• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk :

1. Dilakukan analisa kesesuaian model ELR dan faktor-faktor didalamnya yang akan digunakan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini memang belum dilakukan uji validitas untuk kesesuaian penggunaan model ELR yang dipilih, termasuk pembobotan didalamnya, dengan kondisi, jenis serta model pembelajaran yang akan digunakan organisasi, dan Pusdiklat XYZ khususnya. Hal ini disebabkan keterbatasan waktu yang ada tidak memungkinkan penulis untuk melakukan penelitian hingga ke arah pengujian validitas tersebut.

2. Membuat model pengukuran kesiapan yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Saat ini belum ada model pengukuran kesiapan implementasi e-learning yang mengacu pada kondisi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu jika memungkinkan maka dapat digunakan kombinasi dari model-model pengukuran kesiapan yang ada, untuk membentuk suatu model pengukuran baru. Model tersebut selanjutnya dilakukan uji validitas dengan para expert sebelum akhirnya dapat digunakan sebagai model pengukuran kesiapan yang sesuai di Indonesia.

DAFTAR REFERENSI

[1] Hartley, D. E. Selling E-learning, American Society for Training and Development. 2001.

[2] http://www.learnframe.com/aboutelearning/glossary.asp Diakses pada 9 Agustus 2012.

[3] Jenkins, M. dan Hanson, J. E-learning Series : Guide for Senior Managers. LSTN Generic Center. 2003.

[4] Stockley, D. (2003). E-learning Definition and Explanation. Diakses 9 Agustus 2012 dari http://derekstockley.com.au/elearning-definition.html. [5] Bersin, J. The Four Stages of E-learning : A Maturity Model for Online

Corporate Training. Bersin & Associates. 2005.

[6] Wahono, R. S. (2008). Meluruskan Salah Kaprah Tentang E-learning.

Diakses 9 Agustus 2012 dari

http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning

[7] Sasikumar, M. E-learning : Opportunities and Challenges. CDAC Mumbai. [8] Naidu, S. E-learning-A Guidebook of Principles, Procedures and Practices.

Commonwealth of Learning. 2006.

[9] Romiszowski, A. J. Factors Leading to Success or Failure of an Educational Technology Innovation. 2004.

[10] Effendi, E. and Zhuang, H. E-learning-Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi Offset. 2005.

[11] Athabasca University. Theory and Practice of Online Learning.

[12] Borotis, S. and Poulymenakou, A. E-learning Readiness Components: Key Issues to Consider Before Adopting e-learning Interventions. 2004

[13] Hasibuan, Z. A. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi. Fakultas Ilmu Komputer UI. 2007.

[14] Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2008

[15] Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. 2009.

[16] Sarwono, Jonathan. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Yogyakarta : Andi Offset. 2006

[17] Rosenberg, M. J. (2000). The E-learning Readiness Survei. Diakses 10

Agustus 2012 dari

http://www.ucalgary.ca/~srmccaus/eLearning_Survei.pdf

[18] Chapnick, S. (2000). Are you ready for E-learning?-E-learning readiness assessment. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2012 dari http://www.learningcircuits.org/2000/nov2000/Chapnick.htm

[19] Aydin, C. H., and Tasci, D. Measuring Readiness for e-learning : Reflections from an Emerging Country. Educational Technology & Society, 8 (4), 244-257. 2005.

[20] Darab, B., and Montazer, G.A. An Eclectic Model For Assessing E-Learning Readiness in the Iranian Universities. 2011.

[21] Y. Anistyasari. Ontologi Model For E-Learning Readiness Fators. Universitas Muhammadiyah Jember. 2012.

[22] R. I. Fariani, Analisis Tingkat Kesiapan Implementasi E-learning Studi Kasus: Politeknik Manufaktur Astra, Karya Akhir, Jakarta: MTI UI, 2012. [23] F. L. Bramanti, Pengukuran Kesiapan Organisasi Untuk Membangun dan

Mengimplementasikan E-learning Studi Kasus: Universitas Achmad Yani, Jakarta: ITB, 2009.

[24] BPK RI. Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK. Jakarta. 2007.

[25] Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei. Jakarta : Pustaka LP3ES. 2006.

