BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS
B. Temuan Hasil Penelitian
2. Kendala Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis bahwa cara orang tua mendidik anak akan sangat berpengaruh terhadap karakter anak, hal ini ditandai dengan adanya orang tua yang melarang anaknya merokok namun ia melakukan hal itu, marah yang berlebihan ketika anaknya berkata kasar sedangkan orangtuanya terlebih dahulu melakukan hal itu sehingga anak meniru prilaku tersebut yang sangat berdampak pada karakter anak.119
2. Kendala Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Karakter
Hal ini dibenarkan oleh IN dalam pernyataan sebagai berikut:
“Anak yang sering melakukan hal yang tidak terpuji itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan agama karena tidak pernah belajar ilmu agama secara memadai selama ini, sehingga tidak mengetahui mudorat yang akan ditimbulkan dari perbuatnnya tersebut, tentunya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.”122
Berdasarkan wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di atas dapat diketahui bahwa kurangnya dasar agama siswa merupakan satu kendala untuk melaksanakan pembinaan karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, karena siswa-siswi di sekolah ini hanya sebagian yang memiliki dasar ilmu-ilmu agama yang memada
b. Kurangnya Kerja Sama Sekolah Dengan Orang Tua Siswa
Pihak sekolah jika menghendaki hasil yang baik dalam menghadapi tantangan dalam membina karakter siswa, melakukan kerja sama atau hubungan yang erat antara sekolah dan keluarga atau orang tua. Menurut NU ia mengatakan bahwa:
“Salah satu kendala yang dihadapi guru dalam membina karakter siswa adalah kurangnya kerja sama dengan orang tua. Terkadang orang tua tidak pernah sama sekali memantau siswanya di sekolah. Padahal itu sangat penting dilakukan karena bisa saja siswa di rumah baik karena takut pada orang tua tapi di sekolah perilakunya berbeda. Hal ini juga dibuktikan terkadang siswa-siswi bermasalah yang dipanggil orang tuanya ada juga orang tua yang tidak bersedia datang memenuhi panggilan dari pihak sekolah. Namun bagi orang tua yang mau datang kita ingatkan dan kita jalin kerja sama dalam mendidik anak-anak mereka”.123
Menurut NU ia mengatakan bahwa:
“Kurangnya kerja sama orang tua dalam hal pembinaan karakter anak terlihat dari masih adanya orang tua yang membela anaknya jika siswanya mendapat teguran dari sekolah sehingga anak merasa menang dan tidak takut untuk
122 Wawancara, 24 Maret 2018
123 Hasil Wawancara, 29 April 2018
berbuat kurang terpuji padahal orang tua tidak tahu jelas apa yang dilakukan anaknya di sekolah”.124
Menurut MA mengatakan bahwa:
“Untuk menciptakan kerja sama antara guru dan orang tua dalam hal pembinaan karakter siswa dengan cara melakukan dialog di saat penerimaan rapor akhir semester. Dalam dialog tersebut guru mengajak orang tua siswa untuk bekerja sama memperhatikan pendidikan siswa terutama siswa-siswi yang akhlaknya kurang baik”.125
Salah satu kendala yang dihadapi guru dalam membina karakter siswa adalah kurangnya kerja sama dengan orang tua.
Terkadang orang tua tidak pernah sama sekali memantau anaknya di sekolah. Hal ini juga dibuktikan terkadang siswa-siswi bermasalah yang dipanggil orang tuanya ada juga orang tua yang tidak bersedia datang memenuhi panggilan dari pihak sekolah.
Namun bagi orang tua yang mau datang kita ingatkan dan kita jalin kerja sama dalam mendidik siswa-siswi mereka.
