• Tidak ada hasil yang ditemukan

______ I ______ _______________ 2___________ Penduduk banjak merantau. mentjari rezeki dinegeri lain

B. KELOMPOK BERT1NGKAT

134 E K S P L IS IT [8 2 , 6, 7 S 8 Beberapa tjontoh la g i:

(51) kalimat jang kurang djelas (52) barang jang amat perlu itu (53) bau jang tiada sedap (54) pangkat jang lebih tinggi Tetapi kita lihat djuga :

(55) keterangan lebih landjut (56) harga agak murah

(57) perbuatan tidak senonoh itu

Oleh sebab itulah kita disini tidak dapat mengatakan, bahwa ada aturan jang tetap. Paling banjak dapat kita katakan, bahwa dalam hal2 jang demikian ada lebih banjak kegemaran untuk memakai kata­ penghubung.

7. Djuga jang dapat dipakai untuk membedakan kelompok bebas dari jang tetap. Mis. :

(58) sekolah jang rendah (59) sekolah rendah (60) sidang jang ramai (61) sidang ramai (62) radja jang muda (63) radja muda

8. Achirnja masih ada ber-bagai2 hal jang sendiri2, dimana orang selamanja lebih suka memakai jang. Kita sebutkan :

(64) zaman jang lampau (68) negeri jang baka

(67) Tuhan jang Mahakuasa

Tjatatan. 1. Selain fungsinja sebagai katapenghubung dan kataganti penghubung, jang masih menduduki fungsi jang lain, jaitu fungsi katasandang. M is.:

Dalam hal2 jang terachir ini, dalam B.I. kerap kali dipakai orang

apa sebagai anteseden „kosong” . M is.:

Sukar saja memahamkan apa jang dimaksudkannja.

Saja tidak akan menjimpaag dari apa jang telah dirantjang itu. Mereka lekas mengerti apa jang Jcita katakan.

Tjatatan. 2. Kenjataan, bahwa jang, selain sebagai katapeng­ hubung dapat djuga berfungsi sebagai katasandang, kadang2 dapat mendjadi sebab untuk dua arti. M is .:

keluarga jang tewas itu.

Kalau jang disini berfungsi sebagai katasandang, maka a r t i n j a

„keluarga si mati” (kelompok kompletif). Tetapi kalau jang

ber-i ) £)jUga p a d a k a ta tu ru n a n 2 jan g lain p a d a 10.

(65) masa jang lalu (66) waktu jang silam

(69) negeri jang fana

(70) hasil jang memuaskan J)

jang hadir jang berwadjib jang dibitjarakan

fungsi sebagai katapenghubung, maka artinja „kcluarga jang mati itu” (keluarga itu sendiri jang mati = kelompok kwalitatif).

83. 1. Selain oleh katapenghubung, relasi kelompok kadang- diungkapkan djuga setjara eksplisit oleh imbuhan.

Pertama oleh achiran -an. Mis. : (71) orang luaran

Dalam hal ini relasi kelompok terbukti dari achiran -un. Djadi

luaran ialah bentuk adjektif1).

Lebih- dalam B.l. bentuk ini amat banjak dipakai. Kita sebutkan la g i:

(72) bagian bavvahan (75) pekerdjaan sambilan (73) pedagang etjeran (76) waktu belakangan (74) buku talenan (77) madjalah tengah tahunan

Jang dalam kelompok- jang demikian boleh dikatakan tidak

pernah dipakai. i

2. Kedua kita sebutkan awalan pe-. Mis. • (78) orang pendiam.

Relasi kelompok

dapat dMnt

‘^valan Katopeng-hubung jang dalam kelompok- demikian bersifat fakultat.f. M ..

