Tabei 2.2 Langkah-langkah Problem Based Learning
3. Kemampuan Berpikir kreatif
Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran fisika di sekolah. Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam-macam kemungkinan ide dan cara secara luas dan beragam. Dalam menyelesaikan suatu persoalan, apabila menerapkan berpikir kreatif, akan menghasilkan banyak ide yang berguna dalam menemukan penyelesaiannya. Kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan mengunakan sesuatu yang telah ada.
Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan peserta didik untuk menemukan berbagai jawaban terhadap suatu masalah. Variasi jawaban yang diberikan ditekankan pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.
secara operasional, kreatifitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan berpikir atau memberi gagasan secara lancar, lentur dan orisinil, serta mampu mengelaborasi suatu gagasan (Munandar dalam Putra, 2013:13).
Menurut David (dalam Putra, 2012:24) kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru dan berguna. Baru dalam artian inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan berguna berarti lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik.
Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide yang berguna dalam menyelesaikan masalah. Dalam berpikir kreatif dua bagian otak akan sangat diperlukan. Keseimbangan antara logika dan kreativitas sangat penting.
Jika salah satu menempatkan deduksi logis terlalu banyak, maka kreativitas akan terabaikan. Dengan demikian untuk memunculkan kreativitas diperlukan kebebasan berpikir tidak dibawah kontrol dan tekanan. karena berpikir divergen disebut juga berpikir kreatif yakni memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian, Guilford (dalam Munandar, 2009:167).
sedangkan pemikiran kreatif akan membantu orang untuk meningkatkan kualitas dan keefektifitan pmecahan masalah dan hasil pengambilan keputusan yang dibuat (Evans, 1991:29).
Menurut Lawson (Liliasari dan Tawil dalam Nurlaila, 2015), bahwa terdapat tahapan dan beberapa indikator dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran.
a. Tahapan awal
Meningkatkan antisipasi, indikator-indikatornya antara lain: 1) menghadapi ambiguisitas dan ketidakpastian, 2) mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan dugaan dan harapam, 3) menciptakan kesadaran, 4) kebutuhan dimasa yang akan dating, 5) membangun dari pengetahuan peserta didik yang sudah ada, 6) menstimulasi rasa ingin tahu dan keinginan untuk tahu, 7) membuat sesuatu yang familiar menjadi sesuatu yang aneh dan familiar, 8) membebaskan diri dari rangkaian hambatan, 9) melihat informasi dengan sudut pandang yang berbeda, 10) memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang dapat mebuat cara yang berbeda, 11) membuat peserta didik berpikir tentang informasi yang ada dengan cara yang berbeda, 12) membuat perkiraan dari informasi yang terbatas, 13) tujuan dari pelajaran dibuat jelas yang menunjukkan hubungan antara peserta didik yang diharapkan dan masalah sekarang atau masalah yang akan dating, 14) hanya struktur yang cukup untuk meberikan petunjuk dan arahan, 15) mengambil langkah selanjutnya yang diketahui, 16) kesiapan fisik atau tubuh sebagai pemanasan untuk informasi yang akan disampaikan.
b. Tahapan Kedua
Pada tahapan ini, berhubungan dengan menemukan hal-hal yang diharapkan dan tidak diharapkan serta memperdalam ekspektasi. indikator-indikator mencakup antara lain: 1) meningkatkan kesadaran terhadap
permasalahan dan kesulitan, 2) menerima keterbatasan yang membangun sebagai tantangan dari pada membuat improvisasi dengan sinis terhadap apa yang tersedia, mendorong karateristik dan predisposisi kepribadian yang kreatif, 3) mempraktekan proses pemecahan masalah secara kreatif dalam sebuah cara sistematis dalam menangani masalah dan informasi yang dimiliki, 4) mengelaborasi informasi dengan hati-hati, 5) menyajikan informasi yang tidak lengkap dan memberikan kesempatan kepada peserta didik mengajukan masalah untuk melengkapi kesenjangan, 6) menumpangtindikkan elemen yang tidak relevan, 7) membuat pertanyaan terbuka, 8) mencari kejujuran dan realisasi, 9) mengidentifikasi dan mendorong penerimaan keahlian dan realisasi, 10) meningkatkan dan dengan sengaja membuat kejutan, dan 11) mendorong peserta didik melakukan visualisai.
