• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala Internal Yang Dihadapi Oleh KUD SMM-III a. Ketidak puasan terhadap pengelolaan lahan

Dalam dokumen TESIS. Oleh. R A M I N I T A /M.Kn (Halaman 112-118)

LABUHANBATU UTARA

1. Kendala Internal Yang Dihadapi Oleh KUD SMM-III a. Ketidak puasan terhadap pengelolaan lahan

Anggota sebagai pemilik lahan bisa saja merasa tidak puas atas pengelolaan yang dilakukan oleh KUD SM-III karena hasil produksinya sangat minim atau tidak sesuai dengan luas lahan yang dikelola dalam hal demikian pada waktu mengadakan rapat anggota menyampaikan kekecewaannya diantaranya minimnya hasil produksi pada kelompoknya selain itu sering kali diperotes masalah jadwal pemupukan yang tidak jelas, karena dalam hal pemupukan ini harus melihat kondisi iklim dan mempertanyakan jenis pupuk apa yang dipakai. jadi hal yang demiakian sering kali terjadi karena sebagian besar anggota juga tidak terlalu paham mengenai pengelolaan pada tanaman kelapa sawit.

Sebagaimana yang telah di sebutkan diatas maka sudah menjadi tanggung jawab KUD SMM-III untuk menjawab dan memberi keterangan sesuai kenyataan apa yang terjadi di lapangan serta mengatasi segala apa yang dikeluhkan oleh anggota sepanjang yang berkaitan dengan bagi hasil atas pengelolaan tanaman kelapa sawit tersebut. dalam hal ini KUD harus bekerja keras lagi untuk mewujudkan apa yang di

98

harapkan oleh anggota karena kewajiban utama dari KUD SMM-III itu sendiri adalah mengelola lahan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Dari hasil wawancara dengan Ketua Koperasi SMM-III pada tanggal 28 Juni 2011 bahwa yang menjadi kendala dalam mengelola tanaman kelapa sawit untuk memperoleh hasil yang memuaskan adalah dalam hal pemupukan, untuk meningkatkan hasil produksi yang lebih memuaskan KUD SMM-III mengharapkan perhatian dan bantuan dari pemerintah. oleh karena hasil produksi yang diperoleh belum memenuhi standart perkebunan karena proses pemupukan yang dilakukan juga belum sesuai dengan stendart perkebunan, oleh karena itu KUD SMM-III dalam mengelola pertanian tanaman kelapa sawit tersebut ingin mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh perkebunan yang telah sukses baik dibidang pengelolaan, perawatan dan sampai dengan pemasaran hasilnya, maka semaksimal mungkin diupayakan bagaimana cara untuk mengatasi segala sesuatu yang menjadi penghambat dalam melakukan pengelolaan tanaman kelapa sawit tersebut.

Pentingnya pemupukan untuk memperoleh hasil produksi yang memuaskan terhadap tanaman kelapa sawit yang perlu diperhatikan adalah jenis pupuk yang digunakan dan cara pemupukannya, karena tanpa melakukan pemupukan secara teratur hasil produksinya tidak akan memuaskan. jenis pupuk yang digunakan dalam pengelolaan disesuaikan dengan jenis tanahnya, karena 90% lahan yang dikelola adalah tanah gambut kering maka jenis pupuk yang digunakan oleh KUD SMM-III adalah jenis pupuk abu Janjang dan pupuk jenis lainnya juga dipakai seperti pupuk kimia yang biasa dipakai untuk tanaman kelapa sawit.

Selanjutnya disampaikan dalam wawacara tersebut bahwa pemupukan yang dilakukan oleh KUD SMM-III masih dibawah standart perkebunan karena biaya pemupukan pada perkebunan sekitar Rp 500.000.- sampai dengan Rp 600.0000.- per hektare untuk setiap bulannya. kenyataannya dilapangan dapat dilihat bahwa terhadap kebun kelapa sawit yang dikelola oleh KUD SMM-III biaya pemupukannya sangat berfariasi yaitu sekitar Rp 400.000.- untuk 4 Ha (empat hektare) tergantung hasil produksi, karena ada/banyak sisipan sehingga hasilnya tidak maksimum sementara biaya untuk perawatannya dapat diperkirakan cukup besar. ada juga yang biayanya pemupukannya sekitar Rp 350.000.- dan bahkan ada yang hanya Rp 200.000.- per hektare.

Oleh karena pupuk adalah suatu yang sangat penting dan yang paling utama dibidang pertanian kelapa sawit disamping perawatannya. disebut demikian karena sedikit banyaknya hasil produksinya tergantung pada pemberian pupuk yang dilakukan dengan cara yang rutin dan teratur serta jenis pupuk yang diberikan juga harus diperhatikan karena pupuk yang dipakai untuk tanaman kelapa sawit baik yang ditanam pada tanah darat kering dan yang ditanam pada jenis tanah gambut adalah berbeda. oleh karena itu sangatlah perlu kiranya dipelajari hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan pertanian tanaman kelapa sawit ini agar nantinya tanaman kelapa sawit yang dikelola baik oleh perseorangan maupun perusahaan memberikan hasil yang optimal.

