• Tidak ada hasil yang ditemukan

kelompok usaha pertambangan batubara terintegrasi di bawah naungan PT ABM Investama Tbk (ABM)

Dalam dokumen Delivering Commitment, Commit to Deliver (Halaman 42-50)

Cadangan batubara Reswara pada umumnya

terdiri dari batubara sub-bituminous berkalori

rendah, berkandungan abu dan sulfur rendah, yang

digunakan pada pembangkit listrik berbahan bakar

batubara. Secara keseluruhan, total wilayah konsesi

Reswara mencakup luas lebih kurang 7.703 hektar

dengan estimasi sumber daya lebih dari 561 juta

ton batubara, dimana 221 juta ton diantaranya

merupakan cadangan terukur. Saat ini Reswara

didukung oleh 348 orang karyawan.

B

USINESS O

VER

2012 was a challanging year for companies operating in coal industry. The global economic crisis led to a reduction in coal price since the first quarter of the year. The condition mean that a good performance could only accomplish in the first six months.

Throughout 2012, Reswara has faced numerous challenges. From the operational, in February 2012 TIA mining site stop its operation for 20 (twenty) days, which led to a significant production decline. This ate up profit potential. But TIA keep continue to fulfil supply commitment to its clients. Another challenge related is the financing of infrastructure project in Aceh which is planned to be completed at the beginning of fourth quarter of 2013. Later on, main shareholders stepped in and channelled Rp250,000,000,000 to boost paid-up capital of Reswara to Rp608,687,500,000.

Those challenges never deterred Reswara’s commitment to remain consistent in fulfilling coal shipments in accordance with contract. With such an uncompromising commitment, Reswara gains trust from its business partners and made the Company to be the first choice in coal trading cooperation.

MARKETING ASPECT Marketing Activities

Reswara supplies coal to China, India, Thailand, Philippines and domestic market. The sales to international market is carried out by a trading company that serves power plant developers which generally supplies coal to the end-user power plants in India. Other coal trading clients are LG, IMR, and Sinar Energi Alam to supply China.

Tahun 2012 merupakan tahun yang berat bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri batubara. Krisis ekonomi global berakibat pada

merosotnya harga batubara secara signifikan sejak akhir kuartal pertama. Kondisi ini mengakibatkan pencapaian kinerja yang sangat baik hanya dapat diperoleh Reswara selama enam bulan pertama.

Sepanjang tahun 2012, Reswara mengalami beberapa tantangan yang cukup berarti bagi kemajuan perusahaan. Pada sisi operasional, di bulan Februari 2012 tambang TIA sempat berhenti beroperasi hingga 20 (dua puluh) hari, yang mengakibatkan TIA mengalami penurunan volume produksi yang signifikan. Hal ini sedikit menggerus potensi laba yang bisa didapatkan, namum TIA tetap berupaya untuk memenuhi komitmen jumlah pasokan kepada para pelanggannya. Tantangan lain yang

dihadapi Grup Reswara berkaitan dengan pembiayaan proyek infrastruktur di Aceh yang menurut rencana akan selesai pada awal kuartal keempat tahun 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, pemegang saham utama memberikan dukungan dengan jalan melakukan peningkatan modal yang cukup signifikan sebesar Rp250.000.000.000 sehingga modal disetor dan ditempatkan di Reswara menjadi Rp608.687.500.000. Berbagai tantangan tersebut tidak menyurutkan komitmen Reswara untuk tetap konsisten dalam menyelesaikan pengiriman batubara sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Berbekal komitmen tersebut, Reswara berhasil menumbuhkan kepercayaan dari para mitra bisnisnya, sekaligus menjadikannya sebagai pilihan utama dalam menjalin kerjasama perdagangan komoditi batubara.