Di sekolah siswa-siswi dijaga, dibimbing, diajar dididik dan dibina oleh guru mereka. Karena di sekolah guru adalah pengganti dari orang tua siswa tersebut. Tapi walaupun demikian orang tua tidak seharusnya lepas tangan begitu saja terhadap pembinaan siswa-siswi mereka. Sebagai mana yang dikatakan IS bahwa:
“Orang tua seharusnya sekali-sekali datang ke sekolah untuk memperhatikan anak-anak mereka di sekolah. Apakah anak mereka memang datang ke sekolah atau tidak, kelakuan mereka baik atau tidak dan sebagainya. Karena pernah ditemui anak yang tidak berada di sekolah ketika jam sekolah berlangsung tanpa sepengetahuan orang tua mereka”.126 Kerja sama antara guru dan orang tua sangat dibutuhkan dalam pembinaan karakter siswa. jika orang tua hanya
124 Hasil Wawancara, 29 April 2018
125 Hasil Wawancara, 09 Mai 2018
126 Hasil Wawancara, 24 Maret 2018
menyerahkan sepenuhnya kepada guru di sekolah saja untuk dapat mendidik dan membina karakter siswa akan sulit untuk tercapai karena terkadang siswa–siswa berbeda perilakunya, terkadang di sekolah baik tapi di rumah tidak, demikian pula sebaliknya.
Setiap penerimaan raport pada kenaikan kelas, bagi siswa yang karakternya tidak baik dan nilainya jelek pihak sekolah memanggil orang tuanya ke sekolah, guru dan kepala sekolah mengadakan pertemuan dalam rangka membina kerjasama agar dapat lebih memperhatikan pendidikan dan karakter siswa di rumah. Hal ini juga ditegaskan oleh HE ia mengatakan bahwa:
“Setiap peneriman raport pada kenaikan kelas, bagi siswa yang karakternya tidak baik dan nilainya jelek pihak sekolah memanggil orang tuanya ke sekolah, guru dan kepala sekolah mengadakan pertemuan dalam rangka membina kerjasama agar dapat lebih memperhatikan pendidikan dan akhlak siswa terutama bagi orang tua di rumah, karena siswa lebih banyak bersama orang tua daripada di rumah”.127
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya kerja sama orang tua siswa dengan pihak sekolah dalam melaksanakan pembinaan karakter siswa. Apabila kerja sama tersebut tidak berjalan dengan baik maka akan sulit membentuk karakter siswa karena sebenarnya orang tualah yang lebih utama dalam membina anaknya melalui bantuan guru-guru di sekolah.128
c. Lingkungan Bermain Siswa di Luar Jam Sekolah
Guru di sekolah hanya bisa memantau perilaku siswa ketika mereka bertemu di sekolah. Apabila usai jam sekolah maka guru tidak dapat lagi memantau perilaku siswa dengan siapa siswa
127 Hasil Wawancara, 20 Mai 2018
128 Observasi 11 Februari 2018
bergaul atau bermain ketika di luar jam sekolah. NU mengatakan bahwa:
“Sering sekali saya bertemu dengan siswa siswi yang setelah jam sekolah usai tapi tidak langsung pulang ke rumah. Ada yang duduk-duduk di pinggir jalan, main ke pasar bahkan mereka masih memakai seragam sekolah. Saya selaku guru yang juga orang tua mereka ketika di sekolah memberikan nasehat agar mereka tidak seperti itu lagi. Selain itu kami pihak sekolah juga bekerja sama dengan masyarakat sekitar agar dapat melaporkan apabila ada siswa yang berlaku tidak terpuji seperti minggat, mengganggu masyarakat sekitar ketika jam sekolah berlangsung”.129
Hal ini juga dikatakan oleh HA bahwa :
”Ketika saya sedang di luar saya sering bertemu dengan siswa siswi dengan menggunakan sepeda motor masing-masing hilir mudik berkeluyuran dengan huru hara yang tidak ada manfaatnya”130
Masih menurut NU ia mengatakan bahwa:
“Seharusnya orang tua dapat memantau lingkungan bermain siswa-siswi mereka ketika sudah di luar jam sekolah. Karena pada saat itu tanggung jawab untuk membina siswa telah berpindah kepada orang tua”.131
Seharusnya orang tua memantau anak-anak mereka dengan siapa anak-anaknya bergaul ketika diluar jam sekolah karena zaman sekarang pergaulan remaja sangat dikhawatirkan dan banyak sekali pengaruh-pengaruh buruk yang bisa didapat siswa di luar. Untuk itu sebelum siswa terlanjur terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik yang dapat berakibat buruk terhadap perilaku dan karakter orang tua dan guru hendaknya berkerja sama dalam memantau siswa-siswi. Guru memantau siswa di sekolah sedangkan orang tua mempunyai tanggung jawab besar untuk memantau siswa-siswinya di luar jam sekolah.
