• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TERBENTUKNYA DESA SATUAN PEMUKIMAN 1 MAKARTI

3.1 Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli pada dasarnya sangat lekat terpengaruh oleh ajaran agama, gotong royong, dan ikatan kekerabatan dari leluhur. Kehidupan mereka pada umumnya cenderung lebih terbuka, lebih tentram dengan adanya sistem kekerabatan yang saling terikat satu sama lain untuk menuju keharmonisan, dan lebih menghindari perdebatan dalam menyelesaikan permasalahan/konflik. Dalam hal keterbukaan, masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makari Nauli dapat menerima setiap perkembangan yang datang melalui tahapan penyaringan terlebih dahulu. Jika dianggap perkembangan itu berdampak positif terhadap mereka maka mereka akan menerimanya dan memadukan dengan kehidupan mereka sehari-harinya. Begitu juga sebaliknya, jika perkembangan yang datang dianggap membawa dampak yang negatif, maka mereka akan secara terang-terangan menolak perkembangan tersebut karena dianggap dapat mengganggu kehidupan sosial, tatanan hidup, dan eksistensi mereka.

Dari sistem bermasyarakatnya, masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli memegang kuat sistem kekeluargaan yang bersifat agamais dan didasari sikap gotong royong. Mereka meyakini bahwa dalam bermasyarakat tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain, selama setiap penduduk masih memegang teguh nilai agama, toleransi, dan sikap gotong royong. Hal inilah yang

menjadi pegangan kuat masyarakat transmigran Desa SP 1 Makarti Nauli dalam hal bermasyarakat baik antara sesama masyarakat transmigran Desa SP 1 Makarti Nauli maupun dengan masyarakat yang lain

Dalam hubungan bermasyarakat, para transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli lebih cenderung menghindari pertikaian atau perdebatan dalam setiap penyelesaian permasalahan. Khususnya kalau ada permasalahan dengan masyarakat yang berada di luar desa. Masyarakat transmigran lebih bersifat rendah hati dalam menyikapi dan menyelesaikan setiap permasalahannya. Sebagai contoh, masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli akan menerima dengan ikhlas setiap kebijakan yang ada dalam ruang lingkup masyarakat jika memang kebijakan tersebut tidak merugikan pihak masyarakat transmigran Desa SP 1 Makarti Nauli. Jikapun dianggap merugikan, kebijakan tersebut akan dipertanyakan kembali dengan cara bermusyawarah, bukan dengan cara kasar melainkan dengan jalan yang lebih kooperatif untuk mencapai keputusan bersama yang lebih baik.

3.1.1 Interaksi Masyarakat Transmigran Suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli Sikap terbuka, rendah hati, gotong royong dan menghindari konflik yang dimiliki oleh masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli adalah alat yang sangat kuat bagi mereka dalam melakukan interaksi sosial disana. Dengan sikap tersebut, mereka dapat bertahan dan bahkan semakin berkembang. Hubungan interaksi yang terjalin antara masyarakat transmigran suku Jawa memiliki keterikatan satu dengan yang lain. Tujuan keterikatan hubungan tersebut adalah untuk menjaga keharmonisan mereka dalam bermasyarakat. Masyarakat transmigran mampu

menerima kedatangan pendatang ataupun tamu yang ingin bermukim di Desa SP 1 Makarti Nauli walaupun dengan perbedaan budaya yang ada. Dalam hal berinterksi mereka tidak pernah membedakan antara suku yang satu dengan yang lain.

Masyarakat transmigran suku Jawa di Desa SP 1 Makarti Nauli yang notabenenya memang merupakan masyarakat Desa SP 1 Makarti Nauli selalu menerapkan sistem yang terbuka, rendah hati, gotong royong, dan menghindari konflik dalam keberlangsungan kehidupan sehari-hari. Adanya persaingan dalam bidang ekonomi di antara masyarakat transmigran, tidak menyebabkan hubungan sosial di antara mereka menjadi tidak harmonis. Hal ini didasarkan pada latar belakang budaya mereka yang memiliki kesamaan dan dari satu wilayah yang sama.

