• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1.Kondisi Geografis dan Administrasi 4.1.Kondisi Geografis dan Administrasi 4.1.Kondisi Geografis dan Administrasi

3. Skenario Optimis (Skenario 3)

5.4.2. Kelembagaan Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang

Pengelolaan sumberdaya perikanan dan ekosistem perairan melalui pembentukan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Kabupaten Bintan. Pembentukan KKLD di Bintan Timur dimaksudkan untuk menjaga fungsi dan melestarikan ekosistem terumbu karang di Kabupaten Bintan sesuai dengan Perda Nomor 12 Tahun 2008 tentang PengelolaanTerumbu Karang pasal 15 ayat 1. Selanjutnya pada pasal 16 dikatakan bahwa pengelolaan KKLD dilakukan oleh satuan organisasi pengelola dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Sesuai dengan Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah yang diterbitkan oleh DKP (2008) bahwa ada beberapa pilihan kelembagaan, khususnya KKLD berbasiskan tupoksi dinas teknis yang dapat dibentuk di daerah. Disamping itu juga dikatakan bahwa kelembagaan KKLD dapat dikembangkan melalui kemitraan antara pemerintah dengan para pihak. Saat ini pengelolaan KKLD Kabupaten Bintan secara kelembagaan berada pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan yang dikelola oleh UPTD KKLD setingkat Kepala Seksi sesuai dengan Peraturan Bupati Bintan Nomor 20 Tahun 2010. Adapun kedudukan UPTD KKLD Bintan pada struktur organisasinya DinasKelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan disajikan pada Gambar 30.

Gambar 30. Kedudukan UPTD KKLD Bintan pada struktur organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan

Bidang C Bidang B Bidang A Sekretaris UPTD KKLD Seksi B Seksi A Kepala Dinas KP Kabupaten Bintan

Kemitraan KKLD

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan pasal 18, menyebutkan bahwa Pemerintah atau pemerintah daerah dalam mengelola KKP dapat melibatkan masyarakat melalui kemitraan antara unit organisasi pengelola dengan kelompok masyarakat dan/atau masyarakat adat, lembaga swadaya masyarakat adat, korporasi, lembaga penelitian, maupun perguruan tinggi.

Berdasarkan peraturan ini maka unit organisasi pengelola dalam melakukan pengelolaan sebuah KKLD dapat bermitra dengan berbagai pihak. Keterlibatan para pihak dalam pengelolaan sebuah KKLD dimaksudkan selain untuk mengakomodasi kepentingan para pihak terhadap KKLD, juga sebagai partner kerja unit organisasi pengelola dalam melakukan pengelolaan KKLD. Keterlibatan para pihak dapat diakomodir dalam bentuk sebuah forum atau mitra UPTD KKLD atau sebutan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.

Menyadari bahwa pengelolaan kawasan konservasi membutuhkan kerjasama yang komprehensif dan berkelanjutan, maka penyamaan persepsi dan penggalangan komitmen dari pihak-pihak terkait harus ditumbuhkembangkan. Umumnya proses ini berlangsung pada sebuah forum bersama. Berdasarkan wawancara dengan Kepala UPTD KKLD Bintan bahwa sampai saat ini belum ada kelompok masyarakat dalam bentuk forum sebagai mitra kerja dalam pengelolaan KKLD Bintan, sehingga perlu dibentuk suatu forum. Salah satu bentuk forum yang diusulkan adalah “ Forum Penyelamat Terumbu Karang Bintan (FP-TKB). Forum ini diharapkan dapat menjadi inisiator dan penggerak untuk melakukan upaya-upaya nyata dalam proses pengelolaan kawasan konservasi.

Forum Penyelamat Terumbu Karang Bintan (FP-TKB) ini berkedudukan di tingkat kabupaten berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bintan. Forum juga diharapkan menjadi fasilitator dan mengoptimalkan peran serta pelaku usaha, masyarakat dan pemerintah mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Adapun struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, mekanisme kerja dan pembiayaan forum/mitra UPTD KKLD pada Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan diuraikan di bawah ini.