Universitas Indonesia LAMPIRAN

A. Kuesioner Survei

No Pertanyaan Tipe Responden

1 seluruh BPK (kantor pusat dan kantor perwakilan) belum terhubung dengan jaringan intranet 1 5 2 kecepatan intranet di seluruh BPK dan kantor perwakilan memadai untuk akses konten multimedia 1 5

3 saya merasa puas dengan kecepatan akses intranet (akses siska, pip, dsb) 1 1

4 saya merasa intranet kantor sering mengalami gangguan (tidak bisa akses siska,pip, email, dsb) 1 1 6

saya dan rekan-rekan di unit kerja saya menggunakan laptop / komputer tersebut secara personal (tidak bergantian

dengan yang lain) 1 1

7 saya dan rekan-rekan di unit kerja saya mempunyai akses ke internet dan intranet kantor 1 1 9

komputer yang saya dan rekan-rekan unit kerja gunakan memiliki kapasitas yang baik untuk mengetik, memutar video,

dan memiliki speaker 1 1

10 mekanisme pengenalan identitas pengguna e-learning belum tersedia 1 2

11 mekanisme pengenalan identitas yang ada tidak memungkinkan terjadinya kecurangan terkait identitas pengguna 1 2

12 belum terdapat mekanisme pengaturan hak akses untuk masing - masing user 1 2

13 konten elektronik sudah tersedia dalam berbagai format (text, gambar, animasi, video, dsb) 2 3

14 sarana pembuatan konten elektronik dalam berbagai format sudah tersedia 2 3

15 perpustakaan digital yang dapat diakses oleh para peserta belum tersedia 2 2

16 perpustakaan digital yang ada sudah mencakup konten dalam bahasa indonesia 2 2

17 perpustakaan digital yang ada sudah memuat seluruh modul yang digunakan dalam diklat konvensional 2 2

18 mekanisme untuk melindungi konten elektronik dari pembajakan sudah disiapkan 3 2

19 konten elektronik dalam e-learning tidak dapat di download secara bebas oleh peserta 3 2

20 dokumen yang digunakan/dihasilkan dalam e-learning akan melalui proses validasi 3 2

Universitas Indonesia 22 adanya peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang mengatur implementasi e-learning 3 4

24 adanya program yang dirancang untuk mengenalkan konsep pembelajaran elektronis 3 4

25

pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi sudah memiliki perencanaan yang menyeluruh pada level

pusdiklat 3 6

26 mekanisme evaluasi akhir pada diklat e-learning sudah direncanakan 3 4

27 konten elektronik yang tersedia belum memungkinkan peserta untuk belajar secara mandiri 3 3

28 konten elektronik yang tersedia dilengkapi dengan ujian mandiri 3 3

29 konten E-learning yang dirancang sudah mendukung ada evaluasi mandiri oleh para peserta 3 3 30 sistem e-learning yang dirancang belum memungkinkan dilakukannya evaluasi mandiri oleh peserta 3 2 31

saya tidak merasa tertarik untuk menerapkan dan menggunakan e-learning sebagai pelengkap metode diklat yang ada

sekarang 4 4

32 saya memiliki pengalaman menggunakan e-learning 4 1

33 saya memahami/memiliki gambaran e-learning seperti apa 4 1

34 saya memahami manfaat/kelebihan dari penggunaan e-learning 4 1

35 saya siap melaksanakan diklat secara online dengan segala tuntutannya 4 1

36 saya bersedia menggunakan e-learning karena manfaat/kelebihannya tersebut 4 1

37 menurut saya saat ini belum tepat untuk mulai mengimplementasikan e-learning 4 1

