• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Pemanfaatan Tumbuhan

5.2.1 Kelompok Kegunaan

1. Tumbuhan Obat

Berdasarkan kelompok kegunaannya, tumbuhan obat di tiga titik sebaran memiliki jumlah jenis terbanyak yaitu sebanyak 116 jenis atau sebesar 32,68%. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan obat di tiga lokasi tersebut masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan penelitian yang serupa. Penelitian Nopriadi (1997) pada masyarakat Dayak di sekitar Areal HPH PT Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah hanya menemukan 69 jenis tumbuhan obat.

Tumbuhan obat masih mendominasi kelompok kegunaan tumbuhan di masing-masing areal studi. Jenis yang tercatat memiliki khasiat sebagai obat pada PT Sawit Kapuas Kencana adalah 100 jenis yang dikelompokkan kedalam 47 famili tumbuhan. Famili dengan jenis tumbuhan obat terbanyak berasal dari kelompok famili Moraceae yaitu sebanyak 10 jenis, disusul oleh famili Poaceae yaitu 7 jenis, serta famili Araceae dan Euphorbiaceae yang masing-masing terdiri dari 6 jenis tumbuhan obat. Tumbuhan seperti tabat barito (Ficus deltoidea) yang termasuk kedalam famili Moraceae memiliki kegunaan sebagai obat untuk keputihan pada wanita. Pasak bumi (Eurycoma longifolia) yang merupakan anggota dari kelompok famili Simaroubaceae telah dikenal oleh masyarakat untuk digunakan sebagai obat malaria, penambah stamina dan aprodisiak pada laki-laki.

Jenis tumbuhan berguna di PT Paramitra Internusa Pratama di dominasi oleh tumbuhan obat yaitu sebanyak 60 jenis. Tumbuhan yang berasal dari famili Poaceae seperti sereh (Cymbopogon citratus) dapat dimanfaatkan akarnya untuk obat demam, obat kumur dan pencegah muntah. Selain itu dapat dimanfaatkan daunnya sebagai tumbuhan aromatik. Contoh tumbuhan obat yang ditemukan di areal studi dapat ditampilkan pada Tabel 15. Daftar lengkap tumbuhan obat di areal studi tersaji pada Lampiran 6.

Areal ijin PT Persada Graha Mandiri tercatat memiliki jumlah jenis tumbuhan obat sebanyak 38 jenis. Jika dilihat dari jumlah jenisnya, areal ini dapat dikatakan memiliki jumlah jenis terendah dibandingkan dua areal ijin lainnya. Namun di areal PT PGM, tumbuhan obat merupakan jenis kelompok kegunaan paling tinggi dibandingkan kelompok kegunaan lainnya. Beberapa tumbuhan obat

yang ditemukan di areal studi dapat dilihat pada Tabel 12. Daftar lengkap tumbuhan obat di areal studi tersaji pada Lampiran 6.

Tabel 12 Beberapa jenis tumbuhan obat yang terdapat pada areal studi No. Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang

dimanfaatkan

Penyakit

yang diobati Perusahaan 1 Bambusa vulgaris Bambu kuning Rebung Sakit kuning,

bengkak

1 2 Chrysopogon

aciculatus

Rumput jarum Akar dan daun Kanker, tumor 1 3 Cymbopogon citratus

Sereh Daun Demam, obat kumur, dan pencegah muntah. 1 4 Imperata cylindrica

Lalang Akar Peluruh air seni

1, 2, 3 5 Drynaria

sparsisora

Rejang Akar Obat sakit mata, diare, maag, demam, bengkak 1, 2 6 Selaginella doederleinii Plenjan, rumput lumut Batang, tangkai Obat pemerah, bengkak 1, 2, 3 7 Eurycoma longifolia

Pasak bumi Kulit akar Demam,

borok di mulut, dan cacingan

2, 3

8 Embelia ribes Akar asam, kacam

Getah batuk murus 1 9 Psidium guajava Jambu biji Daun Diare 1, 2 10 Buettneria

reinwardtii

Akar temperingat

Akar Sakit kepala 1 11 Areca catechu Pinang Biji Obat cacing,

luka baru, batuk, peluruh haid, pelangsing tubuh, peluruh air seni dan urus-urus 1, 2, 3

Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri

Sumber : Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987), IKAPI (1987), Rudjiman et al. (2003), Zuhud et al. (2003)

Jumlah jenis tumbuhan obat yang berhasil diidentifikasi sebanyak 100 jenis (39%) pada PT SKK, 60 jenis (29%) pada PT PIP dan 38 jenis (28%) pada PT PGM. Untuk kategori tumbuhan obat dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai bagian tumbuhan yang digunakan serta identifikasi kegunaan lanjutannya dalam menyembuhkan penyakit yang ada. Berdasarkan kelompok penyakit atau

penggunaannya, jenis tumbuhan obat pada ketiga perusahaan tersebut dapat dikelompokkan kedalam 26 kelompok penyakit atau penggunaannya (Tabel 13). Daftar jenis tumbuhan obat di areal studi beserta kegunaannya disajikan pada Lampiran 6.

