• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan (Sulistyawati, 2013; h. 12).

Menurut WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yang membantu individu/pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif

tertentu menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Sulistyawati, 2013; h. 13).

Jadi, kesimpulannya dari keluarga berencana adalah tindakan untuk mengukur jumlah, jarak anak, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, dan mendapat kelahiran yang diinginkan dalam keluarga.

b. Tujuan

Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil ssuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagiaan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini sesuai dengan teori Alex Inkeles dan David Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan sekadar perkara pemasok modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkansesuatu yang mampu mengembangkan sarana yang berorientasi pada masa sekarang dan masa depan, memiliki kesanggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat mengubah alam, bukan sebaliknya (Sulityawati,2013; h. 13).

c. Penapisan Klien

Tujuan penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (misal pil KB, suntikan atau AKDR) adalah untuk menentukan apakah ada :

1) Kehamilan

2) Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus

3) Masalah (misal DM, Hipertensi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut (Affandi, 2012; U-9) d. Macam-macam metode kontrasepsi

Macam-macam metode kontrasepsi antara lain : 1) Metode MAL

a) MAL (Metode Amenore Laktasi)

Metode Amenore Laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya. MAL dapai dipakai sebagai kontrasepsi apabila : menyusui secara penuh ≥ 8 kali

sehari, belum haid, umur bayi < 6 bulan. (1) Keuntungan :

(a) Efektivitas tinggi (keberhasilan 98 % pada enam bulan pasca persalinan

(b) Segera efektif

(c) Tidak mengganggu senggama

(d) Tidak ada efek samping secara sistemik (e) Tidak perlu pengawasan medis

(f) Tanpa biaya

(2) Kekurangan: perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit

pascabersalin, pmungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial, efektivitas tinggi hanya sampai kembalinnya haid dan sampai 6 bulan, tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus Hepatitis B/HPV dan HIV/AIDS (Affandi, 2012; MK-1-2).

2) Metode Sederhana a) Kondom

Kondom merupakan bahan karet (lateks), polyuretan (plastik), atau bahan sejenis yang kuat, tipis, dan elastis. Efektivitas yaitu kondom harus ditempatkan sebelum penis mendekati genetalia wanita karena virus HIV dapat ditemukan dalam cairan pra ejakulasi, saat menggunakan kondom ujung datar harus disediakan ruang sepanjang ½ inci yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan semen, untuk mengurangi kemungkinan kondom robek pada saat ejakulasi, karena penis menjadi kaku setelah ejakulasi, sangat penting bagi para pria intuk menarik penisnyadari vagina segera ejakulasi sambil memegang ujung kondom untuk mencegah kebocoran semen dari ujung kondom yang terbukasehingga kondom tidak dapat masuk ke dalam vagina saat pria menarik penisnya kembali (Varney, 2007; h. 435).

b) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Manfaat efektif apabila penggunaan benar, tidak mengganggu ASI, tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya, dan perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS. Keterbatasannya efektivitas sedang (bila digunakan spermisida angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per tahun), keberhasilan mengikuti cara penggunaan, dapat mengakibatkan efek samping infeksi saluran uretra, pasca hubungan 6 jam alat harus masih berada di posisinya (Affandi, 2012; h. MK-21- MK-22).

c) Spermisida

Spermisida adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan

sampai mematikan spermatozoa yang digunakan

menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan sekitar 5-10 menit, hubungan seksual dapat dilakukanagar spermasid dapat berfungsi. Metode ini dikembangkan seperti foam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan jeli. Kekurangan spermisida adalah merepotkan menjelang hubungan senggama, nilai kepuasan berkurang, dapat menimbulkan iritasi atau alergi, kejadian hamil tinggi sekitar

30-35 % karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu cepat melakukan senggama (Manuaba, 2010; h. 597). d) Koitus interuptus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Manfaatnya yaitu efektivitas bila dilaksanakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek samping, tidak membutuhkan biaya. Keterbatasannya adalah efektivitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan sanggama terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun), efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis, dan memutus kenikmatan dalm berhubungan seksual (Affandi, 2012; h. MK-15, MK-16). e) Pantang berkala