(79) laki2 (jang) pengetjut (80) orang (jang) pemboros (81) orang (jang) peramah (82) orang (jang) periang (83) negeri (jang) pemurah

Dalam *a„jak kaKUmman jang lain dengan awalan in,, tidak pernah dipakai. Mis. :

(84) tenaga pendorong

■ , . , i .ia d isin i b c v h a d u p iu i d e n g a n fungsi p e

-Sebabnja ialah, kj u • ^ no 84 ialah j]U5lingan jang jajn jang lain. Relasi antara H ^ nQ g() s/(i no 8 3 ^

daripada jang ada antara

u- ■ L'/’inmook- dengan adjektif dan bahasa- asing jang U ■ , Acu“ njd , masih dapat pula kita golongkan termasuk relasi bertindak sebagai , , dengan alat3 lahir. Kita sebutkan mis.

kelompok jang -i. Mis. :

adjektif2 dari bahasa Arab aened

o e n d u d u k a s li t 8 7 ) h a k a s a s i

(86) kepintaran duniawi (88) pertemuan silaturrahmi Selandjutnja achiran ini djuga masih mempunjai fungsiS jang lain. ( *) B a n d iiig k a n 94.

136 R E L A S I K O M P L E T IF [8 3 , 3, 8 4 , 8 5 , 1, 2, 3 Tjatatan. Adjektif2 demikian hanja dipakai dalam djumlah jang terbatas. Kita sebutkan la g i: h a kiki; rohani; djasm am ,

abadi; M asehi; Junani; resm i1).

8 4 . Diatas telah kita lihat, bahwa dengan biasa sadja m e l e t a k -

kan dua kata atau lebih setjara berdampingan, dengan tidak m e m a k a i

tjiri2 bentuk jang lahir, dapat 'berguna untuk membentuk k e l o m p o k

kata dengan relasi kwalitatif. Tetapi dengan peletakan kata s e t j a r a

berdampingan, masih dapat pula dibentuk sedjumlah kelompok kata jang Iain2 jang bertingkat2). Djuga dalam kelompok2 ini kita lihat urutan H /t. Hanja ada sedikit kemungkinan dengan urutan jang di- balikikan, dan hal ini kebanjakan terdjadi oleh pergeseran s i n t a k t i s .

Sekarang akan kita terangkan lagi sedjumlah kelompok b e r t i n g k a t ,

di-bagi2 atas dasar relasi antara suku. '

RELASI KOMPLETIF

8 5 . 1. Perletakan kata berdampingan dapat berguna untuk mengungkapkan, bahwa dua hal jang berdiri sendiri2 dan bebas dengan salah suatu tjara tergolong ber-sama2, dengan tjara demikian, sehingga jang kedua dibawahi jang pertama. Hal jang demikian kita namakan relasi kompletif3).

Pada lahirnja kelompok2 kompletif menampakkan sifat2 jang sama dengan sifat2 kelompok kwalitatif 4)- Pada batinnja ia melingkupi sedjumlah besar beda2 arti, jang kebanjakan dapat diungkapkan se­ tjara implisit. Sekarang akan kita pertjakapkan beberapa diantaranja. 2. Suku2 kelompok dapat berbanding sesamanja sebagai ke- punjaan dengan jang punja, sebagai bagian dengan keseluruhan5), sebagai kekeluargaan, sebagai tudjuan dsb. Mis. :

(89) sifat Tuhan (92) dinding rumah (90) guru kita (93) anak saudagar (91) petang hari (94) ilmu sekolah

3. Kataganti orang pertama, kedua dan ketiga dalam hal jang demikian dapat memakai bentuk (singkatan) -ku, -mu dan -nja dan diletakkan setjara enklitis e). Mis. :

(95) pakaianku (97) anggapannja

(96) dosamu

1) D jangan dikatjaukan dengan kata bahasa Djawa („tjantik”) jang sam a bu- njinja dan jang berasal dari bahasa Sansekerta.

2) B a n d i n g k a n 7 6, 3.

3) Pem bedaan jang diadakan disini antara relasi kw alitatif dan relasi kom pletif sebagian sesuai dengan pem bedaan Bally antara ,.inherence” dan „relation” . K ita dalam pada itu tidaklah dengan konsekwen mengikuti B., oleh sebab hal itu akan terlalu banjak membawa kita kedaerah teori. (lihat Bally, hal.

1 0 7 dbb.). 4) L ihat 80. 2.

