• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR NAMA GURU DAN STAF SMP N 1 PABELAN Tabel 3.2 Tenaga Pendidik dan Staf SMP N 1 Pabelan

A. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 1 Pabelan Tahun Ajaran 2017/ 2018

86 BAB IV PEMBAHASAN

Sebelum masuk kedalam pembahasan, peneliti memperjelas cara menganalisis data yang disajikan penulis dalam pembahasan. Menurut Taylor, (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan antuan dan tema pada hipotesis.

Menurut Suprayogo dan Tobroni (2003: 19) analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaan, pengelompokan, sistematis, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademisi dan ilmiah. Peneliti menggunakan analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992: 15- 19), yaitumeliputu empat komponen kegiatan, yaitu: pengumpulan data, Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau Verifikasi data. Dari empat komponen itu peneliti menghasilkan pembahasan sebagai berikut:

A. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 1 Pabelan Tahun Ajaran 2017/ 2018

Pada dasarnya, supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas- tugas utama pendidikan. Dengan kata lain, supervisi dipandang sebagai sub sistem dari sistem administrasi sekolah. Sebagai sub sistem dari sistem administrasi yang juga menyangkut tenaga non guru, termasuk kepala sekolah, guri, dan petugas

87

administrasi. Namun titik berat supervisi adalah perbaikan dan pengembangan kinerja guru yang langsung mengenai pesrta didik. Melalui perbaikan dan pengembangan kinerja guru, diharapkan proses pengajaran dapat berkembang, pada akhirnya berdampak pada efektivitas proses pembelajaran.

Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar- dasar pendidikan dan cara- cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian umum untuk tujuan pendidikan. Adapun beberapa tujuan supervisi pendidikan, dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan para siswa (yang bersifat total). b. Membantu kepala sekolah dalam menyesuaikan program pendidikan dari waktu

ke waktu secara continue.

c. Bekerja sama mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat.

d. Membina guru- guru agar dapat mendidik para siswa dengan baik, atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi ( Pidarta, 1992: 20).

Salah satu program kepala sekolah adalah supervisi, yaitu usaha yang dilakukan kepala sekolah untuk membantu guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar ataupun mengevaluasi kinerja guru (wawancara, 03 Juli 2017).

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan, bentuk pelaksanaan supervisi telah banyak dilakukan oleh kepala sekolah. Salah satu bentuk pelaksanaan supervisi klinis terhadap guru pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMP N 1 Pabelan adalah tentang administrasi

88

pembelajaran, kunjungan kelas atau observasi kelas, percakapan pribadi, dan rapat guru.

1. Administrasi Pembelajaran

Supervisi Administrasi adalah yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek- aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran (Iskandar, dikutip, 6 Agustus 2017).

Mengajar tidak hanya sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar diketahui subjek didik, akan tetapi mengajar harus diartikan menolong pelajar agar dapat belajar. Maka dari itu harus dipersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pembelajaran seperti materi, media, ataupun kelengkapan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan pelaksanaan supervisi ini diadakan setiap awal semester.

2. Kunjungan atau observasi kelas

Kunjungan atau observasi kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor kedalam kelas tempat guru sedang mengajar, dengan tujuan menolong guru dalam hal pemecahan kesulitan yang dihadapi.

Kunjungan kelas dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Kunjungan tanpa diberitahukan sebelmnya, maksudnya supervisor secara tiba- tiba datang ke kelas sementara guru sedang mengajar.

b. Kunjungan dengan memberitahukan terlebih dahulu, maksudnya supervisor datang ke kelas berdasarkan jadwal yang telah direncanakan dan diberikan tiap kelas yang akan dikunjungi.

89

supervisor untuk mengunjungi kelasnya (Sahartian, 2000: 52- 83).

Jadi dapat dipahami bahwa pengadaan kunjungan kelas adalah kunjungan yang sewaktu- waktu dilakukan oleh supervisor untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar. Dan bertujuan untuk mengetahui, apakah guru tersebut sudah memenuhi syrat- syarat metode yang sesuai. Dengan kata lain untuk melihat kelebihan dan kekurangan yang bisa diperbaiki.

