• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme

BAB II LANDASAN TEORI

J. Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme

Seorang kepala sekolah adalah pusat dari sekolah, sebagai penyatu arah gerak sekolah dan penyelaras kondisi di sekolah. Dengan adanya seorang kepala sekolah, maka ada kekuatan yang mengarahkan gerak sekolah secara keseluruhan menuju pada satu tujuan dan melalui jalur yang sama serta tidak bercabang-cabang. Dengan demikian, ada keseragaman gerak dan langkah dari setiap bagian sekolah. Dialah yang memegang kunci dari setiap kegiatan sekolah. Untuk itu, seorang kepala sekolah harus memenuhi ketentuan- ketentuan khusus yang harus dimilikinya. Ketentuan-ketentuan ini pada dasamya merupakan kompetensi yang menjadi dasar bagi kepala sekolah dalam memimpin anak buahnya (guru).44 dengan kompetensi inilah kepala sekolah menjalankan perannya dalam memajukan sekolah.

Kompetensi yang kepala sekolah miliki dapat dijadikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan potensi para guru dengan cara meningkatkan profesionalismenya. Peningkatan profesionalisme guru bertujuan untuk membantu guru yang belum matang menjadi matang, yang tidak mampu mengelola sendiri menjadi mampu mengelola sendiri dan yang belum

44 Muhammad Saroni, M a n a jem en S ek o la h ( kiat menjadi pendidik yang kompeten), Ar-Ruzz, Jogjakarta, 2006, hlm.38.

memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi kualifikasi. Juga membuat guru menjadi berpengetahuan luas, memiliki kematangan yang tinggi, memiliki komitmen yang tinggi, lebih kreatif dan mandiri. Peningkatan profesionalisme guru dapat kepala sekolah lakukan melalui pembinaan. Pertama, pembinaan kemampuan guru melalui supervisi pendidikan, program sertifikasi dan tugas

belajar. Kedua, pembinaan komitmen guru melalui pembinaan

kesejahteraannya.45

Pembinaan melalui supervisi pendidikan, kepala sekolah lakukan

dengan dua teknik yaitu secara individual dan secara kelompok.46 Pembinaan melalui program sertifikasi dilakukan karena terdapat guru yang belum memenuhi kualifikasi sebagai guru madrasah ibtidaiyah. Program sertifikasi

ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga guru madrasah ibtidaiyah yang

berkualitas. Melalui program sertifikasi, kemampuan guru meningkat dan memiliki kualifikasi sebagai guru madrasah ibtidaiyah. Pembinaan melalui tugas belajar bertujuan meningkatkan kualifikasi formal guru sehingga sesuai

dengan peraturan kepegawaian yang diberlakukan secara nasional,

meningkatkan kemampuan profesional para guru dal am rangka meningkatkan

kualitas penyelenggaraan pendidikan di madrasah ibtidaiyah, dan menumbuh kembangkan motivasi para guru dal am rangka meningkatkan kineijanya.47

Pembinaan komitmen guru melalui pembinaan kesejahteraan guru

bertujuan untuk meningkatkan kineija profesional guru. Kesejahteraan guru

45 Ibrahim Bafadal, o p t i t ., 2 0 0 3 , him. 44. 46 I b id ., him. 49.

dapat dilihat salah satunya dari besar kecilnya gaji yang guru terima. Makin berat tanggung jaw ab yang guru (sebagai tenaga profesional) keijakan, maka makin besar pula gaji yang diterima. Pengertian kesejahteraan guru tidak hanya sekedar berdasar pada gaji. Hal-hal yang biasanya terkait dengan faktor kesejahteraan adalah (1) sarana dan prasarana keija yang cukup, (2) kontra prestasi (gaji) yang memenuhi standar hidup, (3) suasana keija yang kondusif,

aman, dan nyaman, (4) sistem keija yang adil dan terbuka, penuh

kebersamaan, dan (5) aspirasi dan kreativitas keija dapat timbuh dengan subur.48 Faktor-faktor tersebut akan menimbulkan moral keija dan etos keija guru yang tinggi, yang pada gilirannya akan meningkatkan kineija

profesionalnya. Dengan memenuhi kebutuhan guru tersebut, maka kepala

sekolah akan lebih mudah dal am membimbing para guru untuk meningkatkan profesionalismenya.

