• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Kecamatan Taktakan merupakan salah satu yang termasuk pada wilayah kota Serang Provinsi Banten. Berdasarkan Data dari Kecamatan Taktakan luas wilayah yang dimiliki Kecamatan Taktakan yaitu 57,98 Km², dengan batas-batas Kecamatan sebagai berikut:

a. Utara : Kecamatan Kramat Watu b. Selatan : Kecamatan Pabuaran

c. Barat : Kecamatan Waringin Kurung dan Gunung Sari d. Timur : Kecamatan Serang dan Cipocok Jaya

Kecamatan Taktakan merupakan pusat wilayah pengembangan bagian barat dari Kota Serang. Wilayah pengembangan bagian barat ini diarahkan dengan fungsi utama perkantoran, perdagangan, perumahan dan fasilitas umum dengan pusatnya daiarahkan di Desa Drangong dan Taman Baru. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Taktakan sebagian besar merupakan daratan, denga ketinggia rata-rata kurang dari 500 m dari permukaan lautan.

Secara administrasi wilayah Kecamatan Taktakan terbagi menjadi 94 Rukun Warga (RW), 230 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah penduduk 78.184 jiwa, yang terdiri dari 40.438 jiwa laki-laki, dan 37.746 jiwa perempuan. Kecamatan Taktakan berjarak ± 5,8 km dari kantor gubernur Banten dan 12,6 km dari kantor walikota Serang.

Tabel 4.1

Data Jumlah Penduduk Kecamatan Taktakan

Sumber : Kecamatan Taktakan tahun 2010

No Nama Desa Jumlah Penduduk

L P L+P 1 Cilowong 3755 3527 7282 2 Sayar 2765 2575 5340 3 Sepang 3831 3737 7568 4 Pancur 2156 2031 4187 5 Kalang Anyar 1697 1528 3225 6 Kuranji 1916 1756 3672 7 Panggung Jati 3260 2979 6239 8 Drangong 8919 8267 17186 9 Taktakan 3510 3338 6848 10 Umbul Tengah 2210 2098 4308 11 Lialang 2720 2514 5234 12 Taman Baru 2720 3396 7095 Jumlah 40438 37746 78184

Tabel 4.2

Jumlah Rumah Tangga dan Mata Pencaharian Sebagian Besar Penduduk di Kecamatan Taktkan Tahun 2010

Sumber : Kecamatan Taktakan tahun 2011

Mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Taktakan terdiri dari bidang pertanian, jasa, dan perdagangan. Tetapi sebagian besar mata pencaharian utamanya adalah di bidang pertanian, hampir diseluruh desa, hanya desa Drangong yang mata pencahariannya mengarah pada bidang perdagangan dan jasa. Sedangkan jasa dan pertanian merupakan mata pencaharian desa sepang dan panggung jati.

No Nama Desa Jumlah Rumah

Tangga

Mata Pencaharian

1 Cilowong 1328 Pertanian

2 Sayar 1026 Pertanian

3 Sepang 1656 Pertanian, Jasa

4 Pancur 801 Pertanian

5 Kalang Anyar 529 Pertanian

6 Kuranji 615 Pertanian

7 Panggung Jati 1214 Pertanian, Jasa

8 Drangong 3959 Perdagangan, Jasa

9 Taktakan 1208 Pertanian

10 Umbul Tengah 720 Pertanian

11 Lialang 1156 Pertanian

12 Taman Baru 1699 Pertanian

Tabel 4.3

Jumlah Sarana Pelayanan KB di Kecamatan Taktakan Tahun 2010

Sumber :Kecamatan Taktakan Tahun 2010

Setiap desa di Kecamatan Taktakan memiliki Pos KB masing-masing memiliki satu pos KB kecuali desa Drangong dan Taman Baru. Pos KB di masing-masing desa ini agar dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi mengenai program KB dan memudahkan petugas penyuluh lapangan dalam mendata dan memberikan informasi dan layanan KB kepada masyarakat. Sedangkang Posyadu yang ada di kecamatan berjumlah 75, di desa Drangong terdapat 18 Posyadu jumlah tersebut paling banyak dari desa lainya. Posyadu (Pos Layanan

