• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

i

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS

PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMP NEGERI 1 PABELAN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

M. MAHBUB

NIM. 111 13 189

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

(3)

iii

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS

PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMP NEGERI 1 PABELAN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

M. MAHBUB

NIM. 111 13 189

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(4)

(5)

(6)

(7)

vii MOTTO

ِفْلَا ْنِم ٌرْيَخ ِوِمْلِعِب ُعِفَتْنَي ُمِلاَعْلا

) ِمَلْيَّدلا ُهاَوَر( ٍدِباَع

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah.

(H.R Ad-Dailami)

(8)

viii Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Seluruh anggota keluarga, orang tuaku,kakak-kakakku dan adikku, yang telah memotivasiku, memberi dukungan serta bantuan dan mendo’akanku

2. Bapak Dr. Fatchrrohman, M.Pd yang dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi

3. Semua dosen IAIN Salatiga yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku 4. Semua teman-teman dan sahabat-sahabatku

5. Guru-guru dan siswa-siswi SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang yang dengan sabar mengajariku

6. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, terimakasih atas bantuannya

7. Calon istri yang solehah

(9)

ix

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Model Pelaksanaan Supervisi Klinis Guru Pendidikan Agama Islam

di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/ 2018”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia. Beliau adalah utusan Allah untuk membebaskan manusia dari kejahiliahan dengan membawa agama islam.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Drs. Nasafi, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dari semester awal hingga akhir.

5. Bapak Dr. Fatchrrohman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

(10)

x ABSTRAK

Mahbub, M. 2017. Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP N 1 Pabelan Kabupaten

(11)

xi

Studi Pendidikan Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Fatchrrohman, M.Pd.

Kata Kunci: model pelaksanaan supervisi klinis, guru pai.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang model pelaksanaan supervisi klinis di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018? (2) Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018? (3) Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?.

Penelitian menggunakan metode kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis, pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan analisis, maka yang dilakukan penulis adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi.

(12)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTO ……… ... vii A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan ... 21

1. Pengertian Stupervisi Pendidikan ... 21

(13)

(14)

xiv

A. Pelaksanaan Supervisi Klinis ... 86 B. Kendala Supervisi Klinis ... 103 C. Upaya Supervisi Klinis……… ... 108 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 114 B. Saran ... 115

C. Penutup……….. ... 116

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Siswa ………. 68

Tabel 3.2 Tenaga Pendidik dan Staf Karyawan………... 69

Tabel 3.3 Data Ruangan Kelas……… 74

Tabel 3.4 Jenis Ruangan ...…………... 74

Tabel 3.5 Ruang Fasilitas ...……… 76

Tabel 3.6 Jenis Buku ...……….. 76

Tabel 4.1 Aspek Supervisi Klinis ……….. 96

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 2 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 4 Lembar Instrumen Pengumpulan Data Lampiran 5 RPP

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini, tuntutan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam

diri manusia sangatlah penting agar tidak tergeser oleh persaingan yang semakin lama semakin kompleks, salah satuya dengan mendapatkan pendidikan yang benar sehingga potensi manusia dapat berkembang secara maksimal. Pendidikan merupakan kegiatan

mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik (Sukmadinata, 2006:1). Hal ini mendorong lembaga-lembaga sekolah untuk selalu

berusaha meningkatkan mutu pendidikan agar lebih berkualitas dan dapat mengikuti perkembangan zaman untuk mencetak para lulusan yang handal, berkualitas, kreatif dan juga beriman dan bertakwa.

Kepribadian yang bermoral dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

haruslah tertanam dengan baik dalam diri anak didik, karena kemajuan yang tidak dibarengi dengan kuatnya iman dan takwa maka dapat menyebabkan anak akan terjerumus ke dalam hal-hal yang dapat merusak moral mereka seperti pergaulan

bebas, berhura-hura, melakukan aksi kerusakan, pencurian dan lainnya, hal yang itu akan merusak dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam

(18)

2

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengharuskan seseorang untuk belajar terus- menerus. Terlebih bagi seorang guru, yang bertugas

mendidik dan mengajar. Jika dalam melaksanakan tugasnya ia lengah sedikit saja dalam belajar, maka ia akan ketinggalan dengan perkembangan, termasuk siswa yang

diajar. Oleh karna itu, kemampuan mengajar guru harus senantiasa ditingkatkan, antara lain melalui supervisi pembelajaran (Imron, 2011: 1).

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ialah

melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumberdaya pendidikan, guru merupakan komponen sumberdaya manusia yang harus

dibina dan dikembangkan terus menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra jabatan, maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik dilembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified.

Potensi sumberdaya guru itu perlu terus menerus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional (Sahertian, 2008: 1).

Keberhasilan suatu pendidikan didasarkan oleh banyak faktor yang mendukung. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa terdiri dari

faktor internal (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan atau kondisi siswa, faktor internal (faktor dari luar siswa), faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar

(19)

3

Dari faktor-faktor tersebut, faktor pendekatan pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang

berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta sebagai sumber pendidikan (Sukmadinata, 2006:24). Interaksi antara peserta didik dengan para

pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan serta bimbingan. Oleh karena itu hendaknya seorang guru harus menyadari bahwa tugas mengajar adalah sebuah

pekerjaan yang tidak sederhana dan mudah. Hal ini dikarenakan guru adalah seorang yang mempunyai gagasan dan harus mewujudkan gagasan-gagasan tersebut untuk

kepentingan anak didik. Sehingga dapat menunjang hubungan sebaik-baiknya antara guru dengan anak didik. Dalam mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama Islam, kebudayaan, dan keilmuan (Nurdin, 2002:8).

Guru adalah salah satu unsur penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Tidak semua guru memahami seluk-beluk pelaksanaan kegiatan adanya

perkembangan dan kemajuan dunia pembelajaran yang belum diketahui oleh guru tersebut. Guru yang demikian memerlukan bimbingan, pelayanan dan supervisor.

