• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

4.3.1 Kelebihan Prototipe Buku

Prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk untuk SD memiliki kelebihan yaitu; (1) prototipe buku berisi tentang gamelan dengan menggunakan beberapa istilah khas bahasa Jawa disertai artinya, (2) prototipe buku memuat delapan nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan, (3) berisi kekhasan instrumen gamelan kethuk, (4) penjelasan setiap instrumen gamelan dilengkapi dengan ilustrasi gambar, (5) terdapat pertanyaan refleksi yang dapat menggali pemahaman siswa.

4.3.2 Kelemahan Prototipe Buku

Prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk untuk SD memiliki kekurangan yaitu; (1) penulisan kalimat kurang sederhana, (2) penjelasan terbatas pada 5 instrumen gamelan, (3) cergam terbatas pada 10 gambar.

49 BAB V

PENUTUP

Pada bab V menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing sub bab tersebut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut;

5.1.1 Prosedur “Pengembangan Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Kethuk untuk SD”

dikembangkan dengan menggunakan enam langkah penelitian dan pengembangan dari Sugiyono, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpilan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba hingga menghasilkan produk prototipe buku nilai-nilai budi pekerti dalam gamelan.

5.1.2 Kualitas prototipe buku mendapat skor rata-rata 3,33 dengan klasifikasi

“sangat baik” oleh ahli gamelan, sedangkan oleh ahli bahasa diperoleh skor rata-rata sebesar 4,00 masuk dalam klasifikasi “sangat baik”. Dari penilaian oleh dua ahli didapatkan skor rata-rata sebesar 3,67 yang masuk dalam klasifikasi “sangat baik” dan layak untuk dimanfaatkan sebagai sarana literasi di SD. Berdasarkan uji coba produk kepada 15 siswa di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta memperoleh skor rata-rata 3,71 yang menunjukkan kualitas produk “sangat baik”. Hasil refleksi juga menunjukkan bahwa prototipe buku tersebut dapat membantu siswa untuk lebih memahami nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan dan nilai konsentrasi yang terkadung dalam memainkan instrumen gamelan kethuk.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

5.2.1 Penulisan kalimat dalam prototipe buku kurang sederhana.

5.2.2 Prototipe buku terbatas pada penjelasan tentang 5 instrumen gamelan.

5.2.3 Cergam terbatas pada 10 gambar.

50 5.3 Saran

Saran yang dapat dipertimbangkan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

5.3.1 Peneliti selanjutnya dapat membuat prototipe buku dengan penjelasan yang lebih sederhana.

5.3.2 Peneliti selanjutnya dapat menguraikan selain 5 instrumen gamelan yang ada di prototipe buku.

5.3.3 Peneliti selanjutnya dapat membuat cergam dengan lebih banyak gambar.

51 KEPUSTAKAAN

Adipta, Hendra, Dkk. 2016. “Pemanfaatan Buku Cerita Bergambar Sebagai Sumber Bacaan Siswa SD”. Dalam: Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. Vol.1/No.5/Mei-2016. Hlm.989-992. Malang: Universitas Negeri Malang. (Online). Diakses pada 18 Agustus 2017.

Depdiknas. 2010. Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Dewantara, Hajar. 2013. Ki Hajar Dewantara Bagian 1: Pendidikan. Yogyakarta:

UST Press.

Dewantara, Hajar. 2013. Ki Hajar Dewantara Bagian 2: Kebudayaan.

Yogyakarta: UST Press.

Endraswara, Suwardi. 2006. Budi Pekerti Jawa: Tuntunan Luhur Budaya Adiluhung. Yogyakarta: Gelombang Pasang.

Faizah, Dewi Utama, dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.

Faizah, Umi. 2009. “Keefektifan Cerita Bergambar untuk Pendidikan Nilai dan Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Dalam:

Jurnal Cakrawala Pendidikan. No.3/November-2009. (Online). Diakses 24 Maret 2013.

