• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.3. Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Sektor Hulu dan Sektor Hilir Analisis keterkaitan dibagi menjadi dua, yaitu Backward linkage dan

6.3.2. Kepekaan Penyebaran (Forward Linkage)

Kepekaan penyebaran sering disebut dengan istilah daya penyebaran ke depan, yaitu suatu indeks yang menunjukan efek relatif yang disebabkan oleh perubahan output suatu sektor ekonomi yang akan menimbulkan perubahan output sektor-sektor lain yang menggunakan output dari sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Kepekaan penyebaran menunjukan kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor yang menggunakan output dari sektor tersebut atau disebut juga sektor hilir.

69 Tabel 18. Indeks Kepekaan Penyebaran Kota Bogor Tahun 2008 (Klasifikasi

9 sektor)

No Sektor Forward Linkage

1 Pertanian 0.063

2 Pertambangan 0.001

3 Industri Pengolahan 0.917

4 Listrik, Gas dan air bersih 0.595

5 Bangunan 1.681

6 Perdagangan, hotel dan restoran 1.178

7 Transportasi &Telekomunikasi 0.991

8 Keuangan dan Persewaan 2.087

9 Jasa 1.488

Sumber : Tabel Input Output Kota Bogor, 2008 (diolah)

Tabel 18. menunjukan nilai kepekaan penyebaran dari masing-masing sektor perekonomian yang ada di Kota Bogor. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa sektor pertanian memiliki nilai kepekaan penyebaran sebesar 0.063 dengan nilai kepekaan penyebaran yang kurang dari satu menunjukan bahwa sektor pertanian memiliki daya dorong yang rendah. Sektor pertanian kurang mampu mendorong pertumbuhan sektor-sektor hilirnya, hal ini disebabkan output dari sektor pertanian banyak dikonsumsi secara langsung. Akan tetapi sektor-sektor yang mempunyai nilai kepekaan penyebaran yang kecil bukan berarti tidak dapat diandalkan sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi wilayah.

Tabel 19. Indeks Kepekaan Penyebaran Subsektor Pertanian Kota BogorTahun 2008 (Klasifikasi 12 sektor)

No Sektor Forward Linkage

1 Tanaman Bahan Makanan 0.156

2 Hasil pertanian lain 0.000

3 Peternakan 0.041

4 Perikanan 0.023

Sumber : Tabel Input Output Kota Bogor, 2008 (diolah).

Pada subsektor pertanian Kota Bogor, sektor yang memiliki nilai kepekaan penyebaran terbesar adalah sektor tabaman. Dari hasil analisis kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran terlihat bahwa indeks kepekaan penyebaran

70 lebih rendah jika dibandingkan dengan koefisien penyebaran. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian lebih banyak dipengaruhi daripada mempengaruhi pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kota Bogor.

6.3.3 Analisis Multiplier

Analisis multiplier digunakan untuk mengetahui perubahan dari permintaan akhir terhadap suatu sektor terhadap pertumbuhan output, pendapatan, tenaga kerja dan seluruh sektor perekonomian di Kota Bogor. Analisis multiplier yang digunakan pada penelitin ini adalah analisis multiplier output, multiplier pendapatan dan multiplier tenaga kerja.

1. Multiplier Output

Nilai multiplier output adalah besar perubahan output yang dialami oleh semua sektor dalam perekonomian akibat permintaan akhir suatu sektor.. Untuk Kota Bogor sektor pertanian memiliki nilai multiplier output kedua terbesar setelah sektor pertambangan dan dapat dilihat pada Tabel.20

Tabel 20. Nilai Multiplier Output 9 Sektor Perekonomian Kota Bogor Tahun 2008

No Sektor Multiplier Output

1 Pertanian 2.441

2 Pertambangan 2.811

3 Industri Pengolahan 1.890

4 Listrik, Gas dan air bersih 1.944

5 Bangunan 1.496

6 Perdagangan, hotel dan restoran 1.307

7 Transportasi &Telekomunikasi 1.690

8 Keuangan dan Persewaan 2.799

9 Jasa 2.212

Sumber : Tabel Input Output Kota Bogor, 2008 (diolah).

Pada hasil pengolahan Tabel Input Output Kota Bogor tahun 2008 dapat dilihat bahwa sektor pertanian memiliki nilai multiplier output sebesar 2.441 dan dapat diartikan apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta

71 rupiah pada sektor pertanian maka akan meningkatkan jumlah output yang dihasilkan sektor tersebut dan sektor pertanian lain dalam perekonomian sebesar Rp 2 441 000

Tabel 21. Nilai Multiplier Output Subsektor Pertanian Kota Bogor Tahun 2008

No Sektor Multiplier Output

1 Tanaman Bahan Makanan 2.059

2 Hasil pertanian lain 2.973

3 Peternakan 2.482

4 Perikanan 2.371

Sumber : Tabel Input Output Kota Bogor, 2008 (diolah)

Berdasarkan Tabel 21. dapat dilihat bahwa pada subsektor pertanian seperti sektor tabaman, hasil pertanian lain, peternakan dan perikanan memiliki nilai multiplier output diatas 2. Sektor hasil pertanian lain memiliki nilai multiplier output terbesar pada sektor pertanian yaitu sebesar 2.973 yang berarti apabila terjadi kenaikan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah maka akan meningkatkan jumlah output yang dihasilkan sebesar Rp 2 973 000.