Setelah kunjungan kelas selesai, selanjutnya dilakukan diskusi empat mata antara kepala sekolah dengan guru yang bersangkutan. Supervisor mengajukan pendapat dan ulasan- ulasan yang kontruktif demi perbaikan proses belajar mengajar selanjutnya, dan juga supervisor bisa langsung mengevaluasi kinerja dari guru.

3. Percakapan pribadi

Percakapan pribadi yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru. Dalam percakapan itu kedua- duanya berusaha berjumapa dalam pengertian tentang mengajar yang baik. Yang dipercayakan adalah usaha- usaha untuk memecahkan problema yang dihadapi oleh guru. Tujuannya adalah untuk memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan- kesulitan yang dihadapi, memupuk dan mengembangkan hal mengajar yang lebih baik lagi, memperbaiki kelemahan- kelemahan dan kekurangan yang sering dialami oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, menghilangkan dan menghindari segala prasangka yang bukan- bukann (Sahertian, 2008: 73- 74).

90

Disamping itu, pembicaraan individual dapat dikategorikan interaksi langsung antara guru dan kepala sekolah. Didalam interaksi tersebut, seorang guru diberikan kebebasan untuk membicarakan hal- hal yang berkaitan dengan perbaikan dalam meningkatkan keprofesionalnya sebagai seorang guru dalam mengajar dan sebagainya. Melalui pembicaraan individual ini, kepala sekolah akan merasa mudah untuk menganalisis masalah- masalah yang dihadapi seorang guru jika seorang guru mengalami masalah dalam PBM. Dan seorang gurupun akan merasa senang karena merasa tertolong dalam menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapi ketika mengajar dikelas.

Jadi, percakapan pribadi seorang supervisor dapat bekerja secara individual dengan guru untuk memecahkan problema- problema pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar misalnya: pemilihan dan pemakaian alat- alat pelajaran tentang penentuan dan penggunaan metode mengajar dan sebagainya.

4. Rapat Guru

Rapat guru dibedakan dengan pertemuan formal adalah dalam rapat ini semua guru ikut terlibat, sedangkan dalam pertemuan formal belum tentu, walaupun menurut sifatnya rapat guru juga termasuk pertemuan formal. Biasanya ini dilakukan secara berkala 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali menurut kebutuhan. Masalah yang dibahas pada umumnya mencakup semua aktivitas sekolah. Namun demikian sangat sering masalah yang dibahas menyangkut proses belajar mengajar. Bila hal ini terjadi, sebenarnya rapat guru ini tidak lain daripada supervisi (Pidarta, 1992: 232).

91

Kegiatan supervisi klinis yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMP N 1 Pabelan merupakan salah satu bentuk keprihatinan kepala sekolah dalam menjaga nama baik lembaga. Disamping itu, dengan dilaksanakannya supervisi tersebut guru- guru secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas mengajarnya. Menurut penulis kunjungan langsung ke kelas- kelas adalah salah satu langkah yang sangat tepat, karena dapat secara langsung mengetahui kelemahan dan kekurangan guru dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas guru itu sendiri. Ditambah dengan percakapan pribadi, dimana guru bisa lebih terbuka dengan kepala sekolah untuk sama- sama memecahkan masalah, dan juga rapat guru sebagai muara untuk berdiskusi atau evaluasi, dan mengelaurkan ide- ide atau gagasan samapai dengan mengambil keputusan.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dilakukan kegiatan supervisi kepada guru yang dianggap paling menentukan atau menjadi ujung tombak keberhasilan pendidikan. Salah satu bentuk supervisi pendidikan adalah supervisi pengajaran yang dapat dilakukan dengan pendekatan klinikal untuk meningkatkan mutu/ profesionalitas guru.

Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat dominan dalam peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki peran yang sangat setrategis, baik sebagai perencanaan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh karena guru adalah orangyang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah.

92

berhadapan tugas yang menuntut tanggung jawab moral dalam mendidik generasi muda dalam menyiapka masa depan agar kelak dapat menjadi manusia yang bermanfaat baik untuk diri sendiri, bagi masyarakat maupun bagi nusa dan bangsa. Hendaknya guru selalu memperbaiki kinerja mengajarnya apabila guru yang belum berpengalaman dalam mengajar.