Pemupukan yang dilakukan oleh KUD SMM-III belum dilakukan dengan cara yang rutin dan teratur karena pemupukan yang dilakukan tergantung dari banyaknya

hasil produksi yang dihasilkan. karena jika hasil produksinya sedikit tentu tidak dapat dilakukan pemupukan dan jika pemupukan dilakukan maka anggota bisa saja tidak menerima uang misalnya dalam satu bulan panen karena uang tersebut digunakan untuk membeli pupuk hal seperti inilah yang sulit diterima oleh anggota, karena anggota ingin setiap bulannya mendapat hasil dari lahannya dan anggota tidak mau tau bagaima KUD SMM-III dapat mengatasinya. Itulah sebabnya KUD SMM-III memakai caranya sendiri untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan tidak memutus pendapatan anggota setiap bulannya. pemupukan dilakukan bila telah sampai waktunya untuk dipupuk namun jumlahnya tidaklah sesuai dengan setandart pada umumnya oleh karena pemberian pupuk yang masih demikian maka jumlah produksi yang dihasilkan juga masih dibawahh standart.

Tingginya harga pupuk pada saat sekarang ini, sudah tidak diherankan lagi kelangkaannya, tetapi karena pemupukan yang dilakukan tidaklah pada waktu yang sama secara keseluruhan dari seluruh luas lahan 1892 Ha yang dikelola oleh KUD SMM-III tergantung penghasilan produksinya pada setiap pengawasan satu ketua kelompok, karena pengelolaannya dilakukan berdasarkan pengawasan dalam setiap satu ketua kelompok, maka seluruh biaya yang dikeluarkan akan ditanggung oleh anggota secara bersama-sama dalam setiap satu ketua kelompok dan hasil yang diterima atau keuntungan yang diperoleh dalam setiap pengawasan satu ketua kelompok tersebut akan dibagikan secara merata pula untuk setiap anggotanya dalam satu ketua kelompok. oleh karena itu dalam pengelolaan yang dilakukan oleh KUD SMM-III dengan luas lahan lebih kurang 1892 Hektare pendapatan yang diterima

setiap anggota juga tidaklah sama rata karana tergantung pada pengeluaran dan penghasilan setiap pengawasan ketua kelompok masing-masing.

Oleh karena di Desa Sei Tualang KUD SMM-III tersebut sangatlah dibanggakan karena pengelolaan yang dilakukan dapat diandalkan sehingga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para anggotanya, namun pada kenyataannya masih sangat minim perhatian pemerintah terhadap koperasi tersebut bila dilihat dari segi penghasilan bahwasannya KUD SMM-III merupakan bagian penghasil terbesar untuk pendapatan daerah.

Selanjutnya dalam wawancara tertanggal 28 Juli 2011 disampaikan bahwa selama pengelolaan yang dilakukan oleh KUD SMM-III masih sekali mendapatkan bantuan dari pemerintah yaitu pada tahun 2005, bantuan yang diberikan adalah dana sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) dari Dinas Koperasi karena KUD SMM-III dianggap layak untuk menerimanya, Namun demikian KUD SMM-III sangatlah membutuhkan perhatian dan bantuan dari pemerintah agar dalam mengelola pertanian tanaman kelapa sawit dapat memberikan hasil yang lebih maksimal.

b. Solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah yang terjadi

Sebagaimana yang disampaikan dalam wawancara pada tanggal 15 januari 2012 dengan salah satu anggota KUD SMM-III bahwasannya solusi yang ditempuh untuk penyelesaian konflik yang terjadi pada pelaksanaan bagi hasil pengelolaan tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu Utara, dalam hal ini bila terjadi

suatu masalah sebagaimana yang telah disebutkan diatas maka yang dilakukan adalah menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat.

Pertama yang dilakukan adalah Rapat Kelompok, rapat kelompok ini diketahui oleh pengurus koperasi. disebut demikian adalah karena dalam mengelola tanaman kelapa sawit tersebut telah dipilih ketua kelompok masing-masing anggota untuk menjalankan pengelolaan tersebut. bila pada rapat yang diselenggarakan telah diambil satu keputusan yang telah benar-benar di pertimbangkan maka itu harus di laksanakan dan bila keputusan yang telah dicapai dalam rapat tidak membawa perubahan yang lebih baik maka di anggap tidak berkompeten maka aggota wajib memberhentikan ketua kelompok tersebut, pemberhentian dapat dilakukan secara hormat atau tidak hormat sesuai dengan keputusan anggota karena yang dijunjung tinggi dalam koperasi ini adalah keputusan anggota.

Sebagaimana disampaikan dalam wawancara bahwasannya bila ada masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan bagi hasil tersebut tidak pernah diselesaikan di luar dari ruang lingkup KUD SMM-III, walaupun pada saat ini telah tersedia lembaga untuk menyelesaikan masalah baik secara litigasi dan non litigasi, namun tidaklah demikian pada KUD SMM-III penyelesaian masalah yang dilakukan dengan cara musyawarah mufakat sebagaimana dari wawancara yang dilakukan dengan salah satu ketua kelompok KUD SMM-III Bapak Herman Sembiring, bahwa selama ini penyelesaian masalah yang timbul dalam melaksanakan bagi hasil ini belumpernah ditempuh dengan jalur hukum.

2. Kendala Eksternal Yang Dihadapi Oleh Perkebunan Kelapa Sawit

Dalam dokumen TESIS. Oleh. R A M I N I T A /M.Kn (Halaman 112-118)