38 saya tertarik untuk mencoba hal yang baru khususnya dalam hal teknologi 4 1

39 saya termasuk orang yang suka dengan perubahan 4 1

40 pembuatan konten/modul elektronik sudah mengacu pada sebuah standar 5 3

41 presentasi pada kelas e-learning sudah mengacu pada suatu standar 5 3

42 e-learning yang dirancang belum menerapkan sebuah standar 5 2

43 besaran biaya untuk instruktur dalam metode e-learning sudah tersedia 6 4

44

anggaran untuk pembangunan e-learning mulai dari pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, hingga peralatan

jaringan sudah tersedia 6 4

Universitas Indonesia implementasi yang akan dilakukan

46

model e-learning yang akan diimplementasikan (synchronous, asynchronous, online, offlice) sudah dibahas dan

disepakati 6 4

47

saya dan rekan-rekan di unit kerja saya belum memiliki kemampuan dasar mengoperasikan komputer (menyimpan

file, membuat folder, dsb) 7 1

48

saya dan rekan-rekan di unit kerja saya belum memiliki kemampuan dasar untuk menggunakan internet

(menggunakan search engine, memasukkan password, dsb) 7 1

49 saya dan rekan-rekan di unit kerja saya belum bisa mengirim email yang disertai dengan attachment 7 1

50 saya kurang merasa nyaman menggunakan komputer dalam proses pembelajaran 7 1

51 saya merasa kurang dapat berkomunikasi secara efektif melalui media elektronik (email, chat, dsb) 7 1

52 saya mengikuti diklat tidak atas kemauan sendiri untuk belajar 7 1

53 saya merasa diklat kurang dapat membantu saya dalam melakukan pekerjaan 7 1

54 saya kurang memiliki kesadaran untuk belajar sendiri tanpa tuntutan dari pihak lain 7 1 55 saya merasa kurang dapat menjaga motivasi dalam belajar online meskipun instruktur tidak selalu online setiap saat 7 1 56

saya merasa kurang dapat mengutamakan tugas saya termasuk dalam pembelajaran meskipun ada alternatif aktifitas

online lainnya (chatting, berseluncur di aneka situs, dsb) 7 1

57 adanya pelatihan untuk mengelola e-learning bagi staf pusdiklat 7 4

58 belum adanya tim khusus yang ditunjuk untuk mengelola e-learning 7 4

59 saya kurang mendukung implementasi sistem pembelajaran secara elektronik (e-learning) 7 4

60 menurut saya saat ini belum tepat untuk mulai mengimplementasikan e-learning 7 4

61 saya belum mengetahui konsep sistem pembelajaran atau publikasi elektronik 7 4

62 saya memiliki pengalaman melakukan pembelajaran atau publikasi elektronik 7 4

63 mekanisme evaluasi untuk instruktur untuk diklat e-learning sudah dirancang 8 4

64 tersedianya asistensi/pelatihan pengajaran dalam e-learning 8 4

65 mekanisme evaluasi untuk diklat e-learning (misal kualitas konten, presentasi) sudah dirancang 8 4

Universitas Indonesia

67 tersedianya dukungan tenaga ahli untuk pembuatan konten elektronik 8 4

68 belum tersedianya dukungan tenaga ahli untuk mengatasi permasalahan teknis (komputer, jaringan, dsb) 8 4 69 belum tersedianya dukungan untuk membantu peserta e-learning terkait masalah teknis komputer 8 4 Keterangan :

Pertanyaan yang diblok merupakan pertanyaan yang bersifat negatif, artinya penilaiannya pun akan terbalik dimana semakin kecil nilainya maka bobotnya semakin besar. Tipe pertanyaan : 2 = Teknologi 3 = Konten 4 = Kebijakan 5 = Budaya 6 = Standar 7 = Keuangan 8 = SDM 9 = Supervisi Jenis responden : 1 = Seluruh Pegawai 2 = Tim e-learning Pusdiklat 3 = Bagian Perencanaan 4 = Manajemen Pusdiklat 5 = Biro TI

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas pertanyaan untuk seluruh pegawai :

Pertanyaan rxy t hitung t tabel (95%, 28) keterangan 1 0.43 2.50 1.70 valid 2 0.63 4.27 1.70 valid 3 0.23 1.23 1.70 tdk valid 4 0.61 4.12 1.70 valid 5 0.49 3.01 1.70 valid 6 0.01 0.03 1.70 tdk valid 7 0.80 7.01 1.70 valid 8 0.80 7.01 1.70 valid 9 0.79 6.80 1.70 valid 10 0.74 5.90 1.70 valid 11 0.58 3.80 1.70 valid 12 0.71 5.29 1.70 valid 13 0.39 2.26 1.70 valid 14 0.72 5.55 1.70 valid 15 0.73 5.65 1.70 valid 16 0.38 2.15 1.70 valid 17 0.45 2.64 1.70 valid 18 0.39 2.27 1.70 valid 19 0.67 4.84 1.70 valid 20 0.57 3.67 1.70 valid 21 0.41 2.37 1.70 valid 22 0.69 5.02 1.70 valid 23 0.55 3.52 1.70 valid 24 0.54 3.37 1.70 valid 25 0.52 3.18 1.70 valid