Syarat utama pantang berkala adalah patrun menstruasi teratur dan kerjasama dengan suami harus baik. Kegagalan cukup tinggi apabila patrun menstruasinya tidak teratur, apalagi kerjasama dengan suami tidak memungkinkan.patrun menstruasi teratu merupakan syarat penting karena dengan menstruasi teratur dapat

memberikan masa subur. Ovum yang baru dilepaskan belum mampu untuk dibuahi karena pembungkus korona radiata masih tebal sehingga tidak dapat ditembus oleh spermatozoa, setelah 12 jam ovum baru dapat dibuahi. Ovum hidup hanya 48 jam dan tempatnya di kanalis tuba fallopi dan siap untuk dibuahi. Spermatozoa yang ditumpahkan dalam vagina banyak mengalami kematian hanya sekitar masa subur yaitu hari ke 12sampai ke 19 menstruasi, spermatozoa dapat masuk ke dalam rahim melalui kanalis servikalis. Metode pantang berkala ini dikenal 2 sistem, yaitu menggunakan sistem kalender dan menggunakan penilaian suhu basal (Manuaba, 2010; h. 594).

3) Kontrasepsi Hormonal a) Pil

(1) Kontrasepsi ini ada dua macam pil yaitu pil estrogen dan progesteron. Sifat khas kontrasepsi hormonal

dengan komponen estrogen menyebabkan

pemakainya mudah tersinggung, tegang, retensi air dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorea, menimbulkan

perlunakan serviks. Sedangkan komponen

kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.

(2) Cara meminum pil : minumlah pil KB dengan teratur, bila lupa, pil KB yang harus diminum menjadi dua buah, bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum beradaptasi, gangguan ringan dalam bentuk mual dan muntah, sebaiknya diatasi.

(3) Keuntungan: apabila meminum pil dengan teratur dan benar dijamin berhasil 100%, dapat dipakai pengobatan terhadap bebrapa masalah, pengobatan penyakit endometriosis, dapat meningkatkan libido. (4) Kerugian: harus minum pil secar teratur, dalam waktu

panjang dapat menekan funsi ovarium,penyulit ringan (BB bertambah, rambut rontok, tumbuh acne, mual sampai muntah), memengaruhi fungsi hati dan ginjal (Manuaba, 2010; h. 599-600).

b) Mini pil

Mini pil adalah pil yang hanya berisi hormon progestin dan cocok untuk ibu sedang menyusui.

(1) Jenis Minipil : berisi 35 pil (300 µg levonogestrel) dan berisi 28 pil (75 µg desogestrel).

(2) Efektivitas : sangat efektif (98,5%). Pada pengguna mini piljangan sampai terlupa meminumnya dan terjadi diare atau muntah, karena akibatnya kemungkinan

terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obatan mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontrasepsi mini pil terganggu.

(3) Keuntungan : sangat efektif bila digunakan secara

benar, tidan mengganggu senggama, tidak

mengganggu menyusui, kesuburan cepat kembali, tidak mengandung estrogen.

(4) Kekurangan : hampir 30-60% mengalami gangguan haid, peningkatan/penurunan berat badan, payudara menjadi tegang, apabila satu pil tidak diminum kegagalan akan menjadi lebih besar, tidak melindungi diri dari IMS/HIV/AIDS (Affandi, 2012; h. MK 51-52). c) Pil Kondar

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubungan seksual yang tidak terlindung dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan (Manuaba, 2010; 617).

d) Suntik Kombinasi

(1) Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg

Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.

(2) Efektivitas : sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan (BPPPK, 2012; h. MK-36).

e) Suntik Progestin

(1) Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:

(a) Depo Medroksiprogesteron Asetat , mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM )didaerah bokong.

(b) Depo Noretisteron Enantat, yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.

(2) Efektivitas : mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahunnya, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (Affandi, 2012; h. MK 43-44). (3) Keuntungan : sangat efektif, pencegahan kehamilan

jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak seriusterhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, klien tidak perlu

menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenoupose, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul, dan menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell). ((Affandi, 2012; h. MK-44)

(4) Keterbatasan: sering ditemukannya gangguan haid seperti siklus haid yang memendek/memanjang, perdarahan banyak/sedikit, perdarahan tidak teratur atau spotting dan tidak haid sama sekali, sangat bergantung pada sarana kesehatan (harus kembali pada suntikan), tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya, kesuburan kembali terlambat setelah penghentian pemakaian, karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari Deponya, pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, dan jerawat, hal yang perlu diperhatikan adalah selama 7 hari setelah suntikan pertama, tidak boleh melakukan hubungan seksual. (Dewi L, Sunarsih T, 2013; h. 80)

f) Implan

(1) Kontrasepsi ini mempunyai mekanisme kerja yaitu, (1) implan membuat lendir serviks tidak kondusif bagi sperma, (2) menghambat ovulasi pada sedikitnya 50% siklus wanita.