Fitriani, Oktavia. Dkk. 2014. “The Iplementation Of Character Education In

“Seni Karawitan (SEKAR)” Extracurricular Activities In SD Negeri Kauman”.

Dalam: Jurnal Pelita. Vol.9/No.2/Agustus-2014. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Hlm.172-182. (Online). Diakses pada 18 Agustus 2017.

Fudyartanta. 1995. Acuan Wawasan Pendidikan Budi Pekerti. Yogyakarta:

Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Herawati, Nanik. 2007. Musik Tradisional Jawa Gamelan. Klaten: PT Intan Pariwara.

52 Kemdiknas. 2010. Rencana Aksi Pendidikan Nasional Pendidikan Karakter.

Jakarta: Kemdiknas.

Mangunhardjana, A.M. 2016. Pendidikan Karakter: Tujuan, Bahan, Metode, dan Modelnya. Yogyakarta: Grahatma Semesta.

Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan Bandung: Alfabeta.

Permendikbud. 2015. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Jakarta: Kementrian dan Kebudayaan RI.

Poerwadarminta. W.J.S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia (edisi ke-3).

Jakarta: Balai Pustaka.

Pratiwi, Nuri A., Dkk. 2017. “Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Ekstrakurikuler Karawitan di SD Dayu Gadingsari Sanden Bantul”. Dalam:

Jurnal PGSD Indonesia Vol.3/No.2/Mei-2017. Yogyakarta:Universitas PGRI Yogyakarta. (Online). Diakses pada 17 Maret 2018.

Rudiansyah, Afrizal. Dkk. 2015. “Penciptaan buku ilustrasi gamelan jawa dengan menggunakan teknik vektor sebagai upaya pengenalan alat musik tradisional pada anak-anak”. Dalam: Jurnal Desain Komunikasi Visual.

Vol.4/No.2/Desember-2015. Surabaya: STIKOM Surabaya. (Online). Diakses pada 3 Desember 2017.

Soedarsono. Dkk. 1985. Gamelan Drama Tari dan Komedi Jawa. Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soeroso. 1958. Gamelan. Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugondo, Dendi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-4). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumarah, Ignatia Esti, dkk. 2017. Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Gamelan.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

53 Wiedarti, Pangesti, Dkk. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:

Kemendikbud.

Yudoyono, Bambang. 1984. Gamelan Jawa: Asal Mula, Makna, Masa Depannya.

Jakarta: PT. Karya Unipress.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan Menggagas Platfrom Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

54

LAMPIRAN

55 Lampiran 1a Surat Izin Penelitian

56 Lampiran 1b Surat Izin Uji Coba Produk Penelitian

57 Lampiran 1c Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

58

Gamelan sebagai salah satu alat musik dari

Menyiapkan alat tabuh (tanggung jawab).

5. Pada saat memainkan gamelan aku harus ....

Memperhatikan pelatih gamelan (konsentrasi).

Membunyikan instrumen secara bersama-sama

59

Berdoa (religius) 6. Sesudah memainkan gamelan aku harus ....

Berjalan jongkok (sopan santun)

Merapikan instrumen gamelan (tanggung jawab) 3 Literasi Refleksi pengalaman

memainkan gamelan.

Buku tentang memainkan gamelan.

8. Buku tentang

memainkan gamelan yang pernah dibaca adalah ....

60 Lampiran 2b Kuesioner Validator

No Komponen yang dinilai skor

Saran 1 2 3 4

1 Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan

b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh siswa.

c. Susunan kalimat tidak mengarah kepada jawaban tertentu.

2 Keterkaitan Pertanyaan

d. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tujuan penelitian.

e. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan gamelan sebagai salah satu kesenian Jawa.

f. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan sebelum/pada saat/sesudah memainkan gamelan yang memuat nilai-nilai budi pekerti.

g. Pertanyaan yang diajukan menggali kesan siswa dalam memainkan gamelan.

h. Pertanyaan yang diajukan menggali kebutuhan siswa tentang buku mengenai gamelan.

3 i. Kelayakan instrumen untuk dibagikan kepada siswa kelas V-VI SD.