Tabel 13 Rekapitulasi jumlah jenis tumbuhan obat pada areal studi berdasarkan kelompok penyakit atau penggunaannya

No Kelompok Penyakit/Penggunaan Jumlah Jenis

PT SKK PT PIP PT PGM

1 Gangguan Peredaran Darah 5 3 3

2 Penawar Racun 7 3 3

3 Pengobatan Luka 21 19 9

4 Penyakit Diabetes 2 - 1

5 Penyakit Gangguan Urat Syaraf 1 - -

6 Penyakit Gigi 1 - 2

7 Penyakit Ginjal - 1 1

8 Penyakit Jantung 1 - -

9 Penyakit Kanker 3 2 2

10 Penyakit Kelamin 17 2 1

11 Penyakit Khusus Wanita 15 7 5

12 Penyakit Kulit 5 3 1

13 Penyakit Kuning 3 3 1

14 Penyakit Malaria 5 2 1

15 Penyakit Mata 3 1 1

16 Penyakit Mulut 10 6 7

17 Penyakit Otot dan Persendian 12 9 6

18 Penyakit Tulang 1 - -

19 Penyakit Saluran Pembuangan 31 25 18

20 Penyakit Saluran Pencernaan 23 15 8

21 Penyakit Saluran Pernafasan/THT 20 13 7 22 Perawatan kehamilan dan

persalinan

7 3 2

23 Perawatan Organ Tubuh Wanita 3 2 1

24 Sakit Kepala dan Demam 24 17 14

25 Tonikum 3 2 -

26 Lain-lain 5 4 8

Sumber: Heyne (1987), IKAPI (1987), Rudjiman et al. (2003), Zuhud et al. (1994), Zuhud et al.

(2003) dan PROSEA (1992)

Kelompok penyakit pada saluran pembuangan memiliki jumlah jenis tumbuhan obat terbanyak. PT SKK memiliki jumlah jenis tumbuhan obat untuk kelompok penyakit pada saluran pembuangan sebanyak 31 jenis, Sedangkan untuk PT PIP dan PT PGM berturut-turut memiliki jumlah jenis sebanyak 25 jenis dan 18 jenis tumbuhan obat. Kelompok penyakit terbanyak kedua yaitu untuk obat sakit kepala dan demam di PT SKK sebanyak 24 jenis, PT PGM 14 jenis. sedangkan di PT PIP terbanyak keduanya yaitu tumbuhan obat untuk pengobatan luka sebanyak 19 jenis. Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan luka di PT SKK dan PT PGM merupakan urutan terbanyak ketiga,

berturut-turut sebanyak 21 jenis dan 9 jenis tumbuhan obat. Sedangkan untuk PT PIP, urutan terbanyak ketiga adalah jenis tumbuhan untuk obat sakit kepala dan demam, yaitu sebanyak 17 jenis, untuk sisanya terbagi kedalam berbagai kelompok penyakit yang terdapat di Tabel 12.

Jenis tumbuhan tersebut mempunyai manfaat yang banyak bagi dunia kesehatan manusia. Pada umumnya setiap jenis tumbuhan mempunyai kegunaan menyembuhkan lebih dari satu penyakit dan kelompok penyakit atau penggunaannya, namun terdapat jenis yang hanya untuk satu kelompok penyakit atau penggunaannya.

Terdapatnya jenis yang memiliki lebih dari satu kegunaan dalam menyembuhkan penyakit merupakan hal yang perlu diutamakan dan mendapat perhatian. Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk pemilihan jenis potensial yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Salah satunya yaitu jenis gaharu (Aquilaria malaccensis) selain digunakan sebagai obat penyembuh penyakit asma, jenis ini juga dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit stress, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan kanker. Selain sebagai tumbuhan obat, gaharu memiliki kegunaan lainnya, yaitu sebagai tumbuhan aromatik, untuk upacara adat dan bahan baku untuk sabun atau sampo Selain itu terdapat jenis akar kempas (Ficus ampelas) yang juga memiliki lebih dari satu kegunaan, yaitu sebagai obat diare dan pelancar air seni. Jenis tumbuhan ini juga dapat ditemukan di ketiga areal studi. Selain itu, terdapat juga jenis-jenis tumbuhan yang lain, seperti; Kelapa (Cocos nucifera), pinang (Areca catechu), pacing (Costus speciosus), rejang (Asplenium nidus), pelai pipit (Alstonia angustifolia), sembung (Blumea balsamifera) dan lain-lain, yang masing-masing memiliki lebih dari satu kegunaan.

Terdapat jenis-jenis yang dipilih karena berkhasiat untuk mengobati penyakit yang sulit untuk disembuhkan atau beresiko tinggi, seperti kelompok penyakit diabetes, ginjal, jantung, gangguan peredaran darah, kuning dan malaria, diantaranya yaitu, sirih merah (Piper porphyrophyllum) kayu garu (Aquilaria malaccensis), pelai (Alstonia scholaris), bungur (Lagerstroemia speciosa), kayu ambus (Baeckea frutescens) dan akar kuning (Arcangelisia flava).