Pembelajaran merupakan unsur terpenting dalam pencapaian keberhasilan pendidikan dan guru memiliki peran yang sangat strategis, baik sebagai perencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilai pembelajaran. Materi ini menyajikan persoalan yang berkenaan dengan supervise klinis, mulai dari pengertian, karakteristik, prinsip-prinsip, dan prosedur pelaksanaan supervise klinis serta pelaporan hasil supervise klinis.

Penyajian materi dilakukan dengan menggunakan metode ceramah berbantuan Laptop dan LCD, tanya jawab, dan simulasi. Adapun waktu yang diperlukan untuk penyajian materi ini seluruhnya dibutuhkan sekira 4 jam pelajaran. Tujuan akhir dari pemaparan materi ini, diharapkan para pengawas sebagai peserta bimbingan teknis memiliki pemahaman tentang supervise klinis dan memperoleh gambaran pelaksanaan supervise klinis bagi guru di sekolah.

Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannnya melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini meliputi: perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata.

93

Jika dikaji berdasarkan istilah dalam “klinis”, mengandung makna: 1. Pengobatan (klinis) dan

2. Siklus, yaitu serangkaian kegiatan yang merupakan daur ulang.

Oleh karena itu makna yang terkandung dalam istilah klinis merujuk pada unsur-unsur khusus, sebagai berikut:

a. Adanya hubungan tatap muka antara pengawas dan guru didalam proses supervisi.

b. Terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya didalam kelas. c. Adanya observasi secara cermat.

d. Deskripsi pada observassi secara rinci.

e. Pengawas dan guru bersama-sama menilai penampilan guru. f. Fokus observasi sesuai dengan permintaan kebutuhan guru.

Merujuk pada pengertian yang telah dipaparkan, terdapat beberapa karakteristik supervisi klinis, yaitu:

a. Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut.

b. Fungsi utama supervisor adalah mengajar keterampilan-keterampilan kepada guru.

c. Fokus supervisi klinis adalah:

94

b) Dalam perencanaan pengajaran dan analisisnya merupakan pegangan supervisor dalam memperkirakan perilaku mengajar guru.

c) Pada sejumlah keterampilan mengajar yang mempunyai arti penting bagi pendidikan dan berada dalam jangkauan guru.

d) Pada analisis yang konstruktif dan memberi penguatan

(reinforcement) pada pola-pola atau tingkah laku yang berhasil

daripada “mencela” dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum sukses.

e) Didasarkan pada bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.

d. Siklus dalam merencanakan, mengajar dan menganalisis merupakn suatu komunitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau.

e. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima informasi yang dinamis dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat didalam mencari pengertian bersama mengenai proses pendidikan.

f. Proses supervisi klinis terutama berpusat pada interaksi verbal mengenai analisis jalannya pelajaran.

g. Setiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya.

h. Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara supervisi yang dilakukannya dengan cara yang sama seperti ketika ia menganalisis dan mengevaluasi cara mengajar guru.

95

Secara skematik, perbedaan antara supervisi kelas dengan supervisi klinis sebagai berikut (La Sulo, 1988 : 9):

No. Aspek Supervisi Kelas Supervisi Klinis

1. Prakarsa dan Tanggung Jawab

Terutama oleh supervisor Diutamakan oleh guru

2. Hubungan Supervisor-Guru

Realisasi

guru-siswa/atasan-bawahan

Realisasi kolegial yang sederajat dan interaktif 3. Sifat Supervisi Cenderung direktif atau

otokratif

Bantuan yang demokratis

4. Sasaran Supervisi Samar-samar atau sesuai keinginan supervisor

Diajukan oleh guru sesuai kebutuhannya, dikaji bersama menjadi kontrak 5. Ruang Lingkup Umum dan luas Terbatas sesuai kontrak 6. Tujuan Supervisi Cenderung evaluatif Bimbingan yang analitik dan

deskriptif 7. Peran Supervisor dalam

Pertemuan

Banyak memberi tahu dan mengarahkan

Bertanya untuk analisis diri

8. Balikan Samar-samar atau atas kesimpulan supervisor

Dengan analisis dan interpretasi bersama atas data

96

observasi sesuai kontrak

4.1 Tabel aspek supervisi klinis

a. Tujuan Supervisi Klinis 1. Tujuan umum

Secara umum Supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar guru di kelas. Hubungan ini supervisi klinis merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan professional guru.