(2) Kontraindikasi : kehamilan (diketahui atau dicurigai), perdarahan genetalia abnormal, tromboflebitis, penyakit hati, kanker payudara (diketahui atau dicurigai).

(3) Keefektivan : kontrasepsi ini terganggu apabila wanita

menggunakan obat-obatan untuk mengobati

tuberkulosis misalnya Rifampin atau aktivitas kejang.

Beberapa wanita harus menggunakan metode

kontrasepsi penunjang ketika menggunakan obat-obatan ini dan selama dua minggu setelah menyelesaikan terapi obat.

(4) Efek samping :Perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan Nyeri kepala (Varney, 2007; h. 485-486). g) Kontrasepsi dalam Rahim

(1) AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.

(2) Keuntungan :

(a) Pemasangan tidak memerlukan teknis medis yang sulit

(b) Kontrol medis yang ringan

(c) Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik.

(3) Kerugian :

(a) Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ (b) Terdapat perdarahan

(c) Leukorea, sehingga waktu senggama terasa lebih basah

(d) Dapat terjadi infeksi

(e) Tingkat akhir infeksi dapat terjadi kemandulan primer atau sekunder.

(f) Tali AKDR dapat menimbulkan luka portio uteri dan mengganggu hubungan seksual (Manuaba, 2010; h. 611).

h) Kontrasepsi Mantap (1) Tubektomi

(a) Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin anak lagi.

(b) Efektivitas : kurang dari 1 kehamilan per 100 (5 per 1000) perempuan pada tahun pertama penggunaan.

(c) Keuntungan : mempunyai efek protektif terhadap kehamilan dan penyakit radang panggul, efek protektinya adalah kanker ovarium.

(d) Manfaat : sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan), tidak mempengaruhi menyusui, tidak bergantung pada faktor senggama, pembedahan sederhana, tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada perubahan dalam memproduksi hormon ovarium).

(e) Kekurangan : harus dipertimbangankan sifat permanen ini tidak dapt dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi, rasa sakit, dilakukan oleh dokter yang terlatih, tidak melindungi diri dari IMS, HIV/AIDS.

(f) Indikasi : usia >26 tahun, paritas > 2, pascapersalinan, pascakeguguran, paham dan sukarela setuju dengan prosedur.

(g) Kontra indikasi: hamil (diketahui/dicurigai), perdarahn pervaginal, tidak boleh menjalani proses pembedahan, kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan, belum memberikan persetujuan tertulis (Affandi, 2012; h. MK-89-93).

(2) Vasektomi

(a) Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin anak lagi.

(b) Efektivitas : selama masa pengosongan sperma dari vesikula seminalis (20 kali ejakulasi menggunakan kondom) maka kehamilan hanya terjadi pada 1 per 100 perempuan pada tahun pertama penggunaan, pada tahun pertama penggunaan dapat terjadi kehamilan 2-3 per 100 perempuan, selama 3 tahun penggunaan terjadi sekitar 4 kehamilan per 100 perempuan, jika

terjadi kehamilan setelah vasektomi

kemungkinannya adalah: pengguna tidak

menggunakan metode tambahan saat senggama dalam 3 bulan pertama pascavasektomi, oklusi vas deferens tidak tepat, rekanalisasi spontan. (c) Manfaat : hanya sekali aplikasi dan efektif dalam

jangka panjang, tinggi tingkat rasio esfisiensi biaya dan lamanya penggunaan kontrasepsi.

(d) Kekuranagan : permanen, perlu pengosongan depot sperma di vesika seminalis sehingga perlu 20 kali ejakulasi, risiko dan efek samping pembedahan kecil, ada nyeri, perlu tenaga

pelaksana terlatih, tidak melindungi diri terhadap IMS, HIV/AIDS (Affandi, 2012; h. MK-95-97). B. TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pendokumentasian asuhan kebidanan dengan cara 7 langkah

Dokumen terkait