Struktur Organisasi

Gambar 31. Struktur kemitraan pengelolaan KKLD antara UPTD KKLD dengan FP-TKB (Sumber: DKP, 2008)

Adapun anggota forum tersebut terdiri dari unsur pemerintah ( Bappeda Bintan, Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan, Dinas Kehutanan Bintan, Dinas Pertambangan dan Energi Bintan, Badan Lingkungan Hidup Bintan, DPRD Bintan), Perguruan Tinggi, LSM, Swasta (pengelola wisata, pengusaha perikanan), TNI AL, POLAIR, dan Masyarakat. Usulan struktur organisasi FP-TKB sebagai mitra KKLD adalah sebagai berikut. Ketua : Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan

Wakil Ketua : Ketua Bappeda Bintan Sekretaris : Kepala UPTD KKLD Bintan

Anggota : Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan Bappeda Bintan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan Dinas Kehutanan Bintan

Dinas Pertambagan dan Energi Bintan Badan Lingkungan Hidup Bintan DPRD Bintan

Perguruan Tinggi LSM

TNI AL POLAIR

Swasta (pengelola wisata, pengusaha perikanan) Masyarakat (LPSTK, Pokwasmas) Kepala Dinas KP Kabupaten Bintan Bidang C Bidang B Bidang A Sekretaris Forum/Mitra KKLD (FP-TKB) UPTD KKLD Seksi B Seksi A

Tugas dan Tanggung Jawab

UPTD KLD sebagai unit organisasi pengelola:

1) Menyusun program atau kegiatan berdasarkan masukan dari forum

(FP-TKB).

2) Melaksanakan program atau kegiatan pengelolaan KKLD.

3) Memfasilitasi pertemuan FP-TKB atau mitra UPTD KKLD lainnya.

4) Memberikan masukan usulan program atau kegiatan terkait dengan

pengelolaan KKLD ke seksi UPTD KKLD.

5) Mobilisasi dana untuk kegiatan forum atau membantu seksi UPTD KKLD dalam mobilisasi dana untuk pengelolaan KKLD

6) Melakukan kerjasama atau membantu seksi UPTD KKLD dalam

pengembangan kerjasama dengan berbagai pihak.

7) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program atau kegiatan yang

dilaksanakan oleh seksi UPTD KKLD atau pihak terkait lainnya terkait dengan pengelolaan KKLD, dan juga efektivitas pelaksanaan sebuah kebijakan terkait dengan KKLD.

Mekanisme Kerja

1) Kepala UPTD KKLD bertanggung jawab terhadap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan.

2) Ketua forum (FP-TKB) bertanggung jawab terhadap anggotanya.

3) Pendanaan pelaksanaan pertemuan rutin dan operasional FP-TKB dapat berasal dari anggaran UPTD KKLD melalui anggaran proyek tahunan dan/atau dana forum sendiri.

4) Kepala UPTD KKLD berkoordinasi dengan FP-TKB dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan serta mobilisasi dana.

Pendanaan

Pendanaan untuk pelaksanaan program atau kegiatan dan operasional UPTD KKLD berasal dari APBD, sedangkan sumber pendanaan untuk forum dapat berasal dari:

- Jasa layanan oleh forum - Hibah terhadap forum

- Hasil kerjasama forum dengan pihak lain - Lain-lain pendapatan forum yang sah.

Gambar 32. Usulan struktur organisasi FP-TKB mitra pengelolaan KKLD Bintan

Anggota Kepala Kadis KP Wakil Ketua Ketua Bappeda Sekretaris Ka. UPT- KKLD Dinas KP Dinas Kehutanan BLH Dinas

Pariwisata Distamben DPRD PT LSM TNI AL POLAIR

Bappeda Swasta

6.1. Kesimpulan

1. Kondisi terumbu karang di KKLD Bintan Timur termasuk kategori sedang sampai baik. Ada kecenderungan peningkatan kondisi terumbu karang sesudah adanya program Coremap II di Bintan Timur.

