• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.2 Kelayakan Usahatani Salak Pondoh

Untuk mejelaskan tingkat kelayakan usahatani salak pondoh di Desa Rumah Lengo digunakan tiga kriteria yaitu:

1. Net Present Value (NPV)

Kelayakan yang diukur berdasarkan kriteria investasi NPV memberikan gambaran besarnya manfaat bersih tambahan yang diterima proyek/usaha pada akhir periode jangka hidup proyek tersebut. Suatu bisnis dikatakan layak berdasarkan kriteria NPV apabila nilai NPVnya lebih besar daripada nol. NPV dibawah nol menunjukkan usaha tidak layak untuk diusahakan karena akan menimbulkan kerugian. NPV berhubungan dengan tingkat resiko suatu usaha. Semakin besar NPV suatu usaha menunjukkan semakin layak usaha tersebut dilaksanakan, dan semakin tinggi resiko yang dihadapi.

2. Net Benefit Per Cost (Net B/C)

Suatu usaha/proyek dinyatakan layak berdasarkan kriteria Net B/C, apabila nilai Net B/C yang diperoleh lebih besar dari satu. Net B/C lebih dari satu menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh dari suatu usaha dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan. Net B/C kurang dari satu menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh tidak dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan, sehingga usaha tersebut tidak menguntungkan untuk diusahakan.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Kriteria IRR merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal. Perbandingan menggunakan diskon faktor digunakan untuk mengukur kelayakan berdasarkan kriteria investasi IRR Usahatani layak dilaksanakan bila nilai IRRnya lebih besar dari diskon faktor yang disyaratkan.

Apabila nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskon faktor yang disyaratkan maka usaha tidak layak dan uang yang ada lebih baik ditabungkan. Pada uji kelayakan ini, tingkat diskon faktor yang digunakan sebesar 4,25 persen berdasarkan rata-rata tingkat suku bunga deposito berjangka satu tahun berdasarkan data dari Bank Indonesia.

Untuk mengetahui kelayakan usahatani salak pondoh di Desa Rumah Lengo Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang, adapun rincian dapat dilihat pada tabel 11:

Tabel 11. Analisis Kelayakan Usahatani Salak Pondoh

1.089.085.259 115.922.138 973.163.120 761.221.931 717.812.690

NPV 761.221.931 717.812.690

Net B/C 9,39

IRR 5,48

Nilai NPV usahatani Salak Pondoh dengan jangka waktu usahatani sepuluh tahun pada diskon faktor/bulan 4,25 persen sebesar Rp. 761.221.931. Artinya dengan diskon faktor sebesar 4,25 persen/bulan maka usahatani salak pondoh pada akhir periode jangka sepuluh tahun mendapatkan keuntungan sebesar Rp 761.221.931.

Dan untuk faktor sebesar 5 % maka akan mendapatkan keuntungan ditahun berikutnya adalah sebesar Rp 717.812.690.

Berdasarkan kriteria net B/C usahatani Salak Pondoh layak diusahakan, karena nilai net B/C yang diperoleh sebesar 9,39. Nilai net B/C sebesar 9,39 memiliki arti setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan tambahan manfaat sebesar Rp. 9,39%.

Usahatani Salak Pondoh mempunyai IRR sebesar 5,48 persen. Artinya IRR yang diperoleh lebih besar daripada diskon faktor yang ditentukan sebesar 5,48%

sehingga usahatani salak pondoh layak untuk diusahakan dan nilai IRR yang diperoleh menunjukkan bahwa usahatani Salak Pondoh layak untuk diusahakan dan memberikan keuntungan.

Dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan usahatani salak pondoh menguntungkan dan layak secara finansial diusahakan di Desa Rumah Lengo Kabupaten Deli serdang dapat diterima kebenarannya.

5.2 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Salak Pondoh

Produksi salak pondoh di Desa Rumah Lengo Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar 23.266 kg per Petani dan 42.229 kg per Ha.

