• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya

Dalam dokumen 2. Skrips Studi Pengembangan Zona Indust (Halaman 56-64)

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Tinjauan Pustaka

1.7.13 Pengertian Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya

A. Pengertian dan Klasifikasi Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan kawasan lindung adalah upaya penetapan, pelestarian dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung.

Kawasan lindung diklasifikasikan menjadi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya

o Kawasan Hutan Lindung

o Kawasan Lindung lainnya

o Kawasan resapan air

2. Kawasan perlindungan setempat

o Sempadan pantai

o Sempadan sungai

o Kawasan sekitar danau/waduk

o Kawasan sekitar mata air

o Kawasan sekitar rawa

3. Kawasan suaka alam dan cagar budaya

o Kawasan suaka alam

o Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya o Kawasan pantai berhutan bakau

o Taman nasional, taman Hutan Raya dan taman wisata alam

o Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

4. Kawasan rawan bencana alam

o Kawasan rawan letusan gunung berapi

o Kawasan rawan gerak tanah

o Kawasan rawan gempa bumi

o Kawasan angin topan

B. Pengertian dan Klasifikasi Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan ini dimanfaatkan

secara terencana dan terarah sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna bagi kehidupan manusia, kawasan budidaya diklasifikasikan menjadi :

1. Kawasan hutan produksi

2. Kawasan pertanian tanaman pangan

3. Kawasan perikanan 4. Kawasan perkebunan 5. Kawasan peternakan 6. Kawasan pariwisata 7. Kawasan pemukiman 8. Kawasan perindustrian

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kriteria untuk pendefinisian tiap kawasan atau sub kawasan lindung diatas, secara umum didasarkan pada faktor-faktor fisik dasar seperti kelerengan, jenis tanah, curah hujan, ketinggian, hidrologi serta keberadaan flora fauna yang harus dilindungi. Adapun kriteria kawasan lindung adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Suaka Alam

a. Kawasan Cagar Alam

b. Kawasan Suaka Margasatwa 2. Kawasan Pelestarian alam

a. Tanaman nasional

b. Tanaman hutan raya c. Tanaman wisata alam

d. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya e. Kawasan wisata laut dan bahari

f. Kawasan perlindungan harta karun di laut g. Kawasan pantai hutan bakau

3. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan 4. Kawasan perlindungan bawahnya

a. Kawasan hutan lindung

b. Kawasan hutan lindung lainnya

c. Kawasan resapan air

5. Kawasan perlindungan setempat

a. Kawasan sekitar mata air

b. Kawasan sekitar waduk atau danau c. Kawasan sekitar rawa

d. Sempadan sungai

e. Sempadan pantai

6. Kawasan Rawan Bencana Alam

a. Kawasan rawan letusan gunung berapi b. Kawasan rawan gempa bumi

c. Kawasan rawan gerakan tanah d. Kawasan rawan angin topan e. Kawasan gelombang tsunami

f. Kawasan rawan banjir

Agar lebih jelas mengenai kriteria penetapan kawasan lindung dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 1.2 : Kriteria Penetapan Kawasan Lindung

JENIS KAWASAN TUJUAN PEMANTAPAN

KAWASAN KRITERIA I. KAWASAN YANG

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN

KAWASAN BAWAHANNYA

1. Kawasan hutan lindung Kawasan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khusus yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahanya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah

1. Kawasan hutan dengan faktor- fator lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang nilai skor 175 dan atau

2. Kawasan hutan yang mempunyai 40% atau lebih dan atau

3. Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas 1000 m atau lebih dari permukaan laut

2. Kawasan Bergambut Kawasan bergambut adalah kawasan yang unsur pembentukan tanahnya sebagian besar berupa sisa- sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama

Tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat dibagian hulu sungai dan rawa

3. Kawasan Resapan Air Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk menyerapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air

Curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang mudah menyerap air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran

II. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT

1. Sempadan Pantai Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai

Daratan sepanjang tepian yang lebar proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari pasang tertinggi kearah darat

