• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelembagaan dan Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Dalam dokumen BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA (Halaman 114-117)

1 -

merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan perundangan dengan melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata kerja dan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) - ketrampilan dan kualifikasi, perubahan pada sistem nilai dan sikap, dan keseluruhan kebutuhan ekonomi daerah bagi pendekatan baru untuk pelaksanaan good

governance, sistem administrasi dan mekanisme partisipasi dalam pembangunan agar dapat

memenuhi tuntutan untuk lebih baik dalam melaksanakan demokrasi.

Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) adalah:

 Pengembangan kapasitas bersifat multi dimensional (mencakup beberapa kerangka waktu: jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek);

 Pengembangan kapasitas menyangkut multiple stakeholders;

 Pengembangan kapasitas harus bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar tetapi datang dari stakehoder-nya sendiri;

 Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional.

4.2.2. Kelembagaan dan Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

 Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan (PDAM, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah, UPT, kelompok masyarakat) di Kota Surabaya dilakukan dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui: pelatihan; peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas terkait, memperkuat PDAM, membentuk UPT/BLU, memberdayakan kelompok masyarakat, dan seterusnya.

 Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan (PDAM) di Kota Surabaya dilakukan melalui penyehatan PDAM, regionalisasi PDAM, penyesuaian tarif, peningkatan SDM, dan seterusnya.

 Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Peraturan Daerah, dan lain-lain) yang berkaitan dengan penyelenggaraan SPAM di Kota Surabaya dilakukan dengan cara penyusunan Peraturan Daerah (PERDA)/mengimplementasikan Peraturan Menteri (Permen) yang ada menjadi Peraturan Daerah dan mengimplementasikan NSPM dan seterusnya.

4.2.3. Keuangan

Strategi yang termasuk dalam aspek keuangan atau pembiayaan dalam pemenuhan sarana dan prasarana pembangunan sektor sanitasi adalah :

 Melakukan upaya adanya peran serta masyarakat dalam pendanaan kegiatan pengelolaan sanitasi secara mandiri.

 Meningkatkan hubungan untuk memperoleh sumber pembiayaan dengan organisasi atau lembaga swasta maupun nirlaba yang berpotensi dalam pengembangan sistem sanitasi kota.  Melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam mengembangkan sistem

sanitasi perkotaan dengan proporsi pembagian yang disepakati bersama.

4.2.4. Komunikasi

Dalam rangka untuk mencapai sasaran meningkatnya akses informasi masyarakat terhadap kebijakan dan program-program pembangunan yang terkait dengan sanitasi ditetapkan strategi sebagai berikut : peningkatan kesadaran dalam perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di Kota

Strategi Sanitasi Kota Surabaya 2010 B 1 -

Surabaya memerlukan strategi komunikasi yang komprehensif dan sistematis yang mengarah pada kesadaran semua pemangku kepentingan untuk merubah sikap. Maka dalam upaya perubahan perilaku tersebut dibutuhkan suatu strategi yang tepat sasaran dalam hal ini segmentasi atau target audiensnya spesifik serta sudah melalui proses panjajagan (assesment) sebelumnya. Unsur berikutnya adalah efektif, yaitu mampu menggerakkan audiens untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat secara sukarela. Untuk itu beberapa unsur penting perencanaan strategi komunikasi penting untuk dipahami sebagai berikut :

 Masyarakat yang terdiri dari kelompok sasaran dan publik

Masyarakat kelompok sasaran atau yang terkena dampak langsung dari program SSK antara lain terdiri dari masyarakat di wilayah prioritas. Di Kota Surabaya keterlibatan kelompok preferensi yaitu kelompok individu mempunyai pengaruh baik tokoh masyarakat, tokoh agama maupun aparat setempat menjadi sangat penting. Klasifikasi masyarakat bisa lebih dispesifikkan pada kaum perempuan, bapak-bapak, remaja, anak-anak dan sebagainya. Sedangkan publik adalah semua unsur yang mewakili kepentingan publik, baik institusi publik, LSM, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Termasuk dalam hal ini mass media yang juga berfungsi sebagai pembentuk opini publik. Semua unsur yang diprioritaskan sebagai target audiens adalah yang secara langsung mempunyai posisi strategis pada kelompok sasaran.

 Pengambil keputusan (Eksekutif dan DPRD)

Semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk mendukung implementasi SSK, termasuk dalam hal ini eksekutif dengan jajaran pemerintah dan SKPD terkait . Tidak kalah pentingnya adalah wakil rakyat atau DPRD yang menjadi penentu dari sisi penganggaran dan legalitas di sektor sanitasi.

 Sektor Swasta

Swasta dalam hal ini adalah semua usaha atau industri di bidang produk dan jasa yang berkaitan dengan permasalahan di sektor sanitasi secara langsung. Maupun mereka yang strategis untuk dilibatkan mengingat pada era sekarang ini telah terjadi pergeseran nilai di dunia bisnis dengan mengedepankan social values (corporate social responsibility). Sehingga hal ini perlu ditangkap bahwa bisnis dan nirlaba berpeluang berdampingan secara sinergis dalam penanganan sanitasi di Kota Surabaya.

