• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kejayaan Umat Islam Yang Dinantikan

KEJAYAAN UMAT ISLAM DALAM PERSPEKTIF SURAH AL-RÛM

C. Kejayaan Umat Islam Yang Dinantikan

Islam adalah agama rahmatan lil ‘âlamîn, rahmat dan anugerah bagi Umat

Islam dan segenap manusia, serta rahmat dan anugerah bagi segenap makhluk di alam semesta. Islam sebagai ajaran yang bersumber dari wahyu Allah, adalah ajaran yang paling bermutu, lengkap, dan sempurna. Ajaran yang bersumber dari al-Qur’an yang tidak tertandingi sepanjang zaman, sebagai sebuah spesifikasi dari kemukjizatan dan kekekalannya.

Ajaran Islam bertujuan untuk membentuk manusia berkualitas, manusia mukmin yang bertaqwa, membentuk komunitas yang menempuh jalan tengah

ummah wasath” yang tidak terpasung oleh kutup-kutup ektrim kehidupan,sekaligus membentuk khairu ummah. Sejarah mencatat saat umat Islam pada generasi sahabat, generasi awal dari umat ini, mempresentasikan Islam secara aplikatif dalam

kehidupan sehari-hari, mereka benar-benar menjadi rahmat bagi segenap manusia. Indahnya kehidupan mereka dibawah naungan Islam, tertuang rapi dalam rekaman tinta emas sejarah dunia.

Kedatangan Islam dari Sahara Makkah, dari daerah yang tidak diperhitungkan dengan persenjataan yang bersahaja dan jumlah yang sedikit, menerobos maju menggulingkan Imperium Romawi dan Persia. Dengan mengusung rahmat keadilan, kesederhanaan, budi luhur, dan hikmat toleransi, umat Islam awal merebut simpati, bantuan, dukungan, dan kesetiaan dari rakyat-rakyat taklukan. Bangsa-bangsa yang ditaklukkan seakan-seakan menjadi sekutu dari kaum Muslimin dan memandang kedatangan mereka sebagai munculnya nasib baik dan semacam pembebasan. Dalam waktu yang tiada sampai seabad lamanya, kaum Muslimin sanggup menyapu sebagian besar dari Dunia Lama, baik disebelah Timur atau Barat.37 Muatan ajaran Islam yang realistik dan seimbang dalam mendekati kehidupan, sesuai dengan sifat dan fitrah manusia, membawa agama ini diterima dengan luas tanpa kekerasan, seperti yang terjadi dibeberapa belahan dunia.38

Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dibawa Islam, adalah merupakan prinsip universal yang beradap, berkemanusiaan, dan penuh kedamaian. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah;39 kejujuran dan tanggung jawab, keadilan,40

37

M.A. EnanDetik-Detik Menentukan Dalam Sejarah Islam, , terj. Mahyuddin Syaf, Surabaya, Bina Ilmu, 1979. h. 21-22.

38

‘Abbâs Maħmûd al-‘Aqâd, al-Islâm Dakwatun ‘Âlamiyah, Cairo, Nahdhah Misr, 1999. h. 156.

39

Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF. Islam Negara & Civil Society, Jakarta, Paramadina, 2005, cet. 1, h. 74-75.

persaudaraan,41 mengghargai kemajemukan dan pluralisme, persamaan,42 permusyawaratan,43 mengedepankan perdamaian,44 kontrol atau amr bi al-ma‘ruf

nahy ‘an mungkar.45

Islam yang secara bahasa menunjuk kepada makna selamat dan bahagia. Keselamatan dan kebahagiaan adalah dua hal yang diburu setiap umat manusia. Kebutuhan esensi manusia ini ditawarkan Islam melalui ajaran-ajarannya. Barangsiapa menjalankan ajaran-ajaran Islam, pasti akan menemukan dan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan sejak di dunia hingga di akhirat. Sebagai agama yang mempunyai tujuan agung, tujuan kemanusiaan secara keseluruhan, Islam melarang menyakiti sesama dan menjadikan permusuhan terhadap satu orang sama dengan permusuhan dengan kemanusiaan seluruhnya.46

ﺱﺎﻨﻟﺍ

ﺎﻴﺣﹶﺃﺎﻤﻧﹶﺄﹶﻜﹶﻓ

ﺎﻫﺎﻴﺣﹶﺃﻦﻣﻭ

ﺎﻌﻴِﻤﺟ

ﺱﺎﻨﻟﺍ

ﹶﻞﺘﹶﻗ

ﺎﻤﻧﹶﺄﹶﻜﹶﻓِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ

ﻲِﻓ

ٍﺩﺎﺴﹶﻓ

ﻭﹶﺃٍﺲﹾﻔﻧِﺮﻴﻐِﺑﺎﺴﹾﻔﻧﹶﻞﺘﹶﻗ

ﻦﻣ

ﺎﻌﻴِﻤﺟ

40 Nilai seperti ini antara lain terdapat dalam QS. An-Nisâ’ (4):58. Sesungguhnya Allah

menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil

41

Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara. QS. Al-Ħujarât (49):10.

persaudaraan ini kemudian menjadi ukhuwah basyâriyah yang didukung oleh ayat selanjutnya, al- ħujarât ayat 13.