Kegiatan utama pendidikan di sekolah yakni bertujuan untuk mewujudkan

kegiatan pembelajaran. Seluruh aktifitas organisasi bermuara pada pencapaiaan efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu tugas kepala sekolah sebagai

supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan (Mulyasa, 2007:111).

(20)

4

“pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah

melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan

jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing” (UU RI no. 20 tahun 2003, 2006:111). Untuk itu, supervisor baik kepala sekolah maupun kantor pengawas

wilayah harus dapat berperan memberikan bantuan, motivasi kepada guru-guru sebagai usaha peningkatan kualitas pengajaran dan pembinaan termasuk guru pendidikan agama Islam. Idealnya supervisor harus bisa memberikan teladan bagi

bawahannya, menyuruh pada yang ma’ruf dan melarang pada yang mungkar, seperti

yang tercantum dalam Q.S Ali Imron ayat:104, Allah SWT berfirman yang berbunyi :

 

Berdasarkan pernyataan itulah, maka seorang guru memerlukan

pembinaan(supervisi) secara berkala dan berkelanjutan. Fungsi dari adanya pengawas pada semua jenjang pendidikan itu adalah menyuruh atau mengajak yang ma’ruf dan

mencegah yang mungkar. Namun dalam kenyataannya, penggunaan aspek

administratif lebih diutamakan, karena hal tersebut hanya membutuhkan waktu yang singkat dibanding dengan aspek akademik. Kondisi tersebut terlihat dari peran pengawas(supervisor) yang jarang bertatap muka dengan guru atau kadang-kadang

(21)

5

hanya menitik beratkan pada aspek administratif dalam pengelolaan mekanisme kegiatan pendidikan yang dikelola oleh sekolah. Sedangkan upaya untuk memperbaiki

pembinaan pada aspek kurikulum, kegiatan ekstra dan evaluasi masih kurang diperhatikan. Sehingga permasalahan dalam pengajaran yang dialami oleh guru, yakni

sebagian besar tidak diketahui oleh pengawas.

Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja

tenaga pendidik. Pengawas dan pengendalian merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para pendidik tidak melakukan penyimpangan dan lebih hati-hati

dalam melaksanakan pekerjaanya.

Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikanya khususnya adalah guru, itulah yang dinamakan supervisi klinis yang bertujuan meningkatkan kemampuan profesional dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang melalui pembelajaran yang efektif (Mulyasa, 2007:112).

Apa yang telah diungkapkan sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan juga bergerak pesat sehingga menuntut penguasaan yang profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan pengembangan pendidikan secara terarah, terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

(22)

6

tidak mencerminkan gambaran informasi dan data yang sebenarnya. Supervisi telah kehilangan ruhnya sebagai fungsi controling dan pembinaan terhadap guru di sekolah. Supervisi yang apaadanya (natural) telah hilang dari budaya pendidikan. yang lazim pelaksanaan. supervisi di sekolah sudah diketahui jauh-jauh hari sebelumnya. Dengan demikian , tidak ada kejutan lagi dan terkesan sudah dipersiapkan.

Dari pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam dengan judul “PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 PABELAN KAB.

(23)

7 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul tersebut maka dapat diambil beberapa masalah pokok yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya:

1.Bagaimana pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

2.Apa kendala dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

3. Apa upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah:

1.Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018. 2.Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis

pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

(24)

8 D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini ada dua:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan bagi penyusun pada khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

2. Secara praktis, sepervisor dapat mengevaluasi kinerjanya dalam melakukan bimbingan dan kegiatan sebagai supervisor yang menjadi tanggung jawabnya sebagai supervisor, dapat memberikan bantuan dan dorongan agar semua guru dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar. Sehingga guru dapat menemukan inovasi-inovasi baru untuk menunjang pembelajaran yang kreatif.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pemahaman judul ini, maka penulis perlu memberi pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini:

1.Supervisi klinis

(25)

9

Supervisi klinis yang dimaksud di sini adalah supervisi yang di fokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, yang bertujuan mengadakan perubahan secara rasional.

Pengertian diatas supervisi klinis bisa diartikan sebagai salah satu bantuan yang dilakukan oleh supervisor untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengajar dengan cara pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang bagaimana penampilan mengajar guru yang yang bertujuan untuk melakukan perubahan atau mengembangkan metode pembelajaran.

2.Pendidikan Agama Islam

Pendidikan memiliki nilai yang setrategis dan urgen dalam pembentukan karakter- karakter suatu bangsa. Pendidikan juga berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut. Sebab dengan melalui pendidikan akan diwariskan nilai- nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa tersebut, karena itu pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to know, dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be, dan untuk mewujudkan how to be maka diperlukan transfer budaya dan kultur yang luhur (putra, 2004:10).

(26)

10

Hubungan yang harmonis antara Allah, manusia dan alam semesta ini akan selalu terjalin manakala manusia dapat mengembangkan secara benar dari potensi- potensi yang telah dimilikinya. Dan melalui ilmu pengetahuan serta pendidikan yang baik dan benar manusia dapat meraih potensi yang berkualitas tersebut.

Di atas telah dikemukakan bahwa tujuan yang paling mendasar dari pendidikan Agama Islam adalah membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, serta menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta (putra, 2004:31).

Potensi jasmaniah manusia adalah yang berkenaa dengan seluruh organ fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah manusia itu meliputi kekuatan yang terdapat di dalam batin manusia yaitu akal, hati atau qalbu, nafsu, roh dan fitrah.

Pendidikan Agama Islam adalah segala usaha memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam (Achmadi, 1992:20).

(27)

11

Dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bagaimana supervisor memberi atau bimbingan kepada guru pendidikan agama Islam untuk selalu berinovasi dan kreatif dalam mendidik siswa.

Guru bidang studi agama Islam yang dimaksudkan dalam penelitian adalah, seorang pendidik yang mengajar dalam bidang agama Islam, antara lain: aqidah ahlak, alqur’an hadist, sejarah keislaman dan fiqih. Yang dimaksudkan penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana supervisor memberikan wacana atau bimbingan kepada guru- guru mata pelajaran agama Islam untuk selalu berinovasi dan kreatif dalam mendidik siswa di SMP N 1 Pabelan.

