HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.HASIL PENELITIAN
2) Identifikasi Proses Dan Produk Penelitian Sebagai Sumber Belajar
2.6 Kejelasan Perolehan yang Akan Diperoleh
Perolehan yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dari hasil penelitian ini antara lain:
(a) Perolehan Kognitif
(i) Pengetahuan tentang ciri morfologi, habitat, dan perilaku capung.
121
(ii) Pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan ciri morfologi capung.
(iii) Pengetahuan mengenai keanekaragaman jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten.
(iv) Pengetahuan tentang peranan capung bagi kehidupan. (v) Pengetahuan tentang upaya pelestarian capung.
(b) Perolehan Afektif
(i) Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. (ii) Mengembangkan sikap mandiri dalam belajar
(iii) Mengembangkan sikap ketelitian, kehati-hatian, dan sabar dalam melakukan kegiatan belajar.
(iv) Menumbuhkan kecintaan terhadap makhluk hidup dan alam sekitar.
(v) Menyadari kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.
(c) Perolehan Psikomotorik
(i) Mengembangkan kemampuan mengamati ciri morfologi, habitat, dan perilaku capung yang ditemukan di Rawa Jombor, Klaten.
(ii) Mengembangkan kemampuan identifikasi capung yang ditemukan di Rawa Jombor, Klaten.
122
(iii) Mengembangkan keterampilan menggunakan alat-alat komunikasi dalam pembelajaran.
Setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan untuk dapat dikembangkan sebagai sumber belajar, tahap selanjutnya adalah mengkaji proses dan produk yang ada di dalamnya. Di dalam suatu penelitian biologi terdapat fakta, konsep, dan proses sains yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber belajar dalam rangkam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi. Berikut adalah hasil kajian proses dan produk yang relevan dengan permasalahan Biologi di SMA: a) Hasil Penelitian Berupa Proses
Hasil penelitian berupa proses diperoleh dari metode ilmiah yang telah dilakukan selama pelaksanaan penelitian keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten yang berupa langkah-langkah kegiatan penelitian. Langkah-langkah tersebut meliputi:
(1) Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah keberadaan capung di Rawa Jombor, Klaten menunjukkan terancamnya kawasan tersebut sebagai habitat hidup capung. Data ilmiah mengenai keberadaan capung di Rawa Jombor,
123
Klaten juga belum ada. Kawasan Rawa Jombor, Klaten menyimpan potensi sebagai laboratorium alam yang dapat dijadikan ruang belajar yang menarik. Namun potensi ini belum banyak dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah untuk mengadakan kegiatan belajar ataupun kegiatan keilmiahan.
(2) Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat ditarik dari penelitian keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten oleh Tria Septiani Subagyo, yakni apa saja jenis-jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten selama bulan Februari-Maret 2016.
(3) Perumusan Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten adalah untuk mengetahui jenis-jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten selama bulan Februari-Maret 2016.
(4) Penyusunan Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian disusun sebagai panduan pelaksanaan kegiatan penelitian agar kegiatan yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Penyusunan prosedur penelitian meliputi penentuan objek penelitian, penentuan
124
populasi dan sampel penelitian, penentuan alat dan bahan yang digunakan, penetuan waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, penentuan teknik analisis data penelitian, dan penarikan kesimpulan.
(5) Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah survei sebelum pelaksanaan untuk mempertimbangkan metode yang tepat, alat dan bahan yang dibutuhkan, kemampuan peneliti, dan waktu pelaksanaan, dan tahap kedua adalah pengambilan data lapangan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan dan hasil survei penelitian.
(6) Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan pustaka-pustaka yang relevan. Hasil yang didapatkan dari analisis dan pembahasan hasil penelitian adalah jenis-jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten dan hubungannya dengan kondisi lingkungan yang ada pada saat penelitian.
125 (7) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian keanekaragaman capung ini. Kesimpulan yang diperoleh adalah diketahuinya jumlah jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten selama kurun waktu penelitian.
b) Hasil Penelitian Berupa Produk
Produk yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa fakta dan digeneralisasi menjadi konsep. Berikut adalah fakta dan konsep yang diperoleh dari hasil penelitian:
Tabel 33. Fakta dan konsep yang diperoleh dari hasil penelitian keanegaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten
No Fakta Konsep
1. Semua capung yang ditemui memiliki bentuk tubuh yang beruas-ruas.
Semua capung yang ditemua memiliki bentuk tubuh simetris bilateral
Semua capung yang ditemui memiliki tiga bagian tubuh yaitu kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen).
Ciri umum Filum Arthropoda
126
Semua capung yang ditemukan memiliki sistem reproduksi terpisah (terdapat hewan jantan dan betina).
2. Semua capung yang ditemui memiliki kepala yang terdiri dari sepasang mata berukuran besar, sepasang antena
berbentuk duri, dan sebuah mulut bertipe mulut pengunyah. Semua capung yang ditemui
memiliki dada yang terdiri dari dua pasang sayap bertipe sayap membran, tiga pasang kaki bertipe kaki raptorial.
umumnya capung yang ditemui memiliki perut berbentuk silinder memanjang, beruas-ruas sebanyak sepuluh tuas, dan memiliki alat kelamin sekunder.
Ciri umum capung
3. Terdapat perbedaan ciri morfologi capung dalam hal
Dasar klasifikasi capung
127
ukuran, bentuk, dan warna pada tubuh capung yang ditemui. 4. Capung yang ditemui terbagi ke
dalam 2 sub-ordo yang berbeda. Capung yang ditemui terbagi ke
dalam 7 Famili yang berbeda.
Pengklasifikasian ke dalam
kelompok yang lebih kecil dan spesifik 5. Dijumpai 30 macam capung
dari jenis yang berbeda.
Keanekaragaman tingkat jenis 6. Semua capung biasa
(Anisoptera) yang ditemui memiliki bentuk pangkal sayap yang melebar.
Semua capung biasa (Anisoptera) yang ditemui memiliki bentuk sayap depan berbeda dengan sayap belakang Semua capung biasa
(Anisoptera) yang ditemui, posisi sayap pada saat istirahat
dalam keadaan
terbuka/horizontal.
Ciri umum
128
7. Semua capung jarum (Zygoptera) yang ditemui memiliki pangkal sayap yang menyempit.
Semua capung jarum (Zygoptera) yang ditemui memiliki bentuk sayap depan dan sayap belakang yang relatif sama.
Semua capung jarum (Zygoptera) yang ditemui, posisi sayap pada saat istirahat dalam keadaan tertutup / tegak lurus dengan tubuh.
Ciri umum
Zygoptera
8. Semua capung betina yang ditemui memiliki alat kelamin sekunder di ujung abdomen. Semua capung jantan yang
ditemui memiliki alat kelamin sekunder di ruas ke 3 abdomen. Semua capung jantan dewasa
yang ditemui umumnya memiliki warna lebih
Perbedaan ciri morfologi capung jantan dan capung betina
129
kuat/menarik daripada capung betina.
9. Keanekaragaman dan populasi capung merupakan bioindikator perairan yang sehat.
Beberapa capung yang dijumpai sedang memangsa lalat, belalang, dan capung lain. Beberapa capung yang dijumpai
menjadi mangsa laba-laba, burung, dan capung lain.
Capung di Rawa Jombor Klaten menjadi objek penelitian biologi.
Peran capung bagi kehidupan
3) Seleksi Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar Biologi