No Nama Desa KKB PKBRS Pos KB Posyandu

1 Cilowong - - 1 7 2 Sayar - - 1 6 3 Sepang - - 1 6 4 Pancur 1 - 1 6 5 Kalang Anyar - - 1 4 6 Kuranji - - 1 5 7 Panggung Jati - 1 1 5 8 Drangong - - 2 18 9 Taktakan 1 - 1 6 10 Umbul Tengah - - 1 4 11 Lialang - - 1 4 12 Taman Baru 1 1 2 4 Jumlah 3 2 14 75

Terpadu) yang ada yaitu sebagai pos pelayanan kesehatan yang dikelola dan untuk masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan KB kesehatan dalam rangka pencapaian kesehatan keluarga yang baik. Kemudian ada PKBRS dan KKB (Kelompok KB) di Desa Pancur, Desa Taktakan dan, Taman Baru masing-masing satu yang merupakan wadah organisasi yang anggotanya terdidi dari seluruh keluarga dalam satu rukun tetangga yang secara sukarela berperan aktif mengelola program KB Nasional di tingkat rukun tetangga.

Tabel 4.4

Jumlah Akseptor KB Menurut Alat/Cara Kontarasepsi yang Digunakan di Kecamatan Taktakan Tahun 2010

No Desa IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom

1. Cilowong 6 17 14 29 620 144 35 2. Sayar 6 30 19 115 479 108 33 3. Sepang 33 16 13 23 832 127 18 4. Pancur 12 26 15 35 456 98 23 5. Kalang Anyar 9 5 4 28 417 95 20 6. Kuranji 23 7 6 21 450 126 16 7. Panggung Jati 41 13 9 30 413 508 26 8. Drangong 173 12 8 57 1195 388 32 9. Taktakan 9 13 10 30 435 168 21 10. Umbul Tengah 18 8 9 26 313 88 18 11. Lialang 39 12 9 24 324 69 24 12. Taman Baru 136 9 11 29 597 52 20 Jumlah 535 168 127 447 6531 1971 286

Sumber: pengawas PLB Kecamatan Taktakan tahun 2010

Alat kontrasepsi yang lebih banyak digunakan oleh masyarakat Kecamatan Taktakan yaitu suntik berjumlah 6531. Karena suntik lebih ekonomis dari alat yang lainnya. Desa

Drangong lebih banyak menggunakan alat suntik. Sedangkan alat kontrasepsi yang paling sedikit digunakan yaitu MOW (Medis Oprasi Wanita) dan MOP (Medis Oprasi Pria) yang merupakan kontrasepi mantap untuk mengakhiri kelahiran. Desanya yaitu desa Kalang Anyar yang hanya berjumlah 4 orang dan 5. Ini disebabkan karena masih tabunya dengan cara oprasi. Mereka lebih memilih cara yang lebih umum dan mudah. IUD (Intra Uterine Device) dan Implan juga alat/cara yang banyak juga dipilih oleh para Akseptor karena pemakaiannya efektif selama 3 tahun. IUD (Intra Uterine Device) yaitu alat kecil berbentuk huruf T yang lentur yang diletakan di dalam rahim. Sedangkan implan dibagaian kulit lengan atas, alatnya berbentuk batang yang mengandung hormon progestogen untuk mencegah kehamilan. Dalam mengurusi hal-hal yang terkait masalah KB dan Program KB di tingkat kecamatan diurusi oleh UPT BPMPKB Kecamatan yang merupakan kepanjangan tangan dari BPMPKB Kota Serang sebagai lembaga teknis yang dibentuk untuk mengurusi masalah sosial dan keluarga berencana (KB) di tingkat kota, untuk itu BPMPKB kota membentuk UPT BPMPKB ditiap kecamatan dan salah satunya adalah di UPT BPMPKB Kecamatan Taktakan.

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan dari hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori George C. Edward III, yaitu model Direct and Indirect Impact on Implementation . Adapun dalam melakukan penilaianya dengan mengacu pada empat faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan, antara lain:

1. Sumberdaya, terdapat empat indikator yang dipakai, yaitu: staf, informasi, wewenang dan fasilitas;

2. Komunikasi, terdapat tiga indikator yang dipakai yaitu: tranmisi, kejelasan dan konsistensi;

3. Disposisis, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu: pengangkatan birokrat, dan inisiatif;

4. Struktur birokrasi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu: standar operating prosedurs (SOP) dan fragmentasi.

