• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Dalam dokumen 02 Gambaran Umum_edits Juli (Halaman 123-129)

N o Bidang/ Uraian

10. Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Gambaran pencapaian kinerja urusan keluarga berencana terkait dengan upaya pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengaturan kelahiran, jarak dan usia ideal melahirkan, pengaturan kehamilan, promosi dan bantuan sesuai dengan hak- hak reproduksi selama tahun 2009-2013 disajikan sebagai berikut :

- Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga

Jumlah anak dalam keluarga di Kabupaten Garut selama kurun waktu tahun 2009-2013 rata-rata berjumlah 2 orang anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. 105

Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga di Kabupaten Garut Tahun 2009-2013

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah anak 1.241.384 1.261.981 1.142.148 1.232.242 1.217.319 2. Jumlah keluarga 651.676 665.136 664.618 691.185 704.795 3. Rata-rata Jumlah Jiwa dalam Keluarga 3,71 3,68 3,66 3,63 3,57 4. Rata-rata jumlah anak per keluarga 1,90 1,90 1,72 1,78 1,73 Sumber : BKBPP Kab. Garut dan BPS Kab.Garut, Tahun 2013.

Jumlah Keluarga Per Tahapan Keluarga

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBNmenggunakan kriteria kesejahteraan keluarga untuk mengukur kemiskinan. Lima pengelompokkan tahapan keluarga sejahtera menurut BKKBN adalah Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera Tahap I, Keluarga Sejahtera Tahap II, Keluarga Sejahtera Tahap III, dan Keluarga Sejahtera Tahap III Plus. Jumlah Keluarga per Tahapan Keluarga di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan, yaitu dari segi jumlah Keluarga di Kabupaten Garut terus mengalami kenaikan sejak tahun 2009. Proporsi keluarga prasejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan terus mengalami penurunan, sedangkan Keluarga Sejahtera Tahap II, III dan IV terus mengalami kenaikan.

Tabel 2. 106

Jumlah Keluarga per Tahapan Keluarga di Kabupaten Garut Tahun 2009 - 2013

No. Indikator Keadaan Pada Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Keluarga 651.676 665.136 664.618 691.185 704.795 2 Keluarga Pra Sejahtera 183.375 182.341 180.589 183.154 178.923

No. Indikator 2009 2010Keadaan Pada Tahun2011 2012 2013

3 Keluarga Sejahtera Tahap I 212.241 215.969 217.633 232.466 247.643 4 Keluarga Sejahtera Tahap II 165.625 173.110 173.088 186.727 187.156 5 Keluarga Sejahtera Tahap III 84.423 86.960 83.488 83.761 84.565 6 Keluarga Sejahtera Tahap III Plus 6.012 6.756 9.820 5.077 6.508 7 Prosentase

Keluarga Pra Sejahtera 28,14 27,41 27,17 26,50 25,39 Keluarga Sejahtera Tahap I 32,57 32,47 32,75 33,63 35,14 Keluarga Sejahtera Tahap II 25,42 26,03 26,04 27,02 26,55 Keluarga Sejahtera Tahap III 12,95 13,07 12,56 12,12 12,00 Keluarga Sejahtera Tahap III Plus 0,92 1,02 1,48 0,73 0,92

Sumber : BKBPP Kab. Garut, Tahun 2013.

Rasio Beban Ketergantungan

Usia Produktif adalah dari kelompok umur 16-21 tahun dan umur 22-59 tahun hasil pendataan keluarga. Usia Ketergantungan dari jumlah 100 orang menanggung beban 64 sampai 68 orang.

Tabel 2. 107

Rasio Beban Ketergantungan di Kabupaten Garut Tahun 2009-2013

No. Indikator Keadaan Pada Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Usia Produktif 1.438.140 1.454.873 1.614.686 1.524.479 1.533.637 2 Jumlah Usia Konsumtif 977.180 990.659 816.769 984.534 985.526 3 Beban Ketergantungan 67,95 68,09 50,58 64,58 64,26 Sumber : BKBPP Kab. Garut , Tahun 2013.