TOTAL SKOR

Yogyakarta,...

(...)

61 Lampiran 2c Hasil Validasi Kuesioner (Vaidator I)

62

63 Lampiran 2d Hasil Validasi Kuesioner (Vaidator II)

64

65 Lampiran 2e Rekap Hasil Validasi Kuesioner

No ASPEK Validator 1 Validator 2

66 d. Pertanyaan yang

diajukan menggali kesan siswa dalam memainkan

gamelan.

4 3

e. Pertanyaan yang diajukan menggali kebutuhan siswa tentang buku mengenai gamelan.

4 4

3 Kelayakan instrumen untuk dibagikan kepada siswa kelas V-VI SD.

4 4

TOTAL SKOR 35 33

Skor rata-rata 34

Nilai rata-rata 3,7

67 Lampiran 3a Pedoman Wawancara

No Pertanyaan

1 Mengapa anda tertarik dengan kesenian gamelan?

2 Apakah ada nilai- nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan?

3 Apa yang anda rasakan saat mendengarkan musik gamelan?

4 Apakah, menurut bannda anak usia SD perlu dikenalkan dengan gamelan?

Mengapa?

5 Apakah menurut anda perlu ada buku yang berisi informasi tentang nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan untuk anak SD? Mengapa?

68 Lampiran 3b Hasil Wawancara

Wawancara Hasil Wawancara

I

Wawancara pertama dikalukan pada hari Selasa, 14 Maret 2017 dengan seorang dosen seni karawitan. Responden mengatakan bahwa seni gamelan mengandung nilai-nilai budi pekerti, karena setiap instrumen dan gendhing memiliki nilai serta fungsi yang berbeda-beda. Nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan antara lain adalah (1) nilai unggah- ungguh (tata krama). Tata krama ini diajarkan ketika penabuh memasuki arena permainan gamelan dengan melakukan laku dhodok (jalan jongkong) dan tidak melangkahi instrumen. (2) Nilai kerjasama; para penabuh harus saling menjaga kekompakan dengan memperhatikan tempo dan irama gendhing yang dimainkanya. (3) Adu roso atau tenggang rasa.

Responden juga mengatakan jika gamelan baik diajarkan kepada anak sejak usia SD dan dibutuhkan buku sederhana tentang memainkan gamelan untuk SD agar anak lebih memahami dalam memainkan gamelan.

II

Wawancara kedua dikalukan pada hari Jumat, 31 Maret 2017 dengan seorang guru gamelan SD. Responden mengatakan bahwa memainkan gamelan mengandung nilai-nilai budi pekerti. diantaranya ada nilai-nilai tata krama atau sopan santun, gotong royong, dan toleransi. Nilai sopan santun dalam bermain gamelan adalah tidak memainkan gamelan dengan berdiri, tidak melempar alat pukul, dan tidak memukul gamelan secara asal-asalan. Seseorang yang akan memasuki arena gamelan juga tidak diperbolehkan untuk melangkahi instrumen gamelan. Jadi seseorang yang akan memasuki arena gamelan harus melewati sela-sela instrumen dan jika sela-sela instrumen itu tidak memungkinkan untuk dilewati, maka instrumen tersebut harus digeser terlebih dahulu. Menurutnya,

69 gamelan perlu diajarkan kepada anak sejak SD sebab dapat mengubah pola pikir anak untuk cermat dan cerdas.

Responden juga mengatakan bahwa di sekolah perlu ada buku tentang gamelan untuk SD.

70 Lampiran 4a Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

No Pertanyaan

1 Aku memainkan gamelan sejak kelas...

2 Gamelan merupakan salah satu alat musik tradisional dari...

3 Pakaian yang harus dikenakan saat pementasan gamelan adalah...

4 Sebelum memainkan gamelan aku harus ...

5 Pada saat memainkan gamelan aku harus ...

6 Sesudah memainkan gamelan aku harus ...

7 Pengalaman yang mengesankan saat memainkan gamelan adalah...

8 Buku tentang memainkan gamelan yang pernah dibaca adalah ...

71 Lampiran 4b Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

72

73

74

75

76 Lampiran 4c Rekap Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

No Pertanyaan dan Jawaban

1 Pertanyaan:

Aku sudah memainkan gamelan sejak kelas....