ASPEK PEMASARAN

Kegiatan Pemasaran

Reswara memasok batubara ke Cina, India, Thailand, Filipina, dan pasar domestik. Penjualan ke pasar

internasional dilakukan melalui perusahaan trading yang melayani perusahaan pembangkit listrik yang umumnya memasok batubara kepada pengguna akhir pembangkit listrik di India. Pelanggan pedagang batubara lainnya adalah LG, IMR, dan Sinar Energi Alam untuk dipasok ke Cina.

Reswara has a professional marketing team to deal with coal suppliers or buyers as business partners. Marketing strategy of Reswara in 2012 was as followed:

1. Periodically conduct review on sales and working plans as compared to production capacity and port capacity to identify problems and resolve them. 2. Developed coal market opportunities for TIA and

MDB (MIFA), developed market intelligent, and looked for the right strategies to diversify market. As a result, Reswara won the tender for TIA to supply coal to cement maker Holcim and for MDB (MIFA) to Lafarge Cement Indonesia for 1 year. 3. Develop price and market strategies to ensure

that production capacity fulfils sales target and marker condition, as well as adopted quality and price strategies to ensure the company to gain the best price.

4. Develop strategies and guidelines to create

advantages in service, for instance through a delivery that fit perfectly with contract specification (volume, quality, time, documentation comprehensiveness) and building good relations with consumers. 5. Carried out weekly risk assessment to mitigate

risks that might be arisen, for instance resulted from currency depreciation or price, and disturbances that could hamper deliveries. Reswara has a competitive edge over other coal producers in Kalimantan, even in Australia, for coal supply to India (mainly) and China, as the level of DEUs (Delivery Energy Units) of Reswara’s products is relatively high. DEUs refers to 3 (three) important components that could affect coal prices, namely: calorific value, coal transportation cost from the mining site to port, and cost of coal shipment from loading port to the end port. The higher the DEUs, the higher level of services it gives to the customers. Business Competition

Reswara memiliki tim pemasaran yang profesional untuk berhubungan dengan pemasok batubara maupun pembeli sebagai mitra bisnis. Strategi pemasaran Reswara di tahun 2012 sebagai berikut:

1. Secara berkala melakukan tinjauan terhadap penjualan dan rencana kerja saat ini dengan kapasitas produksi dan kapasitas pelabuhan untuk mengidentifikasi masalah dan memperoleh perbaikan.

2. Mengembangkan celah pasar untuk batubara TIA dan MDB (MIFA), mengembangkan market intelligent, serta mencari strategi dan panduan yang tepat untuk mendiversifikasi pasar. Sebagai hasilnya, Reswara memenangkan tender pemasokan batubara TIA ke pabrik semen Holcim dan MDB (MIFA) ke pabrik Lafarge Cement Indonesia selama 1 tahun. 3. Mengembangkan strategi harga dan pasar untuk

menjamin bahwa kapasitas produksi memenuhi rencana penjualan dan kondisi pasar, serta menerapkan strategi kualitas dan harga untuk memastikan perusahaan memperoleh harga terbaik. 4. Mengembangkan strategi dan panduan untuk

menghasilkan keunggulan pelayanan, diantaranya melalui penyerahan sesuai spesifikasi kontrak (kuantitas, kualitas, waktu, kelengkapan dokumentasi) dan dengan menjalin hubungan baik dengan pelanggan. 5. Melakukan penilaian risiko mingguan untuk

memitigasi risiko yang mungkin timbul, misalnya akibat perubahan kurs dan harga, dan gangguan-gangguan yang dapat menghambat penyerahan. Reswara memiliki keunggulan kompetitif dibanding produsen batubara lainnya di Kalimantan bahkan di Australia untuk pasokan ke India (terutama) dan Cina, karena tingkat DEUs (Delivery Energy Units) per satuan waktu dari produk Reswara relatif tinggi. DEUs merujuk pada 3 (tiga) komponen penting yang dapat mempengaruhi harga batubara, yaitu: nilai kalori yang terkandung dalam batubara, besarnya biaya pengangkutan batubara dari tambang ke pelabuhan terdekat, dan biaya pengangkutan batubara yang dikirimkan dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar atau pelabuhan akhir. Semakin tinggi DEUs, semakin baik pelayanan yang diberikan kepada konsumen.