129 Hasil Wawancara, 29 April 2018
130 Hasil Wawancara, 29 April 2018
131 Hasil Wawancara, 29 April 2018
Berdasarkan observasi penulis bahwa memang masih sering kelihatan siswa-siswi yang tidak pulang langsung ke rumah di saat jam pelajaran usai. Dengan alasan ada les tambahan di sekolah mereka memanfaatkan waktu untuk bermain-main tanpa memberitahukan yang sebenarnya pada orang tua mereka.132
Sebagaimana wawancara dengan MA ia mengatakan bahwa:
“Kami sering temukan anak-anak hanya bermain di rumah temannya, sementara dengan kami alasannya ingin pergi belajar. Kami sangat sulit sekali memantau keberadaannya, sehingga kami harus membeli handphone untuk bisa memantaunya”.133
Dengan demikian, kurang baiknya karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi dapat disebabkan karena lingkungan bermain dan pergaulan yang kurang baik. Dengan kata lain, pengaruh negatif dari lingkungan akan memberikan pengaruh-pengaruh yang tidak baik pula pada kebiasaan dan perilaku siswa yang tidak mencerminkan norma agama.
d. Pengaruh Negatif Berbagai Media yang Merusak
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin canggih pula berbagai media komunikasi saat ini yang dapat memberikan berbagai macam pengaruh bagi siswa.
misalnya saja seperti TV, VCD, internet serta HP dan sebagainya yang dapat berpengaruh terhadap karakter siswa. Hasil observasi di lapangan diperoleh masih ada siswa yang memiliki pola hidup yang belum Islami seperti memakai gelang, kalung bagi siswa laki-laki di sekolah dan ada juga yang membawa hp untuk keperluan masing- masing. dan berbicara dengan bahasa gaul menurut orang sekarang yang padahal kata-kata itu tidak selayaknya dan tidak sopan diucapkan. Karena SMA Negeri 1 ini lokasinya tidak jauh
132 Hasil Observasi 04 Februari 2018
133 Hasil Wawancara, 09 Mai 2018
dari kota sehingga siswa sangat mudah mendapatkan informasi dan mengikuti tren siswa-siswi gaul seperti di kota-kota.134
Selanjutnya hasil wawancara dengan NU ia mengatakan bahwa:
“Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti media elektronik TV, VCD, Internet, HP dan sebagainya saat ini selain memiliki manfaat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan tetapi terkadang tidak sedikit pula berdampak buruk terutama bagi perilaku siswa, karena siswa seperti siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi selalu merasa ingin tahu dan mencoba terhadap sesuatu yang baru mereka kenal tanpa memikirkan dalam-dalam manfaat dan mudaratnya”.135
Selanjutnya NU juga mengatakan bahwa:
“Faktor lain yang mempengaruhi karakter siswa adalah canggihnya alat-alat elektronik saat ini seperti TV, CD, komputer, internet yang sering sekali mereka jumpai setiap hari dan mudah sekali mereka dapatkan di pasar-pasar. Yang terkadang dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi karakter siswa”.136
Selain itu menurut AI ia mengatakan bahwa:
“Karakter siswa dapat menjadi buruk dipengaruhi media yang tidak mendidik seperti HP yang ada gambar-gambar porno, tayangan-tayangan televisi yang tidak memberikan nilai pendidikan yang belum pantas ditonton siswa, situs-situs di internet yang tidak benar seperti gambar-gambar porno kaset-kaset CD yang tidak layak ditonton siswa yang masih banyak dijual bebas di pasar. Untuk itu kami selaku guru dan kepala sekolah pernah mengadakan razia HP dan menahan HP siswa yang terdapat gambar-gambar yang tidak pantas.
Setelah itu kami melarang siswa untuk menggunakan HP.
Karena selain dapat membuat karakter siswa buruk juga dapat mengganggu aktivitas belajar siswa”.137
134 Hasil Observasi, 04 Februari 2018
135 Hasil Wawancara, 29 April 2018
136 Hasil Wawancara, 29 April 2018
137 Hasil Wawancara ,11 April 2018
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa media elektronik dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi akhlak siswa dan dapat menjadi kendala besar bagi guru dalam membina karakter siswa karena guru tidak bisa sepenuhnya mengontrol siswa.138
3. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Karakter