Uji reliabilitas instrumen survei seluruh pegawai :

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .917 23

Uji validitas pertanyaan untuk manajemen :

Pertanyaan rxy t hitung t tabel (95%, 19) keterangan 1 0.45 2.22 1.729 valid 2 0.61 3.38 1.729 valid 3 0.13 0.59 1.729 tdk valid 4 0.61 3.36 1.729 valid 5 0.42 2.00 1.729 valid 6 (0.14) (0.63) 1.729 tdk valid 7 0.86 7.20 1.729 valid 8 0.86 7.20 1.729 valid 9 0.81 6.03 1.729 valid 10 0.87 7.56 1.729 valid 11 0.67 3.90 1.729 valid 12 0.78 5.51 1.729 valid 13 0.42 2.00 1.729 valid 14 0.78 5.51 1.729 valid 15 0.79 5.67 1.729 valid 16 0.47 2.29 1.729 valid 17 0.43 2.05 1.729 valid 18 0.51 2.58 1.729 valid 19 0.56 2.91 1.729 valid 20 0.50 2.55 1.729 valid 21 0.54 2.76 1.729 valid 22 0.51 2.61 1.729 valid 23 0.38 1.77 1.729 valid 24 0.47 2.32 1.729 valid 25 0.50 2.51 1.729 valid 26 0.50 2.55 1.729 valid 27 0.26 1.19 1.729 tdk valid 28 0.38 1.82 1.729 valid 29 0.58 3.12 1.729 valid 30 0.50 2.55 1.729 valid 31 0.45 2.19 1.729 valid 32 0.53 2.73 1.729 valid 33 0.39 1.82 1.729 valid 34 0.45 2.18 1.729 valid 35 0.46 2.27 1.729 valid 36 0.58 3.07 1.729 valid 37 0.50 2.53 1.729 valid 38 0.78 5.51 1.729 valid 39 0.79 5.67 1.729 valid 40 0.62 3.44 1.729 valid 41 0.50 2.55 1.729 valid 42 0.43 2.10 1.729 valid 43 0.50 2.55 1.729 valid 44 0.43 2.10 1.729 valid 45 0.45 2.21 1.729 valid 46 0.41 1.97 1.729 Valid 47 0.39 1.85 1.729 Valid

Uji reliabilitas instrumen survei manajemen :

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .965 44

C. Bobot Faktor ELR Model Darab dan Montazer

Indikator Faktor Bobot Faktor Bobot Indikator

communication network Bandwidth of the university’s internet connection 0.84 0.71 equipment Ease of access to the required software 0.78 0.43 Number of active computers for the e-learning courses 0.75

Security Availability of an identity recognition mechanism 0.71 0.56 Availability of control mechanism for access levels 0.73

Content Availability of appropriate electronic content in various formats (e.g. text, picture, etc.)

0.77 0.62

Availability of various software tools for content production (e.g. different editors, text converters, OCR, etc.)

0.84

Availability of digital libraries for students 0.82

laws and regulations Copyright protection system for the electronic content 0.88 0.88

Code of documents evaluation (validity guarantee) of electronic education courses

0.87

educational policy Formulated program for teaching the concepts of electronic education

0.82 0.57

Comprehensive plan for the development of information technologies at the university level

0.78

assessment Availability of specific systems for final evaluation of electronic education (e.g. face-to-face or distance testing)

Universitas Indonesia

Designing and formulating self study contents along with self assessment tests

0.77

Cultural University Managers’ and professors’ interest in electronic education as a complementary approach

0.78 0.65

Acceptance level of teachers, students and employees (i.e., understanding the importance and advantages of e-learning)

0.83

Students’ interest in using modern learning tools 0.81

Standards Availability of standards for electronic content production 0.75 0.52

Availability of standards for electronic courses presentation

0.75 Financial Rates of payment to teachers and teaching assistants for

electronic courses

0.71 0.49

Budget share for provision of hardware, software and network equipments at the university level

0.74

human resources Teachers’ acquaintance with basic information technology skills

0.74 0.58

Students’ acquaintance with basic skills of the information technology (e.g., search engines, software installation etc.)

