• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keikutsertaan dalam Ajang Miss Indonesia

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KONSEP DI (Halaman 125-130)

ANALISIS DATA

5.2 Keikutsertaan dalam Ajang Miss Indonesia

Seperti yang telah diungkapkan di poin sebelumnya, para peserta ajang Miss Indonesia pada dasarnya memiliki sifat tertutup dan kurang percaya diri. Hal ini menjadi kontradiksi ketika pada kenyataannya mereka memutuskan untuk bergabung dalam ajang yang justru mendapat perhatian yang cukup besar dari publik dan media, bahkan untuk langkah ke depannya mereka adalah orang-orang yang akan menjadi humas bagi Indonesia. Berdasarkan analisis dari jawaban para peserta ajang Miss Indonesia dalam bab sebelumnya, peneliti menemukan beberapa alasan keikutsertaan dalam ajang Miss Indonesia, yaitu:

 Ajang Miss Indonesia menjadi ajang pembuktian diri agar mendapat pengakuan dari keluarga dan masyarakat terhadap potensi yang dimiliki oleh mereka. Menyadari bahwa mereka memiliki karakter tertutup dan kurang percaya diri, mereka menjadi merasa membutuhkan pengakuan. Mereka mengakui bahwa ajang Miss Indonesia adalah ajang yang diakui kualitasnya oleh masyarakat. Menjadi peserta Miss Indonesia dinilai sebagai sebuah prestasi yang sangat membanggakan. Oleh karena itu, mengikuti ajang ini akan membantu mereka mendapatkan pengakuan yang mereka butuhkan.

Universitas Indonesia  Ajang Miss Indonesia menjadi sarana untuk menantang diri melakukan hal-hal yang dirasa cukup sulit, dan menambah pengalaman agar lebih diakui dan diterima oleh masyarakat. Setiap individu pada dasarnya memiliki sosok ideal yang diinginkan dan memiliki naluri untuk membentuk diri mereka menjadi sosok ideal tersebut. Demikian halnya pada diri para peserta ajang Miss Indonesia. Mereka masing-masing memiliki gambaran ideal yang diharapkan, yang secara garis besar tidak mereka miliki, yaitu sosok yang terbuka, percaya diri, dan mudah bergaul. Sebagai duta bangsa, kualitas terbuka, percaya diri, dan mudah bergaul harus dimiliki oleh Miss Indonesia. Melihat hal ini, para peserta Miss Indonesia tertantang untuk menjadi sosok tersebut melalui keikutsertaan mereka dalam ajang Miss Indonesia.

 Ajang Miss Indonesia menjadi wadah untuk melakukan kegiatan sosial, berbagi dengan orang lain, dan menjadi pengaruh bagi orang lain. Para peserta ajang Miss Indonesia mengakui bahwa ajang Miss Indonesia berbeda dari kontes kecantikan lain yang ada di Indonesia, yang lebih mementingkan kecantikan dari sisi fisik saja, tetapi juga karakter dan kehidupan sosial. Kebanyakan kegiatan Miss Indonesia bergerak dalam bidang sosial. Selama satu tahun masa jabatannya, fokus kegiatan Miss Indonesia adalah pada charity, terlebih lagi Miss Indonesia bekerja sama dengan Jalinan Kasih yang merupakan program CSR dari MNC Group. Hal inilah yang diakui oleh para informan sebagai daya tarik bagi mereka untuk mengikuti ajang Miss Indonesia.

 Ajang Miss Indonesia juga dinilai sebagai pijakan untuk memasuki dunia kerja dan dunia hiburan yang nantinya ingin digeluti oleh para pesertanya. Ajang Miss Indonesia memiliki kualifikasi tertentu dalam memilih pesertanya. Dengan kata lain, setiap peserta ajang Miss Indonesia adalah orang-orang yang tidak diragukan lagi kualitasnya. Hal ini dirasa memberi nilai tambah bagi peserta ajang Miss Indonesia ketika mereka mulai terjun di masyarakat, terutama dalam mencari pekerjaan baik dalam dunia hiburan maupun non hiburan. Dalam dunia hiburan, para peserta Miss Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi brand ambassador suatu

Universitas Indonesia produk atau menjadi presenter, model, aktris, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan para peserta ajang Miss Indonesia nantinya akan bergabung pada talent management Star Media Nusantara (SMN).