F. Metode penelitian

Metode penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah dalam proses penelitian (Suprayogo dan Tobroni, 2003: 7). Untuk mendapat hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahap berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

(28)

12

penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia (Iskandar, 2009:11).

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini termasuk pada jenis fenomenologi yaitu penelitian yang berorientasi untuk memahami, menggali, dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang tertentu, sehingga dalam metode penelitian kualitatif ini terdapat beberapa jenis yang dapat dilakukan sesuai masalahnya, maka penelitian ini di lakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.

Jenis penelitian kualitatif (Meleong, 2008: 6) menyatakan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti, misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain- lain. Secara historik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan manfaat berbagai metode ilmiah.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting. Karena penelitian harus melakukan pengamatan sekaligus terjun

langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya. Maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/

(29)

13 3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

4. Sumber Data

Sumber data adalah subjek yang akan diteliti. Subjek penelitian

adalah orang atau siapa saja yang menjadi sumber penelitian (Achmadsuhaidi, 2015:2)

a. Data primer

Data primer adalah data dari sumber utama data yang diperoleh dari kepala sekolah sebagai supervisor di SMP Negeri 1 Pabelan Kab.

Semarang. Pelaksanaan supervisi klinis, kendala yang ditemui dan upaya mengatasinya.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data tambahan untuk menunjang penelitian. Data sekunder yang diperoleh dari waka kurikulum, guru agama

SMP, dan data dokumentasi.

5. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode observasi

Observasi adalah metode dengan pengamatan yang dilakukan

(30)

14

secara tepat dan hasilnya dicatat secara hati-hati (Aritonang, 2007:147).

Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan supervisi klinis, dan metode

observasi sebagai metode pelengkap untuk mendapatkan sebuah data yang diinginkan.

b. Metode Dokumentasi

Tobroni (2003:158) mengemukakan metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, notulen.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang profil sekolah dan dokumentasi kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaa supervisi klinis.

c. Metode interview atau wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to fece) dengan maksud tertentu (Suprayogo dan Tobroni, 2003:167).

Sedangkan Moleong dalam Suprayogo dan Tobroni(2003:172) menyatakan, wawancara merupakan metode penggalian data yang

paling banyak dilakukan, baik untuk tujuan praktis maupun ilmiah, terutama untuk penelitian social yang bersifat kualitatif.

(31)

15

guru pendidikan agama Islam. Pelaksanaan metode ini dengan cara wawancara yang mendalam dengan para responden.

6. Analisis Data

Analisis Data adalah rangkaian kegiatan penelaah, pengelompokan, sistematis, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki

nilai sosial, akademis, dan ilmiah (Subrayogo dan Tobroni, 2003:191). Menurut Miles dan Huberman dalam Subrayogo dan Tobroni (2003:192), tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum

dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyaji data, dan menarikan kesimpulan. Adapun penjelasan tentang empat komponen

kegiatan tersebut meliputi: a. Pengumpulan data

Pengumpulan data lapangan berwujud kata-kata dilakukan melalui

wawancara, dokumentasi, dan observasi. b. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, trasformasi dan kesan yang muncul dari catatan- catatan lapangan. Dalam proses

reduksi data ini peneliti dapat melakukan pemilihan terhadap data yang hendak dikode,mana yang dibuang, mana yang merupakan

ringkasan.

(32)

16

Penyaji data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan pengambilan tindakan. d. Penarikan kesimpulan/ verifikasi

Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung.

Keempat langkah-langkah analisis data mulai pengumpulan data, reduksi data, penyaji data, penarikan kesimpulan/verifikasi

merupakan satu kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan data digunakan teknik triangulasi

yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai perbandingan data itu (Moleong, 2006:330). Dalam penelitian ini

menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

(33)

17

yang telah ada. Dengan Triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data.

Banyak cara yang dapat dipakai dalam mendapatkan derajat

kepercayaan suatu informasi dengan sumber, dalam hal ini penulis menggunakan 2 cara yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara

dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembahasan serta memberikan gambaran selintas kepada para pembaca, maka penulisan skripsi ini dibuat sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan ini berisi beberapa masalah meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

(34)

18

fungsi supervisi, macam supervisi, teknik-teknik supervisi, pengertian supervisi klinis, tujuan supervisi klinis, ciri-ciri supervisi klinis, langkah-langkah supervisi klinis, bentuk-bentuk supervisi klinis.

BAB III : PAPARAN DATA TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang A. Profil sekolah SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018. B. Data penelitian, meliputi: 1. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018. 2. Apa Kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018. 3. Apa yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

BAB IV : PEMBAHASAN

(35)

19

supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018. BAB V : PENUTUP

(36)

20 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

3.Pengertian Supervisi Pendidikan

Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “ super” dan “vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan paling tinggi daripada yang dilihat (Mulyasa, 2006:4).

Kamus besar bahasa indonesia, supevisi berarti pengawasan utama, pengkontrolan utama (Suharso, 2005:506). Sedangkan Good Carter memberi pengertian supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainya dalam meperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran (Sahertian, 2008:17).

(37)

21 a. P. Adam dan Frank G Dickey

Supervisi adalah Program yang berencana untuk memperbaiki pelajaran (Mulyasa, 2006:5).

b. Boardman

Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara berlanjut pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara pribadi maupun secara kelompok agar lebih memahami dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Sahertian, 2008:17).

c. Good Carter

Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas- petugas sekolah dalam memimpin guru- guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatandan perkembangan guru- guru dan merevisi tujuan- tujuan pendidikan, bahan- bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. Good Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru- guru dalam jabatan mengajar.

(38)

22

Supervisi hendaknya dikemas dengan metode yang rileks dan fun supaya menghasilkan kenyamanan bagi guru sebagai objek yang akan di supervisi. Kenyamanan guru dalam pelaksanaan guru sangat dibutuhkan, karena sebaik apapun bentuk supervisi yang dilakukan, kalau output yang dihasilkan tidak membuat guru lebih baik, maka dapat dikatakan supervisi tersebut telah gagal.

