• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.5 Kelebihan dan Kekurangan E-learning

Beberapa kelebihan yang ditawarkan dengan pengimplementasian e-learning, sebagaimana yang dijelaskan oleh Effendi dan Hartono Zhuang antara lain [10]:

a. Mengurangi biaya pelatihan.

Diantara manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan e-learning adalah mampu mengurangi biaya pelatihan. Dengan adanya e-learning maka tidak perlu biaya untuk transportasi pegawai dari tempat kerjanya ke tempat dilangsungkannya diklat, khususnya untuk pegawai yang berada pada wilayah yang berbeda. Dengan adanya e-learning tidak perlu melakukan penggandaan materi ajar untuk masing-masing peserta karena semua materi dapat diperoleh dari e-learning tersebut. Dengan adanya e-learning maka tidak perlu adanya konsumsi yang disediakan untuk seluruh peserta dan instruktur. Dengan demikian maka e-learning dapat memberikan manfaat yang nyata dalam penghematan biaya pelaksanaan diklat jika dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

b. Fleksibilitas waktu dan tempat

Dengan metode diklat yang konvensional, maka seluruh peserta dan instruktur harus hadir pada waktu tertentu di tempat pelaksanaan diklat. Hal ini berarti tidak adanya fleksibilitas waktu untuk memilih kapan waktu yang akan digunakan untuk melakukan proses pembelajaran. Dengan e-learning maka hal tersebut dapat dihindari. Dengan e-learning maka peserta pembelajaran dapat mengakses pelajaran kapan saja dan dari mana saja, kecuali untuk metode conference yang tentunya membutuhkan sinkronisasi waktu.

c. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran

Dalam metode pembelajaran konvensional, setiap peserta pembelajaran akan menjalani proses pembelajaran yang sama dengan materi yang sama. Hal ini akan menyebabkan peserta pembelajaran yang dapat menyerap pelajaran lebih cepat harus menunggu temannya yang lain yang lebih lambat, atau sebaliknya. Dengan e-learning maka keharusan kesamaan kecepatan pembelajaran tersebut bukanlah menjadi keharusan, karena setiap peserta dapat menentukan sendiri kapan dia ingin mempelajari sebuah materi, bahkan jika ingin melanjutkan ke level selanjutnya sekalipun tanpa harus menunggu peserta lainnya.

d. Standarisasi pengajaran

Dalam proses pembelajaran konvensional, proses pengajaran akan sangat tergantung pada kondisi instruktur yang memberikan pengajaran. Apabila instruktur yang memberikan materi sedang dalam kondisi yang baik, maka proses pengajaran yang dilakukan akan baik pula, dan begitu pula sebaliknya. Dengan e-learning maka proses pembelajaran akan terstandarisasi dimana proses yang dijalani oleh tiap peserta akan sama. Hal ini disebabkan proses pembelajaran dalam e-learning tidak terpengaruh oleh kondisi instruktur melainkan ditentukan oleh peserta pembelajaran itu sendiri.

e. Efektivitas pengajaran

Dengan e-learning maka proses belajara mengajar dapat didesain lebih interaktif dan aplikatif. Keterbatasan pada dunia nyata dapat diatasi dengan adanya simulasi secara virtual. Instruktur yang membosankan dapat diatasi dengan interaksi yang lebih menarik pada sistem e-learning tersebut. Selain itu, dengan e-learning peserta pembelajaran dapat menentukan sendiri mata pelajaran yang sesuai dengan dirinya sehingga efektifitas pembelajaran akan lebih mudah tercapai.

f. Kecepatan distribusi

Dalam pembelajaran konvensional, akan diperlukan waktu baik untuk perjalanan peserta pembelajaran ke tempat dilangsungkannya pembelajaran maupun dikirimkannya media pembelajaran ke tempat tersebut. Dengan adanya e-learning maka waktu untuk pendistribusian tersebut bisa dihemat. Selama komputer atau perangkat yang digunakan untuk mengakses e-learning terhubung dalam jaringan yang sama maka akan dapat membuka materi-materi yang terdapat dalam e-learning.

g. Ketersediaan on-Demand

Dalam pembelajaran konvensional tidak berlaku prinsip kelas ada saat dibutuhkan, melainkan peserta harus siap saat kelas ada. Dari sini terlihat bahwa ketersediaan kelas tidak bisa fleksibel karena memerlukan penyiapan ruangan dan sarana prasarana lainnya. Dengan adanya e-learning, selama kelas virtual telah disiapkan dengan segala perangkatnya (materi dan

kelengkapan lainnya), maka kelas tersebut dapat diakses kapan saja dan dari mana saja saat dibutuhkan.

h. Otomatisasi proses administrasi

Keuntungan terakhir yang dapat diperoleh dari e-learning adalah bahwa proses administrasi dapat diotomasi. Proses administrasi yang meliputi data peserta pembelajaran, materi pelajaran, tanggal akses, dan sebagainya dapat difasilitasi oleh learning management system yang berfungsi sebagai platform dari e-learning itu sendiri.