Selain itu, kepala sekolah melakukan pola pembinaan On The Job Training. Pola pembinaan on the jo b trining adalah proses pembinaan guru yang diprogramkan atau dilaksanakan secara langsung oleh kepala sekolah tempat guru tersebut bekeija. Bentuk pembinaan ini dapat berupa pengarahan dari kepala sekolah tentang kebijakan program dan kegiatan sekolah, kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, pemberian pengalaman dalam pelaksanaan tugas selama proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas; dalam rangka peningkatan kompetensi guru yang dilaksanakan baik secara individual

maupun kelompok, pemberian tugas yang terkait dengan bidang teknis edukatif maupun dal am bidang administratif dan keuangan yang diberikan kepada guru.

Kepala sekolah sangat berperan dalam peningkatan profesionalisme guru. Usaha peningkatan profesionalime guru selain pembinaan dari kepala sekolah, juga harus ada upaya dari guru untuk selalu menambah wawasan kependidikannya. Guru harus belajar sendiri, mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi profesi dan lain sebagainya. Kepala sekolah Jadi, profesionalisme guru akan meningkat bilamana guru mau untuk meningkatkan potensi dirinya diiringi dengan bantuan dari kepala sekolah. Dengan adanya keijasama yang baik, madrasah ibtidaiyah yang kepala sekolah pimpin akan semakin maju.

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogman

dan Tylor dalam Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan M iller mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam bentuk ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pengamatan pada manusia.1

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini mengembangkan model etnometodologi. Noeng Muhadjir mendefinisikan etnometodologi sebagai studi kualitatif yang mempelajari bagaimana perilaku sosial dapat dideskripsikah sebagaimana adanya. Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana seseorang menjelaskan dan menggambarkan aktivitas mereka sendiri.1 2

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive dimana pengambilan subyek penelitian didasarkan atas makna dan tujuan

1 Lexy J. Moleong, M etodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,him. 3.

2 Noeng Muhadjir, M etodologi Penelitian K u a lita tif (telaah positifistik, rasionalistik dan phenomenologik), Rake Sarasin: Yogyakarta, 1989. him. 155-156.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan tehnik/metode: 1. Metode interview atau wawancara

Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.3 Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan para guru di MIN Panjang Ambarawa. Wawancara kepada kepala sekolah dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai peranan yang telah diberikan kepala sekolah kepada para guru dalam upaya peningkatan profesionalisme guru di MIN Panjang Ambarawa. Wawancara kepada para guru dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai profesionalitasnya. Dalam hal ini, yang menjadi ukuran profesionalitas guru yaitu kemampuan dalam melakukan persiapan pengajaran dengan baik, menghadapi segala permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar dan melakukan penilaian dengan baik.

Jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur dimana pewawancara menetapkan sendiri masalah dan

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diteliti.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kondisi MIN Panjang Ambarawa dan peranan kepala sekolah terutama dalam memberikan peranannya kepada guru. Juga untuk memperoleh data mengenai peran kepala sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru.

3. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui data terhadap benda-benda tertulis yang ada di sekolah seperti; buku-buku, dokumen, notulen rapat, agenda, catatan-catatan dan sebagainya yang bisa dijadikan sebagai bahan pelengkap data.7 Dokumen yang dibutuhkan yaitu dokumen tentang profil MIN, data guru dan catatan- catatan lainnya yang bisa dijadikan sebagai bahan pelengkap data.

D. Metode analisis data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis ini telah dilakukan saat proses pengumpulan data di lapangan.

4 Lexy J. Moleong, o p cit, him 138.

5 Nana Sudjana dan Ibrahim, P enelitian dan P enilaian Pendidikan, Sinar Barn, Bandung, 1989. him. 103.

6 Sutrisno Hadi, M etodologi Research I, Andi, Yogyakarta, 2001. him. 42.

7 Koentjaraningrat, M etode-m etode P enelitian M asyarakat, Gramedia: Jakarta, 1994. him.

Analisis data yang dipakai bersifat induktif artinya kesimpulan dari kasus- kasus yang bersifat umum ditarik ke dal am pemyataan yang bersifat khusus. Tahapan-tahapan yang digunakan terdiri dari tiga langkah yaitu:8

1. Reduksi data adalah proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data ‘kasar’ yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan

kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal

pokok yang berhubungan dengan peranan kepala sekolah dal am meningkatkan profesionalisme guru, rangkuman catatan-catatan itu kemudian di susun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih luas serta mempermudah pelacakan kembali apabila data diperlukan. 2. Penyajian data adalah penyajian kembali sekumpulan informasi atau data

yang tersusun untuk dipahami apa yang teijadi dan harus dilakukan selanjutnya berdasarkan sajian datanya.

