• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluhan Muskuloskeletal Pada Anak Pengguna Tas Punggung Dari hasil penelitian dapat dilihat gambaran keluhan

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.2 Keluhan Muskuloskeletal Pada Anak Pengguna Tas Punggung Dari hasil penelitian dapat dilihat gambaran keluhan

muskuloskeletal pada anak pengguna tas punggung di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi, dalam kategori rendah 56 responden (74.7%), dan kategori sangat tinggi 0 responden, beserta karakteristik responden atau lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase skor keluhan muskuloskeletal anak pengguna tas punggung (n = 74)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) Tidak Ada Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 4 52 16 2 0 5.4 70.3 21.6 2.7 0 Total 74 100% 5.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh anak pengguna tas punggung di SD Islam Terpadu Nurul ‘Azizi adalah keluhan muskuloskeletal rendah (70,3%) responden. Dari penelitian responden yang membawa tas dengan berat beban ≥10% BB sebanyak (81,1%) mengalami keluhan muskuloskeletal rendah. Berat ini sudah melebihi batas berat yang direkomendasikan dimana berat beban tas punggung sekolah yang seharusnya adalah <10% BB pengguna, didasarkan pada fakta bahwa hal itu dapat mempengaruhi postur tulang belakang, bentuk kaki dan gaya berjalan mereka (Katarzyna, et al., 2015).

Hasil penelitian serupa yang dikemukakan oleh Shamsoddini, Hollisaz dan Hafezi (2010) menunjukkan bahwa pada siswa yang membawa tas punggung sebagian besar mengeluhkan sakit di muskuloskeletal mereka tepatnya pada bahu. Siswa yang membawa tas punggung dengan berat >10% BB mereka lebih besar

resikonya untuk mengalami sakit pada muskuloskeletal. Berat beban yang diangkat tubuh secara berlebihan dapat menimbulkan cedera pada otot dan tulang hal itu karena beban berat yang dipikul dapat mengurangi ketebalan dari interverbal disc atau elemen yang berada diantara tulang belakang. Sebuah ransel berat akan menyebabkan sikap tubuh condong kedepan karena menahan beban dipunggungnya (American Chiropratic Association/ACA).

Menurut analisis data yang telah dilakukan, jumlah responden perempuan (50%) dan laki – laki (50%). Keluhan muskuloskeletal pada perempuan lebih tinggi (2,7%) daripada laki – laki. Dan responden laki – laki lebih banyak membawa tas punggung dengan berat ≥10% BB yaitu sebanyak 32 responden dan responden perempuan 28 responden. Sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Ardiono dan Yuantari (2014) yang menyatakan bahwa perempuan lebih sering melaporkan adanya keluhan muskuloskeletal. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rai dan Argawal (2009) di kota Lucknow, mengemukakan bahwa siswa perempuan lebih sering mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan dengan pria.

Hal ini sesuai dengan konsep bahwa jenis kelamin berperan dalam menyebabkan keluhan muskuloskeletal secara fisiologis karena secara fisiologis, kemampuan wanita memang lebih rendah daripada pria. Astrand & Rodhal (1996, dalam Tarwaka, 2015) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga (2/3) dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian Betti’e, et al (1989 dalam Tarwaka,

2015) menunjukkan rerata kekuatan otot wanita kurang lebih hanya 60% dari

kekuatan otot pria, khususnya otot lengan, punggung dan kaki. Menurut peneliti, keluhan muskuloskeletal yang lebih tinggi pada responden perempuan tidak mempengaruhi hasil akhir pada penelitian ini dikarenakan jumlah responden perempuan dan laki – laki yang sama.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 75% dari 28 responden dengan durasi penggunaan selama 5 – 10 menit membawa tas

punggung dengan berat ≥10% BB. Dan dalam sehari responden dengan durasi ini

sudah mengalami keluhan muskuloskeletal dan responden yang membawa tas punggung >30 menit dalam satu hari sebanyak (9,5%) responden. Sesuai dengan Tarwaka (2015), keluhan muskuloskeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Hal ini senada dengan pernyataan Haselgrove (2008), bahwa anak yang membawa tas punggung selama 5 – 10 menit dalam satu hari sudah mengeluhkan nyeri punggung. Dan hal serupa juga diungkapkan oleh Alaa’ Osaid (2012) bahwa lama pemakaian tas 5 – 30 menit dari rumah menuju sekolah setiap hari dengan berat rata – rata 5,267 kg mengalami nyeri bahu, nyeri punggung bawah dan nyeri pada leher. Lama/durasi penggunaan sudah melebihi batas jika >30 menit dalam satu hari.

Berdasarkan karakteristik umur responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa 91,5% (n= 47) responden berusia 6 – 9 tahun membawa tas punggung dengan berat ≥10% BB dan sebanyak 4 (8,5%) responden membawa tas punggung dengan berat <10% BB. Sedangkan 62,9% (n = 27) responden berusia

10 –12 tahun membawa tas punggung dengan berat ≥ 10% BB dan sebanyak 10

(37,1%) responden membawa tas dengan berat <10% BB. Sistem muskuloskeletal anak usia sekolah terus mengalami osteofikasi dan belum matang. Sehingga jika terpapar tekanan yang melebihi batas kompensasi tubuh mereka atau mengalami tekanan dalam waktu yang lama, maka akan mudah mengalami cedera. Dan keluhan muskuloskeletal akan semakin buruk dan menyebabkan kerusakan sistem muskuloskeletal pada usia setengah baya, karena kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga risiko terjadinya keluhan otot meningkat, terutama untuk otot leher dan bahu, bahkan ada beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa umur merupakan penyebab utama terjadinya keluhan otot (Tarwaka, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Sya’ bani. P (2012), bahwa semakin bertambah usia, keluhan nyeri punggung semakin berkurang yaitu sebesar 7,4% dari kategorik usia 10 – 11 ke kategori usia 12 – 13 tahun. Hasil penelitian sebelumnya oleh Murphy et al (2005) memberikan hasil yang sangat berbeda dimana prevalensi nyeri punggung semakin meningkat seiring denganan pertambahan usia dengan hasil yang didapatkan prevalensi nyeri punggung pada anak usia 11 –12,75 tahun sebesar 22% sedangkan anak usia ≥ 12 tahun sebesar 32%. Menurut peneliti berbedanya hasil penelitian dengan teori dan penelitian yang sudah ada, dikarenakan walaupun responden dengan usia yang lebih rendah (6 – 9 tahun) lebih banyak, tetapi lama/durasi sistem muskuloskeletal usia 6 – 9 tahun sebanyak (36,2%) dari total responden dengan usia tersebut hanya 5 – 10 menit dalam satu hari.

BAB 6

Dokumen terkait