Jawaban:

14 siswa (93,33%) menjawab memainkan gamelan sejak kelas III SD dan 1 siswa (6,77%) menjawab memainkan gamelan sejak kelas IV SD.

2 Pertanyaan:

Gamelan merupakan salah satu alat musik tradisional dari ....

Jawaban:

14 siswa (93,33%) menjawab gamelan dari Jawa dan 1 siswa (6,77%) menjawab gamelan dari Indonesia.

3 Pertanyaan:

Pakaian yang harus dikenakan saat pementasan gamelan adalah ....

Jawaban:

15 siswa (100%) menjawab pakaian yang harus dikenakan saat pementasan gamelan adalah pakaian adat Jawa yaitu sorjan (untuk anak laki-laki) dan kebaya (untuk anak perempuan).

4 Pertanyaan:

Sebelum memainkan gamelan aku harus ....

Jawaban:

8 siswa (53,33%) menjawab berdoa.

7 siswa (46,67%) menjawab menyiapkan alat tabuh.

5 Pertanyaan:

Saat memainkan gamelan aku harus ....

Jawaban:

10 siswa (66,67%) menjawab berkonsentrasi 2 siswa (13,33%) menjawab bekerjasama.

2 siswa (13,33%) menjawab bersikap sopan.

1 siswa (6,67%) menjawab bersikap sabar.

77 6 Pertanyaan:

Setelah memainkan gamelan aku harus ....

Jawaban:

9 siswa (60%) menjawab merapikan alat-alat gamelan.

6 siswa (40%) menjawab berdoa.

7 Pertanyaan:

Pengalaman yang mengesankan saat memainkan gamelan adalah ....

Jawaban:

Siswa 1:

Pengalaman yang mengesankan adalah saat memainkan instrumen bonang dengan lagu pembukaan “gundhul- gundhul pacul”.

Siswa 2:

Selama memainkan gamelan merasa senang, karena bisa memainkan instrumen gamelan yang melatihnya untuk selalu fokus.

Siswa 3:

Selama memainkan gamelan merasa senang, karena bisa menabuh dua instrumen gamelan yaitu gong dan juga belajar tentang nilai-nilai yang terkandung di dalam permainan gamelan yaitu nilai religius.

Siswa 4:

Pengalaman yang mengesankan adalah saat menyiapkan alat-alat tabuh yang akan digunakan dalam permainan gamelan dan kebersamaan saat memainkan gamelan.

Siswa 5:

Pengalaman yang mengesankan adalah saat menyiapkan dan membereskan alat-alat gamelan, sehingga dapat mengenal macam- macam alat tabuh.

Siswa 6:

Pada saat dikenalkan alat-alat musik gamelan dan kegunaannya setiap perangkat gamelan.

Siswa 7:

Pengalaman yang mengesankan adalah saat menyiapkan dan membereskan alat-alat tabuh yang digunakan dalam permainan

78 gamelan sesuai dengan tempatnya.

Siswa 8:

Pengalaman yang mengesankan adalah saat mengetahui cara menabuh perangkat gamelan dan menyanyikan lagu Jawa.

Siswa 9:

Pengalaman yang mengesankan adalah saat menghafalkan lagu-lagu gamelan.

Siswa 10:

Selama memainkan gamelan merasa senang karena dapat menabuh perangkat gamelan dengan benar dan menghafal not dan lagu jawa.

Siswa 11:

Selama memainkan gamelan merasa senang karena dapat memainkan istrumen saron dengan baik.

Siswa 12:

Pengalaman yang mengesankan adalah bisa mengenal nama-nama instrumen gamelan.

Siswa 13:

Pengalaman yang mengesankan adalah dapat menabuh sesuai notasi lagu, sehingga menciptakan suara yang indah.

