• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Kepala sekolah sebagai supervisor

1. Pengertian kepala sekolah sebagai supervisor

Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.17

16 Suryo Subroto, D im ensi-dim ensi A dm inistrasi Pendidikan d i Sekolah, Bina Aksara, Jakarta, cet. K e -2 ,1988, him. 123.

Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Supervisor adalah orang yang menjalankan supervisi.18

Kepala sekolah sebagai seorang supervisor hendaknya selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk meningkatkan kemampuan guru baik dari segi mengajar guru maupun menjalankan tugas-tugas sekolah. Kepala sekolah hendaknya pandai meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang sangat diperlukan bagi peningkatan kemampuan guru sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah semaksimal mungkin dapat tercapai. Ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada, yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi.

Supervisi dari kepala sekolah dimaksudkan untuk mengatasi kemungkinan timbulnya situasi yang menghambat tujuan sekolah. Situasi yang menghambat dari pihak guru misalnya kurang adanya semangat kerja, kesediaan bekerjasama dan berkomunikasi, tanggungjawab dalam melaksanakan tugas, menguasai metode mengajar, memahami tujuan dan program kerja, mentaati peraturan ketertiban dan sebagainya.

Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah

18 Oteng Sutisna, A dm inistrasi Pendidikan (Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional), Angkasa, Bandung, 1987, him. 117.

yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan

pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan

pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Jadi tugas ini mencakup bidang perbaikan dan pengembangan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum.

2. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor dalam pembinaan kurikulum memerlukan beberapa langkah yang perlu dikerjakan yaitu:

a. Membimbing guru agar dapat memilih metode mengajar yang tepat

b. Membimbing dan mengarahkan guru dalam pemilihan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan masyarakat.

c. Mengadakan kunjungan kelas yang teratur, untuk di observasi pada saat guru mengajar dan selanjutnya didiskusikan dengan guru. d. Pada awal tahun pelajaran baru, mengarahkan penyusunan silabus

sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

e. Menyelenggarakan rapat rutin untuk membahas kurikulum pelaksanaannya di sekolah.

f. Setiap akhir pelajaran menyelenggarakan penilaian bersama terhadap program sekolah.19

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor yaitu: (1) merancang, mengarahkan dan mengkoordinasi semua aktivitas agar madrasah beijalan dengan baik menuju tercapainya tujuan madrasah, (2) membimbing guru agar menunaikan tugasnya dengan penuh semangat dan kegembiraan, (3) menjaga suasana baik dalam madrasah, (4) melaksanakan hubungan baik ke dalam maupun ke luar, dan (5)

19

menjaga adanya koordinasi antar guru.20 Adapun kegiatan kegiatan yang perlu mendapat supervisi dari kepala sekolah yaitu;

- Guru: mengenai semangat atau pengabdian, kecakapan, keahlian, kerajinan, ketekunan, tanggungjawab, ketertiban, dan sebagainya. - Murid: mengenai kerajinan, kesehatan, umur, semangat kesusilaan,

perkembangan, sikap hidup, usaha, prestasi, pembawaan dan sebagainya.

- Prasarana: mengenai gedung, halaman, kesehatan, keamanan, lingkungan alat pelajaran/ peraga, dan sebagainya.

- Tingkatan perkembangan dalam usaha mencapai tujuan sekolah. - Suasana: mengenai suasana guru, suasana murid, suasana kelas dan

suasana sekolah.

- Pelaksanaan program kerja, yang sudah ditentukan bersama dalam rapat.

- Koordinasi antar seksi-seksi, subseksi dalam organisasi sekolah. - Partisipasi.

- Komunikasi ke dalam dan ke luar. - Ketatalaksanaan, dan sebagainya. 21

Kepala sekolah sebagai supervisor berperan membantu meningkatkan situasi belajar pada umumnya dan membantu guru, agar ia mengajar lebih baik dengan demikian siswa dapat belajar lebih baik lagi. Selain itu, tugas utama kepala sekolah sebagai seorang supervisor mencakup dua bidang kegiatan yaitu kegiatan administrasi dan kegiatan pembelajaran atau supervisi klinis.

a. Kegiatan administrasi

Kegiatan administrasi yang kepala sekolah lakukan meliputi kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru dan kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.22 Pertama, kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru meliputi pembagian

20 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, o p t i t ., him. 73 21 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, op t i t , him. 78. 22 Suryo Subroto, op ti t .,him. 21.

tugas mengajar, pembagian tugas atau tanggungjawab dalam membina ekstrakurikuler dan koordinasi penyusunan persiapan mengajar.

Pembagian tugas mengajar biasanya dibicarakan dalam rapat guru menjelang permulaan pelaksanaan program barn (pada awal tahun ajaran/menjelang semester baru). Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang pendidikan yang setiap cabang kegiatan ditangani oleh seorang guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah berdasarkan musyawarah (rapat guru). Selanjutnya, koordinasi penyusunan persiapan mengajar dikoordinir oleh kepala sekolah yang berdasarkan PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).