 Media Massa

Media massa selama ini lebih sebagai bentuk order dan membayar penayangan. Idealnya dikembangkan bentuk kemitraan dengan media massa, dimulai dengan kunjungan ke media massa sambil mengangkat isu sanitasi dan program Pokja Sanitasi, mengadakan workshop atau kegiatan media gathering dan media dialog. Menjadikan media massa sebagai subyek jauh lebih strategis untuk bersama-sama membangun wacana melalui media massa yang mempunyai kekuatan untuk mengubah opini publik. Kerjasama yang telah dibina dengan beberapa radio lokal dan media cetak bisa dikembangkan kepada radio komunitas yang telah ada di Kota Surabaya.

Di samping itu strategi yang akan diterapkan adalah sebagai berikut :

 Melakukan upaya-upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam perubahan perilaku untuk melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.

 Menerapkan konsep pembangunan partisipatif termasuk peningkatan peran perempuan sebagai bagian meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sanitasi lingkungan.

B 1 -

4.2.5. Keterlibatan Pelaku Bisnis

Strategi yang akan dilakukan untuk meningkatkan peran dan keterlibatan pelaku bisnis dalam program pelaksanaan sanitasi di Kota Surabaya antara lain :

 Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi partisipasi sektor swasta.

 Memperluas area kerja pihak swasta yang bergerak dalam bidang penyedia jasa pengelolaan kebersihan dan sejenisnya sehingga proses pemeliharaan kebersihan di seluruh Kota Surabaya diarahkan ditangani oleh perusahaan swasta.

 Menetapkan Peraturan Walikota yang berkaitan dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) kebersihan, khususnya yang berkaitan dengan penanganan sektor sanitasi untuk dijadikan sebagai lampiran kontrak kerja dengan para subkontraktor pemeliharaan kebersihan.

 Memberdayakan berbagai inisiatif sektor swasta dan masyarakat yang sudah muncul dengan sendirinya.

 Mendorong terbangunnya sinergi antara pihak-pihak : Pemerintah Kota Surabaya, perusahaan-perusahaan sub kontraktor penyedia jasa yang berhubungan dengan sektor sanitasi. Pemerintah Kota Surabaya dapat memfasilitasi hubungan bisnis antara subkontraktor penyedia jasa yang berhubungan dengan sektor sanitasi supaya mereka menjalin sinergi dengan tetap menjaga orientasi kepentingan bisnis masing-masing. Untuk langkah awal, bisa diwujudkan dengan kesediaan pihak swasta yang bergerak dalam bidang penyedia jasa yang berhubungan dengan sektor sanitasi.

 Membuka akses pasar komoditas hasil pengolahan dari sektor sanitasi dalam skala besar.  Memfasilitasi hubungan bisnis antara subkontraktor penyedia jasa yang berhubungan dengan

sektor sanitasi dengan tetap menjaga orientasi kepentingan bisnis masing-masing.

4.2.6. Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan

Untuk mencapai sasaran meningkatnya peran serta aktif masyarakat dalam proses pelaksanaan program sanitasi ditetapkan strategi sebagai berikut:

 Dalam setiap kegiatan kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kota Surabaya dan program sanitasi lainnya dimasukkan unsur pesan maupun tema untuk menggali keterlibatan laki-laki dan perempuan, termasuk dalam hal pembuatan material dan media komunikasi terus mengangkat isu gender dan kesetaraan sosial, termasuk dalam hal ini media massa. Termasuk dalam hal ini konsisten mengangkat isu gender dan kesetaraan sosial dalam setiap program sanitasi baik dalam sosialiasisasi maupun advokasi dengan pertanyaan sistimatis siapa yang terlibat, bagaimana, dimana, kapan dan apa efeknya. Laki-laki, perempuan, atau kedua-duanya.

 Perempuan dan laki-laki miskin juga dilibatkan. Hal seperti ini akan membantu membawa trend dan aspek jender dan kemiskinan menjadi sesuatu hal yang terbiasa untuk dipikirkan dalam setiap kegiatan.

 Memberdayakan atau memperkuat organisasi perempuan yang telah ada misalnya PKK, Kader Posyandu, Dharma Wanita, LSM perempuan dan SKPD terkait untuk meningkatkan kemampuan mereka pengelolaan sanitasi. Termasuk dalam hal ini penyadaran kritis melalui peningkatan pendidikan dan pengetahuan perempuan tentang sanitasi sehingga akses dan peranan mereka dapat diperkuat dan terus ditingkatkan. Partisipasi akan konsisten apabila nantinya mengarah pada forum dan gerakan Perempuan Peduli Sanitasi Kota Surabaya.

B 1 -

5.1. PROGRAM DAN KEGIATAN ASPEK TEKNIS DAN

Dalam dokumen BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA (Halaman 114-117)

Dokumen terkait