• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Keinginan Membayar atau Willingness to Pay (WTP)

Keinginan membayar responden dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas jasa kereta api bandara, utilitas perjalanan, dan pendapatan pengguna. Oleh karena itu pada subbab ini akan diuraikan tujuan perjalanan, kesediaan membayar responden, penilaian terhadap kualitas pelayanan jasa kereta api bandara, prioritas pelayanan kereta api bandara oleh responden, kesediaan untuk membayar lebih setelah peningkatan prioritas responden, dan jumlah yang bersedia untuk ditambahkan atas peningkatan prioritas responden.

Responden yang memiliki tujuan perjalanan untuk liburan adalah sebanyak 14 orang (35%), untuk dinas sebanyak 9 orang (22.5%), keperluan bisnis 8 orang (20%) dan 9 orang lainnya (22.5%) memiliki tujuan perjalanan yang berbeda-beda seperti seminar, training kerja, pendidikan, dan sebagainya.

Gambar 4.10 Tujuan Perjalanan

Sebagian besar responden memiliki kesediaan membayar yang termasuk dalam kategori sedang yaitu berkisar antara Rp 40.001 – Rp 80.000 sebanyak 34 responden (85%). Kesediaan membayar responden kategori rendah berkisar antara Rp 10.000 – Rp 40.000 sebanyak 4 orang (10%) dan

22% 20% 35% 23% Dinas Bisnis Liburan Lainnya

kesediaan membayar kategori tinggi berkisar antara Rp 80.001 – Rp 120.000. Tidak ada responden yang bersedia membayar > Rp 120.000 (kategori tinggi), batas maksimum kesediaan membayar responden adalah Rp 100.000, batas minimum kesediaan membayar responden adalah Rp 30.000 dan nilai median kesediaan membayar responden adalah Rp 50.000.

Tabel 4.12 Kesediaan Membayar atau Willingness to Pay (WTP)

Kategori Frekuensi Persentase

Rendah (Rp 10,000 - Rp 40,000) 4 10

Sedang (Rp 40,001 - Rp 80,000) 34 85

Tinggi (Rp 80,001 - Rp 120,000) 2 5

Sangat Tinggi ( >Rp 120,000) 0 0

Total 40 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Dua belas pernyataan yang mewakili dimensi kualitas pelayanan jasa (SERVQUAL) kereta api bandara diolah dengan cara yang dapat dilihat pada tabel 4.13 dan hasil penilaian kualitas pelayanan jasa menurut responden selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 4.13 Data Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Bandara

No Responden Pertanyaan ke-

1 2 3 … … … … 12 1 4 3 4 … … … … 3 2 5 5 5 … … … … 5 … … … … … … … … 40 4 4 4 … … … … 4 Total 172 169 164 … … … … 156 Rata-rata 4.3 4.23 4.1 … … … … 3.9 Peringkat 2 3 6 … … … … 7.5

Berdasarkan penilaian kualitas pelayanan jasa kereta api bandara dari responden maka didapatkan peringkat kualitas layanan dari yang terbaik sampai yang terakhir pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Peringkat Kualitas Layanan Kereta Api Bandara

Peringkat 7 dan 8 serta peringkat 10 dan 11 tidak dapat ditentukan secara pasti satu layanan jasa kereta api bandara yang dapat mewakili peringkat tersebut karena skor total untuk keterampilan dengan bantuan cepat dan tepat serta pemahaman tugas dengan kesigapan petugas adalah sama.

Pernyataan kualitas ruang tunggu yang luas dan nyaman kurang disetujui oleh pengguna yang berada pada statsiun City Railway Station. Kebanyakan responden mengeluhkan ruang tunggu kurang luas dan kekurangan tempat duduk sehingga apabila pada jam padat akan terasa sangat sesak menunggu kereta api yang datang di ruang tunggu. Hubungan antara stasiun dan ruang tunggu dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini:

Peringkat Kualitas Layanan

1 Kondisi kereta api bandara rapi, bersih dan nyaman 2 Ketepatan jadwal kereta api bandara

3 Pembelian tiket mudah dan cepat 4 Tutur kata petugas ramah dan sopan 5 Penjelasan petugas mudah dimengerti 6 Keamanan dan keselamatan tinggi 7 - 8 Keterampilan petugas

7 - 8 Bantuan cepat dan tepat

9 Ruang tunggu kereta api bandara luas dan nyaman 10 - 11 Pemahaman petugas

10 - 11 Kesigapan petugas

Pada stasiun Airport Railway Station, responden menilai ruang tunggu pada nilai netral, setuju dan sangat setuju. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju pada stasiun ini. Sedangkan pada stasiun City Railway Station terdapat 40% responden yang tidak setuju dengan pernyataan ruang tunggu yang luas dan nyaman.