0.82

Employees’ acquaintance with basic information technology skills

0.86

Teachers’ motivation towards the electronic educational environments

0.75

Students’ motivation towards the electronic educational environments

Universitas Indonesia

Students’ use of the Internet for communicating with teachers

0.71

Training specialized educational staff for the electronic education courses

0.80

management University and faculty managers’ commitment for the creation of electronic education systems

0.80 0.83

Availability of managers familiar with concepts, educational systems and electronic publication

0.84

supervision Availability of evaluation systems for teachers and teaching assistants in electronic environments

0.78 0.76

Availability of supervision and assessment systems for educational courses (e.g educational content, quality of presentation, etc)

0.76

Support Availability of educational support section for electronic content production (teaching assistants, content producers)

0.76 0.61

Availability of technical support section for electronic education (computer and network technical support section)

0.83

Availability of students technical support section (computer technical problem solving)

0.81

Keterangan :

Pertanyaan yang di blok kuning merupakan pertanyaan negatif.

D. Transkrip Wawancara dengan Kabag Evaluasi

Tanggal Wawancara : 5 September 2012 Lokasi : Jakarta (Kalibata)

Interviewer : Wahyu Sulistio

Interviewee : Dwi Setiawan Susanto (Kabag Evaluasi)

Interviewer : Selamat siang Pak, melanjutkan bahasan kita melalui email Pak. Jadi dari hasil kunjungan ke Malaysia kemarin memang sudah ada inisiatif untuk melakukan analisa kesiapan ya Pak?

Interviewee : Iya betul mas, karena hingga saat ini kita belum pernah melakukan analisa tersebut, selain itu juga kita masih belum ada gambaran mas apa-apa saja yang perlu disiapkan. Ya gambaran umumnya yang kita tahu hanya perlu adanya sistem e-learning lalu bisa dijalankan. Artinya kalau mungkin ada faktor-faktor lain yang perlu kita perhatikan untuk efektifitas implementasi e-learning tersebut, dengan analisa ini diharapkan bisa diketahui. Interviewer : Betul Pak, kebetulan saya juga sedang melakukan tugas akhir

kuliah dengan mengambil topik itu. Jadi tujuan interview pada hari ini yaitu untuk mengeksplorasi permasalahan yang ada di Pusdiklat dulu Pak yang mendorong munculnya inisiatif e-learning tersebut.

Interviewee : Ya baik, silahkan saja mas.

Interviewer : Jadi boleh dijelaskan Pak mengenai permasalahan apa yang dihadapi oleh Pusdiklat khususnya dan XYZ pada umumnya sehingga mendasari adanya inisiatif e-learning ini?

Interviewee : Iya, jadi begini..kita di XYZ ini, dari Biro SDM sudah ditetapkan target jumlah jam pelajaran yang harus dijalani yaitu 40 jam pelajaran dalam setahun. Nah target tersebut mengikat pada setiap pegawai. Target tersebut juga menjadi indikator kinerja dari Pusdiklat sebagai pelaksana utama diklat pegawai. Oleh karena itu maka target ini juga menjadi perhatian kita. Interviewer : O begitu..lalu sampai saat ini pencapaiaannya bagaimana Pak

target tersebut?

Interviewee : Nah permasalahan saat ini, target tersebut masih belum bisa dicapai secara maksimal

Interviewer : Apakah ada data kuantitatif yang bisa saya lihat Pak terkait kondisi tersebut?