Kedua, kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar (PBM) dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu administrasi sebelum mengajar, administrasi selama PBM dan administrasi sesudah selesai PBM. Kegiatan administrasi sebelum mengajar antara lain: mengatur pembagian tugas mengajar, menyusun jadwal pelajaran, menyusun program pengajaran dan membuat persiapan mengajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah.

Kegiatan administrasi selama PBM antara lain: mengisi daftar kemajuan kelas, mengelola organisasi kelas dan menyelenggarakan evaluasi hasil belajar. Administrasi sesudah

selesai PBM antara lain: menyusun laporan hasil pendidikan dan kegiatan pencatatan yang berhubungan dengan masalah perbaikan PBM (remedial teaching).

b. Kegiatan pembelajaran atau supervisi klinik

Supervisi klinik pada dasamya merupakan pembinaan performa guru dalam mengelola PBM. Tujuan supervisi klinik adalah untuk membantu memodifikasi pola-pola pengajaran yang tidak atau kurang efektif dalam arti membantu meningkatkan pengajaran guru di kelas.

Supervisi klinik merupakan suatu proses, yang terdiri dari sejumlah tahapan yang berbentuk siklus. Banyak teoritisi memberikan deskripsi yang berbeda mengenai siklus supervisi klinik, namun, sebenamya langkah-langkah ini bisa dikembangkan pada tiga tahap esensial yang berbentuk siklus. Ketiga tahap itu meliputi: tahap pertemuan awal, tahap observasi mengajar dan tahap pertemuan balikan.

Dalam melaksanakan supervisi klinik ini diperlukan iklim keija yang baik. Faktor yang sangat menentukan keberhasilan supervisi klinik adalah kepercayaan guru bahwa tugas supervisor semata-mata untuk membantu guru mengembangkan pengajarannya. Upaya memperoleh kepercayaan diri dari guru ini memerlukan satu iklim keija yang disebut kolegial. Di samping itu, untuk melaksanakan supervisi klinik diperlukan kesediaan supervisor dan

guru untuk meluangkan waktunya. Setiap pelaksanaan supervisi klinik akan memerlukan waktu yang lama.

Dalam proses supervisi klinik, perilaku supervisor terbentang dalam garis kontinum, yang meliputi: mendengarkan, mengklarifikasikan, mendorong, mempresentasikan, memecahkan masalah, bemegosiasi, mendemonstrasikan, mamastikan, standardisasi dan menguatkan.

Ada tiga macam orientasi perilaku supervisi pengajaran, yaitu orientasi langsung, orientasi kolaboratif, dan orientasi tidak langsung. Dalam orientasi langsung, perilaku supervisor ditekankan pada presentasi, penegasan, mendemonstrasikan, standardisasi dan penguatan untuk mengembangkan tugas-tugas bagi guru. Dalam orientasi kolaboratif, perilaku supervisor ditekankan pada presentasi, klarifikasi, mendengarkan, pemecahan masalah, dan negosiasi untuk mengembangkan kontrak keija antara supervisor dan guru. Sedangkan dalam orientasi tidak langsung, perilaku supervisor ditekankan pada mendengarkan, mendorong, klarifikasi, presentasi dan pemecahan masalah untuk mengarahkan guru membuat sendiri rencananya.

3. Teknik-teknik supervisi

Menurut Gwynn, teknik supervisi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, teknik perorangan dan (individual devices) dan teknik

kelompok (group devices).23 Teknik supervisi individual adalah semua teknik yang digunakan dalam memberikan supervisi terhadap guru secara perorangan. Yang termasuk teknik supervisi individual yaitu: 24 a. Kunjungan kelas

Kunjungan kelas dilakukan kepala sekolah dengan cara masuk atau mengunjungi kelas-kelas tertentu untuk melihat guru yang sedang mengelola proses pembelajaran. Kepala sekolah dapat secara langsung mengamati cara keija guru, alat ,metode, dan teknik yang digunakan sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan setiap guru.

b. Pembicaraan individual

Pembicaraan individual dilakukan sebagai teknik untuk mengembangkan arah diri dan tumbuh dalam pekeijaan.

c. Kunjungan antar kelas

Kunjungan antar kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui cara kerja rekannya dalam mengajar sehingga dapat dijadikan sebagai pengalaman bagi para guru.

d. Penilaian sendiri.

Kepala sekolah memberikan supervisi kepada guru dengan cara menyarankan guru tersebut melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Penilaian ini diharapkan agar guru bisa mengetahui

23 Ibid., hlm.48. 24 I b id , him. 49.

diri dan dapat mengatasi masamPuarasalah yang

d i h a ^ H . laPinya

|ik yang kedua yaitu teknik kelomp Tekng (jjgUnakan dalam ^ ^ H r i k a n supervisi kepada guru secara ipembejfc Beberapa teknik ^ ^ t f i s i secara kelompok yaitu: demons suPervembelajaran, buletin ^ ^ H s i , rapat guru, lokakarya, dan lain sebasuPervi

E. Profesionalis

Dokumen terkait