Sedangkan untuk keterbatasannya, Effendi dan Hartono Zhuang menjelaskan sebagai berikut:

a. Budaya self learning

Penerapan e-learning menuntut adanya budaya self learning, dimana seseorang memiliki kesadaran dan memotivasi dirinya sendiri untuk belajar. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang sebagian besar masih sangat tergantung pada instruktur untuk keberhasilannya, maka dalam e-learning keberhasilan pembelajaran sepenuhnya ditentukan oleh peserta pembelajaran. Oleh karena itu, budaya self learning yang belum terbentuk akan bisa menjadi faktor penghambat implementasi e-learning tersebut. b. Investasi

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa e-learning dapat mengurangi biaya pelaksanaan diklat. Namun demikian pada tahap awal dimana infrastruktur belum tersedia maka akan membutuhkan investasi yang cukup besar untuk menyediakannya. Selain itu pembuatan konten materi yang interaktif tentunya juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu perencanaan implementasi e-learning yang baik sangat diperlukan disini sehingga organisasi bisa membandingkan antara biaya dan manfaat yang bisa didapat. c. Teknologi

Beragamnya solusi teknologi e-learning yang ada saat ini, maka bisa jadi terdapat ketidakcocokan (incompatibility) dengan teknologi yang digunakan organisasi saat ini. Hal ini khususnya apabila organisasi memutuskan untuk

membeli paket e-learning yang sudah ada di pasaran. Untuk itu kompatibilitas teknologi perlu menjadi perhatian disini.

d. Infrastruktur

Salah satu komponen utama dalam e-learning adalah infrastruktur. Tanpa adanya infrastruktur tersebut, seperti akses jaringan misalnya, akan menjadi faktor utama terhambatnya akses seseorang terhadap e-learning tersebut. e. Materi

Walaupun e-learning memiliki kemampuan untuk menyajikan materi secara lebih menarik dan interaktif, namun tidak semua pelajaran dapat disajikan dalam bentuk e-learning. Pelajaran yang membutuhkan banyak aktivitas fisik akan lebih terasa manfaatnya apabila dipraktikkan langsung dibandingkan hanya melihat atau melakukan simulasi secara virtual.

Senada dengan kelebihan yang diungkapkan oleh Effendi, Sasikumar juga menyebutkan sejumlah kelebihan dari e-learning sebagai berikut [7]:

a. Kekurangan tenaga pengajar

Kekurangan tenaga pengajar yang handal telah banyak dialami berbagai institusi pendidikan sekarang ini. Aspek finansial dan lingkungan kerja yang kurang menarik membuat pekerjaan ini tidak menjadi prioritas seseorang ketika mencari pekerjaan. Dengan kondisi tersebut, maka e-learning bisa menjadi salah satu solusi dimana tenaga pengajar dapat difungsikan lebih dari sebelumnya. Misalnya, dengan menggunakan e-learning maka tenaga pengajar dari berbagai daerah dapat berkontribusi tanpa harus terkendala jarak dan waktu. Dengan demikian maka kendala tenaga pengajar disuatu daerah bisa teratasi.

b. Pembelajaran dimana saja dan kapan saja

Keterbatasan utama dalam pembelajaran secara tradisional adalah bahwa setiap orang baik pelajar maupun pengajar, peserta pembelajaran maupun instruktur harus berada pada tempat yang sama pada waktu yang bersamaan. Keterbatasan ini dapat diselesaikan dengan penerapan e-learning yang memungkinkan instruktur melakukan turorial dari mana saja, kapan saja, dan begitu juga peserta dapat mengakses dari mana saja [11]. Dengan e-learning maka setiap orang memiliki keleluasaan untuk belajar dari mana saja, kapan

saja, dan memilih pelajaran yang disukai untuk diambil pada waktu yang tepat baginya.

c. Meningkatkan pengalaman pembelajaran

Pada metode pembelajaran tradisional, maka setiap peserta pembelajaran akan mendapatkan pengalaman belajar yang sama. Hal ini disebabkan mereka berada pada situasi yang sama, tempat yang sama, dan waktu yang sama. E-learning menawarkan kemampuan untuk melakukan personalisasi bagi setiap peserta didik sehingga dapat meningkatkan pengalaman pembelajaran mereka. Dengan kemampuan multimedia yang memadai, simulasi yang baik yang dapat menggambarkan kondisi real, dan penyesuaian materi yang disampaikan dengan progress pembelajaran peserta didik, menjadi salah satu kunci pembelajaran menjadi lebih efektif.

d. Kreasi konten

Penerapan budaya online, termasuk pula dalam proses belajar mengajar, memungkinkan setiap orang membagi pengetahuan yang dimiliki dengan orang lain di seluruh dunia. Dengan demikian akan mendorong tumbuhnya kreatifitas dalam pembuatan konten dengan banyaknya masukan dari berbagai sumber yang bisa diakses secara online.

e. Meningkatkan mutu pengajaran

Dengan dimudahkannya komunikasi secara online, termasuk juga antar para instruktur, maka peningkatan mutu pembelajaran akan semakin baik. Materi-materi yang dapat diakses secara online memungkinkan banyaknya masukan-masukan dari berbagai pihak yang akhirnya mendorong kualitas materi tersebut semakin baik.

f. Evaluasi yang sistematis

Dengan menerapkan e-learning, maka assessment dan proses evaluasi dapat dilakukan secara lebih terstruktur dan terdokumentasi dengan baik. Proses assessment dan evaluasi tidak lagi terkendala permasalahan terkait kertas dan sebagainya. Proses rekapitulasi dan penarikan kesimpulan pun menjadi lebih cepat dan efisien.

Dokumen terkait