Interviewee : Untuk data kuantitatif terkait seluruh pegawai XYZ terus terang saya tidak bisa menunjukkan, karena kita di Pusdiklat ini juga masih terkendala dalam pengelolaan data diklat pegawai. Data diklat pegawai ada namun masih terpisah-pisah perdiklat sehingga untuk menghitung rekapitulasinya masih perlu upaya lebih. Tapi untuk pegawai di lingkungan Pusdiklat sendiri, kita memiliki rekapnya sendiri.

Interviewer : O begitu..untuk yang pegawai Pusdiklat boleh saya lihat datanya Pak?

Interviewee : O boleh..silahkan..

Interviewer : Em..kalau saya lihat dari data ini memang cukup banyak juga ya Pak yang belum mencapai target tersebut..dari total pegawai 134 ya Pak..

Interviewee : Kalau kita lihat data tahun 2011 ini, mungkin lebih tepat kalau kita ambil yang sejak awal tahun sudah ada disini saja ya..karena ada beberapa pegawai juga yang baru masuk tahun 2011 itu..

Interviewer : O iya betul Pak..kalau di data ini berarti ada 13 orang ya Pak yang baru bergabung tahun 2011..berarti kalau dikurangi data tersebut, seharunya 121 pegawai ya Pak, yang di Pusdiklat ini yang harusnya sudah bisa mencapai target 40 jam pelajaran selama tahun 2011 kemarin

Interviewee : Iya betul..tapi kenyataannya masih cukup banyak yang belum..kalau berdasarkan data ini berarti masih ada 59 orang yang belum mencapai target.

Interviewer : 59 orang dari 121 berarti sekitar 40an persen ya Pak..Nah itu penyebabnya kira-kira apa ya Pak?

Interviewee : Kalau penyebabnya banyak hal mas..saya mungkin tidak jelaskan secara terstruktur tapi saya berikan gambaran penyebab-penyebabnya..yang pertama tentunya terkait keterbatasan kapasitas kelas yang kita miliki.

Interviewer : Berarti sarana prasarana ya Pak?

Interviewee : Betul..kalau kita lihat saat ini Pusdiklat memiliki 8 ruang kelas, sedangkan di Balai relatif lebih sedikit, di Medan 3 kelas, Semarang 3 kelas, dan Makassar 2 kelas. Dan hingga saat ini belum ada rencana penambahan ruang kelas maupun kapasitasnya. Sementara perekrutan SDM baru masih terus dilakukan. Jadi kalau dibandingkan seperti itu sudah tidak proporsional lagi.

Interviewer : Jadi kalau begitu strateginya adalah dilakukan pergiliran ya Pak?

Interviewee : Iya mas, disini kita untuk pengajuan peserta diklat pastinya dibatasi dengan kapasitas kelas, nah dari unit-unit kerja pengirim peserta yang harus memilih di awal siapa-siapa saja yang diprioritaskan untuk ikut. Nah tapi itu pun terkendala dengan jadwal teman-teman yang relatif tidak fleksibel.

Interviewer : Maksudnya relatif tidak fleksibel bagaimana ya Pak?

Interviewee : Jadi begini mas, sebagian besar pegawai kita ini kan pemeriksa, jadi mereka sebagian besar waktunya itu digunakan untuk pemeriksaan. Otomatis kalau sedang meriksa tidak mungkin didiklatkan toh. Nah biasanya mereka para pemeriksa ini waktu luangnya di bulan Januari sampai Februari, kemudian Mei hingga Juli. Di luar itu biasanya mereka ada jadwal pemeriksaan, minimal interim dan terinci LK.

Interviewer : Kalau begitu waktu di luar itu bisa digunakan oleh yang bukan pemeriksa dong Pak?

Interviewee : Idealnya seperti itu mas, tapi kenyataannya ya tidak juga. Seperti kita disini, kan waktunya juga tidak fleksibel. Bisa jadi sedang ada tugas luar yang di luar pekerjaan rutin, atau kalau

pun tidak bisa jadi tidak ada orang yang bisa menggantikan tugas di posisinya saat ini, misal staf kapus, karena jumlahnya sangat terbatas dan yang memahami tugas disana tidak banyak ya mereka juga tidak bisa fleksibel.

Interviewer : Lalu selain itu ada faktor lain lagi tidak Pak yang menyebabkan sulitnya pencapaian target tersebut?