2. Tujuan khusus

Secara khusus Supervisi klinis bertujuan untuk:

1). Menyediakan suatu balikan yang objektif dalam kegiatan mengajar yang dilakuakan guru dengan berfokus terhadap:

a). Kesadaran dan kepercayaan diri dalam mengajar.

b). Keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang diperlukan.

2). Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran.

3). Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi-strategi pembelajaran.

97

4) Membantu guru mengembangkan diri secara terus menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.

b. Prinsip-prinsip Supervisi Klinis

Dalam supervisi klinis terdapat sejumlah prinsip umum yang menjadi landasan praktek, antara lain:

1. Hubungan antara supervisor dengan guru adalah hubungan kolegial yang sederajat dan bersifat interaktif. Hubungan semacam ini lebih dikenal sebagai hubungan antara tenaga professional berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman, sehingga terjalin dialog professional yang interaktif dalam suasana yang intim dan terbuka. Isi dialog bukan pengarahan atau instruksi dari supervisor/pengawas melainkan pemecahan masalah pembelajaran. 2. Diskusi antara supervisor dan guru bersifat demokratis, baik pada

perencanaan pengajaran maupun pada pengkajian balikan dan tindak lanjut. Suasana demokratis itu dapat terwujud jika kedua pihak dengan bebas mengemukakan pendapat dan tidak mendominasi pembicaraan serta memiliki sifat keterbukaan untuk mengkaji semua pendapat yang dikemukakan didalam pertemuan tersebut dan pada akhirnya keputusan ditetapkan atas persetujuan bersama.

3. Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru serta tetap berada didalam kawasan (ruang lingkup) tingkah laku gurudalam mengajar secara aktual. Dengan prinsip ini guru didorong untuk menganalisis kebutuhan dan aspirasinya didalam usaha mengembangkan dirinya.

98

4. Pengkajian balikan dilakukan berdasarkan data observasi yang cermat yang didasarkan atas kontrak serta dilaksanakan dengan segera. Dari hasil analisis balikan itulah ditetapkan rencana selanjutnya.

5. Mengutamakan prakarsa dan tanggung jawab guru baik pada tahap perencanaan, pengkajian balikan bahkan pengambilan keputusan dan tindak lanjut. Dengan mengalihkan sedini mungkin prakarsa dan tanggung jawab itu ke tangan guru diharapkan pada gilirannya kelak guru akan tetap mengambil prakarsa untuk mengembangkan dirinya.

Prinsip-prinsip supervisi klinis diatas membawa implikasi bagi kedua belah pihak (supervisor dan guru).

a. Implikasi bagi supervisor antara lain:

a) Memiliki keyakinan akan kemampuan guru untuk mengembangkan dirinya serta memecahkan masalah yang dihadapinya.

b) Memiliki sikap terbuka dan tanggap terhadap setiap pendapat guru.

c) Mau dan mampu memperlakukan guru sebagai kolega yang memerlukan bantuannya.

b. Implikasi bagi guru antara lain:

a) Perubahan sikap dari guru sebagai seseorang yang mampu mengambil prakarsa untuk menganalisis dan mengembangkan dirinya.

99 c. Prosedur Supervisi Klinis

Prosedur supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses berbentuk siklus, terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan, tahap pengamatan dan tahap pertemuan balikan. Dua dari tiga tahap tersebut memerlukan pertemuan antara guru dan supervisor, yaitu pertemuan pendahuluan dan pertemuan lanjutan.

a. Tahap Pertemuan Pendahuluan

Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana tentang materi observasi yang akan dilaksanakan. Tahap ini memberikan kesempatan kepada guru dan supervisor untuk mengidentifikasi perhatian utama guru, kemudian menterjemahkannya kedalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati. Pada tahap ini dibicarakan dan ditentukan pula jenis data mengajar yang akan diobservasi dan dicatat selama pelajaran berlangsung. Suatu komunikasi yang efektif dan terbuka diperlukan dalam tahap ini guna mengikat supervisor dan guru sebagai mitra didalam suasana kerja sama yang harmonis.

Secara teknis diperlukan lima langkah utama bagi terlaksananya pertemuan pendahuluan dengan baik, yaitu:

1) Menciptakan suasana intim antara supervisor dengan guru sebelum langkah-langkah selanjutnya dibicarakan.

