BAB III METODE PENELITIAN
6. Uji Coba Produk
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu proses untuk mencari dan menyusun perolehan data secara sistematis. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran yang
32 dikemukakan oleh validator. Data kuantitatif berupa skor nilai yang berikan oleh validator. Analisis data ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan produk dan melakukan perbaikan produk. Peneliti menggunakan pedoman penskoran skala 1-4. Kriteria penskoran skala 1-4 adalah sangat baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik.
Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan menggunakan tabel konversi skala empat berdasarkan skala likert (Widoyoko, 2012:112). Penyusunan klasifikasi menggunakan aturan yang sama dengan dasar jumlah skor responden yang diujicobakan yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak interval atau rentang skor.
Gambar 3.1 Penghitungan Jarak Interval
Skor tertinggi = 4 (sangat baik) Skor terendah = 1(sangat tidak baik) Jumlah kelas = 4
Jarak interval =
=
= 0,75
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala empat yaitu:
Tabel 3.4 Hasil Interval Skala1– 4
Rerata skor Klasifikasi
>3,25 – 4,00 Sangat Baik
>2,50 – 3,25 Baik
>21,75 – 2,50 Tidak Baik
1,00 – 1,75 Sangat Tidak Baik
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk untuk SD.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membahas tentang prosedur pengembangan dan kualitas pengembangan prototipe buku nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan.
4.1.1 Prosedur Pengembangan
Prototipe buku nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk untuk SD dikembangkan berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2016: 298). Langkah prosedur yang digunakan dalam penelitian meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk desain produk. Berikut penjabaran langkah-langkah pengembangan produk yang telah peneliti lakukan.
4.1.1.1 Potensi dan Masalah
Penelitian ini berawal dari adanya suatu potensi dan masalah. Pada awal penelitian peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada 15 siswa di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta yang beralamatkan di Jl. MT. Haryono No. 17, Dsn. Kumendaman, Ds./Kel Suryodiningratan, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Provinsi D.I. Yogyakarta. Potensi yang peneliti dapatkan adalah memainkan gamelan dapat melatih nilai-nilai budi pekerti. Potensi tersebut disertai permasalahan yaitu belum ada buku yang berisi informasi tentang memainkan gamelan untuk SD.
Hasil kuesioner diperkuat oleh hasil wawancara kepada dua praktisi gamelan. Wawancara ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan dan perlunya buku sederhana tentang memainkan gamelan untuk SD. Dari wawancara peneliti memperoleh informasi bahwa memainkan gamelan dapat melatihkan nilai-nilai budi pekerti kepada penabuh. Nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan juga perlu
34 diajarkan kepada anak sejak usia dini. Akan tetapi, di SD belum terdapat buku sederhana yang berisi informasi tentang memainkan gamelan dapat melatih nilai-nilai budi pekerti dan mereka butuh sebuah buku sederhana tentang memainkan gamelan untuk SD.
4.1.1.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap yaitu penyebaran kuesioner (angket) dan wawancara. Pengumpulan data tahap pertama dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang memuat 4 aspek yaitu (1) gamelan sebagai salah satu kesenian Jawa, (2) nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan, (3) literasi, (4) buku tentang memainkan gamelan untuk SD yang pernah dibaca.
Dari 4 aspek tersebut, kuesioner disusun menjadi 8 pertanyaan. Pertanyaan nomor 1 dan 2 tentang gamelan sebagai salah satu kesenian Jawa. Pertanyaan nomor 3 tentang pakaian yang harus digunakan saat pementasan gamelan.
Pertanyaan nomor 4 tentang hal-hal yang harus dilakukan sebelum memainkan gamelan. Pertanyaan nomor 5 tentang hal-hal yang harus dilakukan saat memainkan gamelan. Pertanyaan nomor 6 tentang hal-hal yang harus dilakukan setelah memainkan gamelan. Pertanyaan nomor 7 tentang pengalaman anak saat memainkan gamelan. Pertanyaan nomor 8 tentang buku memainkan gamelan yang sudah pernah dibaca.