Jumlah loket khususnya di City Railway Station menurut responden masih kurang memadai terutama di jam padat penumpang dan loket untuk check-in hanya terdapat untuk beberapa maskapai penerbangan saja. Hal ini dapat terlihat pada tabel 4.16, terdapat 6 orang responden yang tidak setuju pada stasiun City Railway Station dan 2 orang responden yang tidak setuju pada stasiun Airport Railway Station.

Tabel 4.16 Stasiun - Jumlah loket pembelian tiket (Crosstabulation) Jumlah loket pembelian tiket

Total Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju

Stasiun City Railway Station 6 1 9 4 20

Airport Railway Station 2 3 12 3 20

Total 8 4 21 7 40

Tabel 4.15 Stasiun - Ruang tunggu (Crosstabulation) Ruang tunggu Total Sangat Tidak Setuju Tidak

Setuju Netral Setuju

Sangat Setuju

Stasiun City Railway Station 1 7 1 9 2 20

Airport Railway Station 0 0 2 5 13 20

Dalam menggunakan kereta api bandara, 23 orang responden memilih ketepatan jadwal sebagai prioritas utama, 5 orang memilih kondisi kereta api bandara, 5 orang lainnya juga memilih frekuensi kereta api, 4 orang memilih keamanan dan keselamatan kereta api bandara, 1 orang memilih penyesuaian harga, 1 orang memilih susunan kursi kereta api, dan 1 orang lagi memilih bebas hambatan.

Pada prioritas kedua, terdapat 15 orang yang memilih kondisi kereta api, 6 orang memilih keamanan dan keselamatan, 5 orang memilih ketepatan jadwal, 3 orang memilih pembelian tiket yang mudah dan cepat, 2 orang memilih penyesuaian harga, 2 orang memilih media hiburan seperti tv/majalah/snack/toko, 1 orang memilih ruang tunggu yang luas dan nyaman, 1 orang memilih kesigapan petugas, 2 orang memilih bantuan cepat dan tepat, 1 orang memilih kecepatan KA, 1 orang memilih frekuensi KA, dan 2 orang lainnya tidak memilih. Prioritas kedua responden dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini:

Tabel 4.17 Prioritas Pertama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ketepatan jadwal 23 57.5 57.5 57.5

Keamanan dan keselamatan 4 10.0 10.0 67.5

Kondisi kereta api bandara 5 12.5 12.5 80.0

Frekuensi KA 5 12.5 12.5 92.5

Penyesuaian harga 1 2.5 2.5 95.0

Susunan kursi KA 1 2.5 2.5 97.5

Bebas Hambatan 1 2.5 2.5 100.0

Sebagai prioritas ketiga, keamanan dan keselamatan dipilih oleh 11 orang, kondisi kereta api bandara dipilih oleh 7 orang, frekuensi KA dipilih oleh 5 orang, media hiburan dipilih oleh 3 orang, susunan kursi KA dipilih oleh 1 orang, dan 12 orang lainnya tidak memilih prioritas ketiga.

Tabel 4.19 Prioritas Ketiga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak ada 12 30.0 30.0 30.0

Keamanan dan keselamatan 11 27.5 27.5 57.5

Ruang tunggu luas dan nyaman 1 2.5 2.5 60.0

Kondisi kereta api bandara 7 17.5 17.5 77.5

Frekuensi KA 5 12.5 12.5 90.0

Entertainment

(Tv, Majalah, Snack, Shop)

3 7.5 7.5 97.5

Susunan kursi KA 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Tabel 4.18 Prioritas Kedua