B

USINESS O

VER

As an effort to improve and retain competitive edge over rivals, Reswara always forges a good relationship with customers, improves production capacity and operational standards with the goal of becoming an elite mining company in Indonesia.

Destination Countries and Main Customers Until the end of 2012, China has remained as the main destination country for Reswara. The complete composition was detailed in the following table.

Consumer Protection

Providing the best services to customers has always been the priority for Reswara. This is formulated in the forms of:

Commitment to buyers by supplying product as stipulated under the contract specification. Readiness for 24-hours on-call whenever a

problem occurs, such as quality, big difference in tonnage, reduction in cargo because of deadfreight in ships, and negotiation for demurrage cost. On time delivery

Periodic meetings with buyers and suppliers to monitor and make improvement in the next shipments.

Persaingan Usaha

Sebagai upaya untuk meningkatkan dan

mempertahankan daya saing terhadap kompetitor, Reswara menjalin hubungan baik dengan pelanggan, meningkatkan kapasitas produksi dan standar operasional dengan tujuan agar menjadi perusahaan pertambangan yang terkemuka di Indonesia.

Negara Tujuan Dan Pelanggan Utama

Hingga akhir tahun 2012, China masih merupakan negara tujuan utama pasokan batubara Reswara. Komposisi selengkapnya disampaikan pada tabel berikut.

Perlindungan Konsumen

Pelayanan terbaik kepada pelanggan senantiasa menjadi prioritas penting bagi Reswara. Hal ini diwujudkan dalam bentuk:

Komitmen dengan pembeli dengan memasok produk sesuai yang dinyatakan dalam spesifikasi.

Kesiapan dihubungi selama 24 jam apabila terjadi masalah seperti kualitas, perbedaan besar dalam tonnage, kekurangan cargo disebabkan deadfreight di kapal, dan negosiasi untuk demurrage cost.

Pengiriman tepat waktu sesuai kesepakatan. Pertemuan berkala dengan pembeli dan pemasok untuk meninjau pengapalan sebelumnya dan melakukan peningkatan untuk yang berikutnya.

NO.

TABEL NEGARA TUJUAN PENJUALAN BATUBARA TABLE OF COAL SALES DESTINATION COUNTRIES

NEGARA TUJUAN DESTINATION COUNTRY TONNAGE (MT) PERSENTASE (%) PERCENTAGE 1. 2. 3. 4. 5. China India Philippine Thailand Domestic TOTAL 3,124,606 1,124,479 151,126 95,906 134,542 4,630,660 67.48% 24.28% 3.26% 2.07% 2.91%

BUSINESS STRATEGY

Performance of Reswara in 2012 generally showed improvement, as reflected in an 87% increase in Revenue from the year before. The increase derived from the business strategy adopted by Reswara in 2012.

4 (four) strategy focuses in 2012, are : Technical Field

Reswara has prepared all technical facilities the company needed, by building infrastructures to support systemic production at TIA and MDB. Infrastructure development at TIA was completed in 2012, so that TIA starting 2013 will be able to operate by utilizing its own facilities. MDB infrastructure development in Aceh is still underway and will be completed by the end of fourth quarter of 2013.

Marketing Field

Reswara succeeded in expanding the market, from existing markets such as India, Thailand, China and domestic market to entering the new potential markets; South Korea and the Philippines. Financial Field

Stabilization is the main focus of Reswara, by taking efficient steps and renegotiation on several contracts with the contractors. The aim is not only for Reswara to be able to continue to grow, but it is also for relevant parties within business surroundings, such as counterparty and employees, to be able to grow as well in line with Reswara’s growth.

Production Field

Against the declining of coal price while at the same time obliged to fulfil product shipments, Reswara tries to lower production cost by way of efficiency in every aspect to enable it to gain sales profit margin.

