HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data
4.1.2 Kekerasan Psikologis
Memukul 413 414 827 42,1 Menampar 6 3 9 0,4 Mencekik 33 29 62 3,2 Menendang 350 344 694 35,4 Melempar 38 43 81 4,2 Melukai 74 72 146 7,6 Menganiaya 8 10 18 0,9 Membunuh 59 64 123 6,2 Jumlah 981 979 1960 100
Dari tabel 4.9 menunjukkan kekerasan fisik memukul paling banyak dihitung 42,1%. Sementara menendang menempati hitungan terbanyak setelah memukul dengan 35,4%. Adegan kekerasan fisik selanjutnya berturut-turut melukai 7,6%, membunuh 6,2%, melempar barang ke tubuh 4,2%, mencekik 3,2%, dan menganiaya 0,9%. Sementara adegan menampar adalah adegan kekerasan fisik yang paling sedikit terjadi, hanya 0,4% dari keseluruhan adegan.
4.1.2 Kekerasan Psikologis
Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap mental korban dengan cara berteriak-teriak, menyumpah, mengancam, merendahkan, mengatur, melecehkan, menguntit dan memata-mata dan tindakan-tindakan lain yang menimbulkan rasa takut (termasuk yang diarahkan kepada orang-orang dekat korban, misalnya keluarga, anak, suami, teman dekat, dan lain sebagainya). Adapun bentuk-bentuk kekerasan psikologis sebagai berikut:
1. Berteriak-teriak adalah berseru dengan suara keras berkali-kali.
Tabel 4.10 Berteriak-teriak
Sequence Frekuensi Persentase (%)
1 0 0 2 7 20,59 3 11 32,35 4 2 5,88 5 3 8,82 6 0 0 7 4 11,76 8 7 20,59 Jumlah 34 100
Adegan berteriak-teriak paling banyak terjadi pada sequence 3 (tiga) yaitu berjumlah 11 kali atau sebanyak 32,35%. Sequence dimulai dengan pengumuman Tama sang bos mafia akan kehadiran pasukan SWAT di gedung mereka. Ketika adegan berlangsung cukup banyak teriakan yang muncul, mulai dari instruksi untuk menyerang, teriakan nama, dan bahkan berteriak sambil menembak. Selebihnya ada teriakan memaki dengan menyebut “anjing” maupun “bangsat”.
Gambar 4.9
Tabel 4.10.1 Penjelasan Gambar 4.9
Sequence Penjelasan
2 Polisi: Sersan masih ada satu orang lagi!
Sersan Jaka: Anjiing!! (berteriak sambil berlari).
Sersan Jaka berteriak kesal setelah Kapten Wahyu membunuh anak kecil, kemudian mendapat laporan bahwa masih ada seorang lagi yang mengetahui keberadaan mereka
2. Menyumpah adalah mengeluarkan kata-kata kotor (kutuk dan sebagainya).
Tabel 4.11 Menyumpah
Sequence Frekuensi Persentase (%)
1 0 0 2 8 25 3 4 12,5 4 1 3,12 5 6 18,75 6 2 6,25 7 4 12,5 8 7 21,87 Jumlah 32 100
Adegan menyumpah paling banyak terjadi pada sequence 2 (dua) yaitu berjumlah 8 kali atau sebanyak 25%. Adegan menyumpah dalam film ini berupa sumpah untuk membunuh, membalas dendam dan melukai. Pada sequence dua Tama sang bos mafia menyumpahi para polisi sebagai tamu tak diundang. Kemudian pada saat kemunculan Bandit ‘Ambon’ yang menyumpahi penghuni kamar tempat Rama dan temannya bersembunyi.
Gambar 4.10
Adegan Menyumpah Pada Menit 11 Detik 36 Tabel 4.11.1
Penjelasan Gambar 4.10
Sequence Penjelasan
2 Bowo: “Sekali lagi anda melangkah, saya bersumpah itu adalah langkah terakhir anda”.
Bowo menyumpahi seorang penghuni gedung yang ingin menemui istrinya yang sedang sakit di lantai tujuh.
3. Mengancam adalah menyatakan maksud (niat, rencana) untuk melakukan sesuatu yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan atau mencelakakan pihak lain.
Tabel 4.12 Mengancam
Sequence Frekuensi Persentase (%)
1 0 0 2 3 8,82 3 2 5,88 4 2 5,88 5 7 20,59 6 3 8,82 7 5 14,70 8 9 26,47 Jumlah 34 100
Adegan mengancam paling banyak terjadi pada sequence 8 (delapan) yaitu berjumlah 9 kali atau sebanyak 26,47%. Ancaman yang terdapat dalam adegan film ini berupa adegan untuk membunuh, melukai, dan menembaki. Pada
sequence delapan Kapten Wahyu yang berhasil menemukan ruangan Tama kemudian membekap Tama. Dalam perbincangan Kapten Wahyu dan Tama mereka saling mengancam untuk saling menghabisi. Selain itu Rama dan Andi juga mendapat ancaman dari Kapten Wahyu yang dengan serakah ingin menangkap Tama sendirian.
