• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Umum  Jaringan Jalan

Dalam dokumen 02 Gambaran Umum_edits Juli (Halaman 94-101)

NO INDIKATOR KEADAAN PADA TAHUN

R. PEMULASARAAN JENAZAH

3. Pekerjaan Umum  Jaringan Jalan

Hingga tahun 2013, total panjang jalan di Kabupaten Garut mencapai 4.750,59 km, yang terdiri dari jalan negara yang berupa jalan arteri primer yaitu Jalan Nagreg-Tasikmalaya yang melewati Limbangan dan Malangbong sepanjang 33,104 km dan jalan strategis nasional rencana sepanjang Pantai Selatan yang melewati Pameungpeuk terbentang dari Kecamatan Cibalong sampai Kecamatan Caringin (perbatasan Kabupaten Cianjur) sepanjang 71,93 km. Jalan Provinsi yang berupa Jalan Kolektor Primer yang terbentang dari perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang sampai ke Pantai Selatan Kabupaten Garut sepanjang 277,08 km dan jalan Strategis Provinsi Rencana dari Kecamatan Bungbulang sampai dengan Kecamatan Mekarmukti (ruas jalan Bungbulang-Cijayana) sepanjang 14,29 km, sedangkan jalan kabupaten yang merupakan jalan kolektor primer – sekunder yang menghubungkan antar kecamatan, perbatasan di seluruh Kabupaten sepanjang 828,76 km, dan jalan desa sepanjang 3.371,76 km.

Dalam kurun waktu tahun 2009-2013, kondisi tingkat kemantapan jalan kabupaten mengalami peningkatan dari sepanjang 486,63km atau 58,48% pada tahun 2009 menjadi sepanjang 534,45 km atau 64,49% pada tahun 2013. Kondisi ini berbanding lurus dengan peningkatan jalan kabupaten dalam kondisi baik dari sepanjang 275,45 km, atau 33,24 % pada tahun 2009 menjadi sepanjang 346,21 km atau 41,77% pada tahun 2013.

Tabel 2. 66

Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Tahun 2009-2013

N

o Indikator

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 2013

Km % Km % Km % Km % Km % 1 B a i k 275,45 33,24 305,00 36,80 323,77 39,07 305,99 36,89 346,21 41,77 2 Sedang 209,18 25,24 205,25 24,77 195,72 23,62 217,49 26,24 188,24 22,71 3 Rusak Berat 344,13 41,52 318,51 38,43 309,27 37,32 305,28 42,33 294,31 35,51 Jumlah 828,76 100 828,76 100 828,76 100 828,76 100 828,76 100 Keman- tapan 484,63 58,48 510,25 61,57 519,49 62,68 523,48 63,16 534,45 64,49

Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Garut.

Kondisi permukaan jalan kabupaten sampai dengan tahun 2013, meliputi aspal sepanjang 392,39km (47,35%), hotmix sepanjang 293,67km (35,43%), jalan batu sepanjang 140,40km (16,94%), tanah sepanjang 1,6km (0,19%), dan beton sepanjang 0,7km (0,08%). Sementara itu, jumlah jembatan di Kabupaten Garut mencapai 306 buah dengan total panjang jembatan 2.565,30 meter.

Tabel 2. 67

Kondisi Permukaan Jalan Kabupaten Tahun 2009 – 2013

N

o Kondisi

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Km % Km % Km % Km % Km % 1 Hotmix 244,01 29,44 280,31 33,82 280,01 33,79 285,67 34,47 293,67 35,43 2 Beton 0,7 0,08 0,7 0,08 0,70 0,08 3 Aspal 407,25 49,14 354,05 42,72 391,09 47,19 386,59 46,65 392,39 47,35 4 Batu 173,3 20,91 190,2 22,95 155,37 18,75 154,2 18,61 140,40 16,94 5 Tanah 4,2 0,51 4,2 0,51 1,6 0,19 1,6 0,19 1,60 0,19 Jumlah 828,76 100 828,76 100 828,76 100 828,76 100 828,76 100 Sumber: Dinas Binamarga Kab. Garut

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam urusan pekerjaan umum yang terkait jaringan jalan diantaranya : a) Terdapat titik simpul kemacetan di kawasan ruas jalan

nasional Limbangan-Malangbong, pada ruas jalan provinsi Bandung-Garut dan pada beberapa ruas jalan kabupaten. b) Tidak terlaksanannya penanganan pemeliharaan jalan

sesuai dengan rencana umur jalan.

c) Kerusakan jalan sebelum waktunya akibat sebagian besar jalan berada pada daerah rawan bencana, curah hujan/iklim basah yang berkepanjangan serta muatan berlebih.

Sumber Daya Air

Aspek penanganan sumber daya air terdiri dari aspek pendayagunaan sumber daya air, aspek konservasi sumber daya air dan aspek pengendalian daya rusak air merupakan upaya pengelolaan sumber daya air yang dilaksanakan melalui kegiatan yang bisa memberikan dampak positif terhadap pembangunan. Potensi sumber daya air yang besar di Kabupaten Garut tetapi belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik.

