• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga Berencana

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1.7 Keluarga Berencana

2.1.7.1Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana menurut WHO (1970) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mengetahui kelahiran yang diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontorl waktu pada saaat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004).

Sedangkan menurut BKKBN (1998) keluarga berncana artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak anda dan mengatur sendiri kapan anda ingin hamil atau salah satu usaha masalah kependudukan sekaligus merupakan bagian terpadu dalam program pembagunan nasional yang bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, budaya penduduk Indonesia agar dapt dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.

Keluarga Berencana (KB) adalah meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta dan bangsa pada umumnya, meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehinga pertambahan pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan produksi. Keluarga Berancana merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spasing) atau membatasi (limting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemingkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).

Dari beberapa definisi diatas mengenai Keluarga Berencana (KB), maka peneliti menarik kesimpulan bahwa Keluarga Berencana adalah perencanaan pasangan suami istri untuk mengatur dan menentukan jumlah anak yang diinginkan yang dilakukan secara berkelanjutan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Keluarga Berencana juga merupakan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa serta menekan pertumbuhan penduduk agar terciptanya kesejahteraan. 2.1.7.2Tujuan dan Manfaat Keluarga Berencana

1. Tujuan Keluarga Berencana

Program keluarga berencana adalah program nasional yang bertujuan untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk tersebut. Selain itu terdapat beberapa tujuan lain yang dapat dicapai dengan program keluarga berencana, yaitu:

a. Mengingkatkan kesejahteraan ibu dan anak b. Meningkatkan harapan hidup

d. Mengurangi angka kematian ibu hamil dan melahirkan

Dengan program keluarga berncana ini kita dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia sehigga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan produksi nasional.

2. Manfaat Keluarga Berencana

Program keluarga berncana ini banyak memberi manfaat terutama bagi ibu yang sedang hamil. Dengan program ini kita dapat mengatur jumlah dan jarak kehamilan sesuai dengan keiinginan, sehingga kesehatan ibu dapat terjamin secara medis atas program keluarga berncana yang ikuti dan sarankan.

Dengan keluarga berncana maka dapat mencegah munculnya bahaya akibat:

a. Kehamilan terlalu dini b. Kehamilan yang terlambat

c. Kehamilan yang terlalu dekat jaraknya d. Kehamilan yang terlalu sering

Kehamilan seperti ini data menimbulkan bahaya kematian bagi ibu dan bayinya. Namun, dengan program keluarga berncana, hal ini dapat dicegah sehingga kesehatan ibu terjamin. Dengan membatasi jumlah anak, maka juga akan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, karena dengan jumlah anak berkurang dibandingkan dengan keluarga yang memiliki banyak anak.

1. Sasaran Program KB

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2009-2014 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.

2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi6 persen.

4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.

5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.

7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

2. Ruang Lingkup KB

Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

2.1.7.4Kebijakan dan Program-Program Keluarga Berencana

Menurut Rencana Strategi (Renstra) BPMPKB TA 2009, kebijakan dalam program-program Keluarga Berencana adalah sebagai berikut:

Kebijakan Bidang Keluarga Berencana (KB), adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan akses informasi dan kualitas pelayanan KB dan KR.

b. Meningkatkan akses pria terhadap informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan KB dan KR.

c. Meningkatkan pembinaan KIE dan pelayanan kesehatan reproduksi guna penaggulangan masalah kesehatan reproduksi.

d. Meningkatkan pembinaan dan mengintegrasikan informasi dan pelayanan konseling bagi remaja tentang kehidupan seksual yang sehat, HIV/AIDS, NAPZA, dan perencanaan perkawinan melalui kegiatan pembinaan kelompok remaja dan instansi masyarakat lainnya.

e. Meningkatkan ketahanan keluarga dalam kemapunan penguasaaan penumbuhkembangan anak, pembinaan kesehatan ibu, bayi, anak dan remaja, serta pembinaan lingkungan keluarga secara terpadu melaui kelompok kegiatan bina keluarga dan pendidikan anak usia dini.

f. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga dalam kegiatan usaha ekonomi produktif, termasuk pengetahuan dan keterampilan usaha, serta fasilitas dalam mengakses sumber modalnya.

g. Memaksimalkan upaya-upaya advokasi, promosi dan KIE keluarga berncana dan memberdayakan untuk peneguhan dan kelangsungan program serta pembinaan kemandidrian institusi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan KB.

h. Meningkatka kualitas pengelolaan manajemen pembangunan keluarga berncana, termasuk pengelolaan SDM, data dan informasi.

(RENSTRA KB BPMPKB Kota Serang, 2009)

Program pelayanan Kontrasepsi, sasaran tercapainya target perolehan peserta KB baru maupun akseptor aktif.

Kegiatan:

1. Pelayanan konseling KB

2. Pelayanan pemasangan kontrasepsi 3. Pengadaan alat kontrasepsi

4. Pelayanan KB Medis Oprasi.

(RENSTRA KB BPMPKB Kota Serang, 2009)

2.1.7.5VISI BPMPKB

“Terwujudnya masyarakat yang mandiri, Perempuan dan Anak Berkualitas, Semmua Keluarga Ikut Kelurga Berncana dan Sejahtera” (RENSTRA KB BPMPKB Kota Serang, 2009:20).

2.1.7.6MISI BPMPKB

1. Terwujudnya kemapuan dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan

2. Mewujudkan keadilan dan kesejahteraan gender dan pengarusutamaan HAk anak serta perlindungan bagi perempuan dan anak.

3. Mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera (RENSTRA KB BPMPKB Kota Serang, 2009:20-21).

2.1.7.7 Jenis-Jenis Kontarasepsi A. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata „kontra‟ yang berarti

mencegah/menghalangi dan „konsepsi‟ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi.

Tingkat efektivitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontrasepsi yang

memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik,

patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi.

B. Jenis- Jenis kontrasepsi

Yang dibahas disini adalah jenis kontarsepsi yang banyak digunakan di Indonesia, yaitu:

1. Kondom

Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara mengentikan sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari latex (karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita terbuat dari polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom pria antara 85-98 % sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %. 2. Suntik

Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progestogen yang menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik

kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya.

3. Implan

Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat

hormon progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama seperti pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom untuk minggu pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut. 4. IUD & IUS

IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia. Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD tidak

memberikan perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi IUD dapat diketahui. 5. Pil Kontrasepsi ( Pil KB )

Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen & progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja

dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi.

Dokumen terkait