12.000 kg. Maka produksi salak pondoh di Desa Rumah Lengo lebih besar dibandingan dengan teori yang sudah ada. Produksi yang dihasilkan dalam sebuah usahatani dipengaruhi oleh faktor produksi. Dalam penelitian ini faktor produksi yang diduga mempengaruhi produksi adalah Pupuk urea (X menganalisis besarnya pengaruh variabel setiap produksi salak pondoh dilakukan model Cobb-douglas.

Dengan menggunakan regresi linear berganda ini, maka diperoleh besarnya nilai koefisien determinan (R2), nilai F-hitung dan nilai T-hitung. Alat bantu yang digunakan untuk melakukan analisis adalah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 18.

Namun sebelum dilakukan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah data telah memenuhi uji asumsi klasik dalam bentuk uji BLUE (The Best Linear Unbiased Estimated). Uji asumsi klasik yang diperlukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

Dari variabel-variabel bebas tersebut akan dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap produksi (variabel terikat), hasil regresi yang diperoleh sebagai berikut:

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel bebas dalam model regresi. Korelasi di antara variabel bebas seharusnya tidak terjadi dalam model regresi yang baik.

Dengan asumsi sebagai berikut:

Jika toleransi ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 : terjadi multikolinieritas.

Jika toleransi > 0,10 dan VIF <10 : tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 12 memperlihatkan nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inlavtion Factor) dari hasil uji multikolinieritas.

Tabel 12. Coefficients Produksi Salak Pondoh

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Pupuk Urea ,681 1,467 Tidak Terjadi Multikolinearitas Pupuk KCL ,521 1,919 Tidak Terjadi Multikolinearitas Pupuk NPK ,948 1,055 Tidak Terjadi Multikolinearitas Pestisida ,680 1,470 Tidak Terjadi Multikolinearitas Tenaga kerja ,815 1,228 Tidak Terjadi Multikolinearitas

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa tidak terjadi multikoleniaritas antara variabel yang digunakan didalam model analisis.

2. Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui,

bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Dengan asumsi sebagai berikut :

Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05. Distribusi adalah tidak normal.

Nilai signifikan atau probabilitas > 0,05. Distribusi adalah normal.

Tabel 13 memperlihatkan nilai signifikansi dari Uji Kolmogorov Smirnov yang telah dilakukan.

Tabel 13. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Produksi Salak Pondoh One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 4,32015046

Asymp. Sig. (2-tailed) ,969

Hasil uji Kolmogorov Smirnov, hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat singnifikansi KS adalah sebesar 0,969 ( >α 0,05) maka H0 diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi residual dengan distribusi normal, data residual model berdistribusi normal.

3. Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik, heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang

harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Dengan menggunakan metode grafik maka asumsi yang digunakan yaitu apabila bahwa grafik tersebut tidak membentuk pola yang teratur seperti: pola bergelombang sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Tabel 14. Produksi Salak Pondoh

Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas, dengan menggunakan metode grafik dapat dilihat pada grafik diatas bahwa grafik tersebut tidak membentuk pola yang teratur seperti: pola bergelombang sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Kesesuaian Model (Test Goodness of Fit) 1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa dekat sebuah nilai Y dengan nilai aktualnya pada sebuah sampel. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Koefisien determinasi (R2) sebesar 1 berarti suatu

kecocokan sempurna sedangkan R2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variable tak bebas dengan variable yang menjelaskan.

Pada tabel 15 ditampilkan nilai R, R2, Adjusted R2 dan Standart Error.

Tabel 15. Model Summary Produksi Salak Pondoh Model Summaryb Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,959a ,920 ,903 4,74889

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R2 (R Square) yang diperoleh adalah 0,920. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 92,0% variasi variabel terikat produksi salak pondoh telah dapat dijelaskan oleh variabel bebas pupuk, pestisida, tenaga kerja. Sedangkan sisanya 8,0% dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model.

2. Uji Serempak (Uji F - Statistik)

Uji F adalah uji secara serempak (simultan) signifikansi pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Artinya parameter X1, X2, X3, X4, X5 secara bersamaan diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak.