3. Verifikasi atau pengumpulan data adalah tahapan penyimpulan dari proses penemuan makna atas gejala atau peristiwa yang di teliti. Maksudnya ialah tahapan dimana data-data yang terkumpul di analisis untuk mendapatkan kesimpulan.

Untuk keabsahan data, teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi yang terdiri dari tiga macam yaitu triangulasi metode, triangulasi waktu penelitian dan triangulasi sumber daya.9 Triangulasi metode yaitu

8 Mathew M iles dan M ichael Huberman, A n a lis is d a ta K u a lita tif, UI Press, Jakarta, 1992. him. 16-18.

perbandingan data yang diperoleh dari datu metode dengan metode lain, hasil yang di dapat dari wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan dokumentasi. Triangulasi waktu penelitian yaitu perbandingan data yang di dapat pada satu waktu dengan waktu yang lain, semi sal data yang diperoleh pada waktu pagi hari dibandingkan dengan data yang dperoleh pada siang hari. Triangulasi sumber daya yaitu dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari kepala sekolah dengan data yang diperoleh dari guru, komite sekolah, pengawas dan masyarakat.

A. Deskripsi umum MIN Panjang Ambarawa

I. Gambaran MIN Panjang Ambarawa

Berdasarkan catatan-catatan dalam brosur diperoleh data bahwa Madrasah lbtidaiyah Negeri (MIN) Panjang Ambarawa dirancang sebagai Madrasah Unggulan yang mempelopori penerapan pendidikan dasar terpadu

berorientasi pada pendidikan masa depan yang didambakan. Untuk daerah

Ambarawa dan sekitamya, madrasah ini akan dijadikan sebagai model pendidikan Islam terpadu pertama.

Madrasah lbtidaiyah Negeri (MIN) Panjang Ambarawa adalah madrasah yang memberikan pendidikan umum dan pendidikan agama. Dengan gabungan kedua pendidikan lersebut diharapkan dapat menciptakan manusia

f

yang beriman dan bertaqwa kcpada Allah scrta memiliki pengelahuan yang luas. Hal ini sesuai dengan visi dan misi MIN Panjang Ambarawa. Adapun

visinya adalah “ Unggul dalam prcstasi, santun bcrbudi pekerti menuju

insan inadani”. Misi madrasah di MIN Panjang Ambarawa adalah sebagai berikut:

a. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama

islam.

d. Mcnanamkan kcbiasaan berperilaku baik dan sopan.

e. Membiasakan menjaga kebersihan, keindahan, kesehatan dan kerapian. I'. Melakukun idcnlilikasi dan pcmhinaan scdini inungkin serla mcmbcrikan

penghargaan bagi siswa yang berprestasi.

g. Menerapkan sanksi bagi pelanggar tata tertib baik siswa maupun guru. Secara geografis, MIN Panjang terletak di jalan Sugiyopranoto, Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. MIN Panjang berada di wilayah kelurahan yang mudah dijangkau dari berbagai daerah yang ada di sekitamya. Secara geografis, MIN Panjang berbatasan dengan:

a. batas bagian utara b. batas bagian timur c. batas bagian sclatan d. batas bagian barat

: rumah penduduk : rumah penduduk : rumah penduduk

: SMU Bhakti A warn Ambarawa 2. Data Guru

Berdasarkan catatan-catatan dalam dokumen diperoleh data bahwa guru di MIN Panjang ini ada empat belas orang. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

/

P

tcrakliir Kcpcg. Kelas

1 Sri Sumi Rahayu P D2 PNS Kepala

Sekolah 4,5,6 2 Santoso,S.Pd L SI PNS Guru Mapel 1-6 3 Drs. Amin Murtadlo L SI PNS Guru Mapel 4,5,6 4 Hadi Ustadi, S.Ag L SI PNS Guru Mapel 4,5,6

5 Hamidah, A.Ma P D2 PNS Guru

Kelas

1

6 Hanik R, A.Ma P D2 PNS Guru

Kelas 2 7 Lestariyo, A.Ma L 1)2 PNS Guru Kelas 3 8 Umiyatun P SPG PNS Guru Kelas 1

9 Ngatirin, S.Ag L SI Guru

bantu Guru Mapel 4,5,6 10 Siti Musafaah, S.Pdi P SI Wiyata Guru Kelas 3 11 Rita Ardianingsih, SP P SI Wiyata Guru Mapel ^4,5,6 12 Yuniwati W, S.Pdi P SI Wiyata Guru Kelas 2 13 Sri W. R. Susanti, S.Pd P SI Wiyata Guru Mapel 4,5 14 Aji Agus Salim,