5) B a n d i n g k a n d j u g a 9 - . «) B a n d i n g k a n 9 , 2.

tindakL J-ang u6dUa jaf g dapat diu«gkapkan oleh kelompok2 ini ialah • akan jang berpangkal pada pelaku (agens)*). M is.:

(98) kedatangan tentara (100) kebangunan negeri l.yy) kemadjuan masjarakat

Mis 5' Ataupiul dJuga tindakan jang ditudjukan kepada pelengkap. n n - ^ PenJerahan pimpinan (104) pendjelmaan tjita2

n n ? Penerbitan biiku (105) peladjaran sedjarah (103) pemakaian bahasa

Tjatatan. Beda relasi antara no. 98 s /d no. 100 dan no. 101 s /d no. 105 serupa benar dengan beda antara genetivus subjec- Uvus dan genetivus objectivus. Kelompok2 demikian, lebih2 dalam B-I. banjak sekali terpakai. Beda antara keduanja kadang2 dapat dinjatakan setjara eksplisit oleh suatu bentuk tatabahasa jang tertentu. Demikianlah kita lihat berdampingan :

pergantian musim perkembangan B.I. penggantian menteri pengembangan agama

Tetapi hal2 sematjam ini boleh dikatakan masih djarang terdapat dalam B.I. Dalam bahasa Djawa dan Sunda ia tidak ada sama sekali, tetapi dalam bahasa Biuak ja n gJ^jniJdan sudah biasa. Saja berikan beberapa tjontoh :

parputaran ni t-ano panljaritohon ni barita pamutaran ni djom parloppa ni boru partjarito ni ompu pangaloppa ni djuhut

6. Tjontoh2 diatas hanja dipilih untuk memberikan gambaran tentang kemun^kinan2. Tdaklah mungkin untuk mem-bagi- sekalian kemnngkinan dalam petak2 jang tertentu. Kerap kali sifat hubungan ialah demikian, sehingga ia tidak mungkin diuraikan lebih djauh.

Tjatatan. Hal jang sama kita lihat dalam kelompok2 dengan , van” dalam bahasa Belanda dan konstruksi genitif dalam bahass Inggris Djuga hal ini melingkupi sedjumlah besar kemungkinan dan usaha untuk mengaturnja dengan nama3 tentulah selamanja akan tetap sia2 2).

7. Sekarang kita berikan lagi beberapa tjontoh2 lepas: (106) perasaan takut (110) nafsu bekerdja (107) lernan bertjakap (111 jara berfikir

(108) kesabaran mendenta (112) kcpandaian berpidato (109) kemerdekaan bersuara

Kelompok2 seperti ini kerap kali djuga kita djumpai dalam babasa2 Indonesia jang lain. Dalam B.I. ada gelagat untuk mengganti dalam hal demikian bentuk ber- dan me- dengan bentuk pe-rn. Demikianlah.mis. kita lihat berdampingan .

4, 5, 6, 7] IX. B. KELOMPOK BERTINGKAT ( 3 7

*) L ihat djuga 89, 2 . . . .

(113) hari ' (114) tjara (115) tempat 138 ' (116) kebebasan (117) upatjara P E R G E S E R A N S IN T A K S IS [8 5, 7, 8, 8 6, 1, 2 ( bertjerai | pcrtjeraian mendidik pendidikan bermain permainan bergaul pergaulan membakar majat pcmbakaran majat

8. Djumlah kelompok tetap disini amat besar dan tiap2 hari makin meluas. Kita sebutkan :

(121) sekolah mengadji (122) pergaulan hidup (118) air muka

(119) gempa bumi (120) lapangan bekerdja

Bangun tertutup kelompok2 ini, seperti pada kelompok2 kwalitatif, dapat dinjatakan dengan djalan menempelkan achiran -nja. Mis. :

(123) pidato radionja - (125) hari berangkatnja. (124) tjara hidupnja

Perbandingkanlah lagi :

(126) bilik tempatnja tidur (127) tempat tidurnja. PERGESERAN SINTAKTIS

86. 1. Bahwa dalam kelompok sematjam ini, dapat berlaku pergeseran sintaktis, telah kita bitjarakan pada 71. Disini akan kita bitjarakan lagi beberapa hal jang lain.

Marilah kita ambil sebagai tjontoh pertama kelompok berikut (128) dikalangan orang terpeladjar

onder intelectuelen among intellectuals.

