• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN

Dalam dokumen BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA (Halaman 164-167)

1 - 7.1. KESIMPULAN

Pembangunan Nasional harus dilaksanakan secara lebih merata di seluruh wilayah Indonesia, kondisi ini dapat diciptakan bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintahan daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan

efektif serta dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di berbagai daerah, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.

Dalam penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota Surabaya Tahun 2010 ini dapat diambil beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan perencanaan program penyehatan lingkungan Kota Surabaya yang nantinya diharapkan dapat mendukung untuk mencapai target MDG’s tahun 2014.

7.2. REKOMENDASI

7.2.1. Rekomendasi Berkaitan dengan Sektor Air Limbah

Pengelolaan prasarana yang berkaitan dengan sanitasi di Kota Surabaya menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Kondisi saat ini untuk prasarana dan sarana sanitasi di Kota Surabaya masih sangat terbatas, hal ini dapat dilihat dari keberadaan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang hanya terdapat pada bangunan-bangunan tertentu (Rumah Sakit, Hotel dan Industri). Sedangkan untuk Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) telah tersedia tapi belum dapat difungsikan secara maksimal. Diharapkan dengan adanya kegiatan penyusunan dokumen SSK dapat mencapai target dan sasaran yang didasarkan pada pencapaian pelayanan yang

BAB 7

KESIMPULAN DAN

REKOMENDASI

B 1 -

ideal sesuai dengan referensi maupun regulasi perhitungan yang berbasis MDG’s atau SPM. Untuk usulan program dalam SSK yang berkaitan dengan Sektor Air Limbah di Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 – Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 7.5. Sedangkan usulan program SSK yang berkaitan dengan Penataan Bangunan dan Lingkungan Tahun 2010 Kota Surabaya berdasarkan pendanaan pusat dapat dilihat pada Tabel 7.6.

7.2.2. Rekomendasi Berkaitan dengan Sektor Persampahan

Saat ini penanganan persampahan di wilayah administrasi Kota Surabaya terbagi menjadi 5 (lima) Zone daerah pelayanan, yaitu Surabaya Pusat yang terdiri dari 4 (empat) Kecamatan, Surabaya Timur yang terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan, Surabaya Selatan yang terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan, Surabaya Utara yang terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan, Surabaya Barat yang terdiri dari 6 (enam) Kecamatan. Sedangkan untuk skala pelayanan TPS masih belum optimal, kondisi ini disebabkan belum tertatanya luasan areal pelayanan dari tiap-tiap TPS sehingga pada satu lokasi TPS tersebut kelebihan beban sampah (over load) dan sisi lainnya kekurangan. Pembagian Zone telah tepat dilakukan, tetapi diperlukan pemetaan luasan areal yang lebih kecil/detail agar dapat disesuaikan dengan kapasitas tampung/volume dari tiap-tiap TPS.

Pada saat ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya telah melakukan kegiatan pengolahan sampah dengan sistem composting dengan jumlah rumah kompos sebanyak 14 (empat belas) unit. Untuk pembuangan sampah akhir Kota Surabaya telah memiliki lokasi di LPA Benowo (Romo Kalisari) dengan luasan sebesar ± 37,4 Ha dengan sistem pengolahan controlled landfill, walaupun dalam pelaksanaannya sistem ini belum diterapkan secara sepenuhnya. Untuk usulan program SSK yang berkaitan dengan Sektor Persampahan di Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 – Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 7.7. Sedangkan usulan program SSK Sektor Persampahan Tahun 2010 Kota Surabaya berdasarkan pendanaan pusat dapat dilihat pada Tabel 7.8.

B 1 -

7.2.3. Rekomendasi Berkaitan dengan Sektor Drainase

Sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan bab sebelumnya bahwa kondisi hidrologi Kota Surabaya sangat dipengaruhi dengan adanya 3 (tiga) sungai besar yang melintasi Kota Surabaya, yaitu Sungai Kali Mas, Sungai Kali Surabaya dan Sungai Kali Jagir dan juga keberadaan bozeem/waduk yang cukup banyak terdapat di beberapa wilayah di Kota Surabaya. Untuk sistem pematusan Kota Surabaya berdasarkan studi Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) 2018 yang membagi wilayah pematusan menjadi 5 (lima) Rayon, yaitu :

1. Rayon Genteng. 2. Rayon Gubeng. 3. Rayon Jambangan. 4. Rayon Wiyung. 5. Rayon Tandes

Lima Rayon sistem pematusan di Kota Surabaya didukung juga oleh beberapa sub sistem pematusan agar dapat lebih memaksimalkan daya kerja kelima sistem pematusan tersebut. Disebabkan semakin meningkatnya aktivitas kegiatan yang terjadi di Kota Surabaya setiap tahunnya yang berakibat pada perubahan fungsi pada pola penggunaan lahan dapat mengakibatkan timbulnya kawasan genangan baru. Target dan sasaran utama yang hendak dicapai berkaitan dengan sistem pematusan sesuai dengan SSK adalah :

1. Menurunnya luas area genangan hingga 2.000 ha dari 3.016 ha (Tahun 2005); 2. Menurunnya waktu genangan air hingga 2 jam dari 6 jam (Tahun 2005); 3. Menurunnya tinggi genangan hingga 20 cm dari 40 cm (Tahun 2005).

Untuk usulan program SSK yang berkaitan dengan Sektor Drainase di Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 – Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 7.10. Sedangkan pada tahun 2010 belum ada pendanaan dari pusat yang berkaitan dengan sistem pematusan di Kota Surabaya, diharapkan dengan adanya usulan program SSK yang berkaitan dengan Sektor Drainase Tahun 2010 – Tahun 2014 dapat dijadikan pertimbangan untuk kegiatan sistem pematusan Kota Surabaya pada tahun berikutnya.

B 1 -

7.2.4. Rekomendasi Berkaitan dengan Pengembangan Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kota Surabaya dilakukan dengan sistem perpipaan/individual yang dikelola oleh masyarakat atau rumah tangga dan sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan swasta. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sampai dengan Tahun 2014 diperlukan sumber yang diperoleh dari mata air ataupun air permukaan dengan kapasitas sekitar 4.000 liter/detik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan alternatif pengembangan yang sampai dengan saat ini mengarah ke mata air Umbulan. Untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih di masa mendatang dibutuhkan rencana dan pengembangan sistem penyediaan air bersih sehingga dapat ditentukan skala prioritas. Terdapat 2 (dua) skala prioritas yang berkaitan dengan rencana pengembangan air bersih di Kota Surabaya, yaitu:

1. Prioritas A

Penyediaan sarana dan prasarana untuk penyediaan air bersih yang meliputi sarana pengambilan air baku bangunan penampung air bersih serta jaringan transmisi yang diperlukan. Prioritas ini dilakukan pada Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011.

2. Prioritas B

Perlengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan seperti jaringan-jaringan distribusi serta pemasangan unit-unit pelayanan untuk prioritas pertama pelayanan yaitu daerah yang belum mendapatkan pelayanan. Prioritas ini dilakukan pada Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2014. Untuk usulan program SSK yang berkaitan dengan Pengembangan Air Minum di Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 – Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 7.13. Sedangkan pada tahun 2010 belum ada pendanaan dari pusat yang berkaitan dengan pengembangan air minum di Kota Surabaya, diharapkan dengan adanya usulan program SSK yang berkaitan dengan Pengembangan Air Minum Tahun 2010 – Tahun 2014 dapat dijadikan pertimbangan untuk kegiatan pengembangan air minum Kota Surabaya pada tahun berikutnya.

Dalam dokumen BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA (Halaman 164-167)

Dokumen terkait