Penyebaran kuesioner dilakukan kepada siswa kelas V dan VI SD yang mengikuti ekstrakurikuler karawitan. Pengumpulan data tahap pertama ini dilakukan di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta pada tanggal 16 Juni 2017. Penyebaran kuesioner didapatkan total 15 siswa yang terdiri dari 8 siswa kelas V dan 7 siswa kelas VI sebagai pengisi kuesioner. Rekap hasil kuesioner disajikan dalam bentuk tabel (Lampiran 4c hal. 76).
Dari penyebaran kuesioner kepada 15 siswa kelas V dan VI di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta diperoleh data bahwa memainkan gamelan dapat melatih nilai-nilai budi pekerti yaitu: (1) sebelum memainkan gamelan 46,67% siswa menjawab bertanggung jawab menyiapkan alat tabuh dan 53,33 % siswa menjawab berdoa (2) saat memainkan gamelan 6,67%
siswa menjawab berlaku sabar, 13,33% siswa menjawab berlaku sopan,
35 13,33% siswa menjawab memainkan bekerjasama dan 66,67% siswa menjawab berkonsentrasi (3) sesudah memainkan gamelan 40% siswa menjawab berdoa dan 60% siswa menjawab bertanggung jawab mengembalikan alat tabuh. Hasip penyebaran kuesioner juga menunjukkan belum ada buku tentang memainkan gamelan untuk SD, karena 80% siswa belum pernah membaca buku yang berisi informasi tentang memainkan gamelan dan 20% siswa pernah membaca buku tunutunan sekar macapat bukan buku tentang memainkan gamelan.
Berdasarkan data tersebut, peneliti mendapatkan informasi bahwa memainkan gamelan dapat melatih penabuh untuk memiliki sikap-sikap positif seperti; (1) berdoa sebelum dan sesudah memainkan gamelan, (2) tanggung jawab untuk menyiapkan dan mengembalikan alat tabuh, (3) sabar saat memukul instrumen gamelan, (4) berlaku sopan terhadap para penabuh lainnya, (5) bekerjasama saat memainkan gamelan, (6) dan berkonsentrasi mendengarkan bunyi istrumen lain yang menjadi patokan untuk meneruskan.
Selain itu, peneliti juga mendapatkan informasi belum adanya buku sederhana yang berisi informasi tentang memainkan gamelan untuk SD.
Pengumpulan data tahap pertama diperkuat oleh hasil wawancara tidak terstruktur kepada dua praktisi gamelan dengan menggunkan pedoman wawancara. Adapun pertanyaan yang diajukan peneliti kepada narasumber diantaranya; (1) Mengapa anda tertarik dengan kesenian gamelan?, (2) Apakah ada nilai- nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan?, (3) Apa yang anda rasakan saat mendengarkan musik gamelan?, (4) Apakah, menurut anda anak usia SD perlu dikenalkan dengan gamelan? Mengapa?, (5) Apakah menurut anda perlu ada buku yang berisi informasi tentang nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan untuk anak SD? Mengapa?.
Dari lima pertanyaan yang diajukan kepada narasumber, peneliti mendapatkan informasi bahwa memainkan gamelan dapat melatih nilai-nilai budi pekerti kepada penabuhnya. Hal tersebut dikarenakan setiap instrumen dan gendhing memiliki fungsi tersendiri. Nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan antara lain adalah (1) nilai unggah-ungguh (sopan santun). Nilai budi pekerti ini dilatihkan kepada penabuh gamelan ketika
36 memasuki arena gamelan yaitu dengan melakukan laku dhodok (jalan jongkong) dan tidak melangkahi instrumen. Oleh karena itu, seorang penabuh yang akan memasuki arena gamelan harus melewati sela-sela instrumen dan jika tidak memungkinkan untuk dilewati, maka instrumen tersebut harus digeser terlebih dahulu, kemudian dirapikan seperti semula. (2) Nilai kerjasama yang tercermin pada saat penabuh gamelan memainkan instrumen gamelan secara bersama-sama dengan saling menjaga kekompakan dan memperhatikan tempo serta irama gendhing yang dimainkanya. (3) Nilai adu roso atau toleransi yang dilatihkan ketika menabuh instrumen gamelan.