- Jaringan Irigasi

Irigasi merupakan usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang yang jenisnya meliputi irgasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak yang berfungsi mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Pada aspek infrastruktur jaringan irigasi, pembangunan difokuskan dalam upaya meningkatkan intensitas tanam padi sawah khususnya pada daerah Irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah seluas 11.771 Ha dengan jumlah bangunan bendung utama 23 buah, bangunan air pelengkap 1.630 buah dan panjang saluran sekunder 147 Km. Kondisi saluran irigasi teknis kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2013 mencapai 84 km dari 147 km (57,14%), meningkat 8,84% dari tahun 2012 yang hanya mencapai 71 km (48,30%). Kondisi rusak ringan mengalami penurunan 16,32% dari sepanjang 46 km (31,29%) pada tahun 2012 menjadi sepanjang 22 km (14,79%) pada tahun 2013. Sementara kondisi rusak berat mengalami peningkatan 7,48% dari sepanjang 30 km (20,41%) menjadi 41 km (27,89%). Tingkat Kemantapan Jaringan Irigasi Teknis

Kabupaten sampai tahun 2013 baru mencapai 57,14%, meskipun telah mengalami peningkatan 21,34% dari tahun 2010 sebesar 35,80%.

Tabel 2. 68

Perkembangan Kondisi Irigasi Teknis Kabupaten Tahun 2009-2013 Uraian

Daerah Irigasi Teknis Kabupaten 2009 / 2010 % 2011 % 2012 % 2013 % Panjang Saluran (km) 147 147 147 147 Areal (Ha.) 11.771 11.868 11.771 11.771 Saluran (Km) : 147 KM - Baik 48 32,65 59 40,14 71 48,30 84 57,14 - Rusak Berat 43 29,25 42 28,57 30 20,41 41 27,89 - Rusak Ringan 56 38,10 46 31,29 46 31,29 22 14,97 Bangunan Bendung (buah) : 23 Buah - Baik 5 21,74 9 39,13 11 47,83 14 60,87 - Rusak Berat 10 43,48 6 26,09 6 26,09 3 13,04 - Rusak Ringan 8 34,78 8 34,78 6 26,09 6 26,09 Bangunan Air (buah) :

1.630 Buah

- Baik 683 41,90 728 44,66 898 55,09 992 60,86 - Rusak Berat 727 44,60 637 39,08 421 25,83 213 13,07 - Rusak Ringan 220 13,50 265 16,26 311 19,08 425 26,07 Pintu (buah) : 662 Buah

- Baik 174 26,28 195 29,46 218 32,93 259 39,12 - Rusak Berat 317 47,89 309 46,68 297 44,86 278 41,99 - Rusak Ringan 171 25,83 158 23,87 147 22,21 125 18,89 Tingkat Kemantapan

Jaringan Irigasi (%) 35,80% 41,68% 48,44% 57,14%

Sumber: Dinas SDAP Kab. Garut

Jaringan irigasi desa merupakan jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa dengan kondisi jumlah bangunan bendung desa sebanyak 1.202 buah, bangunan air pelengkap sebanyak 1.020 buah dan panjang saluran irigasi desa mencapai 1.758 Km. Kondisi baik saluran irigasi desa pada tahun 2013 sepanjang 939 km (53,41%), atau mengalami peningkatan 4,55% dari kondisi tahun 2012 mencapai 859 km (48,86%),

sedangkan saluran irigasi desa dalam kondisi rusak berat tetap sebesar 32,48%. Sementara itu saluran irigasi desa dalam kondisi rusak ringan mengalami penurunan sebesar 4,55% dari sepanjang 328 km (18,66%) pada tahun 2012 menjadi sepanjang 248 km (14,11%) pada tahun 2013. Tingkat Kemantapan Jaringan Irigasi Desa sampai tahun 2013 baru mencapai 51,75%, meskipun telah mengalami peningkatan 20,32% dari tahun 2010 sebesar 31,43%.

Tabel 2. 69

Perkembangan Kondisi Irigasi Desa Tahun 2009-2013

Uraian 2009/ DAERAH IRIGASI DESA

2010 % 2011 % 2012 % 2013 % Panjang Saluran (km) 1758 1758 1758 1758 Areal (Ha) 45.931 59.685,30 45.931 45.931 Saluran (Km) : 1.758 km - Baik 615 34,98 739 42,04 859 48,86 939 53,41 - Rusak Berat 583 33,16 571 32,48 571 32,48 571 32,48 - Rusak Ringan 560 31,85 448 25,48 328 18,66 248 14,11 Bangunan Bendung (buah) : 1.202 Buah - Baik 420 34,94 468 38,94 512 42,60 580 51,75 - Rusak Berat 593 49,33 505 42,01 392 32,61 293 21,71 - Rusak Ringan 189 15,72 229 19,05 298 24,79 329 26,54 Bangunan Air (buah) :

1.020 Buah

- Baik 412 40,39 478 46,86 527 51,67 580 56,86

- Rusak Berat 438 42,94 426 41,76 399 39,12 380 37,25 - Rusak Ringan 170 16,67 116 11,37 94 9,22 60 5,88 Pintu (buah) : 39 Buah