c. Tahapan Ketiga
Menuju kearah yang lebih jauh dan terus maju, indikator-indikatornya antara lain: 1) bermain dengan ambiguisitas, 2) memperdalam kesadaran terhadap sebuah masalah, 3) mengakui potensi dan keunikan pebelajar, 4) meningkatkan perhatian terhadap suatu masalah, 5) mengakui respon atau solusi yang konstruktif, 6) melihat hubungan yang jelas antara informasi baru dan karir masa akan dating, 7) menerima batasan dengan kreatif dan membangun, 8) menggali lebih dalam menuju ke arah di balik sesuatu yang nyata dan diterima, 9) membuat pemikiran yang berbeda dan diterima, 10) mendorong solusi elegan, solusi dari benturan, konflik dan misteri yang belum terpecahkan, 11) melakukan eksperimen, 12) membuat keanehan yang familiar, 13) mendorong proyeksi masa
depan, 14) mengajak pada ketidakmungkinan, 15) menciptakan humor atau melihat sesuatu yang lucu dalam informasi yang diberikan, 16) mendorong penilaian yang berbeda, 17) menghubungkan informasi atau dengan informasi yang satu dengan informasi lainnya, 18) melihat informasi yang sama dengan cara yang berbeda, 19) mendorong memanipulasi idea tau objek, 20) merumuskan hipotesis dan mengujinya, 21) berkonfrontasi meneliti paradoks.
Adapun indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah berpedoman terhadap tahap-tahap dan indikator kemampuan berpikir kreatif yang disesuaikan dengan pemilihan materi pembelajaran.
a. Memprediksi, yakni peserta didik dituntut untuk meramalkan dan menerka serta mengemukakan yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati.
b. Menemukan sebab-sebab, yakni peserta dapat menemukan sebab-sebab yang dapat mengakibatkan kejadian tersebut terjadi.
c. Menerka akibat dari suatu sebab kejadian, yakni dapat menebak, memperkirakan, menduga atau menerka suatu akibat yang akan terjadi dari suatu sebab kejadian.
d. Mengemukakan pertanyaan atau bertanya, yakni peserta didik dituntut agar dapat mengajukan pertanyaan dari suatu permasalahan yang diberikan.
e. Evaluasi, yakni peserta didik diharapkan dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan kebenaran yang diketahui dan memberikan alas an yang logis.
Ada beberapa yang meliputi Kemampuan berpikir kreatif antara lain:
1) Memahami informasi masalah, yaitu menunjukkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
2) Menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam jawaban.
3) Menyelesaikan masalah dengan satu cara kemudian dengan cara lain dan peserta didik memberikan penjelasan tentang berbagai metode penyelesaian itu.
4) Memeriksa jawaban dengan berbagai metode penyelesaian dan kemudian membuat metode baru yang berbeda.
5) Kemampuan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam pembelajaran Kemampuan berpikir kreatif ini merupakan kemampuan berpikir untuk menemukan, menghasilkan dan mengembangkan gagasan atau hasil yang asli serta berhubungan dengan pandangan atau konsep dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskan sudut pandang pemikir.
Untuk menilai berpikir kreatif peserta didik menggunakan acuan yang dibuat Silver (dalam Siswono, 2012:5) yang meliputi kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan, sebagai berikut.
Table 2.3 Penilaian Berpikir Kreatif
- Peserta didik membuat banyak masalah yag dapat dipecahkan - Peserta didik berbagi masalah
yang diajukan
Tujuan pembelajaran fisika dapat dicapai melalui proses pembelajaran, akan tetapi proses pembelajaran tidak selalu efektif. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan pembelajaran fisika adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat sehingga mampu melibatkan peserta didik secara aktif.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif adalah model pembelajaran problem based learning. Pembelajaran problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang merupakan gabungan