• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Nilai Tambah Bruto Kota Bogor tahun 2008 (klasifikasi 12 sektor)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Kontribusi Sektor Pertanian dalam Perekonomian Kota Bogor Tahun

6.1.2. Struktur Nilai Tambah Bruto Kota Bogor tahun 2008 (klasifikasi 12 sektor)

Struktur nilai tambah bruto kota Bogor dalam Tabel Input Output Kota Bogor tahun 2008 berasal dari 28 sektor dan diagregasi menjadi 12 sektor. Jumlah nilai upah dan gaji di Kota Bogor adalah sebesar Rp 1.4 triliun. Sektor pertanian hanya memiliki nilai upah dan gaji sebesar Rp 9.62 milyar. Untuk nilai upah dan gaji, sektor Perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan menempati peringkat pertama dan kedua dengan nilai upah dan gaji masing- masing sebesar Rp 556.8 milyar dan Rp 213.5 milyar. Dapat dilihat bahwa sektor Perdagangan, hotel dan restoran banyak berperan dalam perekonomian Kota Bogor.

Nilai penyusutan yang terbesar dalam perekonomian Kota Bogor dimiliki oleh sektor transportasi dan telekomunikasi yaitu sebesar Rp 161.1 milyar. Penyebab tingginya nilai penyusutan diakibatkan oleh umur kendaraan yang selalu berkurang sehingga dibutuhkannya biaya perawatan dalam peremajaan angkutan kota. Untuk dapat mengetahui struktur nilai tambah Bruto Kota Bogor secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 14.

61 Tabel 14. Struktur Nilai Tambah Bruto Kota Bogor Tahun 2008 (Milyar

Rupiah)

No SEKTOR Upah dan Gaji Surplus Usaha

Nilai (Rp) (%) Nilai (Rp) (%) 1 Tabaman 9.620 0.68 47.684 1.71 2 Hasil Pertanian Lain 1.000 0.07 3.000 0.11 3 Peternakan dan Hasil Lainnya 3.505 0.25 12.376 0.44 4 Perikanan 1.316 0.09 3,994 0.14 5 Pertambangan 0.112 0.01 0.843 0.03 6 Industri Pengolahan 213.551 15.06 329.987 11.80 7 Listrik, Gas dan

air bersih 32.429 2.29 248.257 8.88

8 Bangunan 152.842 10.78 92.608 3.31

9 Perdagangan, hotel dan restoran 556.833 39.28 1 552.865 55.55 10 Transportasi & Telekomunikasi 192. 451 13.58 324.408 11.60 11 Keuangan dan Persewaan 35.403 2.50 114.924 4.11 12 Jasa 218.536 15.42 64.714 2.31 Total 1 417.598 100.00 2 795.661 100.00

No SEKTOR Penyusutan Pajak Tidak Langsung

Nilai (Rp) (%) Nilai (Rp) (%) 1 Tabaman 0.672 0.15 0.586 0.26 2 Hasil Pertanian Lain 0.000 0.00 0.000 0.00 3 Peternakan dan Hasil Lainnya 0.395 0.09 0.279 0.12 4 Perikanan 0.270 0.06 0.177 0.08 5 Pertambangan 0.104 0.02 2.000 0.88 6 Industri Pengolahan 61.862 13.45 37.876 16.59 7 Listrik, Gas dan

air bersih 30.126 6.55 0.430 0.19

8 Bangunan 23.319 5.07 16.618 7.28

9 Perdagangan, hotel dan restoran 160.897 34.99 148.145 64.87 10 Transportasi & Telekomunikasi 161.168 35.05 14.082 6.17 11 Keuangan dan Persewaan 12.142 2.64 6.679 2.92 12 Jasa 8.923 1.94 1.494 0.65 Total 459.879 100.00 228.366 100.00

62 Jumlah surplus usaha di Kota Bogor dalam perekonomian Kota Bogor pada Tahun 2008 adalah sebesar Rp 2.8 triliun. Sektor pertanian Kota bogor memiliki nilai surplus usaha sebesar 47.68 milyar, apabila sektor pertanian lebih dikembangkan maka akan dapat memberikan nilai surplus usaha yang lebih besar. Nilai surplus usaha terbesar dimiliki oleh sektor Perdagangan, hotel dan restoran dan industri pengolahan dengan nilai masing-masing sebesar 1.5 triliun dan 330 milyar. Tingginya nilai surplus usaha sektor perdagangan menandakan bahwa Kota Bogor memiliki lingkungan perekonomian yang ramah dan mendukungnya tumbuhnya sektor perdagangan kecil dan menengah. Nilai penyusutan sektor pertanian hanya sebesar Rp 0.67 milyar. Jumlah nilai penyusutan di Kota Bogor dalam perekonomian tahun 2008 adalah sebesar Rp 460 milyar.

Komponen akhir lainnya dari struktur nilai tambah bruto adalah pajak tidak langsung. Jumlah nilai pajak tidak langsung di Kota Bogor adalah sebesar Rp 228.36 milyar. Sektor pertanian Kota Bogor memiliki nilai pajak tidak langsung sebesar Rp 0.586 milyar. Nilai pajak tidak langsung terbesar dimiliki oleh sektor Perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar Rp 148.1 milyar dan industri pengolahan memiliki nilai pajak tidak langsung sebesar Rp 37.8 milyar. 6.2. Pembiayaan Pertanian dalam Struktur APBD Kota Bogor

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang

63 undangan. Berdasarkan strukturnya, belanja dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung.

Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Sedangkan belanja tidak langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait secra langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil dan keuangan tak terduga.

Menurut Kepmendagri No.29 Tahun 2002 struktur belanja dibagi menjadi tiga bagian yaitu untuk aparatur dan pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, serta belanja tidak tersangka. Belanja aparatur dan pelayanan publik terdiri dari belanja administrasi umum. Belanja operasional dan pemeliharaan, serta belanja modal. Dalam penelitian ini, akan dilihat struktur belanja berdasarkan Kepmendagri No. Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. APBD Sektor Pertanian Kota Bogor Tahun 2005-2012

No Tahun Belanja Administrasi Umum Belanja Operasional dan Pemeliharaan (non DAK) Dana Alokasi Khusus (DAK) Total APBD Sektor Pertanian 1 2005 - 1 954 599 150 - 1 954 599 150 2 2006 - 5 436 487 750 1 463 000 000 6 899 487 750 3 2007 145 856 000 7 408 575 125 1 476 100 000 9 030 531 125 4 2008 365 806 000 3 520 758.000 881 000 000 4 767 564 000 5 2009 282 781 600 2 603 410 000 - 2 886 191 600 6 2010 297 092 000 4 493 116 000 - 4 790 208 000 7 2011 292 586 000 3 000 966 000 3 791 620 000 7 085 172 000 8 2012 841 379 600 10 831 971 425 350 000 000 11 673 351 025

64 Berdasarkan Tabel.15 dapat dilihat bahwa, Jumlah APBD sektor pertanian Kota Bogor mengalami fluktuasi dikarenakan program-program kegiatan yang dilaksanakan pada setiap tahun terdapat perbedaan sehingga jumlah dana yang dianggarkan sesuai dengan kebutuhan program tersebut. Belanja administrasi umum terdiri belanja pengelolaan gaji tenaga kerja kontrak, dan pemeliharaan inventaris rumah tangga SKPD. Sedangkan Belanja Operasional dan Pemeliharaan (BOP) berkaitan langsung dengan kegiatan operasional suatu program yang telah direncanakan. Program yang dianggap menjadi suatu program prioritas, dalam pembiayaannya akan dibantu dengan adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dimasukan dalam anggaran BOP. Semua program kegiatan dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Sistem Usaha Agribisnis.

DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu yang memenuhi kriteria yang ditetapkan setiap tahun untuk mendapatkan alokasi DAK dan tidak semua daerah mendapatkan alokasi DAK. Fungsi DAK adalah untuk membantu pembiayaan kebutuhan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas utama. Kota Bogor mendapatkan DAK pada bidang pertanian dan perikanan, karena sektor ini memiiki potensi yang besar untuk dikembangkan dan dapat mensejahterakan masyarakat.

Pada tahun 2005 jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 1.95 milyar untuk pelaksanaan 18 program kegiatan. Pada tahun 2006 jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 6.9 milyar untuk pelaksanaan 23 program kegiatan. Pada tahun 2007 Kota Bogor mendapat DAK sebesar Rp 1.47 milyar sehingga jumlah

65 APBD sektor pertanian mencapai Rp 9 milyar untuk pelaksanaan 25 kegiatan. DAK diberikan pada bidang pertanian dan perikanan. Pada tahun 2008 jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 4.77 milyar termasuk didalamnya DAK pertanian, kelautan dan perikanan serta dana pendamping yang seluruhnya berjumlah 0.88 milyar untuk pelaksanaan 23 program kegiatan.

Pada tahun 2009 jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 2.89 milyar unruk pelaksanaan 20 program kegiatan. Pada tahun 2010 jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 4.8 milyar untuk pelaksanaan 25 program kegiatan. Pada tahun 2011, jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 7 milyar untuk pelaksanaan 20 program sedangkan untuk tahun 2012 jumlah APBD sektor pertanian di Kota Bogor sebesar Rp 11.67 milyar untuk pelaksanaan 29 program kegiatan pertanian.

APBD sektor pertanian digunakan untuk pembiayaan pelaksanaan program pertanian dalam mewujudkan visi Dinas Pertanian Kota Bogor “Mewujudkan Agribisnis Perkotaan untuk Mendukung Bogor Kota Perdagangan”. Program yang dilaksanakan mengacu pada tiga program dasar yaitu program peningkatan produksi pertanian, program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak serta program peningkatan pemasaran hasil produk pertanian. Untuk melihat lebih detail struktur pembiyaan pembangunan pertanian Kota bogor maka dapat dilihat pada Gambar 8.

66

Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor, 2012 (diolah)

Gambar 8. APBD Sektor Pertanian Kota Bogor (diolah) Tahun 2005-2012

Apabila dalam sektor pertanian terjadi kenaikan belanja pemerintah maka akan menggeser pengeluaran yang direncanakan ke atas, kenaikan belanja pemerintah sebesar ∆G meningkatkan pengeluaran yang direncanakan sebesar jumlah itu untuk semua tingkat pendapatan. Kenaikan dalam pendapatan ∆Y melebihi kenaikan belanja pemerintah ∆G, jadi kebijakan fiskal dapat memiliki dampak pengganda terhadap pendapatan. Untuk itu diperlukan dukungan dari pemerintah Kota Bogor untuk sektor pertanian berupa representasi jumlah anggaran belanja yang dikeluarkan.

6.3. Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Sektor Hulu dan Sektor Hilir

Dokumen terkait