Dari alasan-alasan yang dikemukakan di atas, seharusnya ajang Miss Indonesia mampu membentuk pandangan yang positif ditengah kontroversi yang terjadi, serta menjadi seorang humas yang efektif bagi Indonesia. Untuk menghasilkan duta yang berkualifikasi bagi Indonesia, ajang Miss Indonesia memiliki standar tertentu dalam memilih peserta Miss Indonesia. Kualifikasi yang ditetapkan oleh Miss Indonesia secara fisik adalah memiliki tinggi badan minimal 165 cm serta kulit yang terawat. Sementara itu, secara non fisik, kualifikasinya adalah pengetahuan yang luas serta tidak sungkan untuk melakukan kegiatan sosial.

Berdasarkan kualifikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa cantik saja tidak cukup. Peserta ajang Miss Indonesia juga membutuhkan pengetahuan yang luas. Hal ini tidak lepas dari latar belakang pendidikan yang dienyam oleh para peserta ajang Miss Indonesia. Dari hasil analisis, terlihat bahwa latar belakang pendidikan tersebut juga dipengaruhi oleh cita-cita mereka semasa kecil. Bidang pendidikan yang diambil oleh para peserta ajang Miss Indonesia tidak jauh dengan bidang pekerjaan yang mereka cita-citakan sejak kecil. Latar belakang pendidikan sangat berpengaruh dalam proses pembentukan pola pikir dan wawasan yang luas. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan oleh seorang Miss Indonesia sebagai duta Indonesia yang akan memperkenalkan negeri Indonesia di dunia internasional. Selain itu, wawasan yang luas dan pola pikir yang terbuka juga sangat membantu seorang Miss Indonesia dalam menjalankan tugasnya baik di kegiatan-kegiatan sosial, maupun dunia hiburan. Latar belakang pendidikan yang cukup berprestasi membantu para peserta ajang Miss Indonesia menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi kompetisi dan berinteraksi dengan orang banyak.

Dengan kualifikasi-kualifikasi yang telah disebutkan di atas, peneliti ingin melihat apakah konsep diri awal yang dimiliki oleh para peserta ajang Miss Indonesia seperti terutup, kurang percaya diri, dan sulit bergaul, menjadi hambatan bagi mereka untuk menjadi seorang Miss Indonesia. Seorang Miss

Universitas Indonesia Indonesia akan menjadi seorang duta bagi Indonesia di ajang internasional. Hal ini berarti Miss Indonesia secara tidak langsung menjadi humas bagi Indonesia baik kepada masyarakat dalam negeri maupun masyarakat internasional. Dari hasil analisis, peneliti menemukan bahwa rasa tidak percaya diri, tertutup, dan sulit bergaul ternyata tidak menjadi penghalang bagi para peserta untuk menghadapi kompetisi yang ada, meskipun diakui bahwa hal tersebut masih tetap terdapat dalam diri para peserta ajang Miss Indonesia. Namun, setelah mengikuti ajang Miss Indonesia, mereka menjadi lebih percaya diri.

Timbullah pertanyaan mengenai apa yang terjadi selama proses ajang Miss Indonesia sehingga dapat menghasilkan perubahan karakter pada diri peserta ajang Miss Indonesia. Awalnya pada masa karantina, para peserta ajang Miss Indonesia mendapatkan banyak pembekalan mengenai perempuan Indonesia, budaya Indonesia, tata rias wajah, dan perawatan tubuh. Hal ini menjadi perlu sebab sosok Miss Indonesia adalah sosok duta bangsa, yang akan menjadi alat untuk menyampaikan pesan-pesan moral bagi masyarakat agar membawa harum nama Indonesia dimata internasional, serta membentuk pandangan masyarakat bahwa Miss Indonesia adalah kontes kecantikan yang bersifat positif.

Dalam ajang Miss Indonesia, setiap peserta dibentuk menjadi sosok perempuan Indonesia yang ideal. Setiap peserta akan dididik dan diajar untuk memiliki kelakukan yang baik, sopan santun, dan tata krama dalam berinteraksi dengan orang lain. Ajang Miss Indonesia juga membentuk daya saing yang tinggi terhadap diri seseorang, namun dengan cara yang positif dan benar. Selain itu, ajang Miss Indonesia membantu para pesertanya untuk dapat mengenali dan mengeksplor potensi positif dalam dirinya, serta percaya diri dalam menunjukkan bakat dan talenta yang dimiliki. Selain itu, persaingan dan kompetisi yang ada dalam ajang Miss Indonesia membentuk pribadi yang bersaing secara sehat dan sportif, serta saling mendukung satu sama lain. Namun, ada beberapa hal yang diakui sebagai beban setelah menjadi peserta ajang Miss Indonesia. Setiap pribadi dituntut harus selalu tampil sempurna, baik fisik maupun karakter. Selain itu, menjadi seorang Miss Indonesia artinya menjadi tokoh publik, dimana setiap hal dari dirinya menjadi sorotan publik dan media.