Penabuh gamelan harus mengecilkan suara tabuhannya ketika gendhing dinyanyikan. Narasumber juga berpendapat bahwa gamelan baik diajarkan kepada anak sejak usia dini dan perlu adanya buku yang memuat informasi tentang gamelan untuk SD.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 15 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler karawitan dan wawancara dengan dua praktisi gamelan, peneliti mengembangkan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk untuk SD. Data tersebut dijadikan sebagai acuan peneliti dalam mempertimbangkan desain produk yang akan dikembangkan. Hal tersebut bertujuan agar produk yang dikembangkan oleh peneliti dapat berguna dan membantu pihak yang membutuhkan.
4.1.1.3 Desain Produk
Desain produk diawali dengan menyusun kisi-kisi prototipe buku. Kisi-kisi produk terdiri dari rancangan cover, kata pengantar, daftar isi, bagian I, bagian II, pertanyaan refleksi, kepustakaan, dan biodata penulis. Bagian I berisi artikel “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Instrumen Gamelan”. Bagian II memuat cergam berjudul “Memainkan kethuk Melatih Konsentrasi”. Kisi-kisi yang disusun peneliti, digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan produk prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk untuk SD yang dilengkapi dengan cergam (Lampiran 5a hal. 79). Berikut ilustrasi gambar yang digunakan untuk memperjelas alur cerita
.
37 Gambar 4.1 Sketsa oleh Ilustrator.
No. 1 Sekelompok anak berlatih gamelan. No. 2 Instrumen kethuk
No. 3 Menyiapkan dan instrumen gamelan. No. 4 Tokoh Airi mengenakan kebaya.
No. 5 Pelatih karawitan memberikan
pengarahan No. 6 Berjalan jongkok saat memasuki arena gamelan
No. 7 Tokoh Airi memainkan kethuk. No. 8 Pementasan gamelan.
No.9 Berdoa bersama
38 4.1.1.4 Validasi Desain
Validasi desain produk dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar yang sudah berpengalaman dalam melakukan penilaian terhadap produk baru yang dirancang. Oleh karena itu dapat diketahui kelemahan dan kekuatan produk yang dirancang peneliti. Produk berupa prototipe buku berjudul
“Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Gamelan” terdiri dari dua bagian. Bagian I memuat artikel “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Instrumen Gamelan”. Bagian II berupa cergam “Memainkan Kethuk Melatih Konsentrasi”. Peneliti melakukan validasi produk kepada dua ahli. Validasi dilakukan pada tanggal 28 Februari 2017 oleh ahli gamelan dan ahli bahasa. Prototipe buku dinilai berdasarksan 3 aspek yaitu (1) bahasa, (2) format penulisan buku, (3) dan isi prototipe buku. Kedua validator memberikan skor, komentar dan saran terhadap kualitas desain produk (Lampiran 6c hal. 87)
Validasi desain mendapat skor rata-rata dari ahli gamelan sebesar 3,33 dan ahli bahasa sebesar 4,00. Skor rata-rata hasil validasi kepada dua ahli sebesar 3,67. Skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa desain produk sudah layak untuk diujicobakan kepada siswa kelas VI SD setelah dilakukan revisi.
4.1.1.5 Revisi Desain
Peneliti melakukan revisi desain produk berdasarkan komentar dan saran dari dua validator. Kesalahan dan kekurangan dalam produk kemudian diperbaiki agar menjadi produk prototipe buku yang berjudul “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Gamelan” yang lebih baik. Berdasarkan saran dan komentar dari dua validator, peneliti memperbaiki produk prototipe buku yang telah disusun. Berikut merupakan perbaikan prototipe buku yang dilakukan peneliti.
Revisi bagian I hal. 2, validator ahli gamelan mengatakan bahwa pada penjelasan tentang asal-usul gamelan dan penjelasan bahan dasar pembuatan instrumen gambang perlu diperbaiki lagi, maka peneliti memperbaiki sejarah tentang gamelan dan penjelasan bahan dasar pembuatan instrumen gambang.
39 Tabel 4.1 Revisi Produk Hal.2
Sebelum revisi Setelah revisi
Revisi hal. 3-4 , validator ahli gamelan dan ahli bahasa mengatakan bahwa pada bagian I prototipe buku yang menjelaskan tentang nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan perlu diberikan gambar instrumen gamelannya. Tujuannya untuk memudahkan pemahaman siswa dalam mengenali macam-macam instrumen gamelan, maka peneliti melakukan revisi produk dengan menambahkan gambar instrumen gamelan kendhang, rebab, gong, bonang dan kethuk.
