjadi tugas sang istri, penghematan pengeluaran sehari-hari dilakukan sang istri agar keuangan yang dimiliki dapat mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Upaya penghematannya seperti: menekan biaya makan dan tidak melakukan pengeluaran konsumtif, hal ini seperti yang dijelaskan pada strategi pasif, yaitu mengurangi pengeluaran keluarga ( misalnya, biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya).

Dokumen terkait