Interviewee : Faktor lainnya mungkin terkait sebaran ya mas, artinya begini kita kan pegawainya tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Nah sementara tempat diklat hanya ada di empat lokasi, Jakarta, Medan, Semarang, dan Makassar. Nah karena sebaran ini pula pastinya berpengaruh ke biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan diklat. Sementara anggaran diklat itu terbatas, jadi jumlah diklat yang dilaksanakan pun harus dibatasi. Selain itu sebaran ini juga berpengaruh ke motivasi orang untuk mengikuti diklat. Coba mas bayangkan kalau sebagai orang yang tinggal di Jakarta, lalu untuk memilih lokasi diklat tentunya lebih memilih diklat-diklat yang diselenggarakan di Pusdiklat di Jakarta. Begitu pula yang ada di timur, mungkin maunya diklatnya hanya yang di Makassar atau di Jakarta jadi bisa sekalian pulang.

Interviewer : Kalau begitu karena faktor sebaran ini menyebabkan adanya masalah di biaya dan motivasi peserta untuk mengikuti diklat ya Pak? Faktor lainnya ada lagi Pak?

Interviwee : Iya betul mas..mungkin itu si faktor-faktor utama yang kita identifikasi.

Interviewer : Baik kalau begitu Pak Dwi, mungkin sementara itu dulu Pak informasi yang kita perlukan. Terima kasih banyak Pak atas waktunya. O iya selanjutnya apakah saya akan tetap kontak dengan Pak Dwi atau yang lainnya ya Pak terkait e-learning ini? Interviewee : Sama-sama mas, dengan saya mas bisa kontak kapan saja, kalau saya ada waktu insya Allah bisa langsung ketemu disini. Tapi ke depannya juga PIC dari pihak manajemen nanti langsung

dengan Pak Gatot saja mas.

E. Transkrip Wawancara dengan Kasubbag Umum

Tanggal Wawancara : 6 September 2012 Lokasi : Jakarta (Kalibata)

Interviewer : Wahyu Sulistio

Interviewee : Zulwarak (Kasubbag Umum)

Interviewer : Selamat siang Pak Zul..sebagaimana yang sudah kita sepakati kemarin Pak, jadi hari ini saya mau sedikit wawancara mengenai pendapat Bapak selaku salah satu manajemen di Pusdiklat ini atas inisiatif e-learning yang akan diterapkan di Pusdiklat ini Pak.

Interviewee : O iya baik mas, silahkan..

Interviewer : Jadi bagaimana Pak menurut pendapat Bapak mengenai inisiatif tersebut?

Interviewee : Ya saya menyambut baik inisiatif tersebut ya mas, karena terus terang memang pemenuhan target jumlah jam pelajaran menjadi salah satu kendala kita saat ini. Sementara kita di umum ini kan salah satu fungsinya adalah sebagai biro SDM-nya sini, jadi otomatis hal itu juga jadi tanggung jawab kita. Nah kita di umum ini, termasuk IT di dalamnya sangat mendukung inisiatif tersebut. Hal ini dibuktikan dengan kita dan bagian fasilitas pembelajaran sudah membuat prototipe sistem e-learning tersebut supaya manajemen juga bisa melihat contohnya dulu seperti apa.

Interviewer : Jadi dari bagian umum sangat mendukung inisiatif tersebut, dan dengan adanya inisiatif ini mudah-mudahan bisa membantu pencapaian target tersebut ya Pak. Lalu apakah Bapak ada pandangan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi tersebut Pak?

Interviewer : Kalau saya terus terang bukan orang yang paham mengenai IT ya mas, jadi kalau dari segi teknisnya saya menyerahkan kepada teman-teman yang lebih ahli dibidang itu. Tapi yang perlu saya

soroti begini mas, kita disini juga sebelumnya sudah mengembangkan beberapa sistem, diantaranya sistem informasi wisma, lalu sudah dikembangka jadi tidak hanya wisma saja tapi juga kelas, lalu sistem informasi SDM yang didalamnya juga ada info mengenai absensi pegawai yang bersangkutan, lalu ada juga sistem informasi untuk pengelolaan nota dinas. Nah tapi

Dokumen terkait