40 Tabel 4.2 Revisi Produk Hal. 3-4
Sebelum revisi Setelah revisi
41 4.1.1.6 Uji Coba Produk
Desain produk yang sudah direvisi kemudian diujicobakan. Uji coba produk dilakukan di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta pada hari Senin, tanggal 12 Maret 2018 sebelum jam pembelajaran dimulai. Uji coba produk diikuti oleh 15 siswa kelas VI. Tujuannya untuk mengetahui kualitas dan keefektifan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk yang disusun untuk membantu siswa dalam mengetahui nilai-nilai budi pekerti dalam gamelan dan memberikan pemahaman siswa mengenai instrumen gamelan kethuk.
Uji coba produk diawali dengan penjelasan peneliti mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan dilanjutkan dengan membagikan prototipe buku
“Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Gamelan” kepada siswa.
Gambar 4.2 Peneliti memulai kegiatan (literasi).
Siswa diberikan waktu untuk membaca dalam hati prototipe buku “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Gamelan” mulai dari bagian I sampai dengan bagian II.
Gambar 4.3 Siswa membaca prototipe buku.
42 Setelah selesai membaca, peneliti memberikan lembar kuesioner dan meminta siswa untuk mengisi lembar refleksi tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai isi prototipe buku.
Gambar 4.4 Peneliti membagi lembar refleksi.
Gambar 4.5 Siswa mengisi lembar refleksi.
4.1.2 Kualitas Produk
Produk yang disusun peneliti berupa prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk untuk SD. Prototipe buku berjudul “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Gamelan” terdiri dari dua bagian.
Bagian I memuat artikel yang berisi informasi sederhana tentang gamelan, nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan, dan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan. Bagian II berupa cergam berjudul “Memainkan kethuk Melatih Konsentrasi” yang menceritakan pengalaman seorang anak perempuan dalam memainkan instrumen gamelan kethuk. Prototipe buku divalidasi oleh seorang ahli gamelan dan ahli bahasa kemudian diujicobakan kepada siswa SD. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut merupakan kualitas prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk untuk SD.
43 a. Kualitas Produk dari Ahli Bahasa
Kualitas prototipe buku berdasarkan hasil validasi oleh ahli gamelan memperoleh skor rata-rata 4,00. Skor tersebut masuk dalam klasifikasi
“sangat baik”. Akan tetapi, dalam aspek penilaian isi artikel mengenai penjelasan nilai-nilai budi pekerti dalam gamelan, validator memberikan catatan bahwa setiap penjelasan instrumen gamelan diperlukan sebuah gambar untuk memudahkan pemahaman siswa dalam mengenali macam-macam instrumen gamelan.
b. Kualitas Produk dari Ahli Gamelan
Hasil validasi oleh ahli bahasa memperoleh skor 3,33. Skor tersebut masuk dalam klasifikasi “sangat baik”. Pada aspek penilaian artikel validator memberikan saran yaitu perlu memperbaiki penjelasan mengenai asal-usul gamelan serta menambahkan gambar instrumen gamelan kendhang, rebab, gong, bonang, dan kethuk pada bagian penjelasan nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan.
c. Kualitas Produk dari Uji Coba Kepada Siswa
Peneliti melakukan uji coba produk dengan membagikan prototipe buku tersebut kepada 15 siswa kelas VI SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta. Pada uji coba produk tersebut, siswa melakukan kegiatan membaca prototipe buku bagian I sampai dengan bagian II, kemudian dilanjutkan dengan menjawab lembar refleksi yang terdiri dari 5 pertanyaan yang mengacu pada isi prototipe buku. Jawaban lembar refleksi siswa kemudian dikonversikan menjadi nilai dalam skala 1-4 menggunakan pedoman penilaian yang disusun peneliti (Lampiran 9b hal. 97). Nilai yang diperoleh pada setiap jawaban menjadi acuan untuk menentukan kualitas produk.