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak ada 2 5.0 5.0 5.0

Ketepatan jadwal 5 12.5 12.5 17.5

Pembelian tiket mudah dan cepat 3 7.5 7.5 25.0

Keamanan dan keselamatan 6 15.0 15.0 40.0

Ruang tunggu luas dan nyaman 1 2.5 2.5 42.5

Kondisi kereta api bandara 15 37.5 37.5 80.0

Kesigapan petugas 1 2.5 2.5 82.5

Bantuan cepat dan tepat 1 2.5 2.5 85.0

Frekuensi KA 1 2.5 2.5 87.5

Entertainment

(Tv, Majalah, Snack, Shop)

2 5.0 5.0 92.5

Kecepatan KA 1 2.5 2.5 95.0

Penyesuaian harga 2 5.0 5.0 100.0

Dengan demikian, berdasarkan item yang paling banyak dipilih pada tabel 4.17, 4.18, dan 4.19 maka prioritas utama responden yang pertama adalah ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api. Prioritas kedua adalah kondisi kereta api bandara yang rapi, bersih dan nyaman. Prioritas ketiga adalah keamanan dan keselamatan kereta api bandara.

Di luar dari 12 item yang berada pada kuesioner prioritas pelayanan jasa kereta api bandara, terdapat beberapa hal yang dipentingkan oleh responden yang perlu ditambahkan dalam layanan kereta api bandara, yaitu: 1. Frekuensi jadwal kereta api bandara.

2. Media hiburan seperti tv (bukan hanya untuk iklan), majalah/koran, pemutaran lagu, makanan ringan dan toko kecil baik di ruang tunggu maupun di dalam kereta api bandara.

3. Kecepatan kereta api perlu ditambah sehingga sampai pada tujuan hanya dalam kurun waktu 15-20 menit.

4. Penyesuaian harga dengan layanan dan keterjangkauan masyarakat. 5. Susunan kursi yang sesuai tiket dan searah dengan arah tujuan.

6. Bebas hambatan dalam arti tidak berhenti ditengah perjalanan karena menunggu kereta api lain lewat dan tidak melewati jalan raya yang rawan kecelakaan (hanya dibatasi palang yang sering diterobos).

Kesediaan untuk membayar lebih atas peningkatan prioritas pelayanan jasa kereta api bandara disetujui oleh 50% responden. Dengan rata-rata jumlah yang akan ditambahkan atas peningkatan prioritas pelayanan adalah sebesar Rp 22.632. Jumlah minimum yang ditambahkan responden adalah Rp

5.000, jumlah maksimum yang ditambahkan responden Rp 50.000, nilai median dari jumlah yang ditambahkan responden adalah Rp 20.000.

Berdasarkan tabel 4.20 diatas terlihat bahwa responden yang bersedia menambahkan Rp 5.000 – Rp 20.000 atas peningkatan kualitas item prioritas adalah sebanyak 13 orang (32.5%), Rp 20.001 – Rp 40.000 sebanyak 6 orang (15%), dan Rp 40.000 – Rp 60.000 sebanyak 1 orang (2.5%), sebanyak 20 orang responden (50%) tidak bersedia membayar atas peningkatan kualitas prioritas responden.

Perhitungan kesediaan membayar responden setelah peningkatan kualitas dapat dilihat pada tabel 4.21 dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Kesediaan membayar minimum setelah peningkatan prioritas adalah sebesar Rp 30.000, kesediaan membayar maksimum setelah peningkatan prioritas adalah sebesar Rp 150.000, dan median kesediaan membayar setelah peningkatan prioritas adalah sebesar Rp 60.000.

Tabel 4.20 Jumlah yang ditambahkan

Range Frekuensi Persentase

0 20 50

Rp 5,000 - Rp 20,000 13 32.5

Rp 20,001 - Rp 40,000 6 15

Rp 40,001 - Rp 60,000 1 2.5

Total 40 100

Tabel 4.21 Perhitungan WTP setelah Peningkatan Kualitas Prioritas No Tujuan Perjalanan Tarif Kereta Api Bandara Menurut Responden (WTP) Kesediaan Membayar Lebih untuk Peningkatan Kualitas Prioritas Jumlah yang ditambahkan setelah peningkatan kualitas prioritas WTP Setelah Peningkatan Kualitas Prioritas A B C D E = B + D 1 Bisnis Rp 80,000 Ya Rp 40,000 Rp 120,000 2 Keluarga Rp 80,000 Ya Rp 20,000 Rp 100,000 40 Bisnis Rp 50,000 Ya Rp 30,000 Rp 80,000

Dokumen terkait