Tabel 16. Anova Produksi Salak Pondoh ANOVAb ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 6205,869 6 1241,174 55,036 ,000b

Residual 541,247 23 22,552

Total 6747,116 29

Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi F sebesar 0,000 (<α 0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima yang berarti variabel bebas pupuk, pestisida, dan tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat produksi Salak pondoh.

3. Uji Parsial (Uji t - Statistik)

Uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 5%.

Tabel 17. Coeffiicients Produksi Salak Pondoh

Coefficientsa

Hasil estimasi pada kolom Undstandardized Coefficients dimasukkan dalam persamaan fungsi Cobb-Douglas, sebagai berikut.

LnY = 5,389 + 0,007LnX

Dalam bentuk non-linier digambarkan seperti persamaan berikut.

Y = 5,389 X 0,007X -0,003.X -0,004 X 0,447 X 0,101

Dimana :

Y = Produksi salak pondoh (ton) X1 = Pupuk Urea (Kg)

X2 = Pupuk KCL (Kg) X3 = Pupuk NPK (Kg) X4 = Pestisida (Liter) X5 = Tenaga Kerja (HKP)

a. Proses Pengujian Y (Produksi) dengan X1 (Pupuk Urea)

Angka 0,007 pada Unstandardized Coeficients (B) menunjukkan koefisien regresi (parameter). Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (parameter) variabel bebas pupuk urea bertanda positif sebesar 0,007. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikkan jumlah pupuk urea sebesar 1 Kg, maka akan terjadi kenaikan produksi sebesar 0,007. Nilai signifikansi pupuk urea adalah sebesar 0,837> 0,05 hal ini menunjukkan bahwa pupuk urea secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi salak pondoh. Hal ini dikarenakan pemberian pupuk urea di daerah penelitian tidak sesuai dengan yang ditanjurkan oleh dinas pertanian. Dinas pertanian menganjurkan bahwa pemberian pupuk urea pada tanaman salak pondoh adalah sebesar 20 g/pohon dan diberikan setiap enam bulan sekali tetapi di Desa Rumah Lengo para petani memberikan dosis pupuk sebesar 200 g/pohon dan diberikan setiap empat bulan sekali.

b. Proses Pengujian Y (Produksi) dengan X2 (Pupuk KCL)

Angka 0,003 pada Unstandardized Coeficients (B) menunjukkan koefisien regresi (parameter). Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (parameter) variabel bebas pupuk KCL bertanda negatif sebesar 0,003. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikkan jumlah pupuk KCL sebesar 1 Kg, maka akan terjadi penurunan produksi sebesar 0,003. Nilai signifikansi pupuk KCL adalah sebesar 0,893> 0,05 hal ini menunjukkan bahwa pupuk KCL secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi salak pondoh. Hal ini dikarenakan pemberian pupuk KCL di daerah penelitian tidak sesuai dengan yang ditanjurkan oleh dinas pertanian. Dinas pertanian menganjurkan bahwa pemberian pupuk KCL pada tanaman salak pondoh adalah sebesar 20 g/pohon dan diberikan setiap enam bulan sekali tetapi di Desa Rumah Lengo para petani memberikan dosis pupuk sebesar 200 g/pohon dan diberikan setiap empat bulan sekali.

c. Proses Pengujian Y (Produksi) dengan X3 (Pupuk NPK)

Angka 0,006 pada Unstandardized Coeficients (B) menunjukkan koefisien regresi (parameter). Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (parameter) variabel bebas pupuk NPK bertanda negatif sebesar 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikkan jumlah pupuk NPK sebesar 1 Kg, maka akan terjadi penurunan produksi sebesar 0,004. Nilai signifikansi pupuk NPK adalah sebesar 0,322 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa pupuk NPK secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi salak pondoh. Hal ini dikarenakan pemberian pupuk urea di daerah penelitian tidak sesuai dengan yang ditanjurkan oleh dinas pertanian. Dinas pertanian menganjurkan bahwa pemberian pupuk urea pada tanaman salak pondoh adalah sebesar 20 g/pohon dan diberikan setiap enam bulan sekali tetapi di Desa Rumah Lengo para petani memberikan dosis pupuk NPK sebesar 200 g/pohon dan diberikan setiap empat bulan sekali.

