• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis Pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 1 Pabelan Tahun Ajaran 2017/ 2018

DAFTAR NAMA GURU DAN STAF SMP N 1 PABELAN Tabel 3.2 Tenaga Pendidik dan Staf SMP N 1 Pabelan

B. Kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis Pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 1 Pabelan Tahun Ajaran 2017/ 2018

103

Langkah-langkah utama pada tahap pertemuan lanjutan adalah:

(1) Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia mengajar serta memberi penguatan.

(2) Mengkaji ulang tujuan pelajaran.

(3) Mengkaji ulang target keterampilan serta perhatian utama guru.

(4) Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran berdasarkan target dan perhatian utamanya.

(5) Menunjukan serta mengkaji bersama guru hasil observasi (Rekaman data).

(6) Menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman data tersebut.

(7) Menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya merupakan keinginan atau target guru dan apa yang sebenarnya terjadi atau tercapai.

(8) Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

B. Kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis Pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 1 Pabelan Tahun Ajaran 2017/ 2018

Dalam melaksanakan supervisi klinis kepala sekolah pasti mengalami kendala-kendala. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan oleh Direktorat Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2007), “para kepala sekolah baik suka

104

maupun tidak suka harus siap menghadapi problema dan masalah dalam melaksanakan supervisi klinis pendidikan”.

Berdasarkan dengan hasil penelitian, bahwa kendala dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan Agama Islam di SMP N 1 Pabelan tahun ajaran 2017/ 2018 adalah pentingnya administrasi pembelajaran seperti membuat RPP, dan pengelolaan kelas, ketika supervisor masuk ke dalam kelas menjadi terganggu dalam proses belajar berlangsung siswa itu kurang konsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar, dan ketika menggunakan pelaksanaan percakapan pribadi kendala yang sering ditemui adalah terlalu banyak waktu yang digunakan.

Kurangnya disiplin guru adalah salah satu kendala yang sangat penting untuk diperhatikan, karena kedisiplinan seorang guru sangatlah pengaruh terhadap keberhasilan siswanya dalam proses belajar mengajar. Disamping itu guru adalah sosok figur yang harus dicontoh bagi para muridnya, sehingga kedisiplinan harus melekat dalam diri seorang pendidik.

Kedisiplinan adalah suatu karakter yang sangat mempengaruhi profesionalisme guru dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas guru. Apabila itu menyangkut dengan kesadaran guru akan pentingnya administrasi pembelajaran seperti RPP. Dengan demikian kurangnya kedisiplinan dan kesadaran guru merupakan hambatan/ kendala yang harus dicarikan solusi oleh kepala sekolah selaku supervisor.

105

Selanjutnya kurangnya pengetahuan guru dalam pengelolaan kelas adalah suatu yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh supervisor. Karena seorang guru yang tidak mampu mengella kelas maka dia akan merasa kesulitan untuk mengikuti dunia pendidikan, serta tidak bisa menciptakan suasana kelas yang efektif.

Sebagai seorang guru harusnya bisa menguasai beberapa metode untuk menciptakan kondisi kelas yang efektif dan kondusif. Karena kualitas seorang guru itu sangatlah berpengaruh dengan hasil kegiatan belajar mengajar.

Ada berbagai faktor atau permasalahan yang mendorong dikembangkannya supervisi klinis bagi para guru, antara lain sebagai berikut:

1. Dalam kenyataan supervisi ialah mengadakan evaluasi guru-guru semata di akhir semester dengan guru mengisi skla penilaian yang diisi anak didik mengenai cara mengajar guru. Tidak dianalisis mengapa guru mencapai tingkat penampilan tertentu.

2. Pusat pelaksanaan supervisi klinis adalah supervisor, bukan pada apa yang dibutuhkan guru seperti keprofesionalan, sehingga guru merasa tidak memperoleh apa-apa dari supervisi.

3. Penggunaan merit raiting (alat penilaian kemampuan guru) hanya mengukur tingkah laku guru yang bersifat terlalu umum, aspek-aspek tingkah laku yang mendasar sepertiperasaan mereka (guru) tidak terdeskripsikan karena diagnosisnya tidak mendalam.

106

misalnya saintifik sifatnya memberi arahan, petunjuk, intruksi, tidak menyentuh masalah manusia yang terdalam yang dirasakan guru-guru, sehingga hanya bersifat dipermukaan.

5. Tidak diciptakan hubungan identifikasi dan analisis diri, sehingga guru melihat konsep dirinya.

6. Praktek-praktek supervisi klinis yang tidak manusiawi, menyebabkan kegagalan dalam pembinaan supervisi kepada guru-guru, dan karena itulah perlu supervisi klinis.

Permasalahan Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah. Dalam melaksanakan supervisi kepala sekolah pasti menghadapi kendala-kendala. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2007), ”Para kepala sekolah baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi problema dan kendala dalam melaksanakan supervisi pendidikan”.

Berdasarkan kajian teori dapat diketahui bahwa kendala supervisi pendidikan yang sangat umum terjadi di lapangan adalah:

a. kurangnya motivasi dari para guru ketika mendapat supervisi. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya anggapan yang telah melekat dalam diri guru bahwa supervisi hanyalah kegiatan yang semata-mata untuk mencari-cari kesalahan.

107

Program kegiatan supervisi pendidikan tidak dapat dilakukan oleh kepala sekolah seorang diri.

c. Kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah

mengakibatkan seorang kepala sekolah tidak dapat menangani sendiri pelaksanaan supervisi pendidikan, khususnya supervisi yang lebih menekankan pada aspek pembelajaran.

d. Kurangnya persiapan dari guru yang disupervisi.

Kondisi ini dapat diartikan bahwa motivasi guru untuk disupervisi dinilai masih kurang, hal tersebut dikarenakan masih melekatnya anggapan dari para guru bahwa supervisi semata-mata hanyalah kegiatan untuk mencari-cari kesalahan. Meskipun pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan mendapat supervisi, masih saja para guru yang akan disupervisi belum mempersiapkan diri secara matang.

e. Sarana dan prasarana yang terbatas setiap proses belajar mengajar yang berhubungan dengan masalah sarana dan prasarana, seorang guru pasti merasakan ketidak nyamanan dalam menyampaikan materi pelajaran. Karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor utama lancarnya pelaksanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru.

f. Kurangnya disiplin guru Masalah yang menyangkut faktor disiplin. hal ini sering dilakukan oleh beberapa tenaga pengajar

108

terutama disiplin waktu hal ini menimbulkan kelas menjadi tidak kondusif sehingga siswa tidak tau apa yang harus dilakukan selain bermain di dalam kelas sambil menunggu guru yang memiliki jadwal pada hari itu ia akan datang atau karena tidak belum ada kejelasan.

g. Masih kurangnya pengetahuan guru tentang pengelolaan proses belajar mengajar yang efektif seorang guru dituntut agar mampu melaksanakan belajar mengajar yang efektif sehingga suasana kelas menjadi kondusif.

C. Upaya- upaya Yang Dilakukan Dalam Menghadapi Kendala