Akseptor KB

Jumlah peserta KB di Kabupaten Garut pada tahun 2013 sebanyak 348.345 peserta dari 486.216 pasangan usia subur, meningkat 24.299 peserta bila dibandingkan tahun 2009 sebanyak 324.046 peserta. Adapun rasio akseptor KB terhadap jumlah pasangan usia subur selama kurun waktu tahun 2009-2013 mengalami peningkatan 0,31% dari 71,33% pada tahun 2009 menjadi 71,64% pada tahun 2013.

Tabel 2. 108

Rasio Akseptor KB di Kabupaten Garut Tahun 2009-2013

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah PUS 454.275 466.793 421.865 486.958 486.216 2. Jumlah Peserta KB (Jumlah Akseptor KB) 324.046 334.548 292.516 347.973 348.345

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

3. Jumlah Tidak Ber-KB 130.229 132.245 129.349 138.985 137.871 4. Rasio Akseptor KB 71,33% 71,67% 69,34% 71,46% 71,64%

Sumber : BKBPP Kab. Garut , Tahun 2013.

Tabel 2. 109

Jumlah Peserta KB Berdasarkan Tempat Pelayanan di Kabupaten Garut Tahun 2009 - 2013

No. Indikator Keadaan Pada Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Peserta KB 324.046 334.548 292.516 347.973 348.345 2 Jumlah Peserta KB jalur Pemerintah 207.594 213.655 179.626 229.452 226.736 3 Jumlah Peserta KB jalur Swasta 116.452 120.893 112.890 118.521 121.609 4 Prosentase

Jumlah Peserta KB jalur

Pemerintah 64,06 63,86 61,41 65,94 65,09

Jumlah Peserta KB jalur

Swasta 35,94 36,14 38,59 34,06 34,91

Sumber : BKBPP Kabupaten Garut, Tahun 2013.

Petugas lapangan KB yang merupakan ujung tombak dalam penggerakan program kependudukan dan KB lini lapangan. Selama periode tahun 2009-2013, untuk mengatasi kekurangan petugas lapangan KB PNS, terus ditingkatkan dengan penambahan petugas lapangan KB Tenaga Penggerak Desa (TPD), yaitu pada tahun 2009 sebanyak 37 orang menjadi 128 pada tahun 2013.

Tabel 2. 110

Jumlah Petugas Lapangan KB di Kabupaten Garut Tahun 2009 - 2013

No. Indikator Keadaan Pada Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Petugas Lapangan KB (PNS) 107 107 90 78 77 2 Jumlah Petugas Lapangan KB (TPD) 37 76 125 130 128

3 Total Petugas Lapangan 144 183 215 208 205

4 Jumlah Desa/Kelurahan 424 424 442 442 442

5 Rasio terhadap Desa garapan 2,94 2,32 2,06 2,13 2,16 Jumlah Petugas Lapangan KB (PNS) - - - - - Jumlah Petugas Lapangan KB (TPD) - - - - -

Total Petugas Lapangan - - - - -

Keberhasilan program KB bukan saja kerja pemerintah, melainkan dedikasi kader dan penyuluh yang terjun langsung di lapangan. Mereka dengan sukarela mendatangi setiap rumah tangga untuk mengajak orang ber-KB. Julan kader relatif mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

Tabel 2. 111

Jumlah Kader KB Sukarela di Kabupaten Garut Tahun 2009-2013

No. Indikator Keadaan Pada Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Kader ditingkat Desa 424 424 442 442 442 2 Jumlah Kader ditingkat RW 4.498 4.498 4.591 4.600 4.600 3 Jumlah Kader ditingkat RT 14.710 15.115 14.573 15.298 15.419 4 Total Jumlah Kader 19.632 20.037 19.606 20.340 20.461 Sumber : BKBPP Kabupaten Garut, Tahun 2013.