d. Proses Pengujian Y (Produksi) dengan X4 (Pestisida)

Angka 0,447 pada Unstandardized Coeficients (B) menunjukkan koefisien regresi (parameter). Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (parameter) variabel bebas pestisida bertanda negatif sebesar 0,447. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikkan jumlah pestisida sebesar 1 Kg, maka akan terjadi penurunan produksi sebesar 0,447. Nilai signifikasi pestisida sebesar 0,587 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa pestisida secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi salak pondoh. Hal ini dikarenakan para petani di Desa Rumah Lengo tidak semua memakai pestisida karena tanaman salak pondoh yang mereka tanam jarang terkena hama dan penyakit sehingga pestisida tidak terlalu signifikan digunakan.

e. Proses Pengujian Y (Produksi) dengan X5 (Tenaga Kerja)

Angka 0,101 pada Unstandardized Coeficients (B) menunjukkan koefisien regresi (parameter). Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (parameter) variabel bebas tenaga kerja bertanda positif sebesar 0,101. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikkan jumlah tenaga kerja sebesar 1 HKP, maka akan terjadi kenaikan produksi sebesar 0,101. Nilai signifikasi tenaga kerja sebesar 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi salak pondoh.

Dengan demikian, hipotesis 2 yang menyatakan terdapat pengaruh yang nyata pupuk, pestisida, tenaga kerja terhadap produksi salak pondoh tidak dapat diterima.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Usahatani salak pondoh adalah usahatani yang menguntungkan. Hasil analisis finansial yaitu NPV, Net B/C dan IRR, menjelaskan bahwa usahatani secara finansial layak untuk dikembangkan.

2. Faktor produksi pupuk, pestisida, dan tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi salak pondoh., namun secara parsial variabel tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi salak pondoh.

Dosis penggunaan pupuk dilokasi penelitian berada jauh diatas standar yang dianjurkan.

6.2 Saran

1. Bagi pemerintah, agar usahatani salak pondoh dapat dikembangkan dengan memfasilitasi bantuan sarana produksi pupuk dan pestisida serta penyuluhan tentang penggunaannya agar sesuai anjuran.

2. Bagi petani, untuk meningkatkan produksi salak pondoh maka petani menerapkan teknik budidaya salak pondoh secara efektif dan efesien khususnya dalam penggunaan pupuk yang sesuai dengan dosis anjuran.

Menambah pendapatan, petani juga perlu meningkatkan pengetahuan dan memanfaat peluang dalam proses pengolahan salak pondoh agar memiliki harga jual yang lebih tinggi seperti mengolah salak menjadi keripik, sirup ataupun dodol sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani salak pondoh.

3. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjut, dapat meneliti mengenai optimasi penggunaan faktor produksi dalam usahatani salak pondoh serta upaya meningkatka nilai tambah salak pondoh.

DAFTAR PUSTAKA

Anarsis, W. 1999. Agribisnis Komoditas Salak. Bumi Aksara. Jakarta

Anonimous, 2016. http://bogor.tribunnews.com/2017/06/12/olahan-salak-kering-variasi-lain-nikmati-buah-bersisik-inovasi-mahasiswa-ipb. Diakses pada 8 Juni 2016.

Assauri S. 2014. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta:

Universitas Indonesia Pr.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2015. Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman Tahun 2016. Sumatera Utara.

Bahar, YH. 2012. Pengembangan Komoditas Pertanian pada Tahun 2008.

http://www.hortikultura.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017.

Djamin, Z. 1993. Perencanaan dan Analisa Proyek. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 216 hal

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi - Bagian Makro.Yogyakarta: Kanisius.

Gittinger, J. P. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian (Terjemahan).

Edisi kedua. UI-Press. Jakarta.

Gujrati, D. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga

Keown, A. J. 1999. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Terjemahan). Edisi ketujuh. Salemba Empat. Jakarta.