Berdasarkan pertanyaan refleksi tentang informasi yang didapatkan siswa setelah membaca prototipe buku, 10 siswa mendapatkan informasi bahwa dalam memainkan gamelan terdapat nilai-nilai budi pekerti luhur seperti kerjasama, konsentrasi, dan sopan santun. Sebanyak 3 siswa menjawab mendapat informasi tentang nama-nama instrumen gamelan dan
44 2 siswa menjawab mendapat informasi tentang cara menabuh kethuk. Dari jawaban tersebut, diperoleh skor rata-rata 4,00.
Berdasarkan pertanyaan refleksi yang menggali pemahaman siswa mengenai nilai-nilai yang didapatkan penabuh saat memainkan gamelan, 11 siswa menjawab nilai yang didapatkan penabuh saat memainkan gamelan adalah kerjasama, tanggung jawab, religius, konsentrasi, kedisiplinan, ketekunan, kesopanan,dan kesabaran. Siswa yang lainnya juga dapat menuliskan nilai-nilai budi pekerti dengan tepat, akan tetapi tidak secara lengkap. Dari jawaban tersebut, diperoleh skor rata-rata 3,60.
Berdasarkan pertanyaan refleksi yang menggali pemahaman siswa tentang sikap kerjasama dalam memainkan gamelan, 9 siswa dapat menuliskan jawaban bahwa sikap kerjasama dalam seni gamelan tercermin ketika para penabuh memukul instrumen gamelannya secara bersama-sama sesuai dengan notasi gendhing. Sebanyak 6 siswa lainnya juga mampu menuliskan jawabanya dengan tepat, akan tetapi tidak lengkap.
Dari jawaban tersebut, diperoleh skor rata-rata 3,60.
Berdasarkan pertanyaan refleksi yang menggali pemahaman siswa tentang cara menabuh kethuk, sebanyak 9 siswa dapat menjawab dengan tepat dan lengkap. Cara memukul kethuk adalah dipukul, kemudian alat pukul ditahan diatas permukaannya. Adapun 6 siswa lainnya juga mampu menuliskan jawabannya secara, akan tetapi tidak secara lengkap. Dari pertanyaan ini, jawaban siswa memperoleh rata-rata skor 3,60.
Berdasarkan pertanyaan refleksi yang menggali pemahaman siswa tentang arti sikap konsentrasi dalam menabuh kethuk, sebanyak 11 siswa mampu menuliskan arti konsentrasi yaitu memusatkan pikiran terhadap notasi gendhing yang dimainkan. Adapun 4 siswa lainnya juga mampu menuliskan jawabannya secara, akan tetapi tidak secara lengkap. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mengetahui arti konsentrasi dalam memukul kethuk. Skor rata-rata dari jawaban siswa diperoleh sebesar 3,73.
Rata-rata skor jawaban tiap pertanyaan refleksi dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan untuk mendapatkan skor rata-rata keseluruhan nilai refleksi siswa. Skor rata-rata keseluruhan yang
45 didapatkatkan dari hasil refleksi siswa sebesar 3,71. Berdasarkan tabel klasifikasi yang digunakan peneliti , skor rata-rata tersebut termasuk dalam klasifikasi “sangat baik” (Lampiran 7 hal. 89 ). Hasil jawaban refleksi dapat diuraikan bahwa siswa telah mengetahui nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan dan nilai konsentrasi yang terkandung dalam instrumen kethuk. Selain itu, siswa juga memperoleh informasi tentang beberapa nama instrumen gamelan dan cara memainkannya. Berdasarkan uraian tersebut, menunjukkan bahwa prototipe buku “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Gamelan” dapat membantu siswa untuk lebih memahami tata cara atau aturan dalam memainkan gamelan dan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan serta digunakan sebagai sarana literasi di SD.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil validasi produk kepada dua ahli, prototipe buku nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan kethuk mendapat skor rata-rata 3,67 dan masuk dalam klasifikasi “sangat baik” dan layak digunakan sebagai sarana literasi di SD. Produk yang telah divalidasi dan direvisi berdasarkan saran dari dua ahli, kemudian diujicobakan kepada 15 siswa kelas VI SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta. Hasil uji coba produk diperoleh skor rata-rata 3,71. Skor tersebut masuk dalam klasifikasi “sangat baik”. Prototipe buku “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Gamelan” dinyatakan memiliki kualitas “sangat baik” karena hal-hal berikut:
a. Prototipe buku memuat artikel tentang gamelan
Gamelan merupakan kesenian Jawa yang terdiri dari seperangkat alat musik tradisional yang terbuat dari bahan logam dan non-logam dengan menggunakan tangga nada slendro dan pelog. Instrumen gamelan kebanyakan terbuat dari logam (perunggu) dan dimainkan dengan dipukul, sedangkan istrumen gamelan yang terbuat dari bahan non-logam seperti kayu, dawai kawat, dan kulit binatang dimainkan dengan ditiup, dipetik, dan digesek. Pada dasarnya bahan-bahan tersebut tidak dapat berdiri sendiri (terpisah-pisah), melainkan saling melengkapi.