Dari beberapa definisi yang dipaparkan dapat diketahui bahwa supervisi pendidikan merupakan pembinaan yang berupa dorongan, bimbingan, bantuan, arahan, penilaian, yang diberikan kepada seluruh staf sekolah secara kontinyu dan profesional sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, yang pada akhirnya tujuan pendidikan dapat tercapai yaitu perkembangan pribadi anak secara maksimal.

4.Tujuan Supervisi Pendidikan

Supervi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar- dasar pendidikan dan cara- cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian umum tujuan pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan tetapi semua orang seperi guru- guru, dan para pegawai yang sama- sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan mengajar yang baik.

(39)

23

a. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan para siswa ( yang bersifat total).

b. Membantu kepala sekolah dalam menyesuaikan program pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinu.

c. Bekerja sama mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat.

d. Membina guru- guru agar dapat mendidik para siswa dengan baik, atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi.

Secara umum supervisi pembelajaran adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi, guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat atau mampu mengarahkan diri sendiri merupakan tujuan dari supervisi pendidikan sesungguhnya (Subari, 1994: 7).

Berdasarkan tujuan tersebut sangatlah jelas bahwa supervisi pembelajaran bertujuan sebagai berikut:

a.Memperbaiki proses belajar mengajar.

b.Perbaikan tersebut dilaksanakan melalui supervisi. c.Yang melakukan supervisi adalah supervisor.

d. Sasaran supervisi tersebut adalah guru atau orang lain yang ada kaitannya atau dalam rangka memberikan layanan supervisi kepada guru.

e. Dalam rencana jangka panjang maksud supervisi tersebut adalah memberikan konstribusi bagi pencapai tujuan pendidikan (Imron, 2011:11). Jadi supervisi hendaknya dapat menciptakan suatu prosesyang lebih baik,

(40)

24

meningkatkan mutu para pendidik, meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana, dan semua hal penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM).

Dalam hal ini juga termasuk menanamkan nilai- nilai moral sebagai dasar dalam pembentukan sikap dan keperibadian subjek didik.

Tujuannya agar bisa dan mampu mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas yaitu dalam melaksanakan proses pembelajaran (Suharsimi, 2004:19).

Supardi (1986:252), menyatakan bahwa ada dua hal yang mendasari pentingnya supervisi dalam proses pendidikan, yakni:

(41)

25

memecahkan masalah belum terkuasai. Dengan demikian, guru dan kepala sekolah yang melaksanakan kebijakan pendidikan di tingkat paling mendasar memerlukan bantuan- bantuan khusus dalam memenuhi tuntutan pengembangan pendidikan, khususnya pengembengan kurikulum.

2. Pengembangan personel, pegawai atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang ters- menerus dalam suatu organisasi. Pengembangan personal dapat dilaksanakan secara formal dan informal. Pengembangan formal menjadi tanggung jawab lembaga yang bersangkutan melalusi penataran, tugas belajar, lokakarya dan sejenisnya. Sedangkan pengembangan informal merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dan dilaksanakan secara mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya, melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan ilmiah, percobaan suatu metode mengajar, dan lain sebagainya.

Secara umum supervisi pembelajaran adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi. Guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat atau mampu mengarahkan diri sendiri merupakan tujuan dari supervisi pendidikan sesungguhnya (Mulyasa, 2006:13).

Berdasarkan tujuan tersebut sangatlah jelas bahwa supervisi pembelajaran bertujuan sebagai berikut:

a) Memperbaiki proses belajar mengajar.

b) Perbaikan tersebut dilaksanakan melalui supervisi.

(42)

26

d) Sasaran supervisi tersebut adalah guru atau orang lain yang adakaitanya atau dalam rangka memberikan layanan supervisi kepada guru.

e) Dalam rencana jangka panjang maksud supervisi tersebut adalah memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan (Imron, 2011:11).

Jadi supervisi hendaknya dapat menciptakan suatu proses yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik yaitu dengan meningkatkan mutu para pendidik, meningkatkan pengelola sarana dan prasarana, dan semua hal penunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini juga termasuk menanamkan nilai-nilai moral sebagai dasar dalam pembentukan sikap dan kepribadian subjek didik.

5.Fungsi Supervisi

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan (Sahertian, 2008:21).

(43)

27

pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron, 2011:12).

Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. Kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor objektif maupun fakor subjektif. Supervisi memberi dorongan simulasi dan membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dalam keterampilan hah mengajar.

Fungsi dari supervisi tersebut diharapkan mampu menjawab permasalahan pendidikan yang dihadapi para guru dan tantangan kedepan yang semakin berat.

6. Prinsip-Prinsip Supervisi

Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara merubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Sahartian ( dalam Konsep dasar Dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,

2008:20) mengemukakan bila demikian, maka prinsip supervisi yang dilakukan adalah :

1) Prinsip ilmiah ( scientific)

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

(44)

28

diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar. 1.2. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti

angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.

1.3. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakam secara sistematis, berencana dan kontinu.

2). Prinsip Demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.

3). Prinsip Kerjasama

Menembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

4). Prinsip konstruktif dan kreatif

(45)

29

Supervisi yang dilakukan harus berdasarkan inisiatif para guru lebih dulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong untuk meminta bantuan dari supervisor. Objek kajiannya adalah kebutuhan profesional guru yang riil dan alami.

Dalam pelaksanaanya supervisor harus menggunakan prinsip-prinsip tersebut sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang semakin modern untuk menghadapi tantangan yang semakin komplek. Dengan memegang prinsip yang sudah dirancang secara maksimal digarapkan dapat menghasilkan hasil yang maksimal pula.

7. Macam-Macam Supervisi

a.Supervisi umum dan supervisi pengajaran

Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan administrasi kantor, supervisi pengelolaan sekolah atau kantor pendidikan dan sebagainya (Purwanto, 2002:89).