42 Prinsip pluralisme dan persamaan ini juga terdapat dalam surah al-Ħujarât ayat 13. 43

Prinsip ini secara tegas dimuat dalam dua ayat, Dan urusan mereka diputuskan secara musyawarah di antara mereka. QS. Asy-Syûrâ (42):38. Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini. QS. Âli ‘Imrân (3):159.

44

Prinsip ini antara lain terdapat dalam QS. Al-Anfâl (8):61. Dan jika mereka (musuh) condong ke perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertakwalah kepada Allah.

45 Prinsip ini antara lain terdapat dalam QS. Âli ‘Imrân (3):104.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

46 Maħmûd Ħamdî Zaqzuq,

Ħaqâiq Islâmiyah fî Muwâjahati Ħamlâti at-Tasykîk, Cairo, al- Majlis al-A’lâ li asy-Syu’ûn al-Islâmiyah Mesir, 2001, h. 63.

Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. QS. Al-Mâidah (5):23.

Tatanan kehidupan yang damai ini tidak hanya berlaku dalam intern pemeluk agama Islam saja namun juga berlaku untuk pemeluk agama lain, selama tidak memusuhi Islam.

ﺍﻮﹸﻄِﺴﹾﻘﺗﻭ

ﻢﻫﻭﺮﺒﺗ

ﹾﻥﹶﺃ

ﻢﹸﻛِﺭﺎﻳِﺩ

ﻦِﻣ

ﻢﹸﻛﻮﺟِﺮﺨﻳ

ﻢﹶﻟﻭ

ِﻦﻳﺪﻟﺍ

ﻲِﻓ

ﻢﹸﻛﻮﹸﻠِﺗﺎﹶﻘﻳ

ﻢﹶﻟ

ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ

ِﻦﻋ

ﻪﱠﻠﻟﺍ

ﻢﹸﻛﺎﻬﻨﻳ

ﺎﹶﻟ

ﲔِﻄِﺴﹾﻘﻤﹾﻟﺍﺐِﺤﻳﻪﱠﻠﻟﺍ

ﱠﻥِﺇﻢِﻬﻴﹶﻟِﺇ

Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. QS. Al- Mumtaħanah (60) : 8.

Selama ratusan tahun, Islam menjaga cita-cita keadilan sosial, kesetaraan, tenggang rasa, dan kasih sayang dalam kesadaran setiap Muslim, meski kaum Muslimin tidak selalu memenuhi cita-cita ini dan seringkali mengalami kesulitan untuk mewujudkan cita-cita tersebut dalam instuisi sosial dan kehidupan politik. Akan tetapi, perjuangan untuk mencapainya, selama berabad-abad, menjadi inti spiritualitas Islam.47 Tatanan peradaban yang ada di dunia kini saat ini, banyak menyimpang dari tujuan kemanusiaan secara keseluruhan. Berapa banyak

47

ketidakadilan yang dibiarkan merajalela di berbagai belahan bumi kita ini tanpa ada perbaikan. Seakan dunia memberikan kontribusi menenangkan keputusasaan serta ketakutan yang akan melahirkan fundamentalisme dan berujung kepada pengrusakan dan pemusnahan ras manusia sendiri.

Umat Islam sebagai bagian dari penghuni planet ini, mempunyai tugas mulia untuk menyuguhkan peradaban yang ramah dan manusiawi, meraih kecermelangan hidup sekarang dan kebahagiaan di akhirat kelak. Hal ini karena ada tiga faktor yang sangat mendukung untuk menciptakan peradaban dan tatanan cemerlang dan jaya, antara lain adalah :48 Pertama, untuk menjadi katalisator tumbuhnya keseimbangan yang lebih baik antara orientasi dunia dengan orientasi akhirat. Islam mengajarkan hidup dinamis dan kreatif, memanfaatkan dan mengembangkan seluruh potensi manusia dan alam untuk kemaslahatan.49 Mengubah dunia dengan amal, mengukir bumi dengan kasih sayang sebagai citra rahmatan lil ‘âlamîn. Kedua, Umat Islam

jumlahnya 1.3 milyar (1/3 lebih dari umat manusia) adalah jumlah yang signifikan untuk memimpin peradaban, apabila umat ini mampu menterjemahkan paket wahyu hingga ke tahap kontektual. Ketertinggalan umat Islam sekarang bukanlah karena keterbatasan materi ajarannya, akan tetapi lebih sebagai problema kwalitasnya. Umat