2. Sempadan Sungai Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai

1. Sekurang-kurangnya 100 meter kiri kanan sungai besar dan 50 meter kiri kanan anak sungai yang berada diluar pemukiman 2. Untuk sungai kawasan

permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk membangun jalan inspelasi (100-150m)

3. Sempadan Waduk Kawasan sekitar waduk adalah kawasan tertentu disekeliling waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi air

Daratan sekeliling tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk antara 50 – 100 meter dan dari titik pasang tertinggi ke arah darat 4. Kawasan sekitar mata

air

Kawasan sekitar mata air: kawasan disekeliling mata air yang penting manfaatnya untuk mempertahankan kelestarian fungsi air.

Sekurang-kurangnya dengan jari- jari 20 meter sekitar mata air, kecuali untuk kepentingan umum (SK Metan No 837/Kpts(Um/1980)

JENIS KAWASAN TUJUAN PEMANTAPAN

KAWASAN KRITERIA III. KAWASAN SUAKA ALAM

DAN CAGAR ALAM 1. Kawasan Suaka Alam

Kawasan suaka alam adalah kawasan yang memiliki ekosistem khas yang merupakan habitat alami yang memberi perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna khas dan beraneka ragam

Kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, hutan wisata, daerah perlindungan satwa dan pengungsian satwa

1. Kriteria cagar alam adalah

a. Kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa tipe ekosistemnya.

b. Mewakili informasi biota tertentu dari atau unit-unit penyusun.

c. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli, belum diganggu manusia.

d. Mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas

e. Mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh disuatu daerah serta keberadaanya memerlukan upaya konservasi

2. Kriteria Suaka Margasatwa adalah :

a. Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya pelestarian b. Memiliki keanekaragaman dan

populasi satwa yang tinggi

c. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu

d. Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan

3. Kriteria hutan wisata adalah:

a. Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik dan indah baik secara alamiah maupun buatan manusia

b. Memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan olahraga serta terletak dekat pusat- pusat permukiman penduduk c. Mengandung satwa baru yang

dapat dikembangbiakan sehingga memungkinkan perburuan secara teratur mengutamakan rekreasi olahraga, kelestarian satwa.

d. Mempunyai luas yang cukup e. lapangantidak membahayakan

JENIS KAWASAN TUJUAN PEMANTAPAN KAWASAN KRITERIA

4. Kriteria daerah perlindungan plasma nutfah adalah :

a. Areal yang ditunjuk memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang belum terdapat dikawasan konsevasi yang telah ditetapkan

b. Merupakan areal tempat

pemindahan tempat kehidupan baru bagi satwa

tersebut.

c. Mempunyai cukup dan

lapangannya tidak membahayakan

5. Kriteria daerah pengungsian satwa adalah :

a. Areal yang ditunjuk merupakan wilayah kehidupan satwa yang sejak semula menghuni areal tersebut.

b. Mempunyai luas tertentu yang memungkinkan berlangsungnya proses hidup dan kehidupan serta berkembangbiaknya satwa tersebut.

2. Pantai berhutan bakau Pantai berhutan bakau adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alam hutan bakau (Mangrove) yang

berfungsi memberi perlindungan pada perikehidupan pantai dan laut

Minimal 130 kali rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dan garis air surut terendah diarah darat

3. Kawasan suaka dalam laut dan peranan lainnya

Suaka alam laut dan perairan lainnya adalah daerah berupa perairan laut, perairan muara sungai, gugusan karang dan atol yang mempunya ciri khas berupa keragaman dan keunikan ekosistem

Kawasan berupa perairan laut, perairan darat, perairan darat wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang dan atol yang mempunyai dan atau keunikan ekosistem

4. Taman Nasional, taman hutan bakau dan taman wisata alam

Taman Nasional: kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan, Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau bukan asli, pengembangan pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan rekreasi alam. Taman wisata alam: kaw. kelestarian alam darat,dilaut untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Kawasan berhutan atau bervegatasi tetap yang memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata

Kriteria Penetapan Kawasan Budidaya :

Kriteria penetapan kawasan budidaya berdasarkan pada fungsinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelangsungan sumber daya itu sendiri. Kriteria penetapan kawasan budidaya selengkapnya adalah budidaya seperti pada tabel 3. pada halaman berikut ini.