(46)

30

Jadi dapat disimpulkan supervisi umum adalah supervisi yang ditujukan pada aspek-aspek pendukung terlaksanannya pembelajaran dengan kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki baik personil maupun material yang memungkinkan terciptannya situasi belajar mengajar lebih baik demi terciptannya tujuan pendidikan (Purwanto, 2002 :89).

b.Supervisi Klinis

(47)

31

secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.

c.Pengawas melekat dan pengawas fungsional

Istilah “ pengawas melekat” yang berarti suatu kepengawasan yang

memang sudah dengan sendirinya (melekat) menjadi tugas dan tanggung jawab semua pimpinan dari pimpinan tingkat paling atas sampai pimpinan tingkat paling bawah dari semua organisasi atau lembaga. Sedangkan yang dimaksud dengan “pengawas fungsional” adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang dilakukan yang dilakukan orang-orang yang fungsi jabatannya sebagai pengawas (Purwanto, 2002:92).

Jadi semua pemimpin bertanggung jawab atas pengawasan atas pelaksanaan semua tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh pimpinan bawahannya dalam organisasi kerjanya. Hal ini sesuai dengan definisi pengawasan melekat. Sedangkan supervisi pengawasan bertugas mengawasi khusus bagian-bagian yang telah ditunjuk.

Ditinjau dari supervisi pendidikan ada tiga macam supervisi, yaitu:

a. Supervisi Akademik

(48)

32

lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu/ materi pembelajaran.

b. Supervisi Administrasi

Supervisi Administrasi adalah yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek- aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

c. Supervisi Lembaga

Supervisi Lembaga adalah yang menebarkan atau penyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek- aspek yang berada di selurh sekolah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan.

Supervisi akademik, administrasi dan lembaga merupakan suatu rangkaian dalam suatu pendidikan, sehingga ketiganya tidak bisa dipisahkan. Perbaikan supervisi diarahkan untuk memperbaiki pengajaran. Perbaikan pengajaran harus dimulai dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum yang menjadi sumber materi sajian pelajaran untuk meningkatkan intlektualnya (akademis).

(49)

33

Pengakuan dan penghargaan atas prestasi meruapakan salah satu sebab seorang guru mau bekerja ialah bila timbul hasrat untuk diakui. Guru akan merasa bangga kalau ia merasa bahwa dia dipercaya dan diikutsertakan dalam staf. Hasrat untuk ambil bagian dalam bekerja sama adalah hasrat asasi manusia, yaitu kemerdekaan, kebebasan bertindak, merasa bahwa seseorang itu penting dalam satu kelompok. Ikut ambil bagian dalam menyusun menentukan kebijakan sekolah mempunyai nilai tambah yaitu guru merasa penting, sebab dia menyumbang pendapat dalam mengambil keputusan ( lembaga).

8. Teknik Supervisi

Usaha untuk membentu meningkatkan danmengembangkan potensi sumberdaya guru dapata dilaksanakan dengan berbagai alat dan teknik supervisi. Umumnya alat dan dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat atau teknik. Teknik yang bersifat indif\vidual, yaitu teknik yang dilakukan dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk melayani lebih dari satu orang ( Sahertian, 2008: 52).

Adapun teknik yang bersifat individual adalah sebagai berikut: a. Perkunjungan kelas (classroom vicition)

(50)

34

bincang guru tentang kesulitan yang dihadapi guru- guru. Pada kesempatan itu guru- guru dapat mengemukakan pengalaman- pengalaman yang berhasil dan hambatan- hambatan yang dihadapi serta meminta bantuan, dorongan dan mengikut seratakan. Oleh karena sifatnya mengadakan peninjauan dan mempelajari sesuatu yang dilihat sementara guru mengajar, maka sering disebut observasi kelas. Kunjungan kelas dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1). Perkunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya, maksudnya supervisor secara tiba- tiba datang ke kelas sementara guru sedang mengajar. Segi positifnya adalah kepala sekolah dapat melihat keadaan yang sebenarnya, tanpa dibuat- buat. Hal seperti ini dapat membiasakan guru agar selalu mempersiapkan diri sebaik- baiknya. Untuk segi negatifnya guru menjadi gugup, karena tiba- tiba didatangi. Tentu timbul prasangka bahwa ia dinilai dan pastinya hasilnya tidak memuaskan.

(51)

35

3). Perkunjungan atas undangan guru, perkunjungan ini akan lebih baik oleh karena itu guru punya usaha dan motivasi untuk mempersiapkan diri dan membuka diri agar dia dapat memperoleh balikan dan pengalaman dalam berdialog dengan guru sedangkan guru akan lebih mudah untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya, karena motivasi untuk belajar dan pengalamandan bimbingan dari supervisor tumbuh dari dirinya sendiri. Sedangkan segi negatifnya adalah ada kemungkinan timbul sikap manipulasi, yaitu dengan dibuat- buat untuk menonjolkan diri, padahal waktu- waktu biasa ia tidak berbuat seperti itu ( Sahartian, 2008: 54). b. observasi kelas (classroom observation)

supervisor mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung dengan tujuan untuk memperoleh data yang subjektif mungkin sehingga dengan bahan yang diperoleh dapatlah digunakan untuk menganalisis kesulitan- kesulitan yang dihadapi guru- guru dalam usaha memperbaiki peroses belajar mengajar (Pidarta, 1992: 227). c.Percakapan pribadi (individual converence)

(52)

36 d. Saling mengunjungi kelas ( inter vision)

Yaitu saling mengunjungi antara rekan guru yang satu dengan guru yang lain yang sedang mengajar. Ada dua jenis intervisition antara lain:

a) Adakalanya seorang guru mengalami kesulitan dalam hal ini, supervisor mengarahkan dan menyerahkan kepada guru tersebut untuk melihat rekan- rekan guru yang lain mengajar. Sudah tentu guru yang ditunjuk adalah seorang yang memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknik- teknik mengajar.

b) Jenis yang lain adalah pada kebanyakan sekolah, kepala sekolah menganjurkan agar guru- guru saling mengunjungi rekan- rekan dikelas atau disekolah lain. Untuk cara yang kedua ini diperlukan perencanaan dan musyawarah terlebih dahulu (Sahertian, 2008: 79- 80).

e) Menialai diri sendiri (self evaluation check- list)

Salah satu tugas tersukar bagi guru- guru ialah melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, disamping menilai murid- muridnya juga penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya (Sahertian, 2008: 83).