48

Said Agil al-Munawar, al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Haqiqi, Jakarta, Ciputat Press, 2002, cet. 2, h. 398. 49 ﺎﹰﻠﻤﻋﻦﺴﺣﹶﺃﻢﻬﻳﹶﺃﻢﻫﻮﹸﻠﺒﻨِﻟﺎﻬﹶﻟﹰﺔﻨﻳِﺯِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍﻰﹶﻠﻋﺎﻣﺎﻨﹾﻠﻌﺟﺎﻧِﺇ ) ٧ (

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. QS. Al-Kahfi (18):7.

ﺎﹰﻠﻤﻋﻦﺴﺣﹶﺃﻢﹸﻜﻳﹶﺃﻢﹸﻛﻮﹸﻠﺒﻴِﻟﹶﺓﺎﻴﺤﹾﻟﺍﻭﺕﻮﻤﹾﻟﺍﻖﹶﻠﺧﻱِﺬﱠﻟﺍ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. QS. Al-Mulk (67):2

Islam adalah umat wahyu yang isi kandungannya total memaparkan seluruh tesis modernitas. Jika di abad mendatang trend popularitas identity adalah tehnologi, bukankah al-Qur’an telah meredaksikan seluruh materi keilmuan.50 Ketiga, tumbuhnya kesadaran akan pranata kemiskinan, penindasan, kebodohan, kelalaian, keputusasaan, dan keterbelakangan. Keharusan membangun peradaban baru adalah kewajiban, tidak sekedar melawan nasib yang membelenggu, namun sebuah keharusan sebagai seorang muslim yang bertanggung jawab terhadap masa depan peradaban umat manusia.

Umat Islam tidak perlu risau terhadap isu benturan antar peradaban seperti yang diangkat oleh Samuel P. Huntington51, benturan tidak akan pernah terjadi selama peradaban itu ditujukan untuk tujuan luhur kemaslahatan manusia secara keseluruhan.52 Benturan akan terjadi apabila pada satu atau semua sistem nilai-nilai peradaban-peradaban itu mengandung keburukan dan mengandung kekeliruan dalam pelaksanaannya, yang baik akan jaya, sedang yang buruk akan runtuh dan kalah.53

50

Sebagai contoh Teori Bumi ini bulat, baru dipastikan oleh ekspedisi Christophorus Columbus (1451-1506). Realitas ini telah diredaksikan oleh al-Qur’an sembilan abad sebelum eksperimen tersebut. Hal yang disayangkan, kenapa isyarat ilmiah ini dipastikan oleh semangat yang tidak menjadikan al-Qur’an sebagai standar cita-citanya. QS. 88:20. Teori grafitasi Isaq Newton nyaris tidak tersentuh oleh para mufassir, padahal kepastian hukum tersebut jelas diisyaratkan adanya. QS. Ar-Ra’du (13):2, Lukmân (31):10.

51

Adalah profesor Ilmu Pemerintahan dan direktur Institut John M. Ulin untuk Studi-Studi Strategis, Universitas Harvard, Amerika Serikat. Jurnal Ilmu dan Kebudayaan, Ulumul Qur’an, No. 5. Vol. IV, th. 1993, h. 11

52

Yusuf al-Qardhâwi, Ummatuna Baina Qarnaini, Cairo, Dâr asy-Syurûq, 2000, cet. 1. h. 255

53 ﺪﻴِﻌﻳﺎﻣﻭﹸﻞِﻃﺎﺒﹾﻟﺍﺉِﺪﺒﻳﺎﻣﻭﻖﺤﹾﻟﺍَﺀﺎﺟﹾﻞﹸﻗ

Katakanlah: "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi". QS. Saba’ (34):49.

ﻫﺯﹶﻥﺎﹶﻛﹶﻞِﻃﺎﺒﹾﻟﺍﱠﻥِﺇﹸﻞِﻃﺎﺒﹾﻟﺍﻖﻫﺯﻭﻖﺤﹾﻟﺍَﺀﺎﺟﹾﻞﹸﻗﻭ ﺎﹰﻗﻮ ) ٨١ ( ﺍﺭﺎﺴﺧﺎﱠﻟِﺇﲔِﻤِﻟﺎﱠﻈﻟﺍﺪﻳِﺰﻳﺎﹶﻟﻭﲔِﻨِﻣﺆﻤﹾﻠِﻟﹲﺔﻤﺣﺭﻭٌﺀﺎﹶﻔِﺷﻮﻫﺎﻣِﻥﺍَﺀﺮﹸﻘﹾﻟﺍﻦِﻣﹸﻝﺰﻨﻧﻭ ) ٨٢ (

Peradaban kita adalah peradaban tauhid yang merupakan peradaban unggul dan akan terus berkembang menyinari kehidupan manusia. Apa yang diangkat oleh Huntington, lebih merupakan khayalan dan kegelisahan dunia Barat daripada sebuah pemikiran mendalam tentang hubungan antar peradaban. Peperangan tragis yang mengorbankan lebih dari lima juta manusia pada perang dunia pertama dan perang dunia kedua justru terjadi dalam satu peradaban.54

Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi umat, banyak memuat ayat-ayat solidaritas sosial, etos keprihatinan, dan kesetiakawanan antar sesama tanpa mengurangi kedaulatan masing-masing. Ukhuwah Islamiyah bukanlah berarti peleburan identitas masing-masing bangsa menjadi satu, tetapi bersatu dalam arti bertemunya berbagai identitas untuk mencapai tujuan perjuangan peradaban, berupa penciptaan era baru bagi sistim dunia yang benar-benar beradab.55 Telah tiba saatnya, kaum muslimin sedunia mengambil prakarsa dalam perjuangan peradaban manusia secara lebih aktif dan kreatif melalui tuntunan al-Qur’an, merujuk pada ketika pertama kali umat ini memulai perannya membangun kejayaan melalui surah ar-Rûm.

Thabathaba’i menulis dalam petunjuk penggunaan tafsirnya (dalîl al-Mizân), dengan judul “agama kebenaran akhirnya akan jaya”. Manusia yang telah dianugerahi oleh alam dorongan untuk mencapai kesempurnaan diri dan kebahagiaan sejati, akan terus berjuang mencapai tahap-tahap tertinggi, yang pasti dicapainya pada suatu saat.

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. QS. Al-Isrâ’ (17):81-82

54 Maħmûd Ħamdî Za’zû’,

Al-Islâm fî ‘Ashri al-‘Aulamah, Cairo, Maktabah asy-Syurûq, 2001, cet. 1, 73-74.

55

Islam sebagai agama tauhid merupakan suatu program untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Tujuan mencapai kesempurnaan, yang menjadi aspirasi manusia, diarahkan oleh sifatnya sendiri yang selalu mendambakan kesempurnaan. Beberapa ayat dalam surah ar-Rûm ayat ke-30 hingga 41, yang dimulai dengan fa aqim wajhaka li ad-Dîni

ħanîfa fithrata Allâh allati fathara an-Nâs ‘alaiha dan berakhir dengan la’allahum

yarji’ûn mengantarkan kepada kesimpulan bahwa setelah manusia berkelana ke

berbagai arah dan melakukan percobaan dengan berbagai jalan, akhirnya akan menemukan jalannya sendiri dan mengikutinya. Islam bertujuan membawa manusia ke arah kesempurnaan dan kebahagiaan sejati, hal ini searah dengan hukum alam, dan kelak akan dicapai.56

Umat Islam memang harus mendahulukan orientasi berada daripada orientasi memiliki, karena bumi ini terlalu sempit dan tiada menampung untuk orientasi memiliki, akan tetapi selalu cukup dan lestari dalam upaya selalu eksis. Tapal batas Dunia Islam adalah iman, bukan batas konvensional atau geografis. Islam meletakkan pondasi masyarakat manusia berdasarkan keyakinan dan keimanan, bukan berdasarkan ras kebangsaan dan tanah kelahiran.57 Adalah tugas kita sekarang mengupayakan cara-cara baru untuk mempercepat reformasi sosial-ekonomi dan budaya ke arah yang fungsional, sesuai perkembangan lingkungan dan tantangan zaman, menuju tercapainya Kejayaan Umat Islam melalui surah yang sarat dengan muatan peradaban, surah ar-Rûm. Sesungguhnya janji Allah memberi kemenangan

56

Murtadha Muthahhari, Masyarakat dan Sejarah, Op Cit. h. 53. al-‘Allâmah as-Sayyid

Muhammad Husain ath-Thabâthaba’I, al-Mizân.. Op. Cit, 1983 cet. 5, jilid 2, h. 66-67.

57

kepadamu dan kejayaan kepada umatmu adalah benar dan akan menjadi kenyataan, dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini kebenaran keesaan Allah dan keharusan hari kebangkitan, atau tidak meyakini janji-janji Allah menggelisahkanmu. Penutup surah ini mengukuhkan keyakinan kita.

BAB V

PENUTUP