STRATEGI USAHA

Perkembangan bisnis Reswara di tahun 2012 secara umum mengalami peningkatan, sebagaimana terlihat dari peningkatan Pendapatan sebanyak 87% dari tahun 2011. Kemajuan ini tak lepas dari strategi bisnis yang dilakukan Reswara di tahun 2012 lalu.

Ada 4 (empat) fokus strategi yang diterapkan selama tahun 2012, yaitu:

Bidang Teknik

Reswara telah mempersiapkan semua fasilitas teknik yang dibutuhkan perusahaan, diantaranya dengan membangun kesiapan infrastruktur untuk mendukung produksi yang sistemik di TIA dan MDB. Pembangunan infrastruktur di TIA telah selesai pada 2012, sehingga di tahun 2013 TIA sudah dapat beroperasi dengan menggunakan fasilitas sendiri. Pembangunan infrastruktur MDB di Aceh hingga saat ini masih berjalan dan akan selesai pada akhir kuartal ke-4 di tahun 2013.

Bidang Pemasaran

Reswara berhasil melakukan pengembangan pasar, dari pangsa pasar yang telah ada seperti India, Thailand, Cina dan pasar domestik dengan merambah ke negara lain yang potensial yaitu Korea Selatan dan Filipina. Bidang Keuangan

Stabilisasi merupakan fokus utama Reswara, yaitu dengan mengambil beberapa langkah efisiensi dan melakukan negosiasi ulang mengenai beberapa kontrak kerja dengan para kontraktor. Hal tersebut dilakukan tidak hanya agar Reswara dapat terus mengembangkan perusahaan, namun lebih jauh lagi agar semua pihak yang ada dalam lingkungan bisnisnya, seperti counterparty dan para karyawan, dapat terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan Reswara. Bidang Produksi

pada saat harga batubara turun dan Reswara dituntut untuk memenuhi janji pengiriman barang, Reswara berupaya menurunkan biaya produksi (cash cost) dengan cara melakukan efisiensi di berbagai aspek agar masih dapat menghasilkan marjin keuntungan penjualan.

B

USINESS O

VER

Operating performance of Reswara in 2012 was very good. At the end of Q4, TIA has managed to achieve a stable production level of 450,000 metric tons per month. Total production and sales in 2012 reached 4,558 million metric tons or increase 110.73% from the year before. MDB has not yet contribute significantly this year as it still focused on preparing infrastructure project in Aceh which is targeted for completion in October 2013.

The drop in coal price affected heavily on Reswara’s consolidated financial performance. This was because TIA had to sell at new price equilibrium with a thin margin while remained in production. Total sales value increase 86% because of higher volume, but lower profitability was inevitable. However on the other side, the ability to consistently produce and commitment to fulfil contract obligation has instilled more trust from customers.

Kinerja operasional Reswara di tahun 2012 sangat baik. Pada akhir kuartal ke-4, TIA telah mencapai tingkat produksi yang stabil sebesar 450.000 metrik ton per bulan. Total volume produksi dan penjualan selama tahun 2012 telah mencapai 4,558 juta metrik ton atau 110,73% di atas pencapaian tahun sebelumnya. MDB belum memberikan kontribusi signifikan di tahun ini karena masih fokus dalam mempersiapkan infrastruktur untuk proyek Aceh yang ditargetkan untuk beroperasi pada bulan Oktober 2013.

Harga batubara dunia yang anjlok sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja keuangan konsolidasian Reswara. Hal ini dikarenakan TIA tetap berproduksi namun harus menjual pada tingkat ekuilibrium harga baru dengan marjin keuntungan yang tipis. Total nilai penjualan akhir tahun naik 86% karena volume meningkat, tetapi penurunan profitabilitas tidak dapat dihindarkan. Namun di sisi lain, kemampuan untuk tetap konsisten berproduksi dan komitmen untuk tetap memenuhi pesanan telah menambah kepercayaan pelanggan.