Dalam kelompok ini titik berat tidak terletak pada H, kalangan, tetapi djustru pada t,; orang terpeladjar. Djadi dikalangan mendapat fungsi sebagai katapenghubung, jang dapat diterdjemahkan dengan onder” (Belanda) atau ’’among” (Inggris). Djadi no. 128 dapat kita terdjemahkan dengan „onder de intellectuelen” atau ’’among intel­ lectuals” .

2. Demikian djuga kaum („suku bangsa”), pihak (’’samping”) dan ummat („bangsa”) oleh karena pergeseran sintaktis telah men­ djadi penundjuk kolektif. M is.:

(129) kaum buruh (130) pihak kolot (131) ummat manusia

K6, 3, 87, ! 4 2] IX. B. KELOMPOK BERTINGKAT 139 3. Perkembangan jang tersebut diatas ialah dari masa sekarang. Jang djauh lebih tua ialah perkembangan katadepan lokal, didalam

diluar; diatas; dibawah; ditengah; dimuka; dan dihadapan1) ; di- belakang -). Dalam, luar, atas, bawah, tengah, niuka, hadapan, belakang

sebenarnja mempunjai arti ,,bagian dalam, samping atas, samping bawah” dsb. Tetapi telah lama kata2 ini dirasakan s e b a g a i katadepan (ketjuali muka). Oleh sebab itulah djuga di- kerap kali dihilangkan.

(dalam, atas, depan). Tetapi arti aslinja imasih terbukti oleh penempel-

an achiran -nja.

SUSUNAN ADJEKTIVIS BARU

87. 1. Pada waktu kita membahas kelompok kwalitatif telah terbukti, bahwa bahasa Melaju, dibandingkan dengan kebanjakan bahasa Eropa, miskin dalam hal susunan- adjektivis (adjectivisch*. formatie) jang sebenarnja, artinja, kata2 jang oleh bentuk I™1™]®"; namakan demikian. Kata2 jang diturunkan kebanjakan dapat bertind. sebagai t pada kelompok kwalitatif, tetapi tanpa sa u a

kata= ini se-mata* dibebani olehfungsi Hal jang i l e p u s ^ berlaku untuk b a h a s a Djawa, Sunda, Batak dan Dan

Ja n S l a i n 2. . . k u r a n CT d a r i 2 5 buaft Tjatatan. B a h a sa I n g g r is mempunjai , m> . ed,

achiran adjektivis jang _^n> ^ic, -ical, -mg, -ish, -less, -on, -ern, -ese, esque, -foJ<, ' ' ' Ac}ljran2 ini, ketjuali

be--like, -ly, -ous, -some, -fh, >■

masih semuanja produktir )• Melaiu kerap kali mem-2. Akibat hal ini ialalY ^ f 'Sdang dalam bahasa Belanda dan pergunakan kelompok ko^ p p n ’Hinakanlah kelompok2 berikut.

Inggris kelompok kwal.taff. . volt

(132) bangsa Indonesia ■ Indonesian people (nation). • vrouwelijke eigenschap

(133) sifat p e r e m p u a n • wornaniy quality. . • geheime vereniging (134) p e r k u m p u l a n r a h a s i a • organization • islamitische godsdienst (135) a g a n i a I s J a m - l s l a t n i e ^ligion . c c n tra le in a c h t ( 1 3 6 ) k e k u a s a a n P u s a t c e n tr a l p o w e r

___________ jang lebih tua, djuga kita djumpai lagi keha-3) D alam bahasa sast ‘ kchadirat Jang Mahakuasa. Hadirat, jang

bcr-dirat, mis.: n} en8HT l L berarti sebenarnja „kehadiran” .

asal dari bah.fsL t jua)ian. K ata ini berasal dari bahasa Sans, dan mentang 2) Antara ialah KeK se^ ula Tetapi m enurut analogi kata jang lain'*!, ia

sudah kaiadepa , dan diperlakukan sama sadja dalam tatabahasa diberi ctfuga di ( a w u u n j

140 SUSUNAN ADJEKT1VIS BARU [8 7 , 2, 3

Dokumen terkait