Kusumo. 1995. Teknologi Produksi Salak. Pusat Pengembangan Hortikultura:

Jakarta.

Mochtar, R, 2010. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 1. EGC. Jakarta Putong, I . 2002. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Santoso, H.B. 1990. Salak Pondoh. Yogyakarta: Penerbit Kansius

Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press, Jakarta.

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglass. Rajawali Press, Jakarta.

Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press, Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta, UI Press.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian Teori dan Aplikasinya. Jakarta, PT Raja Grafindo Perkasa.

Soekartawi. 2011. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press: Jakarta.

Sudarsosno. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES.

Sulastri. 2015. Analisis Usahatani Kedelai yang Berkelanjutan. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya Malang: Malang.

Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya: Jakarta.

Tim Karya Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Buah Salak. CV Nuansa Aulia.

Bandung.

Lampiran 1. Karekteristik Petani Salak Pondoh

Lampiran 2. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Salak Pondoh Per Petani

Jumlah Penggunaan (Kg) Total Pupuk

Lanjutan Lampiran 2. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Salak Pondoh Per Petani

Rata-rata 0,55 1.018.571

Lampiran 3. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Salak Pondoh Per Hektar No

Sampel

Umur Tanaman

Jumlah Penggunaan (Kg) Total Pupuk

Lanjutan Lampiran 3. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Salak Pondoh Per Hektar No

Sampel

Umur Tanaman

Jumlah Penggunaan (Kg) Total Pupuk

Harga (Rp) Biaya (Rp) Total

Biaya

Urea KCL NPK Urea KCL NPK Urea KCL NPK

23 7 275.00 200.00 225.00 700.00 2000 2600 2800 550000 520000 630000 1700000 24 6 300.00 300.00 350.00 950.00 2000 2600 2800 600000 780000 980000 2360000 25 5 222.22 208.33 236.11 666.67 2000 2600 2800 444444 541667 661111 1647222 26 4 231.25 203.13 195.31 629.69 2000 2600 2800 462500 528125 546875 1537500 27 4 235.00 240.00 237.50 712.50 2000 2600 2800 470000 624000 665000 1759000 28 6 223.33 216.67 233.33 673.33 2000 2600 2800 446667 563333 653333 1663333 29 7 204.55 170.45 193.18 568.18 2000 2600 2800 409091 443182 540909 1393182 30 7 227.68 267.86 267.86 763.39 2000 2600 2800 455357 696429 750000 1901786

31 0,4 1 250 182,5 225 657,5 2000 2600 2800 500000 474500 630000

32 0,12 1 275 250 266,6667 791,6667 2000 2600 2800 550000 650000 746666,667

33 0,5 2 226 250 244 720 2000 2600 2800 452000 650000 683200

34 0,24 2 250 229,1667 200 679,1667 2000 2600 2800 500000 595833,3 560000

35 0,4 1 250 182,5 225 657,5 2000 2600 2800 500000 474500 630000

Rata-rata 1.851.948

Lampiran 4. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pestisida Per Petani

No Sampel

Luas Lahan

Jumlah Penggunaan Harga (Rp) Biaya (Rp)

Total biaya Sherpa Antrakol Matador Sherpa Antrakol Matador Sherpa Antrakol Matador

Ha Liter Kg Liter Liter Kg Liter Liter Kg Liter Rp

Lanjutan Lampiran 4. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pestisida Per Petani

No Sampel

Luas Lahan

Jumlah Penggunaan Harga (Rp) Biaya (Rp)

Total biaya Sherpa Antrakol Matador Sherpa Antrakol Matador Sherpa Antrakol Matador