S.Pdi

L SI Wiyata Guru

Mapel

4,5,6

Berdasarkan data di atas, kebanyakan guru berpendidikan SI. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru di MIN Panjang Ambarawa ini mcmiliki

sekolah). Sistem pembelajaran di MIN Panjang Ambarawa ini dikelompokkan menjadi dua yaitu sistem guru klasikal dan sistem guru mata pelajaran. Sistem klasikal diterapkan di kelas satu, dua dan tiga dengan masing-masing seorang guru kelas. Sedangkan sistem guru mata pelajaran, setiap guru mendapatkan tugas mengajar dua atau tiga mata pelajaran di kelas empat, lima atau enam. 3. Keadaan Siswa

Keadaan siswa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Berdasarkan informasi dari dokumen diperoleh data mengenai keadaan siswa yang dapat di lihat dalam tabel di bawah ini:

TABELIV

DATA SISWA MIN PANJANG AMBARAWA

No Tahun Ajaran Jumlah Siswa (per kelas Jumlah

I II III IV V VI

1 2004-2005 31 26 14 24 18 21 134

2 2005-2006 54 29 26 14 21 20 164

3 2006-2007 60 48 29 25 11 21 194

4 2007-2008 66 54 45 25 25 11 226

Adapun mengenai tamatan dari MIN Panjang di lihat dari empat tahun terakhir yaitu:

T A BELV

DATA TAMATAN SISWA MIN PANJANG AMBARAWA Tahun

ajaran

Tamatan

Rata-rata nilai UAS

Siswa yang melanjutkan

Jumlah Target Negeri Swasta Persen

2003-2004 14 100% 6,67 7 7 100%

2004-2005 21 100% 6,87 14 7 100%

2005-2006 20 100% 6,94 11 9 100%

2006-2007 21 100% 7,38 14 7 100%

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa jumlah tamatan dari MIN Panjang adalah siswa-siswa yang berprcstasi dimana mcreka scmua bisa lulus dan melanjutkan kc sckolah di alasnya yaitu SI TP.

4. Keadaan Fasilitas

Fasilitas yang diiniliki MIN Panjang Ambarawa dari catatan-calatan yang diperoleh dari dokumen adalah:

TABEL VI

FASILITAS YANG ADA DI MIN PANJANG AMBARAWA

No Nama Jumlah

ruang

Keterangan

1 Ruang kelas 9 Untuk kelas 1,2 dan 3 masing- masing ada 2 ruang kelas.

Untuk kelas 4,5 dan 6 masing- masing ada 1 ruang kelas.

Semua ruang kelas keadaannya baik. 2 Ruang kepala sckolah 1 Keaduannya baik

3 Ruang guru 1 Keadaannya baik

4 Ruang perpustakaan 1 Keadaannya baik

sedang dan 2 rusak berat.

10 Gudang 1 Keadaannya rusak sedang

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa sebagian besar keadaan fasilitas yang ada di MIN Panjang Ambarawa ini masih baik. Fasilitas yang kurang baik keadaannya dan mcmcrlukan perbaikan yaitu kamar kccil (WC)

dan gudang. Dengan demikian, fasilitas yang ada dapat membantu dalam

kelancaran kegiatan belajar mengajar. 5. Keuangan MIN Panjang Ambarawa

Kegiatan keuangan madrasah ini dikelola oleh bendahara madrasah. Berdasarkan catatan-catatan dalam dokumen diperoleh data bahwa rincian keuangan madrasah ini adalah :

TABEL VII

PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BIAYA SELAMA TAHUN PELAJARAN SEBELUMNYA (DALAM RUPIAH) Kincian pcncriniaan hiaya Rincian pengdiiaran hiaya

No Sumbcr dana Jumlah No Jenis pcngcluaran Jumlah

Saldo awa!

-1 Dari orang lua dan

masyarakat

! llnluk pclaksaoaan

IMJM

23305000 a. uang pangkal atau

bangku

2 Pengadaan saran

PBM

8390000 b. uang dari komite

sekolah

3 IJntuk gaji dan

kesra pegawai

105541124

c. uang iuran lainnya 20577000 4 Untuk pemelihc.raan

c. DBO

-d. beasiswa

-3 Pemerintah propinsi

-4 Pemerintah pusat 227170624

5 Lain-lain 3662000 Saldo akhir tahun

Jumlah penerimaan 251409624 Jumlah pengeluaran 251409624

Keuangan MIN panjang Ambarawa mendapat pemasukan dari uang

iuran, pemerintah pusat dan sumber lainnya. Sedangkan pengeluarannya digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengadaan dan pemeliharaan sarana sekolah, untuk gaji dan kesra pegawai, untuk kegiatan ektra-kurikuler, pengeluaran lain-lain dan untuk pembinaan profesional guru. Hal ini menunjukkan bahwa keuangan MIN Panjang Ambarawa sudah terprogram dengan baik dimana biaya pengeluaran tidak melebihi dari jumlah pemasukan.