(53)

37 a. Pertemuan orientasi bagi guru baru

Yaitu suatu pertemuan yang bertuajuan khusus mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru akan tetapi juga seluruh staf guru.

b. Panitia penyelenggara

Yaitu suatu kegiatan yang diadakan bersama dimana guru dilibatkan dalam kepanitiaan dan beberapa guru ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam melaksanakan tugas ini guru mendapat pengalaman dalam mencapai tujuannya sehingga guru dapat tumbuh dan berkembang dalam profesi mengajarnya dengan adanya pengalaman- pengalaman tersebut.

c.Rapat guru

Rapat guru, supervisor mengadakan pertemuan dengan guru- guru membahas masalah- masalah yang timbul pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi dengan adanya rapat guru ini guru dapat dibantu baik secara individu maupun secara kelompok untuk menemukan dan menyadari kebutuhanmereka, menganalisis problema- problema mereka dan mempertumbuhkan diri sendiri dan jabatan mereka.

d. Studi kelompok antar guru

(54)

38

bahan mata pelajaran, selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang berkembang.

e. Diskusi sebagai proses kelompok

Yaitu pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama, dengan adanya diskusi dapat mengembangkan keterampilan guru dalam mengatasi kesulitan- kesulitan dengan jalan bertukar pikiran diantara guru.

f.Tukar menukar pengalaman

Yaitu suatu kegiatan dimana guru saling bertukar pikiran atau pengalaman, saling memberi dan meneriam, saling belajar satu sama yang lain. Dengan tujuan agar guru dapat belajar dari pengalaman temannya dalam membimbing murid dalam proses belajar mengajar.

g. Loka Karya (Workshop)

Dengan adanya loka karya ini dimaksudkan agar guru dapat menyusuncontoh model satuan pembelajaran untuk tiap bidang studi.

h. Diskusi panel

(55)

39 i.Seminar

Kegiatan ini biasanya mendatangkan tokoh ahli yang akan membahas suatu masalah tertentu kemudian akan ditanggapi oleh partisipant yang akan menghasilkan suatu kesimpulan dari masalah yang dibahas.

j.Pelajaran contoh

Suatu tehnik yang bersifat kelompok bilamana supervisor itu memberi penjelasan- penjelasan kepada guru- guru tentang mengajar yang baik. k. Membaca langsung

Guru membaca langsung sumber- sumber pustaka yang ada disekolah atau tempat lainnya.

l.Mengikuti kursus

Suatu media yang dapat membentu guru dalam mengembangkan pengalaman profesi mengajar dan menambah keterampilan guru dalam melengkapi profesi mereka. Dalam hal ini guru mengikuti kursus yang bersifat penataran sehingga guru memperoleh pengetahuan dan keterampilan tambahan sehingga mereka akan mengalami peningkatan dalam profesi mereka.

(56)

40

Latar belakang adanya supervisi adalah bahwa guru- guru itu perlu tumbuh dalam jabatannya, maka setiap guru harus berusaha mengembangkan dirinya. Usaha yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kualitas mengajarnya dan kualitas lembaga pendidikannya.

Teknik dalam supervisi ini adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi. Menurut Bafadal teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual, dan teknik supervisi kelompok (Nenglyla, 2017:27).

a. Teknik supervisi individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah khusus yang bersifat perorangan. Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain perkunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas dan menilai diri sendiri.

b. Teknik supervisi kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah suatu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Teknik kelompok dapat dilakukan dengan cara seperti rapat guru, lokakarya, penataran, seminar, diskusi, dan sebagainya.

7. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan

(57)

41

tetapi juga tipe-tipe kepengawasan. Menurut (Arikunto, 2004:14)ada lima tipe supervisi yaitu:

a. Tipe Inpeksi

Dalam administrasi dan kepemimpinan yang otakratis, supervisi berarti inspeksi. Inspeksi bukanlah suatu pengawasan yang memperbaiki cara dan daya kerja sebagai pendidik dan mengajar.

b.Tipe Laisses Faire

Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.

c. Tipe Coersive

(58)

42

demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

d.Tipe Training and Guidance

Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.

e. Tipe Demokratis

(59)

43

B.Supervisi klinis

1.Pengertian Supervisi klinis

Menurut Acheson dan Gall supervisi klinis ialah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar seharusnya yang ideal (Sahertian, 2008:31).

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematis, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional (Sahertian, 2008:36).

Jadi supervisi klinis adalah suatu bimbingan yang tertuntun atau terencana oleh kepala sekolah untuk mengetahui kapasitas guru yang sesungguhnya. Dan juga kepala sekolah dapat membantu guru dalam menyelesaikan masalah dalam mengajar dan pastinya memberikan cara untuk mengatasinya. Ibaratkan seorang dokter dengan pasienya, mula-mula dicari terlebih dahulu sebab-sebab dan jenis penyakitnya dengan cara menanyakan kepada pasien, apa yang dirasakannya, dibagian mana dan bagaimana rasanya dan sebagainya.

(60)

44

Dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah

supervisor mengadakan pengamatan lagsung bagaimana cara guru mengajar, dengan cara mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor yang bersangkutan.

Supervisi diartikan sebagai bimbingan dan tuntunan kearah perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran. Sedangkan klinis dalam hal ini diartikan:

a. Sebagai kegiatan observasi dari dekat dan dilakukan secara cermat. b. Mendeskripsikan hasil/ data observasi secara detail.

c. Sebagai hubungan yang kooperatif antara supervisor dan guru untuk bersama- sama mencermati penampilan guru dalam mengajar.

d. Mendorong guru melihat kekurangannya dalam mengajar dan menemukan cara untuk mengatasinya (Sahertian, 2008:31).

2.Tujuan Supervisi Klinis

Supervisi klinis difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan mengadakan modifikasi yang rasional.

