• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam

DAFTAR NAMA GURU DAN STAF SMP N 1 PABELAN Tabel 3.2 Tenaga Pendidik dan Staf SMP N 1 Pabelan

B. Temuan Penelitian

3. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam

82

pada kenyatannya ada juga guru yang belum membuat sesuai aturan yang telah dibuat oleh lembaga. Ditambahkan lagi guru yang

mengetahui kekurangannya namun mereka enggan melakukan perbaikan (wawancara, 03 Juli 2017).

Kendala yang ditemui dengan menurut W pelaksanaan kunjungan kelas ini adalah siswa kurang berkosentrasi, karena tim supervisi masuk kedalam kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, mengenai pelaksanaan supervisi guru kurang disiplin, kurangnya persiapan guru ketika supervisi dilakukan. Seperti halnya RPP yang belum dibikin dan kurang lengkap, kurangnya pengetahuan guru tentang pengelolaan kelas dan juga terkadang guru itu tau kekurangannya tetapi tidak mau berusaha untuk merubahnya (wawancara, 03 Juli 2017).

Hal ini juga disampaikan oleh U selaku koordinator guru

pendidikan Agama Islam sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan Ibu U. “Karena supervisor masuk ke dalam kelas jadi, kendala yang sering saya temui adalah siswa itu kurang konsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar, dan juga Kurangnya rasa tanggung jawab guru atas tugas- tugas yang di bebaninya dan kurangya

kedisiplinan guru terhadap siswa,yaitu bagaimana cara guru mengajar atau memberikan materi maupun praktek kapada peserta didik itu kurang bisa mengelola dalam kondisi belajar.”. (wawancara, 03 Juli 2017).

Kendala yang berhubungan dengan pengelolaan supervisi klinis berdasarkan temuan peneliti ini adalah:

1. Guru selama mengikuti supervisi klinis bersikap belum terbuka untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya, guru sulit mengungkapkan permasalahan yang dihadapi sehingga kepala sekolah selalu mengarahkan untuk dapat lebih terbuka.

2. Guru selama mengikuti supervisi klinis kadang-kadang tidak terfokus, bahkan kegiatan yang dilakukan ada yang tidak dipahaminya padahal sudah diberikan penegasan.

3. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang

83

Setelah adanya pelaksanaan supervisi klinis maka harus diadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan yang ada agar lebih baik. kepala sekolah SMP N 1 Pabelan Kabupaten Semarang mengatakan bahwa:

“Biasanya saya panggil ke ruangan saya mas, jadi ada interaksi langsung antara saya dengan guru yang bersangkutan dan saya sampaikan setiap ada rapat dengan dewan guru tentang hasil temuan saya. 1) yang saya lakukan adalah bertemu langsung dengan guru yang bersangkutan, 2) berita pembinaan secara tertulis, dan batasan waktu pembinaan disesuaikan dengan kasusnya. Yang pasti saya harus punya catatan-catatan dan bukti itu harus ada dan kedua belah pihak yang pasti guru itu harus tahu hasil dari pelaksanaan supervisi. Komunikasi dengan guru yang bersangkutan, pengamatan langsung pembelajaran dikelas apabila perlu ditindak lanjuti maka segera dilakukan dan sebaliknya, idealnya pelaksanaan bimbingan dilakukan dengan cara individu dan kelompok” (wawancara, 03 Juli 2017).

Lain halnya dengan pendapat W selaku waka kurikulum terkai dengan tindak lanjut pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan Agama Islam, “memberikan peluang yang mana itu tidak mengganggu proses pembelajaran, yaitu mengikutkan pelatiahan- pelatihan diluar sekolah yang diadakan tiap satu semester dengan mendatangkan narasumber ke sekolahan sesuai dengan giliran pelaksanaan yang telah disepakati dengan lembaga- lembaga sekolahan lainnya. Sehingga akan mendapatkan temuan- temuan sebagai upaya atau tolak ukur dalam pembenahan pelaksanaan supervisi klinis yang telah dihadapinya (wawancara, 03 Juli 2017).

U selaku koordinator guru pendidikan Agama Islam, yaitu diperlukannya bantuan- bantuan para supervisor untuk lebih

mengoptimalkan profesionalitas para guru didalam mengelola proses pembelajaran dikelas, untuk merealisasikan harapan- harapan yang diinginkan dan supervisor atau pengawas pendidikan harus mampu melayani para guru dengan cara memfasilitasi, membimbing serta memotivasi mereka sehingga kehadiran para supervisor sebagai mediator dapat mengakses para guru ke tingkat kualitas sumber daya yang memadai (wawancara, 03 Juli 2017).

Berdasarkan pemaparan hasil temuan penelitain dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam pengelolaan supervisi klinis di SMP N 1 Pabelan kabupaten

84 Semarang.

1. Memberikan pengertian pada guru yang mengalami permasalahan atau kesulitan. Dimana guru akan mendapatkan bimbingan dan arahan untuk dapat mengoptimalkan kemampuan sendiri untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajran, hal itu akan mendukung meningkatkan kinerjanya.

2. Kepala sekolah melakukan pendekatan sehingga guru merasa nyaman. Dengan demikian guru akan mudah untuk mampu mengungkapkan permasalahan yang tengah dihadapi secara menyeluruh, terutama dalam kegiatan pembelajaran. Kedekatan guru dan kepala sekolah sangat diperlukan khususnya pada guru yang mengalami permasalahan, akan dengan mudah mengatasinya.

3. Memotivasi guru agar lebih bisa fokus pada kegiatan supervisi klinis yang diikutinya. Motivasi yang diberikan itujuga ada unsur penegasan bahwa kegiatan supervisi klinis ini akan memberi dampak yang baik jika guru terfokus.

Pengelolaan supervisi klinis seperti diatas memang tidak mudah berjalan begitu saja sifat kegiatan layanan supervisi klinis yang bersifat individu dan personal terkadang kelompok akan membuat sebagian guru memilih tidak menjalani supervisi klinis.

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa tindak lanjut yang dilakukan untuk pembinaan guru dilakukan secara kekeluargaan

85

supaya tidak ada pihak yang tersinggung dan tidak ada pihak lain yang mengetahui dengan memanggil orang yang bersangkutan secara langsung, walaupun terkadang juga dilakukan secara kelompok”.

86 BAB IV PEMBAHASAN

Sebelum masuk kedalam pembahasan, peneliti memperjelas cara menganalisis data yang disajikan penulis dalam pembahasan. Menurut Taylor, (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan antuan dan tema pada hipotesis.

Menurut Suprayogo dan Tobroni (2003: 19) analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaan, pengelompokan, sistematis, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademisi dan ilmiah. Peneliti menggunakan analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992: 15- 19), yaitumeliputu empat komponen kegiatan, yaitu: pengumpulan data, Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau Verifikasi data. Dari empat komponen itu peneliti menghasilkan pembahasan sebagai berikut:

A. Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N