- Baik 2 5,13 6 15,38 9 23,08 12 30,77

- Rusak Berat 31 79,49 29 74,36 26 66,67 23 58,97

- Rusak Ringan 6 15,38 4 10,26 4 10,26 4 10,26

Tingkat Kemantapan

Jaringan Irigasi (%) 31,43% 38,20% 44,97% 51,75%

Sumber: Dinas SDAP Kab. Garut , Tahun 2014

Tabel 2. 70

DAS SUB. DAS KondisiSub . DAS Saat

Ini (%) Nama Jumlah Panjang

(km) Nama Jumla h Panjan g (km) Cimanuk – Cisanggaru ng 1 58,60 Cimaragas cs. Sungai-sungai pada Sub. DAS bagian utara Garut

32 301,20 17,60

Ciwulan

-Cilaki 34 562,69 Cijeruk csSungai-sungai pada Sub. DAS bagian selatan Garut

50 309,46 20,36

Sumber: Dinas SDAP Kab. Garut , Tahun 2014

- Konservasi Sumber Daya Air

Konservasi sumber daya air disusun berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan disaat sekarang, tanpa mengorbankan hak dan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Sisi lain yang dikedepankan adalah upaya-upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan air, meliputi adanya rekayasa pemenuhan atau pendekatan ke-arah air ada dan air tersedia, memiliki akses penting di dalam umur keawetan ketersediaan air, media pembawa air, media pembuangan, dan budidaya. Sedangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan air baku untuk kebutuhan masyarakat baik perkotaan dan pedesaan pada tahun 2013 telah dilakukan pembangunan saluran pembawa berupa pipanisasi 6 kegiatan untuk melayani 600 KK dan pembangunan Sumur Air Tanah pada 19 (sembilan belas) titik lokasi untuk melayani 400 KK yang lokasinya tersebar di kabupaten Garut.

Pelaksanaan Pengelolaan kawasan lindung sumber air, termasuk penyediaan air baku, pembuatan embung sebanyak 6 kegiatan dan penurapan mata air 2 kegiatan.

Tabel 2. 71

Kondisi Perkembangan Embung dan Penurapan Mata Air Tahun 2013 Potens

i Lokasi Terbangun DibangunRencana DibangunBelum Saat Ini(%)Kondisi

288 Tersebar di 191 Desa Pada 33

Kecamatan 8 104 176 2,78

Tabel 2. 72

Kondisi Perkembangan Situ sampai dengan tahun 2013

Potensi Lokasi Terbangun DibangunRencana DibangunBelum Saat iniKondisi (%)

87 pada Wilayah

DAS Cimanuk Tersebar di 1964 desa pada 17 kec. 8 78 1 9,20 25 pada Wilayah DAS Ciwulan- Cilaki tersebar di 16 64 desa pada 7 kec. 2 20 3 8

Sumber: Dinas SDAP Kab. Garut , Tahun 2014

- Pengendalian Daya Rusak Air

Pengendalian daya rusak air merupakan upaya pengaturan keseimbangan hulu-hilir yang dilakukan secara teknis melalui kegiatan penanggulangan banjir, pemetaan genangan banjir, serta upaya pemulihan akibat bencana banjir. Pada tahun 2013, dalam upaya pengendalian banjir telah dilakukan Rekayasa Sipil/Konstruksi pada kawasan ordo 1 & 2 pada sebanyak 82 kegiatan Sub DAS, termasuk evaluasi dan pemeliharaan Sungai Perkotaan dan pengendalian banjir dengan 130 kegiatan Drainase perkotaan kecamatan, Desa/Kelurahan.

Selain hal tersebut telah dilakukan pembersihan pada 4 sub DAS yang sering atau berpotensi menimbulkan genangan akibat banjir terutama pada wilayah perkotaan kabupaten dan Kecamatan.

Tabel 2. 73

Kondisi Perkembangan Drainase/Saluran Drainase Perkotaan Tahun 2013

SUB. DAS (Saluran Drainase Perkotaan)REGION DRAINASE

Kondisi Baik Drainase Perkotaan (%) Nama Jumlah Panjang

(km) Nama Jumla h Panjang(km) Cigulampen g 1 5,98 Region: A2-A3, A3-B3, B2-B3, B3-C3. 4 13,22 54,86

Ciwalen 1 6,28 Region:A2-A3, B2-B3,

B3-C3,C2-C3 4 11,78 52,24 Cikendi 1 4,66 Region: A1-A2, A2-B2, B1-B2,B2-C2, C1-C2 4 13,85 40,18 Cimaragas / 1 4,73 Region: 4 14,40 43,60

SUB. DAS (Saluran Drainase Perkotaan)REGION DRAINASE

Kondisi Baik Drainase Perkotaan (%) Nama Jumlah Panjang

(km) Nama

Jumla

h Panjang(km)

Cipeujeuh A1-A2, A1-B1,B1-B2, B1-C1,

C1-C2

Sumber: Dinas SDAP Kab. Garut , Tahun 2014

Dalam dokumen 02 Gambaran Umum_edits Juli (Halaman 94-101)