2. Multiplier Pendapatan

Nilai multiplier pendapatan menunjukkan besarnya pendapatan yang diterima oleh pekerja dan perusahaan yang bergerak pada suatu sektor, yang diakibatkan dari kenaikan barang atau jasa yang dihasilkan oleh sektor tersebut terhadap seluruh sektor perekonomian termasuk sektor pertanian sendiri. Dari hasil olahan Tabel Input Output Kota Bogor tahun 2008 maka dapat dilihat untuk sektor pertanian memiliki nilai multiplier pendapatan sebesar 15.124 yang berarti apabila terjadi kenaikan permintaan akhir sebesar satu juta pada sektor pertanian maka akan meningkatkan pendapatan semua sektor dalam sektor perekonomian termasuk sektor tersebut sebesar Rp 15 124 000.

72 Tabel 22. Nilai Multiplier Pendapatan 9 Sektor Perekonomian Kota Bogor

Tahun 2008

No Sektor Multiplier Pendapatan

1 Pertanian 15.124

2 Industri Pengolahan 2.231

3 Listrik, Gas dan air bersih 3.890

4 Bangunan 1.364

5 Perdagangan, hotel dan restoran 1.269

6 Transportasi &Telekomunikasi 1.677

7 Keuangan dan Persewaan 5.885

8 Jasa 1.964

Sumber : Tabel Input Output Kota Bogor, 2008 (diolah)

Berdasarkan Tabel 23. untuk subsektor pertanian dapat dilihat nilai multiplier pendapatan yang besar dimiliki oleh subsektor perikanan yaitu sebesar 34.548 yang memiliki arti apabila terjadi kenaikan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah maka maka akan meningkatkan pendapatan semua sektor dalam sektor perekonomian termasuk sektor tersebut sebesar Rp 34 548 000.

Tabel 23. Nilai Multiplier Pendapatan Subsektor Pertanian Kota Bogor Pertanian Kota Bogor Tahun 2008

No Sektor Multiplier

Pendapatan

1 Tanaman Bahan Makanan 5.638

2 Peternakan 10.591

3 Perikanan 34.548

Sumber : Tabel Input Output Kota Bogor, 2008 (diolah).

Perikanan yang dimaksud adalah budidaya ikan hias, usaha ikan hias selain tidak membutuhkan lahan yang luas keunggulan sektor ini adalah dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak sehingga pemerintah Kota Bogor memfokuskan untuk mengembangkan sektor ini sehingga dapat dikembangkan menjadi tujuan wisata. Nilai multiplier pendapatan sektor hasil pertanian lain tidak dimasukan dalam tabel karena memiliki nilai yang terlalu ekstreme karena adanya penurunan matriks koefisien teknis dari Tabel Input Output Kota Bandung tahun 2003.

73

3. Multiplier Tenaga Kerja

Nilai multiplier tenaga kerja menunjukan banyaknya kesempatan kerja yang diciptakan akibat dari kenaikan barang atau jasa yang dihasilkan dan pendapatan yang yang diterima oleh pekerja atau perusahaan dari suatu sektor terhadap seluruh sektor perekonomian Kota Bogor. Sektor yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dapat mengatasi jumlah pengangguran yang ada dalam suatu wilayah.

Tabel 24. Nilai Multiplier Tenaga Kerja Sektor Perekonomian Kota Bogor Tahun 2008

No Sektor Multiplier Tenaga

Kerja

1 Pertanian 2.440

2 Industri Pengolahan 2.512

3 Listrik, Gas dan air bersih 1.605

4 Bangunan 1.676

5 Perdagangan, hotel dan restoran 1.290

6 Transportasi &Telekomunikasi 3.564

7 Keuangan dan Persewaan 3.104

8 Jasa 1.733

Sumber : Tabel Input Output Kota Bogor, 2008 (diolah).

Berdasarkan Tabel 24. dapat dilihat bahwa sektor pertanian memiliki nilai multiplier tenaga kerja sebesar 2.440 yang berarti apabila terjadi peningkatan output pada sektor pertanian sebesar satu juta rupiah, maka akan menciptakan lapangan kerja sebanyak 2 orang pada semua sektor perekonomian. Nilai untuk sektor pertambangan tidak ditampilkan karena terdapat perhitungan yang ekstrem. Tabel 25. Nilai Multiplier Tenaga Kerja Subsektor Pertanian Kota Bogor

Pertanian Kota Bogor Tahun 2008

No Sektor Multiplier Tenaga

Kerja

1 Tanaman Bahan Makanan 2.022

2 Hasil pertanian lain 1.635

3 Peternakan 3.208

4 Perikanan 5.965

74 Sektor Perikanan merupakan sektor yang memiliki nilai multiplier tenaga kerja terbesar pada subsektor pertanian yaitu sebesar 5.965 yang berarti apabila terjadi kenaikan output pada sektor perikanan sebesar satu juta rupiah, maka akan menciptakan lapangan kerja sebanyak 6 orang pada semua sektor perekonomian di Kota Bogor.

Dokumen terkait