• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala Pelaksanaan Model Pembelajaran Area dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Peserta Didik di Kelas Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Peserta Didik di Kelas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Kendala Pelaksanaan Model Pembelajaran Area dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Peserta Didik di Kelas Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Peserta Didik di Kelas

B5

Berdasarkan hasil peneliti yang telah dilakukan di TK Negeri Pembina Yogyakarta terhadap Pelaksanaan Model Pembelajaran Area dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:

77 a) Proses Pembelajaran

Kendala yang ditemukan peneliti adalah pada saat proses pembelajaran. Kendala tersebut ditemukan peneliti pada saat wawancara dengan guru kelas B5. Guru mengalami kesulitan pada saat tahun ajaran baru yaitu pada saat kelas a naik ke kelas b karena pada tahun ajar baru tersebut merupakan masa peralihan bagi peserta didik. Berikut penjelasan dari ibu Ktr:

“Guru mengalami kendala pada saat memasuki tahun ajaran baru mas, yang kelas a naik ke kelas b. Kan dikelas a model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kelompok nah disini siswa harus beradaptasi lagi menggunakan model pembelajaran area sehingga guru harus intens memberikan bimbingan kepada anak yang masih kurang aktif mas. Selain itu juga ada sebagian anak yang tidak mampu menyelesaikan tugasnya diarea-area yang telah disediakan apabila masih masa peralihan begini mas.” (Wawancara 3: 9 Juni 2015).

Dalam kesempatan wawancara lain ibu Ktr menambahkan bahwa ada kendala lain yang ditemukan, yaitu pada keberagaman tingkat pemahaman yang dimiliki oleh peserta didik. Berikut penjelasan dari ibu Ktr:

“Kendala yang dialami yaitu keberagaman tingkat pemahaman peserta didik yang berbeda-beda. Sehingga guru harus selalu memperhatikan setiap siswanya apakah siswa tersebut sudah memahami apa yang guru sampaikan. Selain itu untuk kendala mengembangkan motorik halus melalui pembelajaran area mungkin guru dituntut harus selalu kreatif dalam memberikan materi pembelajarannya mas kalau tidak siswa akan mudah merasa bosan. Sehingga guru dituntut

78

harus memeiliki kretifitas agar proses pembelajaran tidak monoton.” (Wawancara 3: 9 Juni 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran pendidik mengalami kendala pada saat tahun ajaran baru dikarenakan model pembelajaran yang diterapkan dikelas a dan b berbeda sehingga peserta didik membutuhkan waktu untuk beradaptasi terlebih dahulu. Selain itu tingkat pemahaman peserta didik yang beragam juga menjadi kendala dalam proses pembelajaran.

b) Peran Peserta Didik

Peran peserta didik dalam model pembelajaran area yaitu sebagai subjek utama dalam pembelajaran. Peserta didik diberikan kebebasan dan kesempatan praktek dengan melakukan aktivitas pembelajarannya sendiri. Melalui observasi peneliti menemukan kendala peran peserta didik dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:

“Pada saat kegiatan inti berlangsung, terdapat beberapa peserta didik yang kurang bersemangat dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan yang ada di area pembelajaran. Peserta didik memilih mengobrol dengan teman yang ada didekatnya. Bu Ktr lalu mendekati peserta didik tersebut dan memberikan motivasi serta dorongan agar peserta didik yang bersangkutan bersemangat dalam mengerjakan kegiatan yang ada.” (Catatan Lapangan 7: 9 Juni 2015)

Pendapat yang sama disampaikan oleh ibu Ktr dalam wawancara berikut:

79

“Yang menjadi kendala dari peserta didik biasanya motivasi dan fokus yang lemah mas dalam mengerjakan kegiatan yang ada. Biasanya peserta didik malah mengobrol dengan teman disebelahnya sehingga pekerjaan yang dikerjakan agak lama selesainya mas. Sehingga guru harus memiliki cara untuk memotivasi peserta didik agar antusias kembali.” (Wawancara 4: 10 Juni 2015).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi menunjukan bahwa sebagian peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih memiliki motivasi dan semangat yang lemah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peran peserta didik sebagai aktor utama dalam kegiatan pembelajaran masih belum terbentuk dengan baik karena ada beberapa peserta didik yang masih memiliki motivasi yang lemah dalam belajar.

c) Peran Pendidik

Kedudukan guru dalam pelaksanaan model pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus adalah sebagai fasilitator yang membantu peserta didik untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang dimiliki oleh peserta didik salah satunya adalah motorik halus. Dalam penelitian ini terlihat bahwa guru tidak lagi menjadi pusat sumber belajar. Guru hanya memberikan sedikit penjelasan materi/kegiatan kepada peserta didik dan selanjutnya peserta didik yang akan bereksplorasi terhadap kegiatan yang ada. Untuk melihat peran pendidik dalam pembelajaran, peneliti melakaukan observasi yaitu sebagai berikut:

80

“Bu Ktr memberikan penjelasan sebelum peserta didik melakukan kegiatan inti. Pada saat itu bu Ktr menjelaskan tentang urutan nama-nama bulan, ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan dan ramai dengan teman didekatnya.”

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti masih menemukan kendala tentang peran pendidik dalam pembelajaran yaitu tentang cara mengajar pendidik yang belum dapat memfasilitasi gaya belajar peserta didik secara keseluruhan. Hal tersebut terbukti dari ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan dengan bercanda/ramai dengan teman sebangkunya. Jadi dapat disimpulkan bahwa cara mengajar pendidik belum sepenuhnya memahami jalan pikiran/cara pandang yang dimiliki oleh peserta didik.

d) Penilaian

Kendala yang terjadi pada pelaksanaan model pembelajaran area di TK Negeri Pembina Yogyakarta yang terakhir yaitu terdapat pada penilaian. Pada saat itu ibu Ktr selaku wali kelas kelas B5 menunjukan laporan hasil studi peserta didik. Ibu Ktr menunjukan kepada peneliti bagaimana cara guru menganalisis dan memasukan penilaian terhadap peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Ktr, format penilaian dirasa sangat menyita waktu bagi pendidik. Berikut penjelasan dari ibu Ktr:

81

“Yang menjadi kendala saat penilaian terdapat pada saat guru melakukan rekap nilai peserta didik mas. Pada saat perekapan ini guru harus melaporkan setiap perkembangan dari masing-masing peserta didik, yaitu mulai dari kognitifnya, bahasa, motorik halus dan kasar, sosial, dll yang dibuat secara deskripsi. Selain itu penilaian yang digunakan oleh guru juga tidak cuma satu mas, ada banyak penilaian misal observasi, penugasan, hasil karya, unjuk kerja, catatan anekdot. Nah dari berbagai macam penilai yang digunakan oleh guru tersebut, nantinya guru juga masih harus membuat rangkuman penilaian dari peserta didik mas sehingga hal tersebut sangat menyita waktu yang sangat panjang mas.” (Wawancara 4: 10 Juni 2015).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan model pembelajaran area dalam meningkatkan perkembangan motorik halus peserta didik di TK Negeri Pembina Yogyakarta. Peneliti menemukan adanya kendala pada: persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, peran pendidik, serta pada penilaian peserta didik.

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Area dalam Mengembangkan