Siswa 14:

Pengalaman yang mengesankan adalah dapat menghafalkan lagu dan not Jawa dengan benar.

Siswa 15:

Selama memainkan gamelan merasa senang karena bisa memainkan alat musik tradisional yaitu gong.

8 Pertanyaan

Buku tentang memainkan gamelan yang pernah dibaca ....

Jawaban

12 siswa (80%) menjawab belum pernah membaca buku tentang memainkan gamelan.

3 siswa (20%) menjawab pernah membaca buku tuntunan sekar macapat (bukan buku nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan).

79 Lampiran 5a Kisi-Kisi Pembuatan Produk

Hal Teks dalam

buku Deskripsi Ilustrasi gambar

i Cover Judul buku “Prototipe kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu.

-

iv Daftar isi Berisi halaman kata pengantar, daftar Isi, bagian 1, bagian 2, kepustakaan dan biodata singkat penulis.

-

1 Bagian I Artikel tentang gamelan, nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan., dan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan.

Gambar seorang pelatih gamelan memberikan

Gambar 1 Latihan gamelan. Gambar anak-anak latihan gamelan.

Gambar 2 Karakteristik kethuk. Gambar instrumen kethuk.

Gambar 3 Mempersiapkan instrumen gamelan dan alat tabuh. mengenakan pakaian adat Jawa lengkap yaitu kebaya, jarik dan rambut disanggul.

Gambar 5 Pelatih gamelan memberikan materi kepada pada anak-anak.

Gambar seorang pelatih gamelan sedang memberikan materi.

Gambar 6 Penabuh gamelan melakukam laku dhodok.

Gambar anak-anak

memasuki arena gamelan

80

Gambar 8 Penabuh memainkan

instrumen gamelan secara bersama-sama.

Gambar anak-anak

memainkan instrumen kethuk secara bersama-sama.

Gambar 9 Penabuh gamelan berdoa bersama.

Gambar anak-anak berdoa bersama.

20 Refleksi Berisi 5 Pertanyaan tentang niai-nilai budi pekerti dalam cergam.

-

22 Kepustakaan Daftar referensi -

24 Biodata Nama lengkap, tanggal lahir dan riwayat pendidikan penulis.

-

- Halaman belakang - -

81 Lampiran 5b Desain Buku Awal

Bagian I

82

83 Lampiran 6a. Validasi Produk Buku (Validator I)

84

85 Lampiran 6b Validasi Produk Buku (Validator II)

86

87 Lampiran 6c Rekap Hasil Validasi Produk Buku

No Aspek Dosen seni karawitan Guru bahasa

Indonesia

b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori pendidikan budi pekerti dan gamelan.

b. Menjelaskan nilai-nilai budi pekerti dalam kekhasan nilai-nilai yang terkandung dalam memainkan gamelan.

3 4

b. Memuat informasi tentang kekhasan nilai-nilai yang terkandung dalam

3

88 memainkan kethuk sebagai

salah satu instrumrn gamelan.

c. Alur cerita mudah

dipahami oleh anak SD 4 4

Total 30 36

Skor rata-rata 3,33 4,00

Nilai rata-rata 3,67

89 Lampiran 7 Pedoman Penggolongan Kualitas Produk

Tabel Interval Skala1– 4

Rerata skor Klasifikasi

3,25 – 4,0 Sangat Baik

2,50 – 3,25 Baik

21,75 – 2,50 Tidak Baik

1,00 – 1,75 Sangat Tidak Baik

\

90 Lampiran 8 Desain Buku Hasil Revisi

Bagian I

91

92 Lampiran 9a Hasil Uji Coba Produk

93

94

95

96

97 Lampiran 9b Pedoman Penilaian Refleksi

No Pertanyaan dan Jawaban Skor

1 Pertanyaan:

Setelah membaca buku ini, informasi yang saya dapatkan tentang memainkan gamelan adalah ....

Jawaban:

(subjektif pada jawaban siswa)

Jawaban berkaitan dengan isi prototipe buku dan diuraikan

dengan jelas 4

Jawaban berkaitan dengan isi prototipe buku dan diuraikan

dengan cukup jelas 3

Jawaban kurang berkaitan dengan isi prototipe buku dan

diuraikan dengan kurang jelas 2

Jawaban tidak berkaitan dengan isi prototipe buku dan

diuraikan dengan tidak jelas 1

2 Pertanyaan:

Nilai-nilai yang didapatkan penabuh saat memainkan gamelan ....

Jawaban:

Nilai yang didapatkan penabuh saat memainkan gamelan adalah kerjasama, kesabaran, tanggung jawab, ketekunan, kedisiplinankesopanan, konsentrasi, dan religius.

Menyebutkan 4 atau lebih nilai yang didapatkan penabuh saat

memainkan gamelan 4

Menyebutkan 3 atau lebih nilai yang didapatkan penabuh saat

memainkan gamelan 3

Menyebutkan 2 atau lebih nilai yang didapatkan penabuh saat

memainkan gamelan 2

Menyebutkan 1 atau lebih nilai yang didapatkan penabuh saat

memainkan gamelan 1

98 3 Pertanyaan:

Nilai kerjasama dalam memainkan gamelan terjadi ketika ....

Jawaban:

Penabuh bersama-sama menyelaraskan nada (memukul instrumen secara bersama-sama) sesuai dengan notasi gendhing yang dimainkan untuk menghasilkan alunan suara yang indah.

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas 4 Jawaban dituliskan dengan lengkap, namun kurang jelas 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas 2

Jawaban tidak lengkat dan tidak jelas 1

4 Pertanyaan:

Cara mememainkan “Kethuk” adalah ....

Jawaban:

Dipukul, kemudian alat pukul ditahan diatas permukaan kethuk..

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas 4 Jawaban dituliskan dengan lengkap, namun kurang jelas 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas 2

Jawaban tidak lengkat dan tidak jelas 1

5 Pertanyaan:

Penabuh kethuk harus memiliki sikap konsentrasi, artinya ....

Jawaban:

Dapat memusatkan pikirannya terhadap notasi gendhing yang dimainkan.

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas 4 Jawaban dituliskan dengan lengkap, namun kurang jelas 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas 2

Jawaban tidak lengkat dan tidak jelas 1

99 Lampiran 9c Rekap Hasil Uji Coba Produk

No Soal Jawaban Jumlah siswa dengan jawabansejenis Skor Skor rata-rata

tiap nomor pekerti luhur seperti kerjasama, konsentrasi, tentang cara menabuh kethuk. nilai yang didapatkan

penabuh saat

100 bahwa nilai kerjasama dalam seni gamelan terjadi ketika para penabuh memukul instrumen gamelannya secara bersama-sama sesuai dengan notasi gendhing yang sedang dimainkan.

9 siswa 4

3,60

6 siswa menjawab bahwa nilai kerjasama dalam seni gamelan tercermin ketika para penabuh memukul

101 bahwa penabuh kethuk harus memiliki sikap konsentrasi, yang

bahwa penabuh kethuk harus memiliki sikap konsentrasi, yang

berarti dapat

memusatkan pikiran terhadap suatu hal.

4 siswa 3

Skor keseluruhan 3,71

102 CURRUCULUM VITAE

Juguntorowati lahir di Temanggung, 23 Juni 1995.

Pendidikan dasar dimulai pada tahun 2002 di SD Negeri Bantir dan lulus pada tahun 2008, kemudian melanjutkan studi tingkat menengah pertama di SMPN 1 Candiroto dan lulus pada tahun 2011. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMAN 1 Parakan Temanggung dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma, peneliti mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak kampus maupun luar kampus untuk melatih softskills. Kegiatan yang pernah diikuti oleh peneliti diantaranya adalah Article Competition 2016 dan Stand Up Comedy Competition 2016 sebagai panitia.

Dokumen terkait