Teori tersebut menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) Di Kecamatan Taktakan Kota Serang adalah melihat dari ke empat faktor tersebut mengenai keberhasilan pelaksanaan suatu Kebijakan. Mengingat bahwa jenis dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan serta data atau hasil dokumentasi lainnya.

Dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman, data-data tersebut dianalisis selama proses penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui wawancara, dokumentasi maupun observasi dilakukan reduksi untuk dapat mencari tema dan polanya dan diberikan kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan masalah penelitian serta dilakukan kategorasi. Dalam penyusunan jawaban penelitian, penelitian memberikan kode pada aspek tertentu:

1. Kode A sampai D menandakan indikator pertanyaan

2. Kode Q1, 2,3 ,4 dan seterusnya menandakan daftar urutan pertanyaan 3. Kode I1-I8 menandakan daftar urutan informan

Setelah peneliti memberikan kode-kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian sehingga tema dan polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian lapangan dengan membaca dan menelaah jawaban tersebut dan mencari data penunjang yang akan memperkuat hasil penelitian lapangan. Mengingat hal ini adalah penelitian kualitatif dengan tidak menggeneralisasikan jawaban penelitian, maka semua jawaban yang dikemukakan oleh informan dalam pembahasan penelitian yang disesuaikan dengan teori George C. Edward III. Berdasarkan teori George C. Edward III berikut ini kategori yang disusun oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian dilapangan:

Tabel 4.5 Indikator Pertanyaan

Indikator Informan

A. Sumberdaya merupakan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan. Indikatornya meliputi:

1. Staf: Jumlah dan latar belakang pendidikan 2. Informasi: Cara pelaksanaan kegiatan dan

kepatuhan dari pelaksana dan pelaku kebijakan 3. Wewenang: Kepentingan yang mempengaruhi

dari pelaksanaan Program Keluarga Berencana 4. Fasilitas: Sarana dan prasarana lain yang

mendukung dalam kebijakan

Kasubag KB BPMPKB Kota Serang, Kasubag UPT BPMPKB Kecamatan Taktakan, PLKB Kecamatan, Tokoh Masyarakat, Kader dan Peserta KB B. Komunikasi adalah suatu kegiatan manusia untuk

menyampaikan apa yang menjadi pemikiran dan perasaannya, harapan atau pengalamannya kepada orang lain. Indikatornya meliputi:

1. Tranmisi: penyaluran komunikasi melalui penyuluhan kepada masyarakat mengenai tujuan dan manfaat program Keluarga Berencana

2. Kejelasan: penyampain informasi yang

diberikan kepada pelaku kebijakan harus jelas, akurat.

3. Konsistensi: pelaksana dan pelaku kebijakan

Kasubag KB BPMPKB Kota Serang, Kasubag UPT BPMPKB Kecamatan Taktakan, PLKB Kecamatan, Tokoh Agama, dan Masyarakat

haruslah konsisten

C. Disposisis adalah sikap para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan. Indikatornya meliputi: 1. Pengangkatan Birokrat: personil pelaksana

kebijakan memiliki dedikasi

2. Insentif: insentif bagi pelaksana kebijakan memiliki dedikasi

Kasubag KB BPMPKB Kota Serang dan kader

D. Struktur birokrasi merupakan pelaksana sebuah kebijakan yang telah diputuskan dengan

melakukan koordinasi dalam rangka melaksanakan kebijaka. Indikatornya meliputi:

1. Standar operating prosedurs (SOP): para

pegawai atau pelaksana melaksanakan kegiatan pelayanan KB dan penyuluhan sesuai dengan standar atau aturan yang telah ditetapkan 2. Fragmentasi: kerja sama dan koordinasi antar

pelaksanaan program Keluarga Berencana

Kasubag KB BPMPKB Kota Serang, PLKB Kecamatan, Kader dan Masyarakat (Sumber: Peneliti, 2011)

Berdasarkan kategori diatas, maka peneliti membuat matriks agar data yang ada dari hasil kategorisasi dapat dipahami secara keseluruhan oleh para pembaca. Adapun setelah dilakukan kegiatan tersebut kemudian peneliti mencoba menganalisis kembali untuk mencari kesimpulan yang signifikan selama adanya sisa waktu penelitian dengan mencari kembali data dan informasi dari berbagai sumber. Setelah data dan informasi yang dipaparkan bersifat jenuh, artinya telah ada pengulangan informasi yang sama atas setiap jawaban sehingga tidak ada lagi yang di pertanyakan. Maka kesimpulan tersebut dapat diambil untuk dijadikan jawaban dalam pembahasan masalah penelitian.