Kawasan budidaya pada dasarnya terdiri dari kawasan Penyangga dan Kawasan Usaha. Kawasan penyangga merupakan kawasan yang mempunyai fungsi untuk menjaga atau mengamankan kawasan lindung dari rambahan atau pengaruh pengembangan kawasan budidaya. Kriteria penetapan kawasan penyangga adalah sebagai berikut :

o Kawasan diluar dan berbatasan dengan kawasan lindung.

o Kawasan dengan kelerengan antara 25-40%.

o Kawasan disekitar hutan lindung mutlak dengan radius± 2000m. o Kawasan disekitar hutan lindung terbatas ± 500 m.

o Kawasan dengan ketinggian lebih besar sama dengan 1000 m.

o Kawasan disekitar mata air dengan radius 200-300 dari pusat mata air. o Kawasan disekitar waduk/danau dari muka air tertinggi 100-200 m. o Kawasan di kanan kiri jurang dengan lebar 2 x kedalaman jurang

Sedangkan kawasan usaha merupakan kawasan yang dimanfaatkan ataupun dikelola untuk kegiatan manusia dalam rangka kehidupan dan penghidupannya. Kawasan ini meliputi kawasan terbangun permukiman kota, kawasan terbangun untuk permukiman pedesaan dan kawasan tidak terbangun untuk kegiatan usaha, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Kawasan Terbangun permukiman kota

o Disesuaikan dengan Batas Wilayah Kota sesuai dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun 1986.

o Batas administrasi kotamadya dan kota administrasi o Batas yang ditetapkan dengan perencanaan tata rung

2. Kawasan Terbangun untuk Permukiman Pedesaan

o Kawasan diluar kawasan lindung dan penyangga yang tidak termasuk

wilayah yang dilarang adanya peralihan penggunaan tanah dari pertanian dan bukan pertanian, yang umumnya terdiri dari sawah dengan 2 x panen setahun, sawah dengan 1 x panen padi da 2 x panen palawija, sawah tidak ditanam padi tetapi ditanami palawija 2 x panen dan tebu.

o Kawasan di luar kawasan lindung dan penyangga, tidak termasuk

kawasan yang peralihan penggunaan tanahnya diarahkan untuk tanaman keras atau hutan produksi, yaitu tanah kering dengan lereng > 15% dan tanah dengan kelerengan < 15% yang tidak mungkin untuk diusahakan tanaman semusim seperti tanah berbatu, berpasir swarsa, padat lahar, bekas penambangan/galian.

o Kawasan diluar kawasan lindung dan pertaniannya dapat dialihkan ke

bukan pertanian, misalnya tanah kering dan sawah tadah hujan dengan kelerengan sekitar 15%.

3. Kawasan Tidak Terbangun untuk Kegiatan Usaha

Kawasan ini di luar kawasan lindung, penyangga, maupun terbangun permukiman. Disamping kedua kelompok kawasan tersebut, kawasan budidaya juga meliputi budidaya khusus, yaitu suatu kawasan yang difungsikan secara khusus, seperti :

o Untuk kepentingan militer. o Untuk pengungsian satwa.

o Untuk perkembangan minyak dan gas bumi.

o Untuk pembangit tenaga atom.

Agar lebih jelas mengenai kriteria penetapan kawasan budidaya terdapat pada tabel 3.