46 Prototipe buku bagian I memuat artikel tentang gamelan yang menjelaskan tentang kekhasan dan nilai budi pekerti dalam instrumen kendhang, rebab, gong, kenong dan kethuk serta delapan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan. Nilai-nilai budi pekerti yang diuraikan antara lain adalah kerjasama, kesabaran, tanggung jawab, ketekunan, kedisiplinan, kesopanan, konsentrasi dan religius. Nilai-nilai budi pekerti tersebut diuraikan berdasarkan teori gamelan dan pendapat dari praktisi gamelan.
b. Prototipe buku berisi nilai konsentrasi dalam memainkan instrumen gamelan kethuk
Budi pekerti merupakan suatu tingkah laku manusia yang dinilai menurut kebaikan dan keburuknya melalui norma agama, hukum, sopan santun, budaya, dan adat istiadat yang berlaku di masyarakatnya. Dalam ekstrakurikuler karawitan, pembentukan budi pekerti dilakukan melalui pembiasaan dan latihan rutin kepada anak. Pembiasaan rutin dalam karawitan ditanamkan dengan membiasakan berdoa sebelum dan sesudah memainkan gamelan, serta menata instrumen gamelan dan menggembalikan tabuh sesuai dengan tempatnya. Melalui pembiasaan tersebut, siswa terbiasa untuk bersikap, berbicara, dan bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Melalui latihan rutin dalam karawitan juga dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih disiplin.
Pada bagian II prototipe buku memuat cergam yang berjudul
“Memainkan Kethuk Melatih Konsentrasi”. Cerita dimulai dari pekenalan tokoh bernama Airi yang dipercayai oleh pelatih ekstrakurikuler karawitan untuk menabuh kethuk. Selanjutnya dimuat tentang kekhasan, fungsi, makna dan nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen kethuk. Pada bagian cergam juga terdapat gambar instrumen kethuk. Cergam tersebut menceritakan pengalaman seorang siswa perempuan bernama Airi sebagai penabuh kethuk yang terlatih untuk selalu memiliki sikap konsentrasi saat menabuh kethuk. Alur cerita disesuaikan dengan teori gamelan dan ditulis secara sederhana sesuai bahasa siswa SD. Hal tersebut dimaksudkan agar pembaca mudah memahami instrumen kethuk.
47 c. Prototipe buku sebagai sarana literasi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan megembangkan gerakan literasi sekolah dalam upaya menciptakan warga sekolah menjadi terampil membaca untuk mendukung mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Upaya yang ditempuh adalah pembiasaan membaca buku non-pelajaran selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan tersebut bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua peserta didik), akademis, media masa, masyarakat dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prototipe buku disusun berdasarkan materi baca untuk kegiatan literasi yang disarankan oleh Permendikbud No. 23 Tahun 2015 yaitu tentang nilai-nilai budi pekerti berupa kearifan lokal, nasional, dan juga global.
sejalan dengan itu, peneliti menyusun buku tentang nilai-nilai budi pekerti dalam gamelan. Prototipe buku yang disusun oleh penulis digunakan sebagai sarana literasi di SD diharapkan dapat menambah wawasan siswa
sejalan dengan itu, peneliti menyusun buku tentang nilai-nilai budi pekerti dalam gamelan. Prototipe buku yang disusun oleh penulis digunakan sebagai sarana literasi di SD diharapkan dapat menambah wawasan siswa