BAB I PENDAHULUAN
1.6 Tinjauan Pustaka
1.7.12 Kemampuan Lahan/Penetapan Fungsi Kawasan
Klasifikasi kemampun lahan (land capability classification) adalah penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat- sifatnya yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari. Sedangkan klasifikasi kesesuaian lahan (land sltabality
classification) adalah penilaian dan pengelompokan atau proses penilaian
dan pengelompokkan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut penggunaan tertentu.
Metode yang digunakan untuk menentukan fungsi kawasan adalah:
1) Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan Menurut SK Mentan No. 837/Kpts/UM/1980 dan No. 683/Kpts/UM/II/1981
Berdasarkan SK tersebut, penggunaan lahan dibagi menjadi 5 kawasan peruntukan, yaitu:
o Kawasan Lindung;
o Kawasan Penyangga;
o Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan;
o Kawasan Budidaya Tanaman Semusim; dan
o Kawasan Permukiman
Faktor pembatas yang digunakan untuk klasifikasi ini adalah : a) Kemiringan Lereng(dinyatakan dalan satuan persen) :
Kelas I = 0 – 8 % (Datar) Nilai Skor 20
Kelas II = 8 – 15 % (Landai) Nilai Skor 40
Kelas III= 15 – 25 % (Agak Curam) Nilai Skor 60
Kelas IV= 25 – 45 % (Curam) Nilai Skor 80
Kelas V = > 45 % (Sangat curam) NilaiSkor 100
b) Faktor jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi :
Kelas I = Aluvial, tanah Glei, Nilai Skor 15
Planosol, Hidromorf Kelabu,
Laterik Air Tanah (Tidak peka)
Kelas II = Latosol (Agak peka) Nilai Skor 30
Kelas III= Brown Forest Soil, Nilai Skor 45
Non Caleic Brown,
Mediteran (Agak peka).
Kelas IV= Andosol Laterek, Grumosol, Nilai Skor 60
Podsoil, Podsolic (Peka)
Kelas V = Regosol, Litosol, Atnogosol, Nilai Skor 75
c) Faktor Intensitas Hujan Harian :
Kelas I = s/d 13,6 mm/hari (sangat rendah) Nilai Skor 10
Kelas II = 13,6 – 20,7 mm/hari (rendah) Nilai Skor 20
Kelas III= 20,7 – 27,7 mm/hari (sedang) Nilai Skor 30
Kelas IV= 27,7 34,8 mm/hari (tinggi) Nilai Skor 40
Kelas V = > 34,8 mm/hari (Sangat tinggi) Nilai Skor 50
Dengan menjumlahkan skor ketiga faktor tersebut maka dapat ditetapkan penggunaan lahan pada setiap kawasan adalah sebagai berikut :
a) Kawasan Lindung
Areal dengan jumlah nilai skor untuk kemampuan lahan sama dengan atau lebih dari 175 atau memenuhi salah satu atau beberapa syarat berikut :
o Mempunyai lereng lapang >45 %;
o Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis tanah Regosol, Litosol,
Organosol, dan Renzine dengan lereng >45 %;
o Merupakan jalur pengaman aliran sungai/air sekurang-kurangnya
100 meter di kiri kanan sungai/aliran air tersebut;
o Mempunyai ketinggian 2000 meter di atas permukaan air laut; o Guna keperluan/kepentingan khusus dan diterapkan oleh pemerintah
sebagai kawasan lindung.
b) Kawasan Penyangga
Areal dengan jumlah nilai skor untuk kemampuan lahannya 124 – 174 dan atau memenuhi beberapa kriteria umum, sebagai berikut :
o Keadaan fisik areal memungkinkan untuk dilakukan budidaya secara
ekonomis;
o Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai kawasan
penyangga;
o Tidak merugikan segi-segi ekologi lingkungan.
c) Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan
Areal dengan jumlah nilai skor untuk kemampuan lahannya 124 ke bawah serta cocok atau seharusnya dikembangkan usaha tani tanaman tahunan (kayu-kayuan, tanaman perkebunan dan tanaman industri). Disamping itu areal tersebut harus memenuhi kriteria umum untuk kawasan penyangga.
d) Kawasan Budidaya Tanaman Semusim Setahun
Areal dengan kriteria seperti dalam penetapan kawasan budidaya tanaman tahunan akan tetapi areal tersebut cocok atau seharusnya dikembangkan usaha tani tanaman semusim/setahun.
e) Kawasan Permukiman
Areal yang memenuhi kriteria budidaya cocok untuk areal permukiman serta secara mikro mempunyai kelerengan 0 – 8%.
2) Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan Menurut Keppres No. 32 Tahun 1990 (Kriteria Kawasan Lindung)
Kawasan lindung yang meliputi :
a) Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan di Bawahnya :
o Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.
o Kawasan Hutan Lindung, dengan kriteria :
Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis
Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih;
Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan
laut 2000 meter atau lebih.
o Kawasan Bergambut, dengan kriteria yaitu tanah bergambut yang
memiliki ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai dan rawa;
o Kawasan Resapan Air, dengan kriteria yaitu curah hujan tinggi, struktur
tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran.
b) Kawasan Perlindungan Setempat
o Kriteria sempadan pantai yaitu daratan sepanjang tepian yang
lebarnya proporsional dengan dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat; Kriteria sempadan sungai yaitu:
Sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan
50 meter di kiri kanan sungai yang berada di luar permukiman;
Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai
yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi 10 – 15 meter.
o Kriteria kawasan sekitar danau atau waduk yaitu daratan sepanjang
tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
o Kriteria kawasan sekitar mata air yaitu sekurang-kurangnya dengan
jari-jari 200 meter di sekitar mata air. c) Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
o Kriteria Cagar Alam adalah :
Kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistemnya;
Mewakili formasi biota tertentu dan/atau unit-unit penyusun;
Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih
asli dan tidak atau belum diganggu manusia;
Mempunyai luas dan bentuk tertentu agar mempunyai
pengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas;
Mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh
di suatu daerah serta keberadaannya memerlukan konservasi.
o Kriteria Suaka Margasatwa, yaitu :
Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan
perkembangbiakkan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya;
Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi;
Merupakan tempat dan dan kehidupan bagi jenis satwa migran
tertentu;
Mempunyai luas yang cukup dan lapangannya tidak
membahayakan.
o Kriteria Hutan Wisata
Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik dan
indah baik secara alamiah maupun buatan manusia;
Memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan olah raga serta
terletak dekat pusat-pusat permukiman penduduk;
Mengandung satwa baru yang dapat dikembangbiakkan
sehingga memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi, olah raga dan kelestarian satwa;
Mempunyai luas yang cukup dan lapangan yang tidak membahayakan.
o Kriteria Daerah Perlindungan Plasma Nutfah
Areal yang ditunjuk memiliki jenis plasma nutfah tertentu belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang telah ditetapkan;
Merupakan areal tempat pemindahan satwa yang merupakan
tempat kehidupan baru bagi satwa tersebut;
Mempunyai luas yang cukup dan lapangan yang tidak
membahayakan
o Kriteria Daerah Pengungsian Satwa
Areal yang ditunjuk merupakan wilayah kehidupan satwa yang
sejak semula menghuni areal tersebut;
Mempunyai luas tertentu yang memungkinkan berlangsungnya
proses hidup dan kehidupan serta berkembangbiaknya satwa tersebut.
d) Kawasan Rawan Bencana
Adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor.