• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

6.1. Membangun Model Penggunaan Lahan di Pesisir Sidoarjo.

6.1.2. Kendala-Kendala Penggunaan Lahan

Dalam rangka penyusunan model perlu ditetapkan kendala-kendala yang membatasi penggunaan lahan. Secara umum di Kawasan Pesisir Kabupaten Sidoarjo kendala-kendala tersebut meliputi : kendala sumberdaya, kendala lingkungan, kendala sosial, dan kendala ekonomi. Kendala sumberdaya dinyatakan dalam ketersediaan lahan. Kendala lingkungan digambarkan dalam luas hutan mangrove minimal yang perlu dipertahankan agar keberadaannya dapat menjaga kelestarian ekosistem disekitarnya. Kendala ekonomi dinyatakan dalam bentuk kemampuan dana petani. Kendala sosial dinyatakan dalam ketersediaan tenaga kerja keluarga petani tambak. Semua kendala tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan atau ketidak samaan.

1. Kendala Sumberdaya Lahan

Kesesuaian dan kelayakan penggunaan lahan pada suatu satuan lahan tertentu menjadi kendala dalam penyusunan model. Dari tabel diatas dapat dilihat kemungkinan suatu satuan lahan bagi berbagai alternatif penggunaan. Akan tetapi Kawasan Hutan Mangrove Kawasan Tambak Kelas Lahan : NS1 Pola Usaha : X1, X2, X6 Kelas Lahan : S2 Pola Usaha : X1, X3, X4, X5, X6 Kelas Lahan : S1 Pola Usaha : X1, X2 Kelas Lahan : NS2 Pola Usaha : X1, X3, X4, X5

luas semua penggunaan lahan pada suatu satuan lahan akan dibatasi oleh luas satuan lahan tersebut.

Pada satuan lahan 2, alternatif penggunaannya adalah tambak bandeng, udang organik, udang intensif dan udang campur. Berarti pada satuan lahan tersebut terjadi persaingan atau konflik penggunaan lahan untuk menghasilkan empat komoditas tersebut. Tetapi keempat penggunaan lahan tersebut dibatasi oleh luas wilayah Kecamatan Jabon, Porong, Tanggulangin, Cand i dan Sidoarjo sebesar 9 191.4 ha. Demikian juga untuk satuan lahan 1 mencapai 6 574.8 ha meliputi Kecamatan Sedati, Waru dan Buduran. Satuan lahan 3 meliputi hutan mangrove yang menjadi satu wilayah geofisik dengan satuan lahan 1 adalah 300 ha, dan satuan lahan 4 yang meliputi hutan mangrove yang menjadi satu wilayah geofisik dengan satuan lahan 2 adalah 422.335 ha. Kendala luas lahan keseluruhan adalah meliputi luas keberadaan lahan secara keseluruhan yang mencapai 16 488.535 ha.

2. Kendala Lingkungan

Dalam model alokasi penggunaan lahan ini, yang dimaksud dengan kendala lingkungan dicerminkan oleh luas hutan mangrove minimal yang perlu dipertahankan sehingga keberadaannya tetap efektif dalam menjaga kelestarian ekosistem disekitarnya terutama ekosistem tambak. Untuk menentukan luas hutan mangrove lestari, dilakukan analisis regresi terhadap data kualitas air dan tanah disekitar hutan mangrove, lihat Lampiran 9. Dugaan modelnya sebagai berikut :

P = a.j-b ; dalam bentuk linear setelah dilog-kan adalah P = A – b J + u ; dimana:

P : Kadar senyawa biokimia A : Intersep

B : Parameter dugaan (koefisien regresi) J : Jarak (Ketebalan hutan mangrove)

Perhitungan Jarak dari Pantai, Jika Nilai Salinitas (P) = 30.25

P = 22.5516 exp (0.002779 J) 30.25 = 22.5516 exp (0.002779 J) 30.25/22.5516 = exp (0.002779 J) 1.341366 = exp (0.002779 J) Ln (1.341366) = Ln (exp (0.002779 J)) 0.293688 = 0.002779 J J = 0.293688/0.002779 J = 105.6812

Perhitungan Jarak dari Pantai, Jika Nilai BOD (P) = 0.288

P = 0.332658exp (-0.001547 J) 0.288 = 0.332658exp (-0.001547 J) 0.288/0.33266 = exp (-0.001547 J) 0.86575402 = exp (-0.001547 J) Ln (0.865754) = Ln (exp (-0.001547 J) -0.1441545 = -0.001547 J J = -0.1441545/-0.001547 J = 93.1832289

Dari hasil analisis regresi diperoleh dugaan parameter ma sing- masing: A = 33.26 %o ; b = - 0.001547. Sehingga pada tingkat salinitas rata-rata

air tambak P = 30.25 %o terjadi pada ketebalan mangrove 105.6812 m1. Angka

ini setara dengan luas hutan mangrove ; 105.6812 x 27 000 m = 285.33924 ha. Dari luas total hutan mangrove minimal masih harus dibagi menjadi dua bagian masing- masing untuk satuan lahan 3 dan satuan lahan 4. Panjang pantai satuan lahan 3 adalah 11.8 km sehingga luas minimal hutan mangrove untuk satuan lahan ini adalah 11 800 m x 105.6812 m = 124.7 ha. Sedang untuk satuan lahan 4 dengan panjang pantai mencapai 15.2 km luas minimal hutan mangrove untuk satuan lahan ini adalah 160.64 ha. Luas inilah yang merupakan batasan luas hutan mangrove minimal sehingga fungsinya sebagai biofilter dalam menjaga

1

Penulis lebih menggunakan hasil perhitungan jarak untuk kadar salinitas, karena memberikan hasil perhitungan jarak paling jauh dibandingkan dengan kadar polutan lainnya.

ekosistem tambak tidak berkurang. Informasi ini dapat melengkapi peta peruntukan lahan sebagai mana disajikan pada Gambar 19

Gambar 19. Klas Satuan Lahan dengan Kendala Luas Minimal Hutan Mangrove

3. Kendala Sosial

Kendala sosial yang paling penting berhubungan dengan penggunaan lahan di Kawasan Pesisir Sidoarjo adalah akseptabilitas (kesediaan masyarakat untuk menerima) suatu teknologi yang akan dikembangkan di suatu satuan kawasan tertentu. Dari semua kemungkinan jenis-jenis usaha penggunaan lahan hampir semuanya dapat diterima oleh masyarakat. Ada satu jenis penggunaan lahan yaitu untuk usaha budidaya udang intensif yang dewasa ini sebagian besar anggota masyarakat sudah tidak mau lagi untuk menggunakannya karena menimbulkan dampak kerusakan lingkungan (eksternalitas) yang merugikan petambak lainnya. Tetapi karena belum ada aturan yang melarangnya, maka tidak ada seorangpun yang bisa melarang bagi setiap pemilik lahan untuk melakukan usaha apapun termasuk budidaya udang intensif.

Kendala sosial lainnya dinyatakan dalam bentuk ketersediaan tenaga kerja, yang pada tahun 2005 mencapai jumlah 22 418 orang usia kerja (15 – 55 tahun). Angka ini merupakan penjumlahan dari pandiga dengan petambak seluruh

Kawasan Hutan Mangrove Kawasan Tambak Sat. Lahan 3 = 175.3 ha Pola Usaha : X1, X2, X6 Sat. Lahan 2 = 9191.4 ha Pola Usaha : X1, X3, X4, X5, X6 Sat. Lahan 1 = 6574.8 ha Pola Usaha : X1, X2 Sat. Lahan 4 = 261.695 ha Pola Usaha : X1, X3, X4, X5 Kendala Lingkungan : Luas

minimal hutan mangrove 124.7 ha

Kendala Lingkungan : Luas minimal hutan mangrove 160.64 ha

Kabupaten Sidoarjo yang diperoleh dari laporan Tahunan Bidang Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2004. Jika tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 2.4837 persen/ tahun, maka pada tahun 2006 jumlah ketersediaan tenaga kerja mencapai 23 590 orang. Diasumsikan jumlah tenaga kerja ini dapat dimobilisasi untuk keperluan pengelolaan tambak maupun mangrove. Jika diasumsikan dalam satu tahun jumlah hari kerja efektif 300 hari kerja, maka jumlah hari kerja seluruhnya yang tersedia adalah 7 077 000 HOK.

4. Kendala Ekonomi

Kendala ekonomi dicerminkan dari ketersediaan dana yang dimiliki oleh seluruh petani tambak yang ada di Kawasan Pesisir Kabupaten Sidoarjo. Untuk itu kita bisa menghitung dari hasil total produksi seluruh masyarakat Kawasan Pesisir berikut dana-dana bantuan pemerintah dan potensi tenaga kerja yang dimiliki masing- masing anggota keluarga. Jumlah ini selanjutnya dikurangi dengan biaya hidup perkapita seluruh anggota keluarga petani tambak di Kawasan Pesisir Kabupaten Sidoarjo.

Jumlah tenaga kerja yang tersedia mencapai 23 590 orang dan diasumsikan mereka bekerja efektif 300 hari dalam satu tahun dengan upah sebesar Rp 35 000/ HOK ; sehingga potensi modal yang dimiliki petani dari tenaga kerja dalam keluarga mencapai Rp 288 977 500 000. Sementara itu anggaran pembangunan pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang dialokasikan untuk pengembangan sektor perikanan dan kelautan mencapai Rp 1 500 000 000/tahun dan ada dua kecamatan yang memperoleh dana bantuan untuk Program Pengembanga n Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) sebesar Rp 2 000 000 000, sehingga total dana ya ng tersedia Rp 292 477 500 000.

Jumlah KK petambak yang ada mencapai 3 256 KK, jika diasumsikan satu KK terdiri dari 4-5 orang dengan masing- masing 2-3 anak dan sepasang suami istri, maka jumlah anggota keluarga petani tambak total mencapai 14 652 orang. Jika diasumsikan biaya hidup setiap orang dalam satu tahun mencapai Rp 2 400 000, maka total biaya hidup seluruh masyarakat petani tambak dengan anggota keluarganya mencapai 35 164 800 000. Dari informasi tersebut sehingga bisa dihitung total potensi biaya yang tersedia di tingkat petani, sebagaimana disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Potensi Biaya Petambak Yang Tersedia di Pesisir Sidoarjo Tahun 2006

Komoditi Satuan Total Produksi Harga Satuan Total Nilai (Rp) Bandeng Kg 14 464 000.00 8 000 115 712 000 000 Udang Organik Kg 2 625 000.00 70 000 183 750 000 000 Udang Intensif Kg 945 467.47 60 000 56 728 048 200 Udang Campuran Kg 2 548 900.00 30 000 76 467 000 000 Kupang Kg 945 260.00 7 000 6 616 820 000 Kerang Kg 276 460.00 12 000 3 317 520 000 Garam Kg 120 000.00 1 600 190 200 000 Kayu Bakar Kubik 9 000.00 50 000 450 000 000

Sub Total : 443 231 588 200

(+)Potensi Tenaga Kerja + Dana Pemerintah 247 695 000 000 (-) Biaya Hidup Seluruh Anggota KK Petambak Pesisir Sidoarjo 35 164 800 000

Total Potensi Biaya Yang Tersedia 655 761 788 200

Dokumen terkait