6. Kurikulum MIN Panjang Ambarawa

Berdasarkan catatan-catatan dalam brosur diperoleh data bahwa kurikulum yang dipakai di MIN Panjang Ambarawa yaitu kurikulum dari DEPAG (Departemen Agama), kurikulum dari DIKNAS (Dinas Pendidikan Nasional) dan kurikulum dari madrasah ini. Kurikulum dari Depag yang diajarkan di MIN Panjang Ambarawa ini adalah mata pelajaran al qur’an

hadist, fiqih, aqidah akhlak, SKI (Sejarah Kebudayaan Islam), bahasa arab dan baca tulis al qur’an.

Kurikulum dari Diknas yang diajarkan di MIN Panjang Ambarawa antara lain mata pelajaran PKn, bahasa Indonesia, matematika, IPA (Ilmu Pendidikan Alam), IPS (ilmu Pendidikan Sosial), Kertangkes (ketrampilan dan kesenian) dan Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan). Sedangkan kurikulum dari madrasah ini adalah mata pelajaran muatan lokal yang terdiri dari mata pelajaran bahasa inggris dan bahasa jawa. Dengan memenuhi kurikulum dari Depag dan Diknas serta dari madrasah, MIN Panjang bisa dikatakan telah memenuhi standar kualitas pendidikan secara nasional dan agama.

Selain kurikulum yang sifatnya kurikuler, MIN Panjang Ambarawa memberikan program ekstrakurikuler yang sifatnya tambahan dan dapat dijadikan sebagai wahana menyalurkan bakat dan minat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan antara lain: kepramukaan, kesenian (seni tari dan rebana), dan baca tulis al qur’an.

B. Hasil Wawancara 1. Ss

: Sri Sumi Rahayu : Ss

: Kepala sekolah dan guru bahasa jawa : 4 September 2007

: Pengalaman mengajar sudah 27 tahun Nama Informan

Kode Responden

Guru kelas/ Bidang Studi Hari/tanggal Wawancara Pengalaman Kependidikan

2. di bidang personalia yaitu mengatur penerimaan guru bila ada guru yang pindah sehingga perlu ada guru sebagai penggantinya. Pada tahun ini saya menambah guru baru yaitu guru bahasa inggris untuk menambah

wawasan siswa di bidang bahasa.

1. Di bidang kepegawaian yaitu dalam pembagian guru kelas dengan

menempatkan guru yang memiliki sifat penyabar dan tekun sebagai guru kelas satu, dua dan tiga. Untuk kelas satu, dua dan tiga sistem pengajarannya klasikal, setiap kelas diajar oleh seorang guru. Sedangkan untuk kelas empat, lima dan enam sistem pengajarannya bersifat semi mata pelajaran, dimana seorang guru mengajarkan beberapa mata pelajaran di beberapa kelas. Selain itu, ada guru yang saya beri tugas sebagai bendahara, mengurusi kegiatan surat menyurat, pengurusan keluar masuk barang, pembukuan kelas (dilakukan oleh setiap guru), pengisian gaji guru, dan lain sebagainya. Di bidang inipun saya berikan kepada para guru tugas di bidang selain mengajar dengan tujuan untuk menambah keakraban antara guru dan siswa serta menambah wawasan dan kemampuan guru.

2. Mengenai perencanaan sebelum mengajar atau biasa disebut pembuatan RP (rencana pembelajaran) saya hanya memberikan silabusnya. Proses KBM saya ketahui dengan kunjungan kelas yang saya lakukan di luar kelas dan penilaian hasil belajar siswa saya serahkan sepenuhnya kepada guru dengan memberikan ketentuan atau kriteria dalam menilai siswa. 3. Saya melakukan kunjungan kelas, pembicaraan individual, kunjungan

antar kelas dan menilai sendiri. Kunjungan kelas saya lakukan dengan melihat cara mengajar guru dari luar kelas. Hal ini saya lakukan agar guru

Dokumen terkait