(61)

45

Sedangkan menurut Ashen dan Gall tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran guru kelas(Azhar, 1999:32). Tujuan ini diiringi tujuan yang lebih spesifik yaitu:

a. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru mengenai pelajaran yang dilaksanakan.

b. Mendiagnosa dan membantu memecahkan masalah-masalah pengajaran.

c. Membantu guru mengembangkan keterampilannya mengunakan strategi pengajaran.

d. Mengoreksi guru untuk kepentingan promosi jabatan ke pentingan lainnya.

e. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan.

Dari konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan supervisi klinis adalah untuk memperbaiki perilaku guru-guru dalam proses belajar terutama yang kronis, secara aspek demi aspek dengan intensif, sehingga mereka dapat mengajar dengan baik. Ini berarti perilaku yang tidak kronis bisa diperoleh dengan teknis yang lain (Azhar, 1999:22).

(62)

46

Berdasarkan pendapat tersebut, tujuan supervisi klinis secara garis besar sebagai berikut: memperbaiki perilaku guru hanya yang bersifat kronis, artinya perilaku yang tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik supervisi yang lain. Menyediakan umpan balik secara obyektif bagi guru tentang kegiatan proses pembelajaran yang dilakukannya sebagai cermin agar guru dapat melihat apa yang dilakukan.

3.Ciri-Ciri Supervisi Klinis

Supervisi klinis memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan model-model supervisi yang lain. Berikut ini akan diuraikan beberapa supervisi klinis menurut Wahyudi(2006:250-251) :

a. Ada kesempatan antara supervisor dengan guru yang akan disupervisi tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki.

b. Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru dalam proses belajar mengajar yang spesifik. Misalnya cara mentertibkan kelas, teknik bertanya, teknik pengendalian kelas dalam metode keterampilan proses, teknik mengenai anak membandel, dan sebagainya.

c. Memperbaiki aspek perilaku diawali dengan perbuatan hipotesis bersama tentang bentuk perbaikan perilaku atau cara mengajar yang baik. Hipotesis ini diambil dari teori-teori dalam proses belajar mengajar.

(63)

47

e. Ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku guru terutama yang sudah berhasil diperbaiki. Agar muncul kesadaran berapa pentingnya bekerja dengan baik serta dilakukan secara berkelanjutan.

f. Ada prinsip kerja sama antara supervisor dengan guru dan sama-sama bertanggung jawab.

g. Dilakukan secara kontinyu, artinya aspek-aspek perilaku itu satu-persatu diperbaiki sampai guru itu bekerja dengan baik. Atau kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar tidak jelek lagi.

Tidak jauh berbeda Wahyudi (2009:112-113) mengidentifikasi ciri-ciri supervisi klinis adalah sebagai berikut:

a. Pada khakikatnya supervisor dan guru sederajat dan saling membantu dalam meningkatkan kemampuan dan sikap profesionalnya.

b. Fokus supervisi klinis adalah pada perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru.

c. Balikan supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.

d. Bersifat kontruktif dan memberi penguatan (reinforcoment) pada pola-pola dan tingkah laku yang berhasil daripada mencela dan “menghukum” pola -pola tingkah laku yang belum berhasil.

(64)

48

f. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima yang dinamis dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat didalam mencari pengertian bersama dalam proses pendidikan.

g. Tiap guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya.

h. Supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara melakukan supervisi sebagaimana kegiatan menganalisis cara mengajar guru.

i. Guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran.

j. Supervisor dan guru bersikap terbuka dalam mengemukakan pendapat dan dilandasi saling menghargai kedudukan masing-masing dan secara bersinergi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru.

Supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat intruksi atau memerintah. Tetapi menciptakan hubungan manusiawi, sehingga guru-guru memiliki rasa aman. Dengan timbulnya rasa aman diharapkan adanya kesendian untuk menerima perbaikan.

(65)

49

4. Manfaat Supervisi Klinis

Manfaat utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan (Sahertian, 2008:21).

Supervisi juga bermanfaat mengoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron, 2011:12).

Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. Kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor objektif maupun fakor subjektif. Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan hal mengajar.

Adapun manfaat dari supervisi klinis adalah sebagai berikut:

(66)

50

b. Mengembangkan sumberdaya guru dalam memecahkan masalah- masalah pribadi yang berpengaruh terhadap kualitas kerja \ mengajar (Piet,2008: 150- 151).

Sedangkan menurut Agus Darma (2003: 153) manfaat dari supervisi klinis adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan guru b. Mengurangi penurunan kinerja guru

Beban berat yang dimiliki seorang guru menyebabkan guru bekerja tidak bergairah. Kemungkinan bisa dikarenakan faktor kesehatan baik jasmani maupun rohani, faktor ekonomi maupun faktor sosial guru dimasyarakat. Maka dengan adanya supervisor yang memperhatikan guru diharapkan dapat memberikan manfaat- manfaat tersebut.

5.Tahapan Supervisi Klinis

Dalam mengadakan supervisi klinis, kepala sekolah hendaknya tetap bekerja sesuai dengan koridor dan proses yang teratur. Koridor dan proses yang teratur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan hubungan baik antara supervisor dengan guru yang bersangkutan, agar makna supervisi ini menjadi jelas bagi guru sehingga kerjasama dalam partisipasinya meningkat.

(67)

51 c. Merencanakan strategi untuk observasi.

d. Mengobservasi guru mengajar, boleh memakai alat bantu.

e. Menganalisis proses belajar oleh supervisor dan guru secara terpisah.

f. Merencanakan pertemuan, boleh juga dengan pihak ketiga yang ingin mengetahui.

g. Melaksanakan pertemuan, guru diberi kesempatan menanggapi cara kerja atau mengajar selama dibahas bersama.

h. Membuat rencana baru bila aspek perilaku itu belum dapat diperbaiki dan mengulangi dari langkah awal sampai akhir (Pidarta, 2002:251).

i.