4.2.2 Daftar informan

Informan dalam penelitian ini adalah stakeholder (semua pihak) pelaksana Program Keluarga Berencana di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Berikut ini akan diuraikan daftar informan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 4.6 Daftar Informan No Kode

Informan (i)

Unsur Jabatan / Status Informan

1 I1. Pemerintah Kasubag KB BPMPKB Kota Serang

2 I1. Kasubag UPT BPMPKB Kecamatan Taktakan

3 I1., Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana

(PPLKB) Kecamatan Taktakan

4 I2. Tokoh

Masyarakat

Kader posyandu/ KB

5 I2. Ulama/ Uzstad di Kecamatan Taktakan

6 I2. Tokoh Masyarakat

7 I3 Akseptor Peserta KB dari Desa yang berbeda

8 I4 Non Akseptor Bukan peserta KB dari Desa yang berbeda

(Sumber: Peneliti, 2011)

Keterangan Informan:

1. Apay Supardi S. IP, M. Si (47 Tahun), Kasubag Keluarga Berencana (KB) Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Serang (I1.1)

2. Ibu Sri Endah, S. Sos (56 Tahun), Kasubag UPT Badan Pemberdayan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kecamatan Taktakan Kota Serang (I1.2)

3. Para Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (I1) Di kecamatan Taktakan yang terdiri atas:

A. Bapak Indra Cahyadi, S. Sos. I, MM. (34 Tahun), Petugas Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Taktakan (I1.3)

B. Bapak Panji Gerhana (26 Tahun), Petugas Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Taktakan (I1.4)

4. Para Kader Posyandu/KB (I2) Di Kecamatan Taktakan yang terdiri atas: A. Ibu Diah (43 Tahun), Ketua Forum Kader Kecamatan Taktakan

B. Ibu Anah Dodi (48 Tahun), Kader di Desa Taman Baru (I2. 2) C. Ibu Sarniah (27 Tahun), Kader di Desa Pancur (I2. 3)

D. Ibu Saniati (38 Tahun), Kader di Desa Panggung Jati (I2. 4) E. Ibu Imas (27Tahun), Kader di Desa Drangong (I2. 5)

F. Ibu Halimah (29Tahun), Kader di Desa Umbul Tengah (I2.6) 5. Para Tokoh Agama (I2) terdiri atas:

A. Ustad Hambali (34 Tahun), Tokoh Agama di Desa Taktakan (I2.7) B. Ustad Ruli (33 Tahun), Tokoh Agama di Desa Taktakan (I2.8) 6. Para Tokoh Masyarakat (I6) terdiri dari:

A. Bapak Ulfi (45 Tahun), Tokoh Masyarakat di Desa Taktakan (I2.9) B. Bapak Nurdin (44 Tahun), Kepala Desa Panggung Jati (I2. 10) 7. Akseptor/Peserta program Keluarga Berencana (KB) (I3) yaitu:

A. Ibu Sahriah (47Tahun), peserta KB aktif Desa Panggung Jati (I3.1) B. Ibu Jenab (37Tahun), peserta KB aktif Desa Kalang anyar (I3. 2) C. Ibu Munawah (35Tahun), peserta KB aktif Desa Kalang Anyar (I3.3) D. Ibu Eniah (28 Tahun), peserta KB aktif Desa Taktakan (I3. 4)

E. Ibu Sarmunah (35 Tahun), peserta KB aktif Desa Lialang (I3.5) F. Ibu Narti (30 Tahun), peserta KB aktif Desa Taman Baru (I3.6) G. Ibu Sumiyati (34 Tahun), peserta KB aktif Desa Pancur (I3.7) H. Ibu Misneni (32 Tahun), peserta KB Baru Desa Sepang (I3.8) I. Ibu Asnawati ( 34 Tahun), peserta KB Baru Desa Kuranji (I3.9) J. Usman Ali (40 Tahun), peserta KB MOP Baru Desa Sayar (I3. 10) 8. Bukan Peserta program Keluarga Berencana (KB) (I4) yaitu:

A. Ibu Mutiah (21 Tahun), Non Akseptor Desa Taktakan (I4. 1) B. Ibu Beti Haryana (20 Tahun), Non Akseptor Desa Taktakan (I4.2) C. Ibu Naila (35 Tahun), Non Akseptor Desa Drangong (I4.3)

D. Ibu Rohmah (37 Tahun), selaku peserta KB Desa Umbul Tengah (I4. 4)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.2 Kebijakan Program Keluarga Berencana

Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangaunan Keluarga Sejahtera dan PP No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN). Dengan adanya Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangaunan Keluarga Sejahtera dan PP No. 7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN). Maka program Keluarga Berencana (KB) nasional tidak menjadi peraturan tetap yang mengikat, tetapi kebijakan tersebut tergantung setiap kebijakan strategis yang dikeluarkan pemerintah propinsi dan pemerintah kota/kabupaten.

Berbagai macam bentuk pengelolaan dan kelembagaan program keluarga berencana yang dimiliki setiap provinsi atau daerah-daerah di Indonesia, maka Kota Serang yang merupakan bagian dari provinsi Banten yang juga dikenal sebagai ibu kota provinsi Banten ini mempunyai suatu lembaga teknis yang dibentuk untuk mengurusi masalah sosial dan keluarga berencana (KB) yaitu Badan Pemberdayaan, Perempuan dan Keluaraga Berencana (BPMPKB).

Menurut Rencana Strategi (Renstra) BPMPKB TA 2009, kebijakan dalam program-program Keluarga Berencana yaitu terwujudnya keluarga kecil bahagia sejahtera. Program dan kegiatan yang dilakukan terhadap semua keluarga. Kegiatan dalam sasaran terwujudnya Program

Keluarga Berencana (KB) yaitu penyedian pelayanan KB dan alat kontasepsi, pembinaan Keluarga Berencana serta pengadaan sarana dan mobilitas tim KB keliling.

A. Faktor Sumber Daya

Suatu kebijakan termasuk diantaranya adalah sebuah program yang dibentuk, dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai sumber-sumber tertentu dan sumber tersebut akan membawa pengaruh terhadap pelaksanaannya. Sumber daya mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan kebijakan, karena bagaimanapun jelas dan konsistenya ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan suatu kebijakan, jika para personil bertanggungjawab melaksanakan kebijkan kurang mempunyai sumber-sumber untuk melakukan pekerjaan secara efektif, maka pelaksanaan kebijkan tersebut tidak akan bisa efektif. Untuk mengetahui keberadaan berbagai sumber-sumber yang terkait dengan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Sumber-sumber yang mempengaruhi menyangkut pada pelaksana kebijakan yang terkait serta sumber bagi masyarakat yang sebagai objek kebijakan maupun sumber bagi pelaksana program pemerintah. Berikut ini penjelasa mengenai indikator sumber yang mempengaruhi pada pelaksanaannya:

1. Jumlah dan latar belakang pendidikan Pegawai

Sumber daya utama dalam pelaksanaan kebijakan adalah staf atau pegawai. Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dengan adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan. Artinya, kemampuan pelaksana kebijakan harus ditunjang oleh kuantitas dan kualitas yang dilihat dari latar belakang pendidikan serta keahlian yang memadai. UPT BPMPKB di Kecamatan Taktakan Jumlah pegawai dan

penyuluh lapangannya kurang memadai seperti yang diungkapkan oleh I1.2 pada saat wawancara, yaitu:

“Di UPT Kecamatan ini memiliki 5 pegawai yang terdiri dari Kepala UPT, Kasubag, dan 2 PLKB serta 1 orang saff. Jumlah PLKB yang ada di Kecamatan Taktakan hanya berjumlah 2 orang, jumlah ini sebenarnya kurang memadai untuk menjangkau 12 desa yang ada di Kecamatan Taktakan, apabila ada kegiatan yang akan dilaksanakan kadang kita kesulitan tetapi Alhamdulliah PLKB dibantu oleh para kader di tiap desa dengan

suka rela mambatu”(Selasa,11 Okt 2011, Kantor UPT BPMPKB Kecamatan Taktakan)

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa staf dan khususnya petugas penyuluh lapangan yang ada di UPT BPMPKB kurang memadai jumlahnya untuk menjangkau 12 desa yang ada di Kecamatan taktakan sehingga dalam pelaksanaan tugas seperti pendataan dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan program Keluarga Berencana dibantu oleh kader-kader ditiap desa untuk memudahkan dalam menjangkau tiap desa.