Pada aspek bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, biasanya bagian yang bermanfaat adalah daun, akar, kulit batang, tunas muda, getah, buah, biji, dan bunga. Masing-masing jenis memiliki kekhasan tersendiri untuk bagian mana yang bisa dimanfaatkan. Beberapa jenis tumbuhan ada yang memiliki lebih dari satu bagian yang dimanfaatkan, bahkan ada yang seluruh bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini merupakan informasi yang cukup penting dan berharga bagi upaya pengembangan lebih lanjut.

Jenis tumbuhan obat yang telah teridentifikasi pada areal studi dapat dijadikan sebagai informasi bagi kemandirian kesehatan masyarakat di sekitar kawasan areal studi, mengingat adanya keterbatasan fasilitas berupa puskesmas dan dokter atau bidan yang ada di wilayah masing-masing desa di sekitar perusahaan.

2. Tumbuhan Hias

Secara umum tumbuhan hias didefinisikan sebagai tumbuhan yang memiliki bagian tumbuhan yang menarik pandangan. Karena tidak ada batasan secara ilmiah, maka setiap ada tumbuhan yang menarik pandangan bisa dikatakan tumbuhan hias (Purnawan 2006). Jenis tumbuhan yang ditemukan di areal studi yang tergolong sebagai tumbuhan hias yaitu sebanyak 25 jenis di PT SKK, 22 jenis di PT PIP dan 9 jenis di PT PGM. Beberapa jenis tumbuhan hias yang terdapat di areal studi dapat dilihat pada Tabel 14.

Berdasarkan hasil identifikasi tumbuhan hias yang telah ditemukan di areal studi, jenis terbanyak di PT SKK yaitu dari famili Araceae, Blechnaceae, Nepenthaceae dan Orchidaceae, yang masing-masing berjumlah 2 jenis tumbuhan. Jumlah jenis terbanyak di PT PIP yaitu dari famili Nepenthaceae (6 jenis) dan Polypodiaceae (3 jenis). Sedangkan untuk PT PGM, jumlah jenis terbanyak yaitu dari suku Nepenthaceae (2 jenis). Dari daftar jenis tumbuhan hias di areal studi didominasi oleh kelompok famili Nepenthaceae. Daftar jenis tumbuhan hias yang terdapat di areal studi secara rinci terdapat pada Lampiran 6.

Tabel 14 Beberapa jenis tumbuhan hias di areal studi No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang

dimanfaatkan Penggunaan Perusahaan 1 Alocasia sp. Tembang Herba Hias 1

2 Licuala spinosa Isang Herba Hias 1, 2 3 Blechnum orientale Paku gajah darat Herba Hias 1, 2 4 Blechnum

vulcanicum

Paku gunung Herba Hias 1 5 Nepenthes alata Akar entuyut Herba Hias 2 6 Nepenthes

ampullaria

Akar entuyut Herba Hias 1, 2 7 Nepenthes bracheata Akar entuyut Herba Hias 2 8 Nepenthes gracilis Akar entuyut Herba Hias 1, 2, 3 9 Nepenthes rafflesiana Akar entuyut Herba Hias 2 10 Nepenthes

reinwardtiana

Akar entuyut Herba Hias 2, 3 11 Bromheadia

finlaysoniana

Anggrek tanah Herba Hias 1, 2, 3 12 Gleichenia

microphylla

Demam Herba Hias 1, 2, 3

13 Platycerium bifurcatum

Paku kijang Herba Hias 3 14 Ixora coccinea Engkerebae Herba Hias 1, 2, 3

Keterangan: 1= PT Sawit Kapuas Kencana, 2= PT Paramitra Internusa Pratama, 3= PT Persada Graha Mandiri

Sumber: Identifikasi dari Pustaka Heyne (1987)

Famili Nepenthaceae merupakan tumbuhan unik dari hutan yang belakangan menjadi trend sebagai tanaman khas komersil di Indonesia. Karena bentuknya yang unik, sehingga tanaman ini mulai diperjualbelikan oleh masyarakat. Namun, jenis yang diperjualbelikan masih merupakan jenis-jenis yang diambil langsung dari alam, bukan dari hasil penangkaran atau budidaya. Hal tersebut sangatlah memprihatinkan mengingat habitat asli mereka juga terancam oleh kebakaran, pembalakan, pembukaan lahan, dan konversi lahan. Beberapa jenis tumbuhan hias ini termasuk kedalam appendix II CITES. Agar terhindar dari kepunahan maka perdagangan untuk jenis-jenis yang masuk appendix II CITES ini diatur oleh negara. Beberapa contoh jenis yang masuk kedalam appendix II CITES, yaitu;

Nepenthes alata, Nepenthes ampullaria Jack, Nepenthes bracheata, Nepenthes gracilis, Nepenthes rafflesiana dan Nepenthes reinwardtiana. Kategori famili selain Nepenthaceae yaitu jenis tumbuhan hias terbanyak kedua yang mudah dijumpai di semua areal studi, yaitu dari kelompok famili Orchidaceae. Jenis tumbuhan tersebut adalah anggrek tanah (Bromheadia finlaysoniana).

Dokumen terkait