Kondisi pengendalian kependudukan di Kabupaten Garut dinilai masih mengalami hambatan, hal ini terlihat dari tingginya Total Fertility Rate (TFR). Hasil sensus penduduk tahun 2010 Kabupaten Garut menunjukkan angka yang tinggi dibanding dengan TFR Provinsi Jawa Barat dan TFR Nasional.

Tabel 2. 112

Total Fertility Rate

(TFR) Kabupaten Garut Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010

NO. URAIAN TFR Tahun 2010

1 Pusat/Nasional 2,3

2 Provinsi Jawa Barat 2,48

3 Kabupaten Garut 2,56

Sumber : BKBPP Kabupaten Garut, Tahun 2013.

Tabel 2. 113

Capaian SPM Program Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

NO. ASPEK SPM KEADAAN PADA TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013

1 Cakupan PUS < 20 tahun ;- ;-

2 Cakupan sasaran PUS menjadi Peserta KB ;- ;- 3 Cakupan PUS yang ingin ber-KB belum terlayani (Unmeetneed) ;- ;- 4 Cakupan anggota kelompok BKB yang ber-KB ;- ;-

NO. ASPEK SPM KEADAAN PADA TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013

5 Cakupan PUS Peserta KB anggota UPPKS menjadi Peserta KB Mandiri ;- ;- 6 Cakupan Pembantu Pembina KB Desa (POS KB Desa) di setiap

desa/kelurahan ;- ;-

7

Ratio Petugas lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) di setiap desa/kelurahan

;- ;-

8

Penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk keluarga prasejahtera dan seajahtera I/keluarga miskin.

;- ;-

9 Cakupan penyediaan informasi datamikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan setiap tahun. 10

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

45 54 66 75 68

11

Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang

mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana KIP/A dan PPT/PKT di Rumah Sakit.

12 17 21 19 16

12

Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

- 10 7 8 8

13

Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu

- 10 7 8 8

14

Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atau kasus- kasus kekerasan terhadap perermpuan dan anak

8 11 12 18 20

15

Cakupan perermpuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum

11 17 15 21 25

16 Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban

kekerasan 11 15 8 7 16

17 Cakupan layanan integrasi sosial bagi perempuan dan anak korban

kekerasan 11 15 8 7 16

Sumber : BKBPP Kabupaten Garut, Tahun 2013.

Permasalahan yang dihadapi urusan Keluarga Berencana, antara lain :

Saat ini jumlah penduduk di Kabupaten Garut terus meningkat dengan pesat, walaupun TFR (Angka Kelahiran Total) dan LPP menunjukkan kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil sensus penduduk (SP) tahun 2010 TFR Kabupaten Garut berada pada posisi angka 2,56 dengan angka laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 1,59. Meskipun menunjukkan penurunan angka kelahiran namun belum dapat mencapai angka kelahiran yang ideal yaitu TFR 2,1.

- Kualitas dan keberlangsungan pemakaian kontrasepsi masih rendah.

Secara kuantitas kesertaan ber-KB di Kabupaten Garut sudah cukup baik ditandai dengan angka CPR sebesar 71,66% pada kondisi hasil pendataan keluarga tahun 2013, namun tingkat kesertaan ber-KB masih didominasi oleh penggunaan kontrasepsi jangka pendek sebesar 81,62% dan pemakai kontrasepsi jangka panjang hanya 18,38%. Kondisi demikian menjadi rentan terhadap kelestarian

akseptor sehingga mempengaruhi terhadap

keberlangsungan pemakaian alat kontrasepsi dan menyebabkan drop out.

Terdapat beberapa alasan drop out dan alasan utamanya disebabkan karena rasa takut akibat efek samping dan masalah kesehatan lainnya.

Dalam dokumen 02 Gambaran Umum_edits Juli (Halaman 123-129)