Gambar 4.11
Adegan Mengancam Pada Menit 44 Detik 03 Tabel 4.12.1
Penjelasan Gambar 4.11
Sequence Penjelasan
4 Bandit ‘Ambon’: “Kamu stop tipu-tipu, saya muak!! Klo saya muak saya bisa menggila dan habisi kamu!”.
Adegan saat kumpulan Bandit ‘Ambon’ menggeledah kamar tempat Rama dan temannya sedang bersembunyi, mereka mengancam penghuni kamar karena menganggap mereka menyembunyikan Rama.
4. Merendahkan adalah memandang rendah (hina) orang lain; menghinakan.
Tabel 4.13 Merendahkan
Sequence Frekuensi Persentase (%)
1 0 0 2 6 25 3 6 25 4 0 0 5 3 12,5 6 2 8,33 7 1 4,17 8 6 25 Jumlah 24 100
Adegan merendahkan paling banyak terjadi pada sequence 2 (dua),
sequence 3 (tiga), sequence 8 (delapan) yaitu masing-masing berjumlah 6 kali atau sebanyak 25%. Adegan merendahkan yang terdapat pada sequence-sequence
tersebut berupa kata-kata yang mengintimidasi seperti pada sequence dua, Adegan merendahkan dengan kata-kata seperti yang dilakukan oleh Kapten Wahyu yang menganggap polisi yang di bawa oleh Sersan Jaka adalah polisi pemula yang belum siap dengan tugas berat. Sementara pada sequence tiga, bagaimana Tama merendahkan para polisi dengan menyebut mereka sebagai “binatang”. Selain itu pada sequence delapan juga Kapten Wahyu yang berhasil menangkap Tama, ikut melakukan adegan merendahkan Tama dengan mengatakan bahwa hanya butuh satu peluru untuk membuat Tama diam.
Gambar 4.12
Adegan Merendahkan Pada Menit 8 Detik 20 Tabel 4.13.1
Penjelasan Gambar 4.12
Sequence Penjelasan Gambar 4.12
2 Kapten Wahyu: “Mereka ini pemula, belum siap dengan tugas-tugas berat” (Kapten Wahyu berbicara kepada Sersan Jaka)
Kapten Wahyu sebagai polisi dengan pangkat tertinggi tidak percaya dengan para pasukan yang dibawa oleh Sersan Jaka, dan dianggap rentan melakukan kesalahan.
5. Mengatur adalah membuat (menyusun) sesuatu menjadi teratur (rapi); menata menjadi sesuai yang kita inginkan.
Tabel 4.14 Mengatur
Sequence Frekuensi Persentase (%)
1 0 0 2 5 38,46 3 2 15,38 4 0 0 5 1 7,69 6 2 15,38 7 1 7,69 8 2 15,38 Jumlah 13 100
Adegan mengatur paling banyak terjadi pada sequence 2 (dua) yaitu berjumlah 5 kali atau sebanyak 38,46%. Adegan mengatur pada sequence dua adalah ketika para polisi melakukan penerobosan terhadap pintu masuk gedung. Pengaturan yang dimaksud berupa aturan untuk “Diam di tempat!”, “mengangkat tangan” serta “Jangan bergerak!”. Selain itu juga bagaimana setiap polisi diatur supaya jangan berbuat yang macam-macam di gedung kekuasaan Tama sang bos penjahat. Adegan mengancam juga terjadi ketika Tama berhasil ditangkap oleh Kapten Wahyu dan dia diperintahkan untuk mengikuti semua kemauan Kapten Wahyu.
Gambar 4.13
Tabel 4.14.1 Penjelasan Gambar 4.13
Sequence Penjelasan
8 Kapten Wahyu: “Diam lo!” (memerintahkan/mengatur Tama supaya diam sambil membentak).
Kapten Wahyu yang serakah ingin selamat sendiri dari gedung. Akhirnya dia menyandera Tama sang bos mafia. Karena Tama tidak berhenti bicara maka Kapten Wahyu mengatur tama untuk diam.
6. Melecehkan adalah tindak perkataan berupa meremehkan kemampuan orang lain yang dilakukan secara tidak langsung yaitu tidak dilakukan di depan orang yang bersangkutan bentuknya dapat berupa penertawaan dan senyuman sinis lebih pada meragukan kemampuan atau kekuatan seseorang.