Selain kuantitas, kualitas atau kemampuan pelaksana kebijakan tidak kalah pentingnya untuk mendukung kelancaran pelaksana kebijakan yang dilihat dari latar belakang pendidikan serta keahlian yang dimiliki pegawai. Adapun spesifikasi pendidikan UPT BPMPKB di Kecamatan Taktakan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Latar Belakang Pendidikan Pegawai UPT BPMPKB

No. Nama Jabatan Tingkat Pendidikan

1. Emi, S.Sos Kabid Sarjana

2. Sri Endah, S.Sos Kasubag Sarjana 3. Indra Chahyadi, S.Sos. I, MM PLKB S2

4. Panji Gerhana PLKB D3

Latar belakang pendidikan yang mereka miliki sangat mendukung dan membantu dalam pekerjaan yang digeluti karena relevan dengan tugasnya. Seperti yang diungkapkan oleh I1.4 pada saat wawancara dilakukan, ia mengungkapkan:

“latar belakang pendidikan saya (Ilmu Kesehatan) sesuai dengan pekerjaan yang saya geluti saat ini yang berhubungan dengan kesehatan yaitu KB, ini mempermudah saya melaksanakan tugas ini, saya dapat memberikan pemahaman, pengetahuan mengenai manfaat dari program ini ke masyarakat” (Kamis, 19 Okt 2011, Rumah Sakit DKT) Sebagai petugas lapangan keluarga berencana yang memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya KB merasa lebih yakin dan menguasai tentang KB karena latar belakang pendidikannya sesuai dengan bidang pekerjaan yang digeluti sehingga mempermudah melaksanakan tugas sebagai petugas lapangan yang memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Hal yang sama diungkapkan oleh hasil wawancara dengan I1.3, yaitu :

“Ilmu Agama latar belakang pendidikan yang saya ambil ini ternyata membantu dalam pekerjaan saya. Terkadang dilapangan masih ada masyarakat yang berpendapat bahwa KB itu dilarang oleh agama, dengan latar belakang pendidikan yang saya miliki ini, saya dapat menjelaskan sesuai dengan ilmu yang saya punya. (Selasa, 11 Okt 2011, Kantor UPT BPMPKB Kecamatan Taktakan)

Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari tiga informan, dengan Kasubag UPT BPMPKB kecamatan serta dua orang PLKB, mereka mengungkapkan latar belakang pendidikan yang mereka miliki yaitu bidang sosial, agama dan kesehatan sangat membantu melaksankan tugas di lapangan dengan menghadapi berbagai pola pikir masyarakat sehigga kendala-kendala yang ada dapat terminimalisir. Kaitan latar belakang pendidikan para pelaksana dengan kelancaran pelaksanaan program untuk menghadapi masyarakat tersebut merupakan hal yang sangat penting karena untuk memahami bagaimana keadaan masyarakat di tempat tersebut apalagi untuk berhadapan dengan masyarakat yang berbeda pemikiran nya, mengenai pola pikir mereka serta tradisi yang ada dimasyarakat secara umumnya.

Pelaksana yang akan ditugaskan dilapangan senantiasa sudah siap untuk menghadapi permasalahan yang sering terjadi terkait dengan persepsi bahwa KB diharamkan, pola pikir bahwa banyak anak, banyak rezeki dan yang lainnya yang bisa menghambat keberhasilan pelaksanaan Program KB ini. Kemudian pegawai atau PLKB yang kurang mencukupi untuk pelaksanan di lapangan terbantu oleh para kader desa yang siap membatu dalam kegiatan program Keluarga Berencana dengan suka rela ini menunjang pelaksanaan dilapangan agar berjalan dengan baik dan lancar. sehingga kendala ini tidak menjadi hal yang berarti bagi tercapainya keberhasilan pelaksanaan program.