Interaksi masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli dapat berjalan dengan harmonis dikarenakan seluruh masyaraka desa dapat saling menghargai antara satu dengan yang lain. Hal inilah yang mengakibatkan hampir tidak pernah terjadi pergesekan di antara masyarakat, mereka hidup saling berdampingan dan saling terikat satu sama lain untuk mencapai kelompok masyarakat yang harmonis.

Dalam urusan aktivitas, masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli cukup aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan di desa. Diantaranya yang tercakup dalam aktivitas peremajaan desa adalah, perkerasan jalan dari tanah dasar gambut menjadi sirtu dan perbaikan irigasi-irigasi desa. Untuk bidang pemberdayaan masyarakat, masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makarti Nauli melakukan Bimbinga Teknis Sistem Keuangan Desa, kegiatan Pelatihan dan Pendidikan Formal, dan kegiatan Penyulahan Hukum. Dalam urusan keagamaan, masyarakat transmigran yang beragama Islam melakukan pengajian rutin yang dilakukan pada malam Jum’at

untuk laki-laki dan hari Jum’at untuk perempuan di setiap minggunya. Kemudian untuk masyarakat transmigran yang beragama Kristen melakukan aktivitas kerohanian di setiap hari minggu dan tentunya aktivitas ini dibalut dengan rasa damai dan di dasari oleh sikap toleransi yang tinggi.

3.1.2 Hubungan Ikatan Sosial yang Terjalin

Dengan adanya interaksi sosial akan memacu terjalinnya hubungan dan ikatan sosial dalam masyarakat. Interaksi sosial yang berpusat pada sikap saling menghargai telah melahirkan hubungan dari sisi emosional di antara masyarakat yang ada di Desa SP 1 Makarti Nauli. Nilai penghargaan tersebut dapat dilihat saat pembangunan gereja di Desa SP 1 Makarti Nauli yang dibantu oleh warga yang beragama Islam dan warga yang beragama Kristen tidak sungkan-sungkan untuk turut membantu membersihkan masjid.

Hubungan sosial masyarakat juga terjadi dari segi ekonomi, di mana sesama anggota masyarakat tanpa terkecuali akan saling membantu satu dengan yang lain.

Masyarakat transmigran suku Jawa Desa SP 1 Makari Nauli akan memberikan bantuan uang kepada sesama mereka atau masyarakat diluar mereka yang benar-benar membutuhkan. Selain itu mereka juga akan membantu masyarakat yang membutuhkan dalam hal pengelolaan lahan perkebunan jika memang dianggap belum mampu dalam mengolah lahan perkebunannya. Hubungan sosial masyarakat yang lain akan sangat terlihat jelas dengan adanya kelompok perwiridan bagi kaum ibu-ibu dan bapak-bapak, bagi remaja terdapat kelompok remaja masjid di Desa SP 1 Makarti Nauli. Selain itu terdapat juga organisasi Forum Komunikasi Warga Jawa (FKWJ)

sebagai sebagai wadah mereka untuk meningkatkan silaturrahmi, ikatan sosial dan komunikasi bagi mereka, ada juga Serikat Tolong Menolong (STM) untuk kegiatan duka dan kemalangan, dan Paguyuban Sari Asih (PSA) wadah kegiatan arisan yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kegiatan seremonial, misalnya acara pernikahan.

Hubungan sosial yang telah terjalin antara masyarakat yang ada di Desa SP 1 Makarti Nauli bertujuan untuk menjadikan Desa SP 1 Makarti Nauli sebagai daerah yang aman, tentram, toleran dan harmonis. Hubungan yang terjalin akhirnya mengakibatkan tidak adanya pergesekan dari segala aspek. Dengan kata lain, hubungan yang dijalin dari sebuah proses interaksi masyarakat telah melahirkan nilai-nilai moral yang tinggi di kalangan masyarakat Desa SP 1 Makarti Nauli walaupun terkadang ditemukan adanya persaingan dari segi ekonomi guna peningkatan taraf hidup masyarakat demi pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih layak lagi. Dengan demikian seluruh masyarakat dapat menjalankan setiap aktifitasnya baik aktifitas budaya, seni, dan ekonominya masing-masing tanpa ada rasa takut karena setiap masyarakat yang ada telah menanamkan nilai-nilai saling menghargai di antara mereka yang ada di sana.

3.2 Ekonomi dan Budaya