2) Mengkaji ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran.

100

4) Memilih atau mengembangkan suatu instrumen observasi yang akan dipakai untuk merekam tingkah laku guru yang akan menjadi perhatian utamanya.

5) Instrumen observasi yang dipilih atau yang dikembangkan dibicarakan bersama antara guru dan supervisor.

b. Tahap Pengamatan/Observasi Mengajar

Pada tahap ini guru melatih tingkah laku mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang telah disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Di pihak lain supervisor mengamati dan mencatat atau merekam tingkah laku guru ketika mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang diminta oleh guru untuk direkam. Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa.

Kunjungan dan observasi yang dilaksanakan supervisor bermanfaat untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran sebenarnya. Manfaat observasi tersebut antara lain dapat:

1) Menemukan kelebihan atau kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran guna pengembangan dan pembinaan lebih lanjut;

2) Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan suatu gagasan pembaharuan pengajaran;

3) Secara langsung mengetahui keperluan dan kebutuhan masing-masing guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar;

101

4) Memperoleh data atau informasi yang dapat digunakan dalam penyusunan program pembinaan profesinal secara terinci;

5) Menumbuhkan kepercayaan diri pada guru untuk berbuat lebih baik; serta 6) Mengetahui secara lengkap dan komprehensif tentang hal-hal pendukung

kelancaran proses belajar-mengajar.

Dalam proses pelaksanaannya, supervisor seharusnya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Menciptakan situasi yang wajar, mengambil tempat didalam kelas yang tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak mencampuri guru yang sedang mengajar, sikap waktu mencatat tidak akan menimbulkan prasangka dari pihak guru.

2) Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang penting.

3) Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.

4) Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang proses belajar.

c. Tahap Pertemuan Lanjutan

Sebelum pertemuan lanjutan dilaksanakan supervisor mengadakan analisis pendahuluan tentang rekaman observasi yang dibuat sebagai bahan dalam pembicaraan tahap ini. Dalam hal ini supervisor harus mengusahakan data yang

102

obyektif, menganalisis dan menginterpretsikan secara koperatif dengan guru tentang apa yang telah berlangsung dalam mengajar.

Setelah melakukan kunjuangan dan observasi kelas, maka supervisor seharusnya dapat menganalisis data-data yang diperolehnya tersebut untuk diolah dan dikaji yang dapat dijadikan pedoman dan rujukan pembinaan dan peningkatan guru-guru selanjutnya. Masalah-masalah professional yang berhasil diidentifikasi selanjutnya perlu dikaji lebih lanjut dengan maksud untuk memahami esensi masalah yang sesungguhnya dan faktor-faktor penyebabnya, selanjutnya masalah-masalah tersebut diklasifikasi dengan maksud untuk menemukan masalah-masalah yang mana yang dihadapi oleh kebanyakan guru di sekolah atau di wilayah itu. Ketepatan dan kehati-hatian supervisor dalam menimbang suatu masalah akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembinaan professional guru yang bersangkutan selanjutnya.

Dalam proses pengkajian terhadap berbagai cara pemecahan yang mungkin dilakukan, setiap alternatif pemecahan masalah dipelajari kemungkinan keterlaksanaannya dengan cara mempertimbangkan factor-faktor peluang yang dimiliki, seperti fasilitas dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi. Alternatif pemecahan masalah yang terbaik adalah alternatif yang paling mungkin dilakukan, dalam arti lebih banyak faktor-faktor pendukungnya dibandingkan dengan kendala yang dihadapi. Disamping itu, alternatif pemecahan yang terbaik memiliki nilai tambah yang paling besar bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa.

103

Langkah-langkah utama pada tahap pertemuan lanjutan adalah:

(1) Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia mengajar serta memberi penguatan.

(2) Mengkaji ulang tujuan pelajaran.

(3) Mengkaji ulang target keterampilan serta perhatian utama guru.

(4) Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran berdasarkan target dan perhatian utamanya.

(5) Menunjukan serta mengkaji bersama guru hasil observasi (Rekaman data).

(6) Menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman data tersebut.

(7) Menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya merupakan keinginan atau target guru dan apa yang sebenarnya terjadi atau tercapai.

(8) Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

B. Kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis Pada Guru Pendidikan Agama Islam