2. Informasi Pelaksanaan Program

Suatu kebijakan publik yang dibuat pemerintah melalui bentuk program ataupun dalam bentuk Undang-Undang senantiasa mengandung informasi yang harus disampaikan dan dimengerti oleh pelaksana serta pelaku sasaran kebijakan/objek kebijakan tersebut akan tujuan dan manfaatnya. Tidak hanya untuk masyarakat atau para penerima kebijakan pemerintah secara langsung, akan tetapi para stakeholder (pelaksana kebijakan) dapat merasakan kemanfaatan yang dicapai. Pelaksana tentu harus mengetahui tidakan atau cara apa yang harus pelaksana lakukan untuk tercapainya tujuan tersebut. Pelaksana Program Keluarga Berencana di Kecamatan Taktakan dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Seperti yang diungkapkan oleh I1.2 bahwa:

“Program Keluarga Berencana sendiri bertujuan yaitu untuk menekan Pertumbuhan penduduk, sedangkan secara khususnya yaitu untuk mengurangi angka kesakitan ibu setelah melahirkan, mengurangi angka kematian bayi. Dari tujuan tersebut mengandung informasi yang perlu diketahui oleh pelaksana kebijakan program maupun pelakunya, untuk itu adanya kegiatan atau tidakan yang dilakukan memalui pelayanan KB,

penyuluhan serta pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya KB” (Selasa, 11 Okt

Program Keluarga Berencan yang diperuntukan untuk mengatasi masalah menurunkan angka kelahiran sehinga pertambahan pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan produksi dengan meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga melalui merenacanakan kehamilan, pengaturan kelahiran, menjarangkan kelahiran. Manfaat Program Keluarga Berencana yaitu untuk dapat mengatur jumlah dan jarak kehamilan sesuai dengan keiinginan, sehingga kesehatan ibu dapat terjamin secara medis atas program keluarga berencana yang ikuti dan sarankan. di Kecamatan Taktakan dilakukan kegiatan seperti pembinaan kepada masyarakat dengan mengumpulkan tokoh masyarakat serta tokoh agama, penyuluhan KB, konseling, kemudian juga pelayanan KB gratis. Seperti yang diungkapkan oleh I1.3:

penyuluhan merupakan cara yang penting untuk menyampaikan manfaat KB kepada masyarakat agar mereka mau ikut KB. Pasangan yang mau ber-KB kita berikan arahan atau biasa disebut konseling, konseling bertujuan untuk memberikan bagaimna yang seharusnya mereka lakukan, alat apa yang sebaiknya digunakan, baru kemudian di rujuk ke puskesmas atau ke rumah sakit” (Selasa, 11 Okt 2011, Kantor UPT BPMPKB Kecamatan Taktakan)

Penyuluhan, konseling, dan pelayanan KB gratis merupakan cara yang dilakukan untuk meningkatkan peserta KB. Hal diatas diperkuat dengan yang diungkapkan oleh I1.2:

disini dilakukan berbagai kegiatan adanya pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya KB bagi mereka, kemudian diadakannya pelayanan KB gratis untuk memotivasi dan meberikan kemudahan bagi keluarga pra sejahtera dalam mendapatkan pelayanan KB sehingga diharapkan akan lebih banyak lagi masyarakat ikut program KB. pelayanan KB gratis biasanya dilaukan tiga bulan sekali dengan bekerjasama dengan

puskesmas di kecamatan dan di rumah sakit untuk pelayanan MOP dan MOW” (Selasa,

11 Okt 2011, Kantor UPT BPMPKB Kecamatan Taktakan)

Pelayanan KB gratis yang menjadi kegiatan program keluarga berencana di Kecamatan Taktakan memberikan motivasi dan memudahkan masyarakat untuk memasang alat kontasepsi

secara gratis tanpa harus memusingkan biaya yang akan dikeluarkan. Hal ini diungkapkan oleh I3. 2:

kalau ngga ada pelayanan pemasangan alat kontasepsi gratis, saya ngga KB, ini pertama kali saya pasang soalnya uangnya mendingan buat makan sehari-hari, ngga kepikiran buat yang kaya gitu, buat makan sehari-hari aja susah namanya juga orang ngga punya” (Kamis, 13 Okt 2011, Puskesmas Taktakan)

Hasil wawancara diatas dengan informan dari pelaksana dan pelaku sasaran kebijakan

Dalam dokumen ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (1) (Halaman 76-138)

Dokumen terkait