2. Kualitas lingkungan perairan di KKLD Bintan Timur cukup mendukung bagi kehidupan terumbu karang, dimana sebagian besar parameter kualitas air yang diukur masih sesuai dengan baku mutu air laut untuk kehidupan biota laut (Kepmen LH No. 51 Tahun 2004).

3. Status keberlanjutan pengelolaan ekosistem terumbu karang di KKLD Bintan Timur Kepulauan Riau saat ini secara multidimensi termasuk kategori cukup berkelanjutan. Sementara itu, hasil analisis setiap dimensi menunjukkan bahwa hanya dimensi hukum dan kelembagaan yang kurang berkelanjutan, sedangkan dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya serta dimensi teknologi dan infrastruktur tergolong cukup berkelanjutan.

4. Pengelolaan ekosistem terumbu karang yang telah dilakukan saat ini di Kabupaten Bintan adalah penguatan kelembagaan daerah melalui pembuatan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup) tentang pengelolaan terumbu karang. Disamping itu juga dilakukan pengelolaan berbasis masyarakat dengan pembentukan LPSTK (Lembaga Pengelolaa Sumberdaya Terumbu Karang), Rencana Pengelolaan Terumbu Karang (RPTK) dan Daerah Perlindungan Laut (DPL) di seluruh desa binaan, serta pengembangan mata percaharian alternatif.

5. Skenario pengelolaan dibangun berdasarkan pendekatan integratif terhadap seluruh atribut kunci yang berpengaruh terhadap terumbu karang. Berdasarkan simulasi perhitungan indeks yang dilakukan pada alternatif skenario (pesimis, moderat dan optimis) terlihat bahwa terjadi perubahan nilai indeks keberlanjutan baik untuk masing-masing dimensi maupun secara multidimensi. Perbedaan nilai indeks multidimensi memudahkan pengambil keputusan dalam menginterpretasikan hasil simulasi.

6. Upaya pengelolaan dengan menggunakan strategi pada skenario II (moderat) merupakan kondisi yang dapat dicapai pada saat ini. Dengan menggunakan skenario II, maka nilai indeks keberlanjutan gabungan meningkat dari 54,73 menjadi 60,70 (cukup berkelanjutan). Ketersediaan sumberdaya manusia, biaya, waktu dan kebijakan yang mampu mendukung pencapaian strategi optimum, menjadi pertimbangan bagi keberhasilan pengelolaan yang dilakukan.

7. Strategi pengelolaan ekosistem terumbu karang ditentukan oleh peran atribut kunci (dominan) yang memberikan peningkatan nilai indeks keberlanjutan. Adapun strategi pengelolaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai keberlanjutan adalah peningkatan koordinasi antar stakeholders; peningkatan pemantauan, pengawasan dan penegakan hukum secara konsisten; pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pengembangan mata pencaharian alternatif; meningkatkan kualitas SDM pesisir; dan melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang dan pengendalian serta penanggulangan pencemaran.

6.2. Saran

1. Perlu diprioritaskan perbaikan dimensi keberlanjutan yang mempunyai nilai indeks keberlanjutan yang lebih rendah, yaitu dimensi hukum dan kelembagaan.

2. Suhubungan ditetapkannya KKLD Bintan Timur sebagai kawasan untuk mendukung kegiatan perikanan dan pariwisata bahari secara berkelanjutan, maka perlu kajian daya dukung lingkungan sehingga pemanfaatan kawasan tersebut tidak melampaui daya dukungnya.

3. Guna membangkitkan partisipasi stakeholders dan untuk mengakomodasi kepentingan para pihak terhadap KKLD, juga sebagai partner kerja UPT KKLD dalam melakukan pengelolaan KKLD perlu dibentuk sebuah forum atau mitra KKLD. Salah satu bentuk forum yang diusulkan adalah ”Forum