Tabel 4.15 Melecehkan
Sequence Frekuensi Persentase (%)
1 0 0 2 3 25 3 2 16,67 4 0 0 5 3 25 6 0 0 7 1 8,33 8 3 25 Jumlah 12 100
Adegan melecehkan paling banyak terjadi pada sequence 2 (dua),
sequence 3 (tiga), sequence 8 (delapan) yaitu masing-masing berjumlah 3 kali atau sebanyak 25%. Adegan pelecehan pada film ini mulai dari melecehkan dengan kata-kata sampai dengan melakukan pelecehan dengan meludah, seperti yang dilakukan oleh Bowo kepada Rama yang dianggap sok pahlawan. Adegan melecehkan juga dilakukan oleh Tama sang bos mafia, dia melecehkan para polisi dan Kapten Wahyu yang dianggap tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Gambar 4.14
Adegan Melecehkan Pada Menit 92 Detik 13 Tabel 4.15.1
Penjelasan Gambar 4.14
Sequence Penjelasan
8 Tama : “Lo pikir setelah ini semua selesai lo bakal dapat satya lencana? Gak kampret!” (sambil meludah).
Tama melecehkan apa yang telah dilakukan oleh Kapten Wahyu dan pasukannya sebagai perbuatan sia-sia dan bunuh diri. Karena, dia telah merencanakan sesuatu untuk menghabisi Kapten Wahyu dan seluruh anak buahnya yang terlibat dalam penggerebekan.
7. Menguntit adalah mengikuti terus-menerus.
Tabel 4.16 Menguntit
Sequence Frekuensi Persentase (%)
1 0 0 2 0 0 3 1 33,33 4 1 33,33 5 1 33,33 6 0 0 7 0 0 8 0 0 Jumlah 3 100
Adegan menguntit paling banyak terjadi pada sequence 3 (dua), sequence
4 (empat), sequence 5 (lima) yaitu masing-masing berjumlah 1 kali atau sebanyak 33,33%. Adegan menguntit pada sequence tiga adalah bagaimana penjahat bawahan Tama sang bos menguntit para polisi yang terjebak di lantai enam gedung. Hal serupa juga terjadi pada sequence empat dan lima dimana adegan menguntit dilakukan oleh para penjahat untuk menguntit anggota polisi dalam hal ini Rama yang sedang menggendong kawannya yang terluka serta Sersan Jaka yang terpisah dari para polisi lain. Dilanjutkan dengan adegan Tama yang melihat seluruh kegiatan di dalam gedung dengan menggunakan CCTV.
Contoh Adegan Menguntit
Gambar 4.15
Adegan Menguntit Pada Menit 75 Detik 22 Tabel 4.16.1
Penjelasan Gambar 4.15
Sequence Penjelasan
8 Tama: “Nih lo liat tuh, pas gue liat itu gue pantengin nih layar. Cuma monitor ini doang yang bisa gue pegang kayaknya, Njing!” (Tama sambil memperlihatkan rekaman CCTV kepada Andi).
Tama menguntit setiap aktifitas di dalam gedung dengan menggunakan CCTV, kemudian dia mengetahui bahwa Andi telah berkhianat dengan membebaskan Rama.
8. Memata-matai yang menimbulkan rasa takut adalah tindak perkataan yang menakut-nakuti dan menekan seseorang yang menimbulkan rasa khawatir dan rasa takut atas keselamatan diri sendiri maupun orang lain (kerabat).
Tabel 4.17 Mematai-matai
Sequence Frekuensi Persentase (%)
1 1 33,33 2 1 33,33 3 0 0 4 1 33,33 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 Jumlah 3 100
Adegan memata-matai hanya terjadi pada sequence 2 (dua) dan sequence 4 (empat) yaitu masing-masing berjumlah 1 kali atau sebanyak 50%. Pada sequence
dua adegan memata-matai dilakukan oleh para polisi anggota SWAT terhadap orang-orang yang berkeliaran di sekitar gedung. Sementara di sequence empat Rama sempat memata-matai para penjahat dari tempat dia bersembunyi. Adegan memata-matai dalam film sangat sedikit, secara keseluruhan hanya terdapat dua kali adegan.
Gambar 4.16
Adegan Memata-matai Pada Menit 18 Detik 20 Tabel 4.17.1
Penjelasan Gambar 4.16
Sequence Penjelasan
2 Sniper: “Aku ambil yang kiri, kamu ambil yang kanan” (Memata-matai sambil membidik sasaran yang akan ditembak).
Selain menembak, secara diam-diam Sniper memata-matai para polisi yang sedang melakukan penggerebekan di gedung sebelah atas perintah Tama.
4.1.2.a Rekapitulasi Koder 1 dan Koder 2 Mengenai Kekerasan Psikologis