Ha Liter Kg Liter Liter Kg Liter Liter Kg Liter Rp

21 0.6 0.25 0.25 0 150000 100000 75000 37500 25000 0 62500

22 0.4 0 0.25 0 150000 100000 75000 0 25000 0 25000

23 0.2 0 0.12 0 150000 100000 75000 0 12000 0 12000

24 1 2 1 1 150000 100000 75000 300000 100000 75000 475000

25 0.36 0.5 0 0 150000 100000 75000 75000 0 0 75000

26 0.64 1 0.5 1 150000 100000 75000 150000 50000 75000 275000

27 0.4 0 0 0.25 150000 100000 75000 0 0 18750 18750

28 0.3 0.25 0.25 0 150000 100000 75000 37500 25000 0 62500

29 0.88 1.5 1 1 150000 100000 75000 225000 100000 75000 400000

30 1.12 1 1.5 0 150000 100000 75000 150000 150000 0 300000

31 0,08 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

32 0,4 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

33 0,12 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

34 0,5 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

35 0,24 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

Rata-rata 0,55 161.029

Lampiran 5. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pestisida Per Hektar

No Sampel

Jumlah Penggunaan Harga (Rp) Biaya (Rp)

Total biaya Sherpa Antrakol Matador Sherpa Antrakol Matador Sherpa Antrakol Matador

Liter Kg Liter Liter Kg Liter Liter Kg Liter Rp

1 1,47 0,74 0,74 150000 100000 75000 220500 74000 55500 350000

2 1,39 0,69 0,35 150000 100000 75000 208500 69000 26250 303750

3 1,25 0,63 0,63 150000 100000 75000 187500 63000 47250 297750

4 1,00 0,00 1,00 150000 100000 75000 150000 0 75000 225000

5 2,08 0,69 0,69 150000 100000 75000 312000 69000 51750 432750

6 2,50 1,00 1,00 150000 100000 75000 375000 100000 75000 550000

7 0,50 2,00 1,00 150000 100000 75000 75000 200000 75000 350000

8 1,04 0,00 1,04 150000 100000 75000 156000 0 78000 234000

9 1,33 0,67 1,33 150000 100000 75000 200000 66667 100000 366667

10 1,25 0,42 0,83 150000 100000 75000 187500 41667 62500 291667

11 1,50 1,00 1,50 150000 100000 75000 225000 100000 112500 437500

12 0,00 1,67 0,00 150000 100000 75000 0 166667 0 166667

13 1,04 1,04 0,00 150000 100000 75000 156000 104000 0 260000

14 2,08 1,00 0,00 150000 100000 75000 312500 100000 0 412500

15 1,00 0,50 0,50 150000 100000 75000 150000 50000 37500 237500

16 0,78 0,00 0,78 150000 100000 75000 117000 0 58594 175594

17 1,00 0,00 0,50 150000 100000 75000 150000 0 37500 187500

Lanjutan Lampiran 5. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pestisida Per Hektar

No Sampel

Jumlah Penggunaan Harga (Rp) Biaya (Rp)

Total biaya Sherpa Antrakol Matador Sherpa Antrakol Matador Sherpa Antrakol Matador

Liter Kg Liter Liter Kg Liter Liter Kg Liter Rp

18 3,13 0,00 3,13 150000 100000 75000 468750 0 234375 703125

19 1,11 0,56 0,00 150000 100000 75000 166667 55556 0 222222

20 0,00 1,50 0,00 150000 100000 75000 0 150000 0 150000

21 0,42 0,41 0,00 150000 100000 75000 63000 41000 0 104000

22 0,00 0,63 0,00 150000 100000 75000 0 63000 0 63000

23 0,00 0,60 0,00 150000 100000 75000 0 60000 0 60000

24 2,00 1,00 1,00 150000 100000 75000 300000 100000 75000 475000

25 1,39 0,00 0,00 150000 100000 75000 208333 0 0 208333

26 1,56 0,78 1,56 150000 100000 75000 234000 78000 117000 429000

27 0,00 0,00 0,63 150000 100000 75000 0 0 46875 46875

28 0,83 0,83 0,00 150000 100000 75000 125000 83333 0 208333

29 1,70 1,14 1,14 150000 100000 75000 255000 114000 85500 454500

30 0,89 1,34 0,00 150000 100000 75000 133929 133929 0 267857

31 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

32 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

33 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

34 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

35 0 0 0 150000 100000 75000 0 0 0 0

Rata-rata 292.779

Lampiran 6. Tenaga Kerja

Tanah Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Panen Total

Curahan

Lanjutan Lampiran 6. Tenaga Kerja

Tanah Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Panen Total Curahan

Tenaga

No Pengolahan Tanah Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Panen Total