Tabel 1.3 : Penetapan Kawasan Budidaya

JENIS PENGGUNAAN TUJUAN KRITERIA

1. Kawasan Hutan Produksi

ƒ Kawasan Hutan Produksi Terbatas ƒ Kawasan Hutan Produksi Tetap ƒ Kawasan Hutan Produksi Konversi

Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas yang eksploitasinya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam

Kawasan hutan yang diperlukan dan dapat dialihgunakan

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah yang pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknik

Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai skor 125 – 174 diluar hutan suaka alam buatan wisata dan hutan konversi lainnya

(SK Mentan No 683/Kpts/Um/Um/11/1980

Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai skor 125 – 174 diluar hutan suaka alam buatan wisata dan hutan konversi lainnya

(SK Mentan No 683/Kpts/Um/Um/11/1981 dan 937/Kpts/Um/Um/11/1980

Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai skor 125 – 174 diluar hutan suaka alam buatan wisata dan hutan konversi lainnya

(SK Mentan No 683/Kpts/Um/Um/11/1981 dan 937/Kpts/Um/Um/11/1980s

2. Kawasan Hutan Pertanian

ƒ Kawasan Tanaman Pangan Lahan Basah

ƒ Kawasan Tanaman Lahan Kering

ƒ Kawasan Tanaman Tahunan Perkebunan

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah yang pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah yang pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknik

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan/perkebunan yang menghasilkan baik bahan dan bahan baku industri

Tanaman pangan lahan adalah mempunyai sistem atau potensi pengembangan pengairan yang memiliki :

a. Ketinggian < 1000 m b. Kelerengan < 40%

c. Kedalaman Efektif lapisan tanah atas > 30%.

Kawasan yang tidak mempunyai sistem atau potensi pengembangan pengairan dan memiliki :

a. Ketinggian < 1000 m b. Kelerengan < 40%

c. Kedalaman Efektif lapisan tanah atas > 30%.

Kawasan yang sesuai untuk tanaman tahunan/perkebunan dengan mempertimbangkan :

a. Ketinggian < 1000 m b. Kelerengan < 40%

c. Kedalaman Efektif lapisan tanah atas > 30%.

JENIS PENGGUNAAN TUJUAN KRITERIA ƒ Kawasan Peternakan

ƒ Kawasan Perikanan

Kawasan yang diperuntukkan bagi peternakan hewan besar dan padang penggembala ternak

Kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan baik berupa pertambakan atau kolam dan perairan darat lainnya

Kawasan yang sesuai untuk peternakan/penggembalaan hewan besar ditentukan dengan mempertimbangkan :

a. Ketinggian < 1000 m b. Kelerengan < 40%

c. Kedalaman Efektif lapisan tanah atas > 30%.

Kawasan yang sesuai dengan perikanan ditentukan dengan mempertimbangkan :

a. Kelerengan < 40% b. Persediaan air cukup

3. Kawasan Pertambangan Kawasan yang diperuntukkan bagi perkembangan baik wilayah yang sedang maupun yang segera akan dilakukan kegiatan pembangunan

Kriteria lokasi sesuai yang

diterapkan Departemen Pertambangan untuk daerah

masing-masing yang mempunyai potensi bahan tambang bernilai tinggi

4. Kawasan Perindustrian Kawasan yang diperuntukkan bagi industri berupa tempat pemusatan kegiatan industri

a. Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industri b. Tersedianya sistem

pembuangan yang cukup c. Adanya sistem pembuangan

limbah

d. Tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat

e. Tidak terletak dikawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi untuk pengembangan irigrasi.

5. Kawasan Pariwisata Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata

Kawasan yang mempunyai : a. Keindahan alam dan keindahan

panorama

b. Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan

c. Bangunan peninggalan budaya dan atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi

6. Kawasan Permukiman Kawasan yang diperuntukkan bagi permukiman

a. Kawasan lahan dengan masukan teknologi yang ada b. Ketersediaan air terjamin c. Lokasi yang terkait dengan

kawasan hutan yang telah ada/berkembang

d. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah

Dalam dokumen 2. Skrips Studi Pengembangan Zona Indust (Halaman 56-64)