Universitas Indonesia Kruckeberg menyatakan bahwa seorang humas harus memiliki konsep diri yang positif agar dapat menyampaikan pesan dan mempersuasi publik dengan efektif. Selain itu, seorang humas juga harus memiliki karakter yang mudah bergaul dan percaya diri, mengingat bahwa kegiatan humas pada umumnya bersifat membujuk dan mempengaruhi, sebab tujuan utamanya adalah membuat pihak lain mau berpikir dan bertindak sesuai yang diinginkan melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh pihak tertentu kepada publiknya. Dalam hal ini, para peserta Miss Indonesia dapat dikatakan dapat menjadi humas yang efektif. Hal ini dikarenakan setelah mengikuti ajang Miss Indonesia, para peserta ajang Miss Indonesia mengalami perubahan sikap dan konsep diri. Mereka yang awalnya tertutup, kurang percaya diri, dan sulit bergaul, setelah mengikuti ajang Miss Indonesia menjadi individu yang lebih terbuka, percaya diri, dan mudah bergaul.

Ajang Miss Indonesia membantu para peserta untuk melihat diri mereka secara lebih positif dan memperkuat konsep diri positif yang pada dasarnya telah dimiliki oleh para peserta sebelum mengikuti ajang Miss Indonesia. Pembekalan yang diberikan oleh ajang Miss Indonesia serta pengalaman dan pengakuan yang didapatkan oleh peserta dari ajang Miss Indonesia membentuk dan memperkuat hard skill dan soft skill para peserta sehingga lebih percaya diri, dimana kedua hal ini perlu dimiliki oleh seorang humas bagi negara. Pembelajaran dan pembekalan membantu mereka menjadi individu yang lebih siap dalam menghadapi kompetisi, sorotan publik, serta kritik dari masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa ajang Miss Indonesia tidak hanya mencari dan memilih perempuan Indonesia yang sesuai kualifikasi mereka, tetapi juga memberikan berbagai pembekalan yang dibutuhkan oleh para peserta dalam proses menjadi seorang Miss Indonesia yang memiliki fungsi humas bagi Indonesia.

Ajang Miss Indonesia dapat dikatakan berhasil menghasilkan humas yang efektif bagi Indonesia, dengan mengubah pandangan dan situasi publik yang unfavorable menjadi favorable. Terlihat dari keberhasilan Miss Indonesia 2011 yang menjadi 15 besar dalam ajang Miss World 2011 dan adanya perubahan pandangan dari publik internasional mengenai Indonesia setelah berinteraksi dengan Miss Indonesia. Perubahan pandangan tersebut terutama menyangkut ancaman terorisme terhadap orang asing yang selama ini ternyata masih menjadi

Universitas Indonesia momok bagi mereka. Miss Indonesia tampil untuk menceritakan tentang keadaan bumi Indonesia di dunia internasional dan hal tersebut cukup mengubah paradigma publik internasional bahkan publik internasional mempercayai Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam ajang Miss World 2013 dan 2015 mendatang.

Penjelasan di atas membuktikan bahwa Miss Indonesia mampu mendapatkan dukungan, pengertian, kepercayaan, dan kerja sama dari publiknya. Miss Indonesia juga berhasil menjalankan fungsi humas yaitu fungsi relationship dan information. Fungsi relationship yaitu membangun kerjasama dan membina hubungan dengan pihak Miss World Organization untuk menyelenggarakan Miss World di Indonesia. Fungsi information yaitu untuk membangun sistem informasi yang baik untuk mendapatkan dan menyebarkan pesan positif mengenai Indonesia. Hal ini berarti, kegiatan kehumasan bagi sebuah negara tidak harus dilakukan oleh pihak pemerintah, tetapi juga dapat dilakukan oleh perempuan-perempuan hasil dari kontes kecantikan. Dalam hal ini, MNC Group turut membantu menghasilkan seorang humas yang efektif bagi Indonesia, bahkan ditengah adanya kontroversi mengenai kontes kecantikan.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KONSEP DI (Halaman 125-130)