KINERJA OPERASIONAL OPERATING PERFORMANCE

2010 2011 2012

4.1 4.4

4.5

Strip ratio rata-rata

Averagestripratio

2010 2011 2012 1179

2163

4558

Volume produksi dan penjualan

Production and sales volume

2010 2011 2012 37.1

47.1

42.5

Harga penjualan rata-rata

BUSINESS PROSPECTS

Demand for Reswara’s coal estimated to remain high in the upcoming year, but the recovery in mining industry and coal price will remain a highly influential key issue to the business development of Reswara. Coal price believed to be better, but to return to its peak level will need a longer time. Under this condition, Reswara is required to continue in carrying out internal consolidation, increase competitive edge, and adopt various measures to cut costs.

Reswara will focus on the completion of MDB project in Aceh, with operation scheduled to commence in October 2013. By the time TIA and MDB have stabilized their respective production several years ahead, Reswara will prepare to look for new concessions that could contribute positively to the Group.

PROSPEK USAHA

Permintaan batubara produksi Reswara diperkirakan tetap tinggi di tahun mendatang, namun pemulihan industri tambang dan harga batubara merupakan isu penting yang akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis Reswara. Harga batubara diyakini akan membaik, tetapi untuk kembali ke harga puncak mungkin akan perlu waktu lebih panjang. Dalam kondisi seperti ini, Reswara dituntut untuk terus melakukan konsolidasi internal, meningkatkan keunggulan kompetitif dan menerapkan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi biaya.

Reswara akan fokus pada penyelesaian proyek MDB di Aceh untuk dapat beroperasi di bulan Oktober 2013. Pada saat TIA dan MDB sudah mencapai stabilitas produksi masing-masing beberapa tahun ke depan, Reswara akan bersiap diri untuk mencari konsesi baru yang dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

B

USINESS O

VER

Year 2012 said as the first commercial year for TIA as the necessary infrastructures for operational level has ready. TIA carved out a memorable accomplishment in 2012, when coal sales more than doubled from the previous year at 4,450,000 metric tons, or representing 113% increasement from the year before. The business stability of TIA was supported by the completion of infrastructure development that supports production capacity. Over the past three months of 2012, TIA has achieved a stable production level of 450,000 metric tons per month.

TIA’s mining location in South Kalimantan contains 106 million metric tons of coal resources, where 32 million metric tons of which is Measured Resources, 39 million metric tons Indicated Resources, and the remaining 35 million metric tons Inferred Resources. The quality of coal carries between 5,400 and 5,600 Kkal/Kg (air dried basis/ADB).

Tahun 2012 dapat dikatakan sebagai tahun komersial pertama bagi TIA karena pada tahun ini semua infrastruktur yang diperlukan untuk operasional telah siap. TIA mengukir prestasi tersendiri di tahun 2012, dimana penjualan batubara meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya, mencapai 113% atau 4.450.000 juta metrik ton batubara. Kestabilan bisnis TIA didukung oleh rampungnya pembangunan infrastruktur yang menunjang peningkatan kapasitas produksi. Selama tiga bulan terakhir di tahun 2012, TIA telah mencapai produksi yang stabil sebesar 450.000 metrik ton per bulan. Lokasi tambang TIA di Kalimantan Selatan memiliki sumber daya tambang mencapai 106 juta metrik ton dimana 32 juta metrik ton merupakan sumber daya terukur, 39 juta metrik ton merupakan sumber daya tereka dan sebanyak 35 juta metrik ton merupakan sumber daya tertambang. Kualitas batubara yang diproduksi TIA antara 5.400-5.600 Kkal/Kg (air dried basis/ADB).

PT TIA established in November 2008

3,074 Ha South Kalimantan

Export Market : India, China, Philippine and Thailand

Output 5 Million Metric tons per year

52 Million Metric tons Coal Reserves & 106 Million tons coal resources

Dalam dokumen Delivering Commitment, Commit to Deliver (Halaman 42-50)