Lampiran 7. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Salak Pondoh

Lanjutan Lampiran 7. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Salak Pondoh

No Pengolahan Tanah Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Panen Total

TKDK/Petani

Rata-rata 7344285 3301571 13353246 6002857 10645857 19356103

21 0 0 0 0 1350000 0 3600000 0 6300000 0 11250000 0 18750000 0 11250000 18750000

Lampiran 8. Biaya Penyusutan

Akhir/unit Penyusutan Jlh Nilai Awal/unit

Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan

Akhir/unit Penyusutan Jlh Nilai Awal/unit

Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan

Akhir/unit Penyusutan Jlh Nilai Awal/unit

Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan

Akhir/unit Penyusutan Jlh Nilai Awal/unit

Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan

Akhir/unit Penyusutan Jlh Nilai Awal/unit

Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan

Akhir/unit Penyusutan Jlh Nilai Awal/unit

Lampiran 9. Produksi dan Penerimaan Usahatani Salak Pondoh

Lampiran 10. Pajak Lahan Usahatani Salak Pondoh

Lampiran 11. Biaya Produksi Usahatani Salak Pondoh Per Petani Per Tahun

Rataan 3.055.714 161.029 227.427 51.542 4.670.000 10.645.857 18.822.570

Lampiran 12. Biaya Produksi Usahatani Salak Pondoh Per Petani Per Ha

Rataan 5.555.844 292.779 382.230 93.714 23.350.000 19.356.103 49.180.670

Lampiran 13. Pendapatan Usahatani Salak Pondoh

1 0.68 7 224000000 329411765 16496717 24260613 207503283 305151887

2 0.72 5 236880000 329000000 17597967 24441551 219282033 304558380

3 0.8 3 263200000 329000000 19798500 24749000 243401500 304251875

4 0.25 4 82250000 329000000 6303525 25214100 75946475 303785900

5 0.72 3 236880000 329000000 17814400 24740944 219065600 304257778

6 1 6 329000000 329000000 29909025 29909025 299090975 299090975

7 0.5 3 164500000 329000000 12333633 24667267 152166367 304332733

8 0.24 9 78960000 329000000 5895233 24563097 73064767 304436528

9 1.5 7 350000000 233333333 41870767 27913844 308129233 205419489

10 1.2 5 394800000 329000000 30169450 25141208 364630550 303858792

11 1 4 315000000 315000000 29229725 29229725 285770275 285770275

12 0.6 4 197400000 329000000 14976100 24960167 182423900 304039833

13 0.24 4 77000000 320833333 6029542 25122674 70970458 295710243

14 0.12 7 42000000 350000000 2969825 24748542 39030175 325251458

15 0.5 4 164500000 329000000 12577900 25155800 151922100 303844200

16 0.32 5 105000000 328125000 7511383 23472885 97488617 304651927

17 0.5 6 168000000 336000000 13313467 26626933 154686533 309373067

18 0.08 7 28000000 350000000 2272850 28410625 25727150 321589375

19 0.9 3 294000000 326666667 23756450 26396056 270243550 300270611

20 0.08 5 28000000 350000000 2828650 35358125 25171350 314641875

21 0.6 6 196000000 326666667 13749833 22916222 182250167 303750278

22 0.4 8 133000000 332500000 10043317 25108792 122956683 307391708

Lanjutan Lampiran 13. Pendapatan Usahatani Salak Pondoh

23 0,2 8 63000000 315000000 4878733 24393667 58121267 290606333

24 1 9 315000000 315000000 33589567 33589567 281410433 281410433