Sedangkan Sahertian(2000:51) menyatakan ada tiga langkah dalam supervisi klinis yaitu: pertemuan awal, observasi, dan pertemuan akhir. Sedangkan Soetjipto dan Kosasi membuat lima langkah atau tahap dalam supervisi klinis yaitu: perencanaan observasi, melaksanakan observasi, melakukan analisis dan melakukan strategi, melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi, dan melakukan analisis (Soetjipto dan Kosasih, 1999:68).

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis itu berorientasi pada tiga hal: melakukan perencanaan secara mendetail termasuk membuat hipotesis, melaksanakan pengamatan secara cermat atau menganalisis hasil pengamatan serta memberikan umpan balik kepada guru yang bersangkutan.

(68)

52

a. Pertemuan awal atau perencanaan yang terdiri dari:Menciptakan hubungan yang baik dengan cara menjelaskan makna supervisi klinis sehingga partisipasi guru meningkat.

1) Menemukan aspek-aspek perilaku apa dalam proses belajar mengajar yang perlu diperbaiki.

2) Membuat skala prioritas aspek-aspek perilaku yang akan diperbaiki. 3) Membuat hipotesis sebagai cara atau bentuk perbaikan pada sub topik

bahan pelajaran tertentu. b. Persiapan yang terdiri dari:

1) Bagi guru tentang cara mengajar yang baru hipotesis.

2) Bagi supervisor tentang cara dan alat observasi seperti tape recorder, video, daftar cek, dan sebagainya.

c. Pelaksanaan yang terdiri dari:

1) Guru mengajar dengan tekanan khusus pada aspek-aspek perilaku yang diperbaiki.

2) Supervisor mengobservasi.

3) Menganalisis hasil mengajar secara terpisah. d. Pertemuan akhir

1) Guru memberikan tanggapan, penjelasan atau pengakuan. 2) Supervisor memberi tanggapan atau usulan.

3) Menyimpulkan bersama hasil yang telah dicapai: hipotesis diterima, ditolak, atau direvisi.

(69)

53

5) Mengulangi memperbaiki aspek yang tadi

6) Meneruskan untuk memperbaiki aspek-aspek yang lain (Pidarta,2002:252-253).

Langkah-langkah tersebut merupakan bentuk upaya supervisor untuk meningkatkan kinerja para guru. Karena supervisor merupakan pimpinan bagi para guru yang akan mengevaluasi dan membina. Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan mampu mencetak generasi yang unggul dan berakhlak mulia. Sebagai pemimpin supervisor harus benar-benar memperhatikan kondisi riil dilapangan.

(70)

54

6.Bentuk-Bentuk Supervisi Klinis

Ada 3 macam bentuk supervisi:

a. Supervisi Akademik

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

b. Supervisi Administrasi

Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek

administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

c. Supervisi Lembaga

Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan

nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain. (infodiknas, 2017:27)

Supervisi akademik, administrasi dan lembaga merupakan suatu

(71)

55

dan pengembangan kurikulum yang menjadi sumber materi sajian pelajaran untuk meningkatkan intelektualnya (akademis).

Mengajar tidak hanya sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar diketahui subjek didik, tetapi mengajar harus diartikan menolong si

pelajar agar dapat belajar. Maka dari itu harus dipersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pembelajaran seperti materi, media, ataupun kelengkapan lainnya (administrasi).

Pengakuan dan penghargaan atas prestasi merupakan salah satu

sebab seorang guru mau bekerja ialah bila timbul hasrat untuk diakui. Guru akan merasa bangga kalau ia merasa bahwa dia dipercaya dan diikutsertakan dalam staf. Hasrat untuk ambil bagian dalam bekerja

sama adalah hasrat asasi manusia, yaitu kemerdekaan, kebebasan bertindak, merasa bahwa seseorang itu penting dalam satu kelompok.

Ikut ambil bagian dalam menyusun dan menetukan kebijakan sekolah mempunyai nilai tambah yaitu guru merasa penting, sebab dia menyumbang pendapat dalam mengambil keputusan (lembaga).

C. Supervisi Pendidikan Agama Islam

(72)

56

untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia. Sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di sekolah/ madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Pendidikan Agama Islam (PAI) disekolah terdiri atas empat, pelajaran, yaitu: Al- Qur’an- Hadits, Aqidah- Akhlak, Fiqih, Tarikh (Sejarah Kebudayaan Islam).

1. Pengertian tiap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah SMP a. Al- Qur’an- Hadits

Mata pelajaran Al- Qur’an- Hadits SMP ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan mata pelajaran Al- Qur’an- Hadits pada jenjang MI, terutama pada penekaan kemampuan membaca al- Qur’an- hadits, pemahaman surat- surat pendek, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari- hari.

b. Akidah- Akhlak

Gambar

Gambar 3.1 Struktur SMP N 1 Pabelan
Tabel 3.2 Tenaga Pendidik dan Staf  SMP N 1 Pabelan
Tabel 3.4 Data Ruangan Kelas SMP Negeri 1 Pabelan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melaksandtan tugasnya Tenaga Pengaiar berhnggungjaw& kepada Direktur Pol'lbknik t'legeri Pontianak melalui Ketua Jurusan Teknik Elek[o. Segala biaya

Hasil penelitian kadar air minyak bulus diperoleh nilai 0,12%, sehingga nilai tersebut dapat dikatakan baik pada minyak bulus sesuai dengan SNI yang telah

Dukungan informasi melalui pendidikan seks yang baik pada anak remaja dimungkinkan akan berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja, termasuk tingkat pengetahuan dan

Broken home biasanya digambarkan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orangtua yang tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan asertivitas antara remaja putri Jawa yang menekuni tari klasik gaya Yogyakarta dengan tari Bali..

Dalam penerapan shalat dhuhur berjamaah ialah dengan melibatkan para guru ISMUBA atau PAI serta tidak lupa warga sekolah lainya seperti guru mata pelajaran lain dan staf TU,

Hanya 21 % ibu yang berpendidikan tamat SD, sedang ibu yang lain (79 %) tamat SMP keatas, Analisis logistic regresi linier menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna

(2) Prinsip terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dimaksudkan bahwa peserta umroh dan wisata ro harii terbuka untuk kaum muslim dan non muslim