25 0,36 5 119000000 330555556 11192042 31089005 107807958 299466551

26 0,64 10 231000000 360937500 21002875 32816305 209997125 328120508

27 0,4 8 133000000 332500000 12157433 30393583 120842567 302106417

28 0,3 6 98000000 326666667 9082642 30275472 88917358 296391194

29 0,88 10 287000000 326136364 24156483 27450504 262843517 298685814

30 1,12 10 336000000 300000000 27908183 25003249 308091817 275081979

31 0,08 1 0 0 3192477 37427504 -3192477 -39905965

32 0,4 1 0 0 11735306 29153993 -11735306 -29338265

33 0,12 1 0 0 5385362 43483872 -5385362 -44878018

34 0,5 2 0 0 4877048 9685520 -4877048 -9754095

35 0,24 2 0 0 2348520 9265132 -2348520 -9785500

Rata-rata 162.582.000 295.603.636 18.822.570 49.180.670 143.759.430 246.422.966

Lampiran 14. Benefit dan Biaya Usahatani Salak Pondoh Umur 3 tahun

5 0,72 236880000 17814400 219065600

7 0,5 164500000 12333633 152166367

19 0,9 294000000 23756450 270243550

Rata-rata 239645000 18425746 221219254 Lampiran 15. Benefit dan Biaya Usahatani Salak Pondoh Umur 4 tahun

No

12 0,6 197400000 14976100 182423900

13 0,24 77000000 6029542 70970458

15 0,5 164500000 12577900 151922100

Rata-rata 167230000 13823358 153406642

Lampiran 16. Benefit dan Biaya Usahatani Salak Pondoh Umur 5 tahun

No Sampel

Luas Lahan Penerimaan Total Biaya

usahatani Benefit

(Ha) (Rp) (Rp) (Rp)

2 0,72 236880000 17597967 219282033

10 1,2 394800000 30169450 364630550

16 0,32 105000000 7511383 97488617

20 0,08 28000000 2828650 25171350

25 0,36 119000000 11192042 107807958

Rata-rata 176736000 13859898 162876102

Lampiran 17. Benefit dan Biaya Usahatani Salak Pondoh Umur 6 tahun

No

17 0,5 168000000 13313467 154686533

21 0,6 196000000 13749833 182250167

28 0,3 98000000 9082642 88917358

Rata-rata 197750000 16513742 181236258

Lampiran 18. Benefit dan Biaya Usahatani Salak Pondoh Umur 7 tahunb

1 0,68 224000000 16496717 207503283

9 1,5 350000000 41870767 308129233

14 0,12 42000000 2969825 39030175

18 0,08 28000000 2272850 25727150

Rata-rata 161000000 15902540 145097460

Lampiran 19. Benefit dan Biaya Usahatani Salak Pondoh Umur 8 tahun

No Sampel

Luas Lahan Penerimaan Total Biaya

usahatani Benefit

(Ha) (Rp) (Rp) (Rp)

22 0,4 133000000 10043317 122956683

23 0,2 63000000 4878733 58121267

27 0,4 133000000 12157433 120842567

Rata-rata 109666667 9026494 100640172

Lampiran 20. Benefit dan Biaya Usahatani Salak Pondoh Umur 9 tahun

No

Rata-rata 196980000 19742400 177237600

Lampiran 21. Benefit dan Biaya Usahatani Salak Pondoh Umur 10 tahun

No Sampel

Luas Lahan Penerimaan Total Biaya

usahatani Benefit

(Ha) (Rp) (Rp) (Rp)

26 0,64 231000000 21002875 209997125

29 0,88 287000000 24156483 262843517

30 1,12 336000000 27908183 308091817

Rata-rata 284666667 24355847 260310819

Lampiran 22. Biaya Bibit Usahatani Salak Pondoh Umur 1 tahun No Sampel Luas

Lahan

Jumlah Bibit Harga Biaya

(Ha) (Batang) (Rp) (Rp)

31 0,08 200 10000 2000000

32 0,4 800 10000 8000000

33 0,12 400 10000 4000000

Rataan Per Petani 467 10000 4